Anda di halaman 1dari 54

DEMAM TIFOID

IMUNOLOGI KLINIK 2 November 2010

DAVID RUSTANDI
MELDA S.
DEFINISI
Tifoid:
• Penyakit infeksi pada
usus halus.
• Disebabkan infeksi
bakteri Salmonella typhi.
• Endemik di Indonesia
dan merupakan penyakit
menular
PATOGENESIS
• Masuknya kuman Salmonella typhi ke dalam
tubuh manusia terjadi melalui makanan yang
terkontaminasi kuman.
• Kuman sebagian akan dimusnahkan dalam
lambung, namun sebagian akan masuk ke usus
dan berkembangbiak.
PATOGENESIS
• Bila respon imun imunitas humoral mukosa
(IgA) usus kurang baik kuman akan
menembus sel-sel epitel dan selanjutnya ke
lamina propria.
• Lamina propia  berkembang biak dan akan
difagosit terutama oleh makrofag.
PATOGENESIS
• Kuman dapat hidup dan berkembangbiak dalam
makrophag  plaque peyeri ileum distal dan ke
kelenjar getah bening mesenterika.
• Melalui duktus torasikus  sirkulasi darah
(terjadi bakteremia pertama yang asimptomatik)
dan menyebar ke seluruh organ
retikuloendotelial tubuh terutama hati dan
limpa.
PATOGENESIS
• Di organ-organ ini kuman akan meninggalkan
sel-sel fagosit dan akan berkembangbiak diluar
sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk
ke sirkulasi darah lagi dan terjadilah bakteremia
kedua disertai tanda/ gejala penyakit infeksi
sistemik.
The events of salmonellosis

Figure 20.13
Patofisiologi
MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
• Respon imun non spesifik dan respon imun
spesifik.
• Beberapa hari setelah pemaparan bakteri S.typhi
 respon imun primer yang ditandai dengan >>
kadar IgM (hari ketiga setelah timbul gejala) 
mencapai kadar puncak 1-2 minggu menurun
sampai akhirnya tidak terdeteksi + 4 bulan.
MANIFESTASI KLINIS
• Minggu I: demam, nyeri kepala, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
• Sifat demam: meningkat perlahan-lahan
terutama meningkat pada sore/malam hari.
• Minggu II: demam, bradikardi relatif, lidah yang
berselaput, hepatosplenomegali, meteroismus,
gangguan mental berupa somnolen, stupor,
koma dan delirium.
KOMPLIKASI
• Komplikasi intestinal: perdarahan atau perforasi
usus
• Komplikasi ekstra intestinal: DIC, pleuritis,
hepatitis, glomerulonefritis,miokarditis dan
sepsis.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hematologi, urinalisis, kimia klinik, imunologi,
mikrobiologi, dan biologi molekular.
• Tujuan: membantu menegakkan diagnosis
(bahkan menjadi penentu diagnosis),
menetapkan prognosis, memantau perjalanan
penyakit dan hasil pengobatan serta timbulnya
penyulit.
HEMATOLOGI
• Anemia, jumlah leukosit N/</>,
trombositopenia, hitung jenis biasanya normal
atau sedikit bergeser ke kiri, mungkin
didapatkan aneosinofilia dan limfositosis relatif,
terutama pada fase lanjut.
• Leukopenia dan limfositosis relatif menjadi
dugaan kuat diagnosis demam tifoid.
URINALISIS
• Protein : bervariasi, (-) – (+).
• Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat
kemungkinan terjadi penyulit.
KIMIA KLINIK
• Peningkatan kadar SGOT dan SGPT dengan
gambaran peradangan hati ringan sampai
hepatitis akut.
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
• tes imunitas yang ditimbulkan oleh kuman
Salmonella typhi / paratyphi.
• demonstration of agglutinating antibodies
against antigens O-somatic and H-flagellar in
the blood.
IMUNOLOGI
STRUKTUR ANTIGEN PADA S. TYPHI:
• O (SOMATIC) ANTIGEN:
• Antigen yang mempresentasikan rantai tambahan
pada lapisan lipopolisakarida dinding sel bakteri.
• Bersifat hidrofilik.
• Tahan terhadap panas (sampai 100ºC untuk 2,5
jam).
• Tahan terhadap alkohol (ethanol 96% pada suhu
37ºC untuk 4 jam).
• Tidak terpengaruh oleh adanya 1,2% formaldehida.
IMUNOLOGI
STRUKTUR ANTIGEN PADA S. TYPHI:
• H (FLAGELLAR) ANTIGEN:
• Mempresentasikan kelompok protein flagelar.
• Tidak tahan terhadap pemanasan dan alkohol.
• Dapat diawetkan pada formaldehid 0,04-0,2%.
• Antibody terhadap antigen H dalam tubuh tanpa
gejala klinis  memiliki imunitas terhadap
antigen ini.
IMUNOLOGI
STRUKTUR ANTIGEN PADA S. TYPHI:
• Vi- ANTIGEN:
• Antigen yang terdapat pada bagian luar dinding
sel, polisakarida asidic (+).
• Menentukan virulensi, melindungi bakteri dari
fagositosis dan aktivitas bakterisidal dalam serum.
• Tidak tahan terhadap panas.
• Antigen Vi (+) tanpa adanya gejala
 keadaan karier.
IMUNOLOGI
STRUKTUR ANTIGEN PADA S. TYPHI:
• M-ANTIGEN:
• Antigen ekstraselular.
• Dihasilkan oleh S. paratyphi B yang membentuk
koloni mukoid ketika dibiakan dan dibiarkan
pada suhu kamar untuk beberapa hari setelah
diinkubasi.
• Menghambat aglutinasi antibody O.
IMUNOLOGI
STRUKTUR ANTIGEN PADA S. TYPHI:
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
Interpretation result:
• Baseline titre of the population must be known
before attaching significance to the titres.
• The antibody levels of individuals in a population
of a given area give the baseline titre.
• A titre of 100 or more for O antigen is considered
significant and a titre in excess of 200 for H
antigens is considered significant.
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
Interpretation result:
• Timing of test is important, as antibodies begin to
arise during end of first week.
• The titres increase during second, third and
fourth week after which it gradually declines.
• The test may be negative in early part of first
week.
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
Interpretation result:
• Single test is usually of not much value.
• A rise in titre between two sera specimens is more
meaningful than a single test.
• If the first sample is taken late in the disease, a
rise in titre may not be demonstrable.
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
Interpretation result:

• Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 ,


1/320 , 1/640.

• Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) :


dinyatakan (+).

• Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan,


apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
IMUNOLOGI
Widal Slide Diagnosis Demam Tifoid:
Interpretation result:
• Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640,
langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan
gejala klinis khas.
• ANTIBODI terhadap Antigen O : setelah 6 sampai
8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.
IMUNOLOGI
ELISA Salmonella typhi/ paratyphi lgG dan lgM
• Rapid Test
• diagnosis Demam Typhoid/ Paratyphoid
dinyatakan : bila lgM positif menandakan infeksi
akut dan jika lgG positif menandakan pernah
kontak/ pernah terinfeksi/ reinfeksi/daerah
endemik.
ELISA
• Tujuan: Mendeteksi antibodi IgG, IgM dan IgA
terhadap antigen LPS O, antibodi IgG terhadap
antigen flagella d (Hd) dan antibodi terhadap
antigen Vi S.typhi.
IMUNOLOGI
Tes Tubex (TUBEX-TF)
Prinsip : Mengukur kemampuan serum antibodi
Ig M dalam menghambat reaksi antara
antigen dan monoklonal antibodi.
IMUNOLOGI
Tes Tubex (TUBEX-TF)

• Tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif


menggunakan partikel yang berwarna untuk
meningkatkan sensitivitas.
• Spesifisitas ditingkatkan dengan menggunakan
antigen O9 yang benar-benar spesifik yang
ditemukan pada Salmonella serogrup D.
Salmonella typhi - schematic structure

LPS (lipo-
polysaccharide)
with the O9
antigen

tc
IMUNOLOGI
Tes Tubex (TUBEX-TF)
• Hanya mendeteksi antibodi IgM dan tidak
mendeteksi antibodi IgG.
• Mempunyai sensitivitas dan spesifisitas lebih
baik daripada uji Widal.
Komposisi reagen dari TUBEX-TF :
• Reagen kemerahan berisi partikel magnetik yang
dilapisi antigen LPS S.Typhi.
• Reagen biru berisi partikel latex yang dilapisi
S.Typhi antibodi LPS (O9).
MIKROBIOLOGI
Gall Culture
• baku emas (gold standard).
• Hasil (+): pertumbuhan (+)  D/ Demam Tifoid.
• Hasil (-): pertumbuhan (-)  belum tentu bukan
demam tifoid.
MIKROBIOLOGI
Gall Culture
• Hasil negatif palsu:
▫ jumlah darah terlalu sedikit kurang dari 2mL
▫ darah tidak segera dimasukan ke dalam media Gall
(darah dibiarkan membeku dalam spuit sehingga
kuman terperangkap di dalam bekuan)
▫ saat pengambilan darah masih dalam minggu 1
sakit, sudah mendapatkan terapi antibiotika, dan
sudah mendapat vaksinasi.
BIOLOGI MOLEKULER
Teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction):
• Dilakukan perbanyakan DNA kuman yang
kemudian diindentifikasi dengan DNA probe yang
spesifik.
• Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang
terdapat dalam jumlah sedikit.
• Spesimen yang digunakan dapat berupa darah,
urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi.
TERIMA KASIH
Etiologi
Paparan
Pola Demam
Kekurangan Felix-Widal Test
Kesimpulan
- Gejala klinis demam tifoid bervariasi banyak.

- Isolasi kuman Salmonella enterica serovar Typhi


tetap baku emas standar diagnosa demam tifoid.

- Pemeriksaan serologis Felix-Widal bukan


pemeriksaan penunjang utama.

- Pemeriksaan serologi berbasis deteksi antibodi


spesifik pada demam tifoid, mempunyai
ketepatan diagnosis yang tinggi.
Metode Inhibisi Magnetik
• Disebut juga TUBEX-TF.
• Tujuan : Mendeteksi anti-O9 antibodi Ig M pada
serum pasien.
• Prinsip : Mengukur kemampuan serum antibodi
Ig M dalam menghambat reaksi antara antigen
dan monoklonal antibodi.

Anda mungkin juga menyukai