Anda di halaman 1dari 74

MASALAH KULIT PADA GERIATRI

Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK (K),


FINSDV
Obyek Pembelajaran
• Mengenal masalah-masalah kulit pada geriatri
• Memahami perubahan fungsi kulit yang terjadi pada
geriatri
• Mengetahui tentang gambaran histologi dan fisiologi kulit
pada geriatri
• Mengetahui perubahan-perubahan klinis yang terjadi pada
geriatri
• Mengetahui faktor-faktor yang memicu penuaan pada
geriatri
• Mengetahu penyakit-penyakit kulit yang dapat timbul pada
geriatri
• Mengetahui perawatan kulit pada geriatri
No
SKDI
Penyakit
2012 Kompetensi
1. Erisipelas 4A
2. Impetigo 4A
3. Folikulitis 4A
4. Scabies 4A
5. Tinea 4A
6. Herpes zoster 4A
7. Acrochordons (skin tag) 1
8. Lentigo 2
9. Keratosis seboroik 2
10. Melanoma maligna 1
11. Squamous cell carcinoma 2
12. Basal cell carcinoma 2
13. Pemphigoid bullosa 2
14. Erupsi obat 4A
Pendahuluan
• Di negara berkembang maupun negara maju,
jumlah dan proporsi orang lanjut usia
mengalami peningkatan.
• Jumlah orang berusia > 65 tahun diperkirakan
akan meningkat sebesar 71 juta jiwa pada
tahun 2030  kesehatan orang berusia
semakin menjadi perhatian, termasuk
kesehatan kulit
PENUAAN

Suatu proses penurunan yang progresif pada kapasitas


maksimal fungsional dan residual semua organ dalam
tubuh , termasuk kulit.

Penurunan fungsi alami terjadi di kulit ini kadang


bergabung dan dipicu oleh faktor lingkungan, seperti
ultraviolet (UV) dan radiasi infrared (IR) dan juga oleh
karsinogen lingkungan yang terdapat pada udara
berpolusi di kebanyakan pusat perkotaan
Fungsi Kulit Yang menurun Pada Orang
Lanjut Usia
• Fungsi sawar kulit (Barrier) • Penggantian sel
• Pembersihan bahan kimia • Perbaikan DNA
• Hidrasi epidermis • Respon imun
• Proteksi mekanis • Produksi sebum
• Persepsi sensoris • Produksi keringat
• Termoregulasi • Produksi vitamin D
• Penyembuhan luka
Gambaran Histologis Kulit yang Menua
Epidermis Dermis Adneksa
Dermoepidermal junction Atrofi (hilangnya volume Depigmentasi rambut
mendatar dermis) (rambut uban/canitis/ hair
graying)
Rambut rontok
Penurunan ketebalan Fibroblas lebih sedikit Perubahan rambut
terminal ke rambut velus
Bentuk dan ukuran sel Sel mast lebih sedikit Lempeng kuku abnormal
bervariasi
Inti kadang atipik Pembuluh darah lebih Kelenjar lebih sedikit
sedikit
Melaosit lebih sedikit Lengkung kapiler lebih
pendek
Sel langerhans lebih sedikit Ujung saraf abnormal
• Atrofi pada tempat tertentu di jaringan
subkutan yaitu:
wajah
bagian dorsal lengan
bagian depan betis
bagian dorsal kaki
PENUAAN

Terjadi pada tingkat sel dan mencerminkan baik


itu program genetik maupun kerusakan
lingkungan yang terjadi secara kumulatif

INTRINSIK EKSTRINSIK
PENUAAN KULIT INTRINSIK
 Perubahan kulit yang terjadi pada penuaan
mengarah pada penurunan bertahap fungsi
fisiologis
 Tak terelakkan
 Perubahan pada daerah kulit yang terlindung
sinar matahari
 Perubahan besar pada tampilan kulit termasuk
kekeringan (kasar), kerutan, kerapuhan kulit,
dan berbagai neoplasma jinak.
 Kulit yang tua tidak elastis dan penyembuhan
setelah luka lebih lambat.

 Terdapat penurunan estrogen dan


progesteron kulit kering, atrofi dermis,
kerusakan kolagen dan hilangnya elastisitas
kulit
PENUAAN KULIT EKSTERNAL

Disebut juga

PHOTOAGING
 Proses penuaan ekstrinsik faktor eksternal
80% oleh paparan sinar matahari, selain itu
- merokok
- penggunaan alkohol berlebihan
- gizi buruk
- pola hidup tidak sehat
- pola makan tidak sehat
 Photoaging muncul terutama di daerah yang
terpapar sinar matahari seperti wajah, dada
dan ekstensor permukaan lengan  sinar UV
 Sinar UV akan meningkatkan jumlah reactive
oxygen species (ROS), memicu sitokin dan
faktor inflamasi enzim protease yang
mendegradasi kolagen dan jaringan fiber
matriks seluler
 ROS  menurunkan produksi prokolagen
PHOTOAGING
Clinical Histologic
Kulit kering(kasar) Penurunan kepadatan stratum korneum,
penurunan ketebalan lapisan sel granular,
menurunnya ketebalan epidermis,
penurunan kandungan musin epidermis
Actinic keratoses Nuclear atypia, kehilangan keteraturan,
pematangan keratinosit progresif;
hiperplasia epidermis ireguler dan/or
hipoplasia; terkadang inflamasi dermis
Pigmentasi ireguler :
Kulit berbintik-bintik Pengurangan atau penurunan jumlah
melanosit, terutama yang hipertrofik, juga
DOPA positive
Lentigo Perpanjangan penonjolan epidermis ke
dermis (epidermal rete ridges); peningkatan
jumlah dan melanisasi melanosit
Hiperpigmentasi difus ireguler (bronzing) Peningkatan jumlah melanosit
Clinical Histologic
Keriput :
Alur normal kulit Tidak terdeteksi
Alur kulit dalam Kontraksi septum pada lapisan lemak
subkutan
Stellate pseudoscars Hilangnya pigmentasi epidermis,
mengubah fragmentasi kolagen dermal
Elastosis (fine nodularity and/or Agregasi nodular dari material fibrous
coarseness) sampai amorphous di papila dermis
Inelastisitas Elastotic dermis
Telangiektasia Pembuluh ektatik sering dengan dinding
atrofi
Venous lakes Pembuluh ektatik sering dengan dinding
atrofi
Purpura (memar ringan) Ekstravasasi eritrosit dan peningkatan
inflamasi perivaskular
Comedones (maladie de Favre et Ektasia dari orificium folikular
Racouchot) pilosebaseus
Sebaceous hyperplasia Hiperplasia konsentrik dari kel.sebasea
PENYEBAB LAIN DARI AGING
EKSTERNAL
• Merokok  penuaan, • Merokok 
khususnya pada wanita, berkurangnya
dengan korelasi kandungan air stratum
langsung antara jumlah corneum dan akselerasi
rokok yang digunakan hidroksilasi estradiol 
dengan keparahan pengurangan estrogen
kerutan dan diskolorasi pada kulit  kekeringan
keabu-abuan. dan atrofi kulit.
 Asap rokok  Akan muncul kerutan
menyebabkan dalam yang dapat
perubahan biokimia berkurang dengan
yang mempercepat menghentikan
proses penuaan kebiasaan merokok
 Perokok   Merokok meningkatkan
kemampuan insidensi dan tingkat
penyembuhan luka yang keparahan kanker kulit ,
buruk dibandingkan dengan
bukan perokok yang
memiliki faktor risiko
yang sama
Radikal Bebas  molekul yang mengandung
elektron yang tidak berpasangan pada orbit
terluar, disebut juga prooksidan, memiliki sifat
reaktif, namun dalam jumlah sedikit bermanfaat
untuk tubuh, yaitu:
 ROS : reactive oxygen species : superoksida
(O2*), hidroxil (OH*), peroksil (RO2*), alkoksil
(RO*), hidroperoksil (HO*)
 RNS : reactive nitrogen species
 Sumber radikal bebas  Sumber radikal bebas
bisa berasal dari eksternal  polusi,
internal proses radiasi UV, zat kimia,
respirasi dan rokok dan alkohol
metabolisme
Antioksidan  senyawa yang dapat
memperlambat atau mencegah atau menangkal
interaksi oksidan dengan target molekulnya,
terdiri dari 2 antioksidan:
1. Antioksidan endogen/primer (antioksidan
yang dihasilkan oleh tubuh: SOD (superoxide
dismuutase), catalase, GPx (glutathione
peroxidase)
2. Antioksidan eksogen/sekunder (antioksidan
yang didapat dari luar tubuh/makanan):
astaxanthin, Vit. C, E, A, beta-carotene,
lycopene, polyphenol, selenium, zinc, dll
Stress oksidatif  Pada stress oksidatif 
keadaan dimana jumlah peroksidasi lemak,
radikal bebas melebihi kerusakan struktur
kapasitas netralisasi primer, kerusakan DNA
antioksidan (free kerusakan sel yang
radicals – antioxidant mengakibatkan
imbalance) penuaan dini, kanker,
neurodegeneratif,
aterosklerosis, DM,
infertilitas, preeklamsia,
katarak, osteoartritis, dll
Perawatan Kulit Pada Geriatri
• Sabun tanpa parfum dengan pH seimbang
• Air hangat-hangat kuku
• Keringkan daerah lipatan kulit
• Lotion lanolin
• Penggunaan reguler emolien (baby oil)
• Tidak mandi terlalu sering
• Menyisir rambut setiap hari
• Perawatan kuku dan callus
• Shampo sesuai keperluan untuk kebersihan dan
kenyamanan
• Rawat luka segera
• Kaus kaki, sweaters, selimut, dan baju berlapis
akan membantu meringankan perasaan dingin.
RELEVANSI PENYAKIT KULIT PADA GERIATRI

Penuaan  meningkatnya kerentanan terhadap


penyakit dan cidera.

Prevalensi lebih tinggi pada penyakit sistemik 


diabetes, insufisiensi vaskular, dan berbagai
sindrom neurologis, yang menyebabkan
peruahan fisiologis pada kulit itu sendiri.
TUMOR
• Pertumbuhan proliferatif jinak  khas pada
kulit yang menua
• Akrokordon, cherry angioma, keratosis
seboroik, dan lentigo  mulai muncul pada
usia pertengahan dan semakin banyak pada
hampir semua orang berusia > 65 tahun
Patofisiologi Kelainan Kulit Pada Geriatri
Kelainan Patofisiologi

Neoplasia benigna Hilangnya hemostasis epidermal fokal yang


Keratosis seboroik menyebabkan peningkatan endothelin-1

Neoplasia maligna
Karsinoma sel skuamosa dan keratosis Ultraviolet-induced DNA damage
actinik
Karsinoma sel basal Kapasitas perbaikan DNA berkurang
Melanoma maligna Kerusakan DNA terkait usia kumulatif
Karsinoma sel Merkel Kapasitas perbaikan DNA berkurang:
polyoma virus
Angiosarcoma

Kelainan papuloskuamosa Perubahan pada lingkungan pasien


Psoriasis menyebabkan pengobatan sistemik
kobnerisasi
Xerosis/ dermatitis asteatonik Gangguan maturasi epidermal
(pengurangan produksi fillagrin dan/atau
perubahan profil lipid)
Pengurangan kandungan air di lapisan luar
stratum korneum
Transit korneosit melambat

Pruritus Penetrasi iritan melalui stratum korneum


yang rusak

Perubahan ambang sensoris (neuropathy)


Gangguan metabolik
Gangguan endokrin
Neoplasma maligna
Reaksi obat
Infestasi parasit
Infeksi Kesehatan kulit yang terganggu merupakan faktor
predisposisi pertumbuhan organisme infektif.
Penurunan sistem imun yang terkait usia
Kelainan sistemik yang mendasari dikaitkan dengan
penurunan sistem imun

Ulcer Kapasitas penyembuhan luka yang terganggu (penurunan level


growth-factor, pengurangan kapasitas proliferatif selular),
peningkatan deposisi fibrin perivaskular)
Penurunan mobilitas
Kelainan sistemik yang mendasari
Kesehatan kulit yang terganggu (venous stasis, arteriosklerosis,
hipertensi)

Bullous pemphigoid Pendataran dari dermal-epidermal junction


Peningkatan autoantibodi di dalam sirkulasi

Reaksi fotosensitifitas Medikasi dengan struktur cincin tak tersaturasi


ACROCHORDON (POLIP FIBROEPITHELIAL, SKIN
TAG, SOFT FIBROMA)
 Acrochordons adalah papula pedunkulata/
bertangkai atau tumor yang paling sering
terdapat pada kelopak mata, leher, aksila dan
inguinal.
 Bersifat familial, dan acrochordons lebih serinng
muncul pada individu yang obesitas, dan
kadang-kadang menyertai acanthosis nigricans
 Secara histologis, acrochordon adalah lesi
polipoid dengan inti kolagen sentral.
ACROCHORDON (POLIP FIBROEPITHELIAL, SKIN
TAG, SOFT FIBROMA)
 Struktur adneksa umumnya tidak didapatkan

 Walaupu biasanya asimtomatik, lesi dapat


menjadi iritasi atau nekrotik.
 Pasien sering meminta pengangkatan untuk
alasan kosmetik.
Lentigines/ lentigo
Secara dermoskopis lesinya: berwarna dan
uniform, mungkin memiliki pola jaringan yang
prominen, atau pigmentasi berwarna coklat
muda yang difus dan seragam. Batasnya
berbentuk gerigi, tapi permukaan antara lesi dan
kulit normal dapat terlihat. Lesi seperti ini dapat
susah dibedakan dengan nevus junctional atau
keratosis seboroik
Lentigines/ lentigo
• Lentigines lebih sering ditemukan pada individual usia
lanjut dengan kulit normal
• Lesi ditemukan pada area yang terpapar dengan UVR. Lesi
ini dapat muncul pada kulit genital yang diatur PUVA atau
daerah terpapar UVR
• lesi yang muncul berbeda dengan yang lain, khususnya jika
tidak serupa, dipertimbangkan untuk biopsi untuk
menyingkirkan kemungkinan maligna. Pada wajah, struktur
dermoskopik yang meningkat akibat melanoma, termasuk
pigmentasi folikular asimetrik, jaringan pigmen abu-abu,
dan struktur rhomboid dan anularis/granularis.
Solar lentigines pada
kulit pugggung tangan
yang terbaka matahari
(hipopigmentasi,
berkerut, dan
telangiektasia) dari
seorang laki-laki tua.

lentigenes
Liver Spot
Keratosis Seboroik
• Adalah papul jinak atau plak dengan ukuran
dan warna yang sangat bervariasi  tumor
jinak epidermis yang paling umum
• Jumlahnya meningkat pada usia tua tidak
tergantung pada paparan sinar matahari 
biomarker penuaan intrinsik
• Terjadi proliferasi klonal keratinosit dan
melanosit  tidak berpotensi ganas
Kanker Kulit
• Insidens kanker kulit yang berkaitan dengan
usia, termasuk melanoma, meningkat secara
eksponensial seiring pertambahan usia 
akibat akumulasi paparan terhadap karsinogen
selama hidup  mengganggu pembelahan sel
 resiko mutasi
• Etiologi utama: radiasi UV
• Kebiasaan berjemur pada orang berkulit putih
 menginduksi karsinoma sel skuamosa dan
aktinik keratosis
• Resiko karsinoma sel basal dan melanoma
maligna berkaitan dengan paparan sinar
matahari total dan paparan intens yang
bersifat intermitten
• Mekanisme belum jelas, diduga akibat respon
proteksi yang menurun dan resistensi relatif
sel terhadap apoptosis
Melanoma Maligna
• Pada orang tua, melanoma lebih tebal
daripada yang ditemukan pada usia muda 
orang tua lebih sulit memeriksa kulit sendiri,
penglihatan yang buruk, masalah medis lain
dan melanoma muncul dari lesi kulit jinak
yang multipel  diagnosis terlambat  resiko
mortalitas ↑ pada usia > 50 tahun
• Faktor resiko : riwayat terbakar sinar
matahari/terpapar sinar matahari dalam
waktu yang lama, warna mata hijau atau biru,
rambut merah atau pirang, kulit putih, > 100
nevi yang khas, nevus yang atipik, riwayat
melanoma dalam keluarga, atau mutasi p16
• Predileksi: punggung (laki-laki), ekstremitas
bawah dan badan (wanita), namun dapat
muncul dimana saja
Basalioma
Melanoma noduler
Melanoma superfisial : asimetri, tepi ireguler
Bintik-bintik berbagai warna, diameter besar,
Elevasi bagian tengah dengan distorsi pada
permukaan

Melanoma mukosa
Ekstensif Lentigo Melanoma Maligna
Kelainan Papuloskuamosa
Xerosis dan Dermatitis Asteatotik
• Xerosis : kulit kering dan kasar pada hampir
seluruh kulit orang lanjut usia  akibat
gangguan maturasi epidermis seperti produksi
filagrin yg tidak adekuat, atau perubahan profil
lipid
• Iregularitas permukaan kulit  akibat waktu
transit korneosit melalui stratum korneum lebih
lambat
• Dermatitis asteatotik: kondisi yang sering
ditemukan pada orang tua saat musim dingin
 dermatitis yang terjadi pada kulit yang
mengalami xerosis
• Disebabkan oleh kelembaban yang rendah
pada ruangan yang diberi pemanas
• Manifestasi: kulit kering disertai fissura
dengan skuama halus, kadang sangat gatal 
biasa pada daerah pretibia
Dermatitis asteatotik

Kulit xerosis
Pruritus
• Keluhan kulit paling umum pada orang tua
• Pada sebagian besar kasus, pruritus menyertai
xerosis
• Dieksaserbasi oleh: kelembaban yang rendah,
frekuensi mandi yang sering, aplikasi bahan
iritan pada kulit
• Faktor etiologi lain: kelainan metabolik atau
endokrin seperti diabetes melitus (DM), gagal
ginjal, penyakit tiroid, atau penyakit liver
obstruktif, manifestasi keganasan, atau
penyakit darah (polisitemia vera)
• Kondisi lain yang perlu dipertimbangkan
berkaitan dengan pruritus: efek samping obat
dan infestasi skabies
Proses Infeksius
BAKTERI
• Folikulitis dan impetigo pada orang tua 
staphylococcus, sedang pada pediatri 
streptococcus  eritromisin atau penisilin
semisintetik penisilinase resisten
• Selulitis : proses inflamasi infeksius melibatkan
jaringan subkutan akibat streptokokkus atau
stafilokokkus  rubor, tumor, kalor dan dolor
• Selulitis pada orang tua
akibat edem kronik,
gangguan sirkulasi, DM,
tempat pembedahan dan
eksem asteatotik

• Bentuk selulitis yang lebih


sering pada orang tua :
selulitis orbital dan selulitis
pseudomonas pada daun
telinga (penderita DM) Selulitis pada tempat pembedahan
Erisipelas
• Akibat
streptokokkus β
hemolitik  sering
pada orang tua 
lebih cepat
menyebar 
mengancam jiwa
Necrotizing Fasciitis
• Disebabkan oleh
strain streptokokkus
• Infeksi kulit yang
jarang, namun sering
pada orang tua 
morbiditas dan
mortalitas ↑ pada
populasi tua.
Necrotizing fasciitis pada genitalia
PARASIT
• Skabies pada orang tua berkaitan dengan
imunitas yang menurun  lesi atipik, kurang
inflamasi dan pruritus
DERMATOFIT DAN RAGI
• Onikomikosis terjadi kira-kira pada 40% pasien
berusia >60 th, dan tinea pedis terjadi pada
sekitar 80% populasi usia ini
• Pasien DM lanjut usia, tinea pedis interdigital
 ulserasi  selulitis bakteri
• Infeksi kulit oleh kandida umum terjadi pada
usia tua, jika rekuren  tanda DM tidak
terkontrol, endokrinopati, malnutrisi, atau
keganasan
Onikomikosis Kandidiasis intertriginosa
VIRUS (VIRUS VARISELA-ZOSTER)
• Puncak insidens herpes zoster (HZ) yaitu 1500
kasus per 100.000 orang terjadi pada usia 75
tahun
• Neuralgia pasca herpetik (NPH) terjadi pada
>40% pasien berusia 60-69 th dan 50% pasien
berusia >70 th
• Patofisiologi : penurunan
imunitas seluler dan
terganggunya kemampuan
penyembuhan luka pada
orang tua 
memperlambat
penyembuhan erupsi akut

Herpes zoster oftalmica:


Vesikel berkelompok diatas
dasar eritematosa pada area
Oftalmica n.trigeminus
Ulkus
• Ulkus kronik oleh karena berbagai etiologi
lebih sering pada orang tua dibandingkan
orang muda  diduga akibat terganggunya
penyembuhan luka dan prevalensi penyakit
yang mendasari yang lebih tinggi pada orang
tua.
• Paling sering: ulkus kaki
• Ulkus dekubitus, lebih sering
ditemukan pada pasien usia
tua yang dirawat inap 
karena kurang bergerak,
membutuhkan bantuan untuk
berbalik di tempat tidur, dan
memiliki kelainan tambahan
yang memperberat seperti
kulit kering pada daerah
penonjolan tulang,
inkontinensia, defisiensi
sensoris dan kondisi nutrisi
Ulkus dekubitus derajat III
yang jelek Yang diperberat oleh
Inkontinensia feses
Pemfigoid Bullosa
• Pemfigoid bullosa jauh lebih sering pada usia >
60 th  peningkatan autoantibodi dalam
sirkulasi dan perubahan pada membran basal
yang berkaitan dengan peningkatan usia.
• Self limited (sembuh dalam 6-12 bulan) 
orang tua morbiditas dan mortalitas ↑ oleh
karena kondisi kesehatan yang menurun atau
karena efek samping pengobatan
• Bentuk klasik: bulla
tegang dan besar
muuncul diatas kulit
normal atau
eritematosa  isi
cairan serosa atau
dapat hemoragik
• Predileksi: daerah
fleksural, abdomen
bawah, paha
Erupsi Obat
• Efek samping obat jenis apapun meningkat
pada usia tua  usia tua lebih banyak
mengkonsumsi obat, terganggunya fungsi
ginjal, jantung atau hepar yang mempengaruhi
metabolisme dan ekskresi obat
• Paling sering : pruritus, eksantem, dan
urtikaria
• Reaksi autoimmun akibat obat: pemfigus,
pemfigoid bullosa, dan lupus eritematosus
juga bisa terjadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai