Pembimbing:
Dr. Heryani Parewasi, Sp. OG, M.Kes
Pendahuluan
Hipertiroid adalah suatu gangguan yang terjadi karena kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang tubuh butuhkan.
Hipertiroid dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi hebat
kelenjar tiroid oleh hCG dan biasanya terbatas pada 12-16 minggu
pertama kehamilan.
Tirotoksikosis adalah manifestasi kelebihan hormon tiroid yang beredar
dalam sirkulasi. Tirotoksikosis terjadi dalam 1-3,5% kehamilan dan
penyebab utamanya adalah hipertiroid pada kehamilan dan Grave’s
disease. Graves’ disease terjadi dalam 0,1–0,4% kehamilan
• Pada wanita yang tidak mendapat pengobatan, ataupun yang tetap
hipertiroid meskipun terapi telah diberikan, resiko preeklampsia,
kegagalan jantung dan keadaan perinatal yang buruk akan meningkat.
Pada janin, dapat terjadi hipotiroid, terlihat gambaran goiter,
nonimmune hydrops bahkan terjadi kematian janin. Penelitian di India
juga mengungkapkan bahwa kejadian hipertiroid pada kehamilan
meningkatkan resiko keguguran.
• Fungsi tiroid janin dimulai sejak akhir trimester pertama kehamilan.
Sejak saat itu, T3 dan T4 total, serta TBG meningkat.
• Selama masa kehamilan, TSH janin meningkat hingga lebih tinggi
dibandingkan TSH sirkulasi maternal. Hal ini seiring dengan
meningkatnya TRH. Sejak kehamilan usia 28 minggu, jumlah T4 bebas
pada janin diperkirakan setara dengan jumlah yang terdapat pada
sirkulasi maternal.
Keadaan Hipertiroid dalam kehamilan dapat berdampak juga terhadap kehamilan itu sendiri
dan janin yang dikandung.
Dampak yang dapat timbul pada ibu antara lain:
1. Preeklampsia
2. Kematian
3. Gagal jantung kongestif
Riwayat Antenatal Care :Pemeriksaan selama kehamilan (ANC) sebanyak 3 kali dilakukan di
puskesmas
Riwayat KB :-
Riwayat Operasi : Tidak pernah operasi sebelumnya.
Riwayat Obstetri, Menstruasi, Pernikahan
Riwayat Obstetri : G4P2A1
4. Hamil Sekarang
• Riwayat menstruasi : Menstruasi pertama saat usia 15 tahun,
siklus teratur tiap bulan, lama 5 hari, ganti pembalut 2 kali, tidak
nyeri. Pasien sudah tidak menstruasi sejak September 2018
• Pemeriksaan Kepala
Bentuk normocephal dan simetris, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut,
tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan.
• Pemeriksaan Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-, sekret -/-,
exopthalmus -/-
• Pemeriksaan Telinga
Deformitas (-), nyeri tekan (-), otorea (-), discharge (-).
• Pemeriksaan Hidung
Deformitas (-), nafas cuping hidung (-), epistasis (-), discharge (-).
• Pemeriksaan Leher
Pembesaran kelenjar tiroid sebelah kiri.
• Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan takipneu
Palpasi : Pergerakan simetris,nyeri (-)
Perkusi : Hiposonor
Auskultasi : Paru:rhonki(+/+),wheezing(+/+) jantung : S1/S2 murni regular
• Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :Dinding abdomen > dinding thoraks, stria gravidarum (+)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal, Aorta abdominalis(+)
Perkusi :Timpani 4 kuadran
Palpasi :Nyeri tekan perut bagian bawah(-)
Pemeriksaan leopold
• Leopold I :
Teraba bagian lunak, kesan bokong, TFU 22 cm (TBJ 1705 gr) (pertengahan antara processus
xyphoideus dengan umbilicus)
• Leopold II :
Di sebelah kiri teraba bagian keras, rata, memanjang, kesan punggung. Di sebelah kanan teraba
bagian – bagian kecil, kesan ekstremitas.
• Leopold III :
Teraba bagian keras dan bulat, kesan kepala.
• Leopold IV :
Kepala janin belum masuk pintu atas panggul.
Janin tunggal :+
Darah Lengkap
-Leukosit 12.76 x103/mm3
• Eritrosit 4,26 x106/ mm3
• Hemoglobin 11.4 g/dL
• Hematokrit 34.4 %
• Platelet 290 x103/ mm3
• Bleeding Time 3 menit
• Clotting Time 6 menit 30 detik
Kimia Darah
Creatinine 0,45 mg/dl (dalam batas normal)
• Ureum 22,2mg/dl (dalam batas normal)
• SGOT 41 U/L (peningkatan)
• SGPT 14.6 U/L (dalam batas normal)
•
Elektrolit Darah
Natrium 134 nmol/L (dalam batas normal)
• Kalium 3.8 nmol/L (dalam batas normal)
• Chlorida 112 nmol/L (peningkatan)
)
DIAGNOSIS
• G4P2A1 gravid pre term + Hipertensi kronik + Hipertiroid
PENATALAKSANAAN
P :
• Rawat jalan
• Nifedipin 3 x 10 mg
• Thyrozol 2 x 10 mg
• ISDN 3 x 5mg
• Concor 1 x 2, 5mg
• Ambroxol 3 x 30m
• Hipertiroid dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi hebat
kelenjar tiroid oleh hCG dan biasanya terbatas pada 12-16 minggu
pertama kehamilan.
• TSH serum pada masa awal kehamilan menurun karena adanya
stimulasi tiroid oleh hormon hCG yang secara lemah juga memiliki
efek agonis TSH. TSH tidak melewati plasenta. Level TSH memegang
peran utama dalam skrining dan diagnosis gangguan tiroid.
• HCG serum mencapai kadar maksimal pada 12 minggu. Selama masa
tersebut, hormon tiroid meningkat untuk menekan sekresi tirotropin
oleh kelenjar pituitary. Total serum T3 dan T4 meningkat hingga 1,5
kali lipat dibandingkan sebelum masa kehamilan. T4 bebas meningkat
pada trimester pertama hingga sebelum usia gestasi 20 minggu,
kemudian terus menurun hingga aterm.
Berikut ini adalah range kadar TSH normal tiap trimester kehamilan:13
Range kadar TSH normal dalam kehamilan
• Trimester 1 0.1 -2.5 mIU / L
• Trimester 2 0.2 – 3.0 mIU / L
• Trimester 3 0.3 – 3.0 mIU / L
Nilai normal TSH pada wanita tidak hamil adalah 0.4 – 4.0 mIU / L
Pada pasien didapatkan hasil Lab TSH <0,005uIU/mL dan T4 5.48 ng/dl
Berikut jenis-jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi
hipertiroid dalam kehamilan:
• Adrenegic Beta Blocker
Gejalanya berupa tremor, takikardi, gelisah. Obat ini harus
diturunkan penggunaannya seiring dengan indikasi klinis.
Penggunaan obat beta blocker jangka panjang berdampak pada
kejadian Kecil masa kehamilan, kelahiran prematur, dan kematian
perinatal.
• Pada pasien diberikan Concor yang berisi bisoprolol dengan dosis 1 x
2,5 mg. efek katekolamin yang berlebiihan merupakan aspek penting
dalam patofisiologi hipertiroidisme, khususnya dalam kaitannya
dengan jantung. Antgonis beta bermanfaat untuk keadaan ini. Efek ini
mungkin berkaitan engan blockade adrenoreseptor dan mungkin
sebagian dengan inhibiasi perubahan tiroksin menjadi triiodotironin di
jaringan perifer.
• Obat Anti Tiroid
Untuk mengatasi hipertiroid dapat digunakan obat anti tiroid. Obat ini
bekerja dengan menghambat sintesis hormon tiroid.
Pada pasien diberikan Thyrozol yang berisi metimazol dengan dosis 2 x
10mg. Thyrozol berisi meimazol dimana bekerja menghambat reaksi
tiroid peroksidase, menghambat organifikasi iodium, menghambat
deiodinasi perifer T4 dan T3. Propiltiourasil (risiko teratogenik lebih
rendah daripada metimazol) dapat diberikan pada trimester pertama,
dan kemudian metimazol dapat diberikan untuk masa kehamilan
sisanya untuk menghindari kemungkinan kerusakan hati.
• Nifedipine pada pasien diberikan dengan dosis 3 x 10mg dengan
tujuan menurunkan tekanan darah.
• ISDN pada pasien diberikan dengan dosis 3 x 5mg dengan tujuan
untuk dilatasi pada vena akan meningkatkan pooling darah perifer,
dan menurunkan venous return ke jantung. Karenanya, menurunkan
tekanan ventrikel kiri pada fase end diastolic dan tekanan kapiler
paru. Proses tersebut akan menghasilkan, penurunan preload dan
afterload, penurunan oxygen demand otot jantung, perbaikan perfusi
miokardium, dan perbaikan sirkulasi kolateral jantung coroner.
• Pada pasien diberikan Furosemid, merupakan obat diuretic golongan
loop diuretics yang bekerja menghambat pengankut Na/K/2CL di pars
asendens ansa henle. Efek yang ditimbulkan ialah peningkatan
mencolok ekskresi NaCl pemborosan K, alkalosis metabolic,
hipokalemik, peningkatan Ca dan Mg urin.
Prognosis
• Komplikasi obstetrik lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki
hipertiroid dibandingkan yang tidak, terutama untuk ibu hamil dengan
hipertiroid tidak terkontrol. Selain itu ibu hamil yang terdeteksi
hipertiroid sebelum kehamilan memiliki prognosis yang lebih baik
dibandingkan terdeteksi saat kehamilan.
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA