Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan Agama

Islam
SUNNAH

Dosen Pengampu:
Jimi Haryanto,M.Pd.I Kelompok 8
Novi Andriani (21010014)
Murna (21010013)
A. Pengetian Sunnah

1. Secara etimologi Makna kata sunnah adalah perbuatan yang semula belum pernah dilakukan kemudian
diikuti oleh orang lain, baik perbuatan yang terpuji maupun yang tercela. Sabda rasulullah SAW :yang
Artinya: “Barang siapa yang membiasakan sesuatu yang baik didalam Islam,maka ia menerima
pahalannya dan pahala orang-orang sesudahnya yang mengamalkannya”. (H.R. Muslim )

2. Secara terminologiPengertian sunnah bisa dilihat dari tiga disiplin ilmu ;

a. Ilmu haditsSegala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan,
maupun ketetapannya.

b. Ilmu ushul fiqhiSegala yang diriwayatkan dari Nabi SAW berupa perbuatan, perkataan, danketetapan
yang berkaitan dengan hukum.

C.. Ilmu fiqhiSalah satu hukum takhlifi, yang berarti suatu perbuatan yang akan mendapatkan pahala bila
dikerjakan dan tidak berdosa apabila ditinggalkan.Para ulama islam mengutip kata Sunnah dari al-Qur’an
dan bahasa Arab yang mereka gunakan dalam artian khusus yaitu: ”cara yang biasa dilakukan dalam
pengamalan agama”.
B. Macam-Macam Sunnah

1. Pembagian sunnah dari segi bentuknya:a.

a. Sunnah Qauliyyah

Adalah ucapan lisan dari Nabi Muhammad SAW yang didengar oleh sahabat beliau dan disampaikannya
kepada orang lain.Contoh sunnah qauliyyah: yang Artinya: Dari Annas ra, dari Nabi SAW, beliau
bersabda:”Belum beriman salah seorang dari kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya”.

b. Sunnah Fi’liyah

Adalah semua perbuatan dan tingkah laku Nabi Muhammad SAW yang dilihatatau diketahui atau
diperhatikan oleh sahabat, kemudian disampaikan kepadaorang lain dengan ucapannya.Contoh sunnah
fi’liyah: Yang Artinya: Dari ubbad bin tamim, dari pamannya, ia berkata: “Saya melihat Rasullah SAW pada
hari beliau keluar untuk melaksanakan shalat gerhana matahari, katanya: “Maka beliau membalikkan
tubuhnya membelakangi jama’ah menghadap kiblat dan berdoa, kemudian beliau membalikkan
selendangnya,kemudian beliau shalat bersama kami dua rekaat dengan menjaharkan bacaannya pada
kedua rekaat itu”.
c. Sunnah Taqririyah
Adalah perbuatan seorang sahabat atau ucapannya yang dilakukan di hadapan atausepengetahuan Nabi
Muhammad SAW, tetapi tidak ditanggapi atau dicegah oleh Nabi, namun Nabi diam, maka hal ini
merupakan pengakuan dari Nabi

C. Periwayatan Sunnah

Ketiga macam Sunnah tersebut (qauliyah, fi’liyah dan taqririyah) disampaikan dan disebarluaskan oleh
yang melihat, mendengar, menerima dan yang mengalaminya dari Nabi secara beranting melalui
pemberitaan atau khabar,hingga sampai kepada orang yang mengumpulkan, menuliskan dan yang
membukukannya .

Kekuaan suatu khobar di teantukan oleh bebrapa faktor:


1. Sanad nya besambung
2. Perawinya dhobit (kuat hafalannya)
3. Tidak cacat
E.Fungsi Sunnah
Dalam uraian tentang al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat-ayat hukum dalam al-Qur’an
adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah belum dapat dilaksanakan tanpa penjelasan dari
Sunnah. Dengan demikian fungsiSunnah yang utama adalah untuk menjelaskan al-Qur’an. Dengan
demikian bila al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum fiqh,maka Sunnah disebut sebagai bayani.

. Dalam kedudukannya sebagai bayani dalam hubungannya dengan al-Qur’an, ia menjalankan fungsi
sebagai berikut:

1.Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam al-Qur’an atau disebut fungsi ta’kid
dan taqrir.Dalam bentuk ini Sunnahhanya seperti mengulangi apa-apa yang tersebut dalam al-
Qur’an.Umpamanya firman Allah dalam surat al-baqarah (2): 110:Dan diriknlah shalat dan tunaikanlah
zakat....
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam al-Qur’an dalam hal:

a.. Menjelaskan arti yang masih samar dalam al-Qur’an


b. Merinci apa-apa yang dalam al-Qur’an disebutkan secara garis besar
c. Membatasi apa-apa yang dalam al-Qur’an disebutkan secara umum
d. Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam al-Qur’an

3. Menetapkan sesuatu hukum dalam Sunnah yang secara jelas tidak terdapatdalam al-Qur’an.

Dengan demikian kelihatan bahwa Sunnah menetapkan sendirihukum yang tidak ditetapkan dalam al-
Qur’an. Fungsi Sunnah dalam bentuk inidisebut “itsbat”atau “insya”. Sebenarnya bila diperhatikan
dengan teliti akan jelas bahwa apa yangditetapkan Sunnah itu pada hakikatnya adalah penjelasan
terhadap apa yangdisinggung al-Qur’an atau memperluas apa yang disebutkan al-Qur’an secara terbatas.

Anda mungkin juga menyukai