Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO

Seorang pria umur 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak
2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4 – 5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita
juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan terasa kering. Sekitar 3 bulan lalu, penderita
mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak sadar selama 5 hari.

Pertanyaan:

1. Apa definisi banyak kencing?


2. Jelaskan anatomi dan fisiologi organ terkait!
3. Apakah gejala investasi klinik?
4. Patomekanisme poliuria?
5. Bagaimana hubungan umur dan jenis kelamin?
6. Bagaimana hubungan riwayat trauma dengan penyakit sekarang?
7. Apa DD & DS ?
8. Apa pemeriksaan penunjang yang dilakukan ?
9. Bagaimana penatalaksanaannya ?
10. Komplikasi dan penangan dari polyuria ?
11. Apa prognosis dari scenario ?

Jawaban:
1. Poliuria adalah keadaan di mana volume air kemih dalam 24 jam meningkat melebihi
batas normal, disebabkan gangguan fungsi ginjal dal mengkonsentrasi air kemih.
Defenisi lain poliuria adalah volume air kemih lebih dari 3 liter per hari,
biasanyamenunjukan gejala klinik bila jumlah air kemih antara 4-6 liter per detik.
Poliuria biasanya disertai dengan gejala lain akibat kegagalan ginjal dalam
memekatkat air kemih antara lain rasa haus, dehidrasi dan lain-lain.
           Menurut Branner, poliuria dibagi 2 macam:
a.      Poliuria non fisiologis
Pada orang dewasa dengan komsumsi diet Eropa, poliuria didapatkan bila air kemih lebih
dari 3 liter per hari.
b.      Poliuria berbasis fisiologis
Volume air kemih lebih besar dibandingkan dengan volume air kemih yang diharapkan
karena rangsangan yang sama. Dikatakan poliuri bila volume air kemih lebih besar dari
volume yang diharapkan.
Poliuria merupakan hasil dari 4 mekanisme ini:
a.      Peningkatan cairan yang masuk
b.      Peningkatan GFR ( Glomerular Filtration Rate)
c.       Peningkatan bahan seperti sodium kloridan dan glukosa yang keluar
d.      Ketidakmampuan ginjal untuk mereabsorbsi air di tubulus distal

2.

 Kelenjar pituitary atau hipofisis, adalah sebuah kelenjar endokrin kecil yang terletak di
rongga bertulang di dasar otak tepat di bawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan ke
hipotalamus oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum, yang mengandung serat saraf dan
pembuluh darah halus.

 Terdiri dari dua lobus, posterior dan anterior . Lobus anterior lebih besar dari lobus
posterior.

 Lobus Anterior :

- TSH, untuk kelenjar thyroid


- FSH, untuk ovarium
- ACTH, untuk glandula suprarenalis
- GH (Growth Hormon), untuk pertumbuhan
- LH, untuk ovarium
- ICSH pada pria, untuk testis
            - Prolactin/Lactogenic Hormon, untuk mammae
- MSH, untuk kulit

 Lobus Posterior :

            - Oxytocin, untuk kontraksi uterus (pada orang hamil pada saat melahirkan dan
                produksi ASI)
            - Vasopresin/ADH, mengatur retensi air dan Na di tubulus distal
Anatomi Pancreas :

 Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang


horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm.
mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus. Pankreas
berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin

FISIOLOGI
 Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama;
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting seperti:
-          Insulin yang dihasilkan sel beta
-          GHS yang dihasilkan sel epsilon
-          GHIH yang dihasilkan sel delta
Fungsi pankreas :
1.      Exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah pancreas
dan yang berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencerna tersebut berjalan melalui saluran
ekskretori halus dan akhirnya dikumpulkan oleh dua saluran, yaitu yang utama disebut
Wirsungi dan duktus Santorini, yang masuk ke dalam duodenum. Saluran utama
bergabung dengan saluran empedu di Ampula Vater.
2.      Endokrin, tersebar diantara alveoli pancreas terdapat kelompok-kelompok kecil sel
epitelium, yang jelas terpisah dan nyata , yaitu kepulauan langerhans, yang bersama-sama
membentuk organ endokrin.

3.
4. Patomekanisme Poliuria:
Poliuria merupakan hasil dari 4 mekanisme berikut :

-         Peningkatan cairan yang masuk

-          Peningkatan GFR (Glomerular Filtration Rate)

-          Peningkatan bahan seperti sodium chloride dan glukosa yang keluar

-          Ketidakmampuan ginjal untuk mereabsorbsi air ditubulus distal

 
Etiologi :
 
-          Cuaca dingin
-          Intake cairan berlebihan
-          Gangguan sekresi ADH oleh berbagai sebab (trauma kepala, tumor hipofisis)

-          Psikogenik

-          Gangguan system urinarius

Penyebab poliuria yang sering adalah diabetes mellitus, diabetes insipidus nefrogenik,
dibetes insipidus cranial, diabetes insipidus sentral, polidipsi primer atau diabetes
insipidus psikogenik. Diantara berbagai penyebab diatas, penyebab yang paling
utama adalah diabetes mellitus dan diabetes insipidus. Selain itu dalam beberapa
keadaan psikogenik dapat meningkatkan pengeluaran urin, misalnya : stress, latihan
berat dan cuaca panas dengan minum yang berlebihan.

5.

6. Hipofisis Anterior juga disebut adenohipofisis, terdiri dar jaringan non-saraf. Kelenjar ini secara
anatomis terpisah dari hipotalamus, tetapi secara fungsional berhubungan dengannya melalui
suplai darahnya. Hipofisis anterior menerima darah melalui drainase vena dari hipotalamus.
Sewaktu darah yang mengalir dalam suatu vena terbagi ke dalam jaringan kapiler lain dan bukan
mengalir ke vena kava, maka system tersebut disebut vena portal. Dengan demikian hipotalamus
dan hipofisis anterior dihubungkan oleh system aliran darah portal hipotalamus-hipofisis
anterior. Karena telah digunakan oleh hipotalamus, maka darah dalam system ini kurang
mengandung oksigen tetapi kaya akan pesan hormone yang diberikan oleh hipotalamus ke dalam
eminensia mediana. Dengan demikian, hipofisis anterior adalah organ sasaran utama bagi
hipotalamus dan berespons terhadap hormone hipotalamus dengan melepaskan hormone –
hormonnya sendiri.
         Hipofisis posterior juga disebut neurohipofisis, adalah jaringan saraf sejati yang secara
embriologis berasal dari hipotalamus. Pada hipofisis posterior terdapat juga tiga bagian :
eminensia mediana (kadang – kadang dianggap sebagai jaringan hipotalamus) tempat
hipotalamus mengeluarkan releasing hormones untuk hipofisis anterior ; akar infundibulus yang
menghubungkan hipotalamus dengan hipofisis posterior; dan prosesus infundibulus yang
merupakan ujung hipofisis posterior.
Dari riwayat kecelakaan tersebut, bahkan sampai menyebabkan ketidaksadaran selama 5
hari. Hal itu, berhubungan dengan keadaan yang sekarang pada pria tersebut. Hal ini disebabkan
adanya trauma, terkhusus pada di hipofisis posterior nya. Dimana terjadi keluhan polydipsi dan
poliuria. Disebabkan karena terjadi gangguan pada produksi hormone ADH nya.  Dimana sesuai
table diatas, pada hormone ADH fungsinya untuk meningkatkan reabsorpsi air oleh ginjal dan
menimbulkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah.
7. bagaimana DD dan DS pada scenario

Gejala Diabetes Melitus Diabetes Insipidus


Sex + +
Umur + +
Riwayat Trauma _ +
Poliuri + +
Polidipsi + +

8. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus

Penatalaksanaan DM :

Langkah pertama dalam pengelolaan DM selalu dimulai dengan pendekatan non-farmakologis, yaitu
berupa terapi nutrisi medik, kegiatan jasmani, dan penurunan berat badan bila didapat berat badan
lebih atau obese. Bila dengan langkah-langkah tersebut sasarna pengendalian DM belum tercapai,
maka dilanjutkan dengan penggunaan obat berupa obat anti diabetik (OAD) atau pemberian insulin
(Sudoyo et.al., 2006).

Target dalam terapi gizi medis untuk DM adalah menjaga agar kadar glukosa darah mendekati
normal, dengan menyeimbangkan makanan yang masuk dengan ketersediaan insulin (endogen atau
eksogen), dan agen antidiabetik, serta mengatur BB agar ideal, mengurangi risiko komplikasi
metabolik, mikrovaskuler, dan aterosklerosis. (Shils et.al., 2006)
9. Bagaimana penatalaksanaannya ?
Pengobatan pada Diabetes Insipidus Sentral (DIS) harus sesuai dengan gejala yang ditimbulkan. Pada
DIS yang komplikasi, biasanya di perlukan terapi hormone pengganti (Hormonal Replacement)
DDAVP (1- desamino-8-d-arginie vasopressin) yang merupakan pilihan utama. Bisa juga digunakan
terapi adjuvant yang mengatur keseimbangan air, seperti :

KLORPROPAMID

Meningkatkan efek ADH yang masih ada terhadap tubulus Ginjal dan mungkin pula dapat meningkat
penglepasan ADH dari hipofisis. Dengan demikian obat ini tidak dapat dipakai pada diabetes insipidus
sentral komplit atau diabetes insipidus nefrogenik. Efek samping yang harus diperhatikan adalah
timbulnya hipoglikemia. Dapat dikombinasi dengan tiazid untuk mencapai efek,aksimal. Tidak ada
sulfonylurea yang lebih efektif dan kurang toksik dibandingkan dengan klorpropamid pengobatan
Diabetes Insipidus.

11.Apa prognosis dari scenario ?

 Prognosis :
Diabetes insipidus nefrogenik primer merupakan penyakit seumur hidup dengan prognosis baik
jika dehidrasi hipernatremik dapat dihindari.Konseling genetic harus diberikan pada
keluarganya. Prognosis bentuk  penyakit sekunder tergantung pada sifat gangguan primer.
Sindrom inidapat sembuh sesudah koreksi lesi obstruktif.

 DIABETES MELLITUS
Diabetes melitus merupakan suatu sindrome dengan terganggunyametabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan
sensivitas jaringan terhadapinsulin. Terdapat 2 tipe diabetes mellitus :
1. Diabetes tipe I, yang juga disebut diabetes melitus tergantung-insulin (IDDM),
disebabkan kurangnya sekresi insulin.
2. Diabetes tipe II,yang juga disebut diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM),
disebabkan oleh penurunan sensivitas

Anda mungkin juga menyukai