Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN JIWA I

“ASUHAN KEPERAWATAN KECEMASAN”


Disususn Oleh:
Islamiyati : (821181005)
Zumardi azzra : (821181012)
Kosep Dasar Asuhan Keperawatan

 Ansietas merupakan perasaan takut atau ketakutan yang tidak dapat


diijelaskan dan merupakan respon terhadap stimulus dan eksternal yang
memilik tanda dan gejala perilaku, efektif, kognitif, dan fisik. Ansietas
merupakan suatu respon emosional sebagai antisipasi terhadap bahaya
 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulka bahwa ansietas merupakan
respons tubuh terhadap peristiwa yang terjadi, dimana respons tubuh
terhadap peristiwa yang terjadi, dimana respon tubuh tersebut lebih
bersifat negative sehingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi klien.
(Zaini, 2019. Hal. 18)
Jenis

 gangguan kecemasan umum (GAD)


 gangguan panic
 fobia
 fobia sosial
 gangguan kompulsif obsesif
 gangguan stres pasca-trauma
 reaksi stres akut
Proses terjadinya masalah

1. Factor predisposisi.
 Menurut Stuart (2013) faktor predisposisi merupakan faktor
risiko atau faktor protektif seseorang yang mempengaruhi
individu dalam merespon stresor. Faktor predisposisi ini
mencakup biologis, psikososial dan sosial kultural. (Wuri
Wuryaningsih Emi Dkk, 2020. Hal 50)
 Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori
yang dapat menjelaskan ansietas, di antaranya sebagai
berikut
 Faktor biologis.
 Factor psikologis
 Sosial budaya
Lanjutan...

2. Factor presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus internal maupun eksternal yang
disetujui individu (Stuart, 2013). Faktor presipitasi ini disebut
sebagai faktor pencetus atau perubahan yang dapat menyebabkan
ansietas.
 Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya
kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi
seseorang. (Ah Yusuf, dkk, 2015. Hal:87)
Penilaian terhadap stresor

 Penilaian terhadap stresor


 Respon ringan
1. Respon fisiologi
2. Respon kognitif
3. Respon Perilaku dan Emosi
 Respon sedang
1. Respon fisiologi
2. Respon kognitif
3. Respon Perilaku Dan Emosi
 Respon berat.
1. Respon fisiologi
2. Respon kognitif
3. Respon Perilaku dan Emosi
Sumber koping

dapat mengatasi ansietas dengan menggunakan


sumber koping internal dan eksternal yang tersedia.
Sumber koping terdiri atas kemampuan pribadi,
dukungan sosial, aset material dan keyakinan. Empat
komponen tersebut dapat mendukung seseorang
dalam menggunakan koping yang adaptif.
Mekanisme koping

Ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi masalah


fisik, psikologis, dan sosial. Perawat diharapkan dapat
mengenal jenis-jenis koping yang biasa digunakan
klien pada tingkat ansietas. yang menjadi penyebab
respons ansietas
Rentang respon (adaptif-maladaptif)

1. Antisipasi
 Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi menyatu dengan lingkungan. (Azizah, dkk,
2016. Hal:136)
2. Ansietas ringan
 Ansietas ringan hampir terjadi setiap hari, ditandai dengan lapang persepsi meningkat (suara-
suara dilingkungan dapat sangat terdengar dengan jelas, objek disekitar tampak lebh jelas),
kesadaran diri meningkat, lebih waspada.
3. Ansietas sedang
 Individu yang mengalami ansietas sedang akan mengalami penurunan lapang persepsi seperti
tidak mendengar ketika seseorang berbicara padanya, objekdi ruangan diabaikan. Individu
tersebut hanya berfokus pada kekhawatirannya saja.
4. Ansietas berat
 Ditandai dengan penurunan lapang persepsi yang siginifikan. Seseorang yang mengalami
ansietas ini berfokus pada diri sendiri dan tidak mampu memikirkan hal-hal lainnya. Seseorang
dengan ansietas berat kadang-kadang hanya berfokus pada satu objek saja, bahkan tidak mampu
mengikuti arahan orang lain
5. Panic.
 Persepsi menyimpang sangat kacau dan tidak terkentrol, berfikir tidak teratur, perilaku tidak
tepat dan aitasi/hiperaktif. (azizah, dkk.2016. hal: 136)
Penatalaksanaan medis

 Penatalaksana secara medis untuk klien ansietas


adalah bantuan psikofarmaka( dengan obat) yaitu
ansiolitik dan antidepresan untuk pengurangan
ansietas
Asuhan keperawatan teoris

 Pengkajian
Proses terjadinya kecemasan dijelaskan dengan
psikodinamika dengan menggunakan pendekatan model
stuart stress adaptasi. Menurut stuart 2013 dalam
waryuningsi, 2018, psikodinamika masalah keperawatan
dimulai dengan menilai factor predisposisi, presipitasi,
penilaian terhadap stressor, sumber koping, mekanisme
koping, yang digunakan oleh seorang individu sehingga
menghasilkan respon baik yang bersifat konstruktif
maupun destruktif dalam rentang adaptif sampai
maladaptive. (waryuningsi, dkk. 2018. Hal: 50)
• Diagnose keperawatan
Diagnosis diprioritaskan sesuai dengan kebutuhan pasien. Diagnosis khas untuk pasien dengan
gangguan kecemasan meliputi berikut ini:
 Risiko untuk bunuh diri
 Kecemasan
 Kematian kecemasan
 Stres yang berlebihan
 Mutilasi diri sendiri
 Keputusasaan
 Ketidak berdayaan isolasi sosial
 Terganggu persepsi indera
 Proses pemikiran terganggu
 Insomnia
 Gangguan memori
 Kekurangan pengetahuan
 Ketakutan
 Kelelahan kronis
 Harga diri rendah
 Gangguan citra tubuh
 Perilaku kesehatan yang rentan resiko. (fortinash, 2012. Hal:196)
• Rencana tidak keperawatan
 Pedoman keseluruhan untuk intervensi keperawatan dasar adalah
sebagai berikut:
 Identifikasi sumber daya masyarakat yang dapat menawarkan perawatan
khusus yang terbukti sangat efektif untuk orang dengan berbagai gangguan
kecemasan.
 Identifikasi kelompok pendukung masyarakat untuk orang-orang dengan
gangguan kecemasan spesifik dan keluarga mereka.
 Gunakan komunikasi terapeutik, terapi lingkungan, kemajuan kegiatan
perawatan diri, psikoterapi, dan pengajaran kesehatan dan promosi kesehatan
yang sesuai. (Varcarolli’s, 2013. Hal: 181)
TERIMA KASIH : )

Anda mungkin juga menyukai