Anda di halaman 1dari 7

KEL 3

Gangguan jiwa dalam perspektif


keperawatan jiwa
Gangguan jiwa merupakan psikologik atau pola perilaku
yang ditunjukkan pada individu yang menyebabkan
distress, menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi.
Hal tersebut mencerminkan disfungsi psikologis, bukan
sebagai akibat dari penyimpangan sosial maupun konflik
dengan masyarakat (Stuart, 2013).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian


Kesehatan tahun 2018 mencatat ada lebih dari 19
juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas
yang menderita gangguan mental emosional dan
lebih dari 12 juta orang diperkirakan mengalami
depresi. Angka ini cenderung meningkat jika
dibandingkan data tahun 2013.
Penyebab terjadinya gangguan jiwa hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada
beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami
gangguan jiwa, di antaranya:

 Faktor genetik atau bawaan lahir  Macam-Macam Gangguan Jiwa yang


Sering Ditemui
 Riwayat keluarga yang memiliki
gangguan jiwa Gangguan jiwa merupakan salah satu
 Stres berat masalah kesehatan yang masih banyak
mendapatkan pandangan negatif dari
 Pernah mengalami kejadian traumatis, masyarakat.
misalnya menjadi korban pelecehan atau
kekerasan
 Penggunaan obat-obatan terlarang dan
konsumsi minuman beralkohol berlebihan
 Kondisi medis tertentu, misalnya cedera
otak berat, stroke, dan gangguan tiroid
Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa gangguan jiwa hanya terjadi
akibat gangguan halusinasi atau masalah perilaku. Bahkan, masih banyak
orang yang beranggapan bahwa penderita gangguan jiwa perlu dikurung
atau dipasung.
 
Padahal, gangguan jiwa ada berbagai macam dan masing-masing jenis
gangguan jiwa memiliki tanda dan gejala yang berbeda. Berikut ini adalah
macam-macam gangguan jiwa yang cukup sering terjadi:

1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan terdiri dari gangguan kecemasan umum,
gangguan kecemasan sosial, fobia, dan panik. Gangguan kecemasan
merupakan gangguan kejiwaan yang membuat penderitanya merasa
cemas dan gelisah, serta sulit mengendalikan perasaan tersebut.
2. Gangguan kepribadian
Seseorang dengan gangguan kepribadian cenderung
3. Gangguan psikotik
memiliki pola pikir, perasaan, atau perilaku yang
Gangguan psikotik merupakan gangguan jiwa
berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Jenis
parah yang menyebabkan munculnya pemikiran
gangguan kepribadian terbagi menjadi beberapa
dan persepsi yang tidak normal, misalnya penyakit
golongan, yaitu:
skizofrenia.
 
Tipe eksentrik, seperti gangguan kepribadian paranoid,
Orang yang mengalami gangguan psikotik akan
skizoid, skizotipal, dan antisosial
mengalami halusinasi, mempercayai hal-hal yang
Tipe dramatis atau emosional, seperti gangguan
sebenarnya tidak terjadi, dan bahkan mendengar,
kepribadian narsistik, histrionik, dan ambang
melihat, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya
(borderline)
tidak nyata.
Tipe cemas dan takut, seperti gangguan kepribadian
obsesif kompulsif, menghindar (avoidant), dan
ketergantungan (dependen)
4. Gangguan suasana hati
Perubahan mood yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal terjadi, apalagi jika memang ada faktor
pencetusnya, misalnya stres, kelelahan, atau tekanan batin.

5. Gangguan makan
Gangguan makan adalah gangguan jiwa serius yang membuat perilaku makan seseorang terganggu. Kondisi ini
sering kali dapat membuat penderitanya mengalami masalah gizi, misalnya kurang gizi atau justru obesitas.

6. Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan


Orang dengan gangguan pengendalian impuls tidak dapat menahan dorongan untuk melakukan tindakan yang dapat
membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, misalnya berjudi, mencuri (kleptomania), dan menyulut api
(piromania).

7. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)


Gangguan jiwa yang satu ini ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang tidak terkendali terhadap sesuatu,
sehingga mendorong penderitanya untuk melakukan suatu aktivitas secara berulang-ulang.

8. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)


PTSD dapat berkembang setelah seseorang mengalami kejadian traumatis atau mengerikan, seperti pelecehan
seksual atau fisik, kematian orang terdekat, atau bencana alam.
Apa pun jenisnya, macam-macam gangguan jiwa yang
dialami oleh seseorang perlu diobati oleh psikolog atau
psikiater. Apabila tidak ditangani dengan baik,
gangguan jiwa yang dialami bisa semakin parah dan
berpotensi membuat mereka menyakiti dirinya sendiri
atau orang lain.

TRIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai