Anda di halaman 1dari 31

Journal Reading:

A Review on TORCH: groups of congenital infection during pregnancy

Kelompok D
Ayu Ningsih, S.Ked
Bagus Pratama, S.Ked Khalisah Nurjihany S, S.Ked
Heidy Putri G, S.Ked Nabila Nuranjumi, S.Ked
Josepin Kevina Inka, S.Ked Ni Putu Sari, S.Ked
Raisah Almira, S.Ked
Perceptor:
dr. Efriyan Imantika, M.Sc., Sp. OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PERIODE 20 APRIL – 23 MEI 2020
OVERVIEW
Hasil dan
Pendahuluan
Pembahasan

Abstrak Telaah Ilmiah

TIMELINE
ABSTRAK
Latar Belakang Tujuan Metode
• TORCH merupakan • Artikel ini, membahas • Article review dilakukan
akronim yang merupakan tentang agen dengan metode literature
singkatan dari kausatif/organisme review
Toxoplasmosis, lainnya penyebab, cara infeksi, • Literatur mengenai infeksi
(sifilis, Varicella-Zoster, gejala, pengobatan, TORCH didapatkan pada
Parvovirus B19, Hepatitis vaksinasi, teknik biologis google scholar dengan kata
B), Rubella, molekuler dan kesadaran kunci “torch infection” dan
Cytomegalovirus (CMV), publik mengenai infeksi ini. “pregnancy”
dan infeksi virus herpes • Article review ini didukung
simplex. oleh University Grants
• Kelompok-kelompok infeksi Commission (UGC), New
ini merupakan ancaman Delhi, India
utama infeksi bawaan yang
serius selama kehamilan
yang dapat menyebabkan
kerusakan janin atau
kelainan kongenital.
PENDAHULUAN
• Dalam kebanyakan kasus, infeksi dapat cukup
parah menyebabkan kerusakan serius pada janin
daripada ibunya. Usia kehamilan mempengaruhi
tingkat keparahan
• Semua infeksi memiliki agen kausatif mereka
sendiri dan umumnya mereka menyebar melalui
kondisi higienis yang buruk, darah yang
terkontaminasi, air dan tanah dan tetesan
pernapasan di udara
• Infeksi primer dapat merusak lebih dari infeksi
sekunder atau infeksi yang aktif kembali
• Pada dasarnya, setiap agen kausatif memiliki
manifestasi yang berbeda
• Ini akan berbahaya, jika janin menunjukkan
Microcephaly, kalsifikasi intrakranial, ruam,
IUGR, penyakit kuning, hepatosplenomegali,
peningkatan konsentrasi transaminase dan
trombositopenia
HASIL & PEMBAHASAN
TORCH INFECTION
Toxoplasmosis
Infection

Herpes
Other
Simplex Virus
Infections
Infection
TORCH

Cytomegalo- Rubella
virus Infection Infection
1. TOXOPLASMOSIS INFECTION
Etiology & MOI
Health Education • Toxoplasma gondii (T. gondii) yang merupakan protozoa
• Pencegahan: intraselular obligat
• Konsumsi daging matang, cuci • Melewati plasenta dan menginfeksi fetus melalui kotoran
tangan dengan air & sabun, kucing, konsumsi daging mentah, air & tanah yang
hindari menyentuh kucing terkontaminasi, dan susu kambing yang tidak dipasturisasi
• Peronal hygiene untuk mencegah
infeksi Symptoms
• Berencana hamil  harus diperiksa
Hanya 10-15% bayi yang menunjukkan gejala
secara rutin
yang jelas seperti kelainan tulang kepala dan
otak, kelainan neurologi, kalsifikasi
intrakranial & kelainan pada mata

Treatment Diagnosis
• Spiramycin (1500 mg/12 jam)  mencegah • Organisme penyebab didapatkan pada plasenta, serum darah &
infeksi pada fetus cairan serebrospinal
• Kombinasi pyrimethamine + sulfadiazine  • Janin yang ibunya terinfeksi  amplifikasi PCR pada gen B1 T.
jika fetus terinfeksi (direkomendasikan gondii dilakukan paling cepat pada 18 minggu kehamilan
• DSC, ELISA, ISAGA & anti P30 IgM  keberadaan organisme
dengan pemberian suplemen asam folat untuk
penyebab
mencegah supresi sum-sum tulang) • Kalsifikasi  CT Scan kepala
• Peningkatan kadar protein & pleocytosis  cairan serebrospinal
• Peningkatan antibodi IgG & IgM  tali pusat atau serum neonatal
 indikasi infeksi
2. OTHER INFECTIONS
SYPHILIS INFECTIONS
MOI • 3 stage infeksi sifilis pada maternal:
Etiology • Kontak langsung dengan lesi yang • Primary stage (gambaran syphilitic
• Bakteri gram negatif terkontaminasi chancre & lymphadenitis)
Treponema pallidum • Hubungan seksual & transplasenta • Secondary stage (ruam pada
(T. pallidum) • 2 fase infeksi sifilis kongenital: ekstremitas sampai 2-10 minggu
• Fase awal (sebelum umur 2 th) setelah lesi syphilitic sembuh)
• Fase lanjut (setelah umur 2 th) • Tertiary stage (lesi neurologi,
cardiovascular & gumma) Treatment
• Penicillin (aqueous penicillin-G
100000 – 150000 unit/kg/24 jam)
M

selama 10 hari
od

Tr

Sy
Benzathin penicillin IM 2,4 juta

D
eo
Et

ea
ia
m
unit single dose  maternal
io

fI

gn

tm
pt
lo

nf

o
om
dengan infeksi sifilis primer,

en
gy

sis
ec

t
s
sekunder atau laten awal
tio


n

Bayi terinfeksi  follow up rutin


Symptoms sampai hasil uji non-treponemal
Gejala awal Diagnosis negatif
• Perdarahan discharge nasal, hepatosplenomegaly, Gejala lanjutan • Mikroskop medan gelap atau
jaundice, peningkatan enzim hepar, • Hutchinson teeth, immunefluorescence assay (lesi,
lymphadenopathy, anemia hemolitik, mulberry molars, perforasi plasenta, umbilikal)
thrombocytopenia, osteochondritis & periostitis, palatum durum, gang. • Uji non-treponemal (VDRL, RPR)
ruam mukokutan, abnormalitas CNS, gang. nervus kranial 8, keratitis • Uji treponemal (FTA-ABS assay,
tumbuh kembang, chorioretinitis, nephritis & interstitial, lesi tulang, MHA-TP)
sindrom nefrotik, parrot’s pseudoparalysis saber shins • EIA, PCR & immunoblotting
2. OTHER INFECTIONS
VARICELLA-ZOSTER VIRUS INFECTIONS
Treatment
Kasus berat pada maternal:
• Antiviral (acyclovir)
Infeksi pada bayi:
• Kombinasi immunoglobulin VZV
(VZIG 125 IU) + Acyclovir

Etiology Diagnosis
Virus varicella zoster yang • PCR
merupakan famili herpes virus • Serologi antibody IgM dan
IgG terhadap VZV

Mode of Infection
• Kontak fisik secara langsung & droplet • Gejala pada bayi: paresis, microcephaly,
Symptoms
sekret respirasi hydrocephalus, microphthalmia, stenosis
• Jarang pada kehamilan (1 dari 200000 kasus)
• Masa inkubasi rata-rata 14-16 hari duodenal, dilatasi jejunum, micro-colon,
• Sekitar 2% fetus yang memiliki ibu terinfeksi
• Infeksi primer selesai  fase laten atresia colon sigmoid, lesi sikatrik kulit,
VZV pada usia gestasi 20 minggu akan 
(dominan pada ganglia sensoris thorax) kataral, chorioretinitis, kejang, hipotonia,
embryopathy VZV
• Reaktivasi dapat terjadi sepanjang hiporefleksia, encephalomyelitis,
• Gejala pada maternal: ruam, chickenpox,
dermatom sensoris  herpes zoster radiculitis dorsal, bulbar dysphagia,
haemorrhagic chicken pox, pneumonia viral,
nystagmus, anisochor, dll
meningitis, encephalitis
2. OTHER INFECTIONS
HEPATITIS B INFECTION
Symptoms
• Morbiditas berbanding terbalik
Etiology
dengan usia gestasi
Virus ber-DNA • Jika usia gestasi pada saat infeksi
yang termasuk akut meningkat  risiko infeksi
famili kronis akan menurun
hepadnavirus • Infeksi HBV kronis dapat
menyebabkan carcinoma hepar
atau chirrosis

Mode of Infection Treatment


Diagnosis
• Bayi terinfeksi melalui darah yang • Tidak ada pengobatan
• Maternal positif antigen HBV
terkontaminasi atau cairan selama spesifik yang tersedia
 memiliki infeksi akut atau
kelahiran untuk HBV akut
kronis
• HBV bereplikasi di hepatosit dan • Lamivudine  untuk
• Kombinasi vaksin HBV +
menganggu fungsi hepar infeksi HBV kronis bagi
immunoglobulin hepatitis B
• Sel T sitotoksik diaktifkan untuk anak usia dibawah 2 th
dalam 12 jam setelah kelahiran
melawan HBV protein-producing 
 Bayi dari ibu yang
terjadi reaksi inflamasi & kerusakan
terinfeksi
sel
2. OTHER INFECTIONS
PARVOVIRUS B19 INFECTION
Etiology & MOI Diagnosis
• Parvovirus DNA untai tunggal yang dapat • Diagnosis rutin  pemeriksaan cairan
menyebabkan erythema infectiosum amnion, pemeriksaan ELISA & RIA (darah
(slapped cheek disease) pada anak-anak fetus atau jaringan pada bayi)
• Ditransmisikan melalui udara & darah • Ibu sangat mudah terinfeksi jika hasil
yang terkontaminasi positif pada pemeriksaan serologi antibodi
• Infeksi dari ibu yang negatif terjadi B19 spesifik
karena kontak dengan anak lain yang • Ultrasound  mendeteksi perkembangan
memiliki infeksi erythema infectiosum hydrops fetalis

Symptoms Treatment
• Infeksi pada maternal  abortus dan
• Tidak ada pengobatan spesifik
perkembangan hydrops fetalis non-immune
untuk infeksi parvovirus B19
• Edema masif, efusi pleura & pericardial
• Immunoglobulin IV mungkin dapat
• Infeksi pada bayi  virus mengganggu
bermanfaat
produksi sel darah merah & dapat
mengakibatkan anemia & cardiac arrest
3. RUBELLA INFECTION
Mode of Infection Diagnosis
• Kontak langsung atau droplet airborne dari sistem respirasi • Isolasi virus (sekret nasofaring) 
• Masa inkubasi sekitar 2-3 minggu & menular terdeteksi IgM spesifik dengan HAI &
• Virus rubella masuk ke tubuh ibu & menyebar melalui darah, plasenta & Nt test
menginfeksi fetus • Kadar IgM dapat diperkirakan pada
• Kejadian infeksi dibagi menjadi beberapa tahap pada kehamilan: minggu ke-23 kehamilan
• 90% pada 11 minggu kehamilan • RNA probe & PCR  mendeteksi virus
• 50% pada 11-20 minggu kehamilan
pada cairan amnion & vili chorion
• 37% pada 20-35 minggu kehamilan

Etiology Symptoms Health Education


Gejala pada ibu
• • Febris, malaise, ISK, lymphadenopathy, konjungtivitis, • Vaksinasi  cara terbaik untuk
Virus rubella (campak
jerman) famili Togaviridae forchheimer’s spot, ruam rubelliform, arthralgia, arthritis, mencegah infeksi (tidak
• Memiliki RNA, amplop
encephalitis, trombositopenia, gejala perdarahan direkomendasikan pada wanita
Gejala pada bayi hamil)
lipid & kapsid isocahedral • Microcephaly, micrognathy, cleft lp/palate, encephalocele, • Menghindari orang yang
anencephaly, kalsifikasi hepar, stenosis cabang arteri terinfeksi
pulmonary, ventricular septal defects, aorta coarctation,
katarak, microphthalmia, glaucoma, anemia, hepatitis, etc
4. CYTOMEGALOVIRUS INFECTION
Diagnosis
Etiology • Cairan tubuh (urin & sekret faring) 3
Cytomegalovirus (famili minggu setelah kelahiran sangat
herpes virus) penting untuk mendeteksi virus
• Setelah 3 minggu kelahiran, sangat sulit
untuk membedakan infeksi kongenital
atau postnatal
Mode of Infection • PCR sangat sering digunakan untuk
Ditransmisikan kepada bayi mendeteks virus ini
selama kehamilan, konsumsi asi • Pasien dengan infeksi CMV lebih
ibu yang terinfeksi, kontak sering mengalami kejang setelah lahir
langsung dengan urin & saliva

Symptoms
• 90% infeksi primer tidak menimbulkan
Treatment
gejala pada ibu • Antivirus (ganciclovir IV) 
• Namun menunjukkan komplikasi: febris, pengobatan infeksi non-spesifik
fatigue, myalgia, hepatitis & & infeksi kongenital
lymphadenopathy • Ganciclovir, valganciclovir 
• Berbagai komplikasi pada bayi: optic atropy, mengontrol infeksi
microcephaly, hipotonia, kalsifikasi
intracranial, penurunan pendengaran,
pneumopathy & purpura trombositopenia
5. HERPES SIMPLEX VIRUS INFECTION
Symptoms

Etiology • 50% wanita infeksi primer asimtomatik


• 20% kasus  vulvovaginitis & servisitis
• Virus herpes simplex (famili • <30% kasus  lesi vesicular & ulserasi
• Komplikasi pada bayi  lesi kulit (vesikel,
herpesviridae)
vesikobulosa, ulser, pustul, eritem & luka parut),
• Virus DNA untai ganda
lesi CNS (kalsifikasi, ensefalomalasia,
• Ditemukan dalam 2 bentuk  HSV1 ventriculomegali, microcephaly, perdarahan,
(gingivostomatitis, pharyngitis, kejang, meningoencephalitis & hypertonia), lesi
sangat jarang menyebabkan infeksi pada mata (keratokonjungtivitis, chorioretinitis,
genital) dan HSV2 (herpes genital katarak & ablasi retina)
utama)

Mode of Infection Diagnosis

• Primer  kontak langsung dengan • Pemeriksaan IgM HSV serum


lesi yang terinfeksi • PCR HSV (cairan serebrospinal)  positif
• Neonatus  terinfeksi dari jalan • Kultur HSV (lesi)  positif
lahir (kanal vagina)
• Postnatal  kontak langsung dengan
pasien yang terinfeksi
5. HERPES SIMPLEX VIRUS INFECTION

Treatment
Advances in Diagnosis
• Acyclovir IV (20mg/kgBB) selama 14-21
hari
• Pemeriksaan hitung sel darah harus dipantau
selama pengobatan
• Hidrasi adekuat  meminimalisir Advances in Diagnosis
komplikasi pada ginjal
• Metode protein microarray mulai
diperkenalkan
• ELISA & kultur  menghabiskan banyak
Treatment waktu & memerlukan sampel & reagen
dalam jumlah besar
• Microarray dinilai efektif  lebih sensitif &
cepat
SIMPULAN

Berdasarkan artikel review di atas penyakit TORCH adalah infeksi


intrauterin yang dapat menyebabkan cacat bawaan seperti sistem
saraf pusat, yang mengakibatkan kelainan neurologis, gangguan
penglihatan dan ketulian dan penyakit jantung bawaan

Di masa depan akan ada lebih banyak vaksin, pilihan perawatan dan alat
diagnostik canggih untuk penyakit TORCH. Pengenalan Genetika telah
menjadi alat yang sangat berguna dalam penyakit TORCH. Teknik PCR,
teknologi rekombinan DNA, isolasi virus dari sampel akan lebih
bermanfaat di masa depan
TELAAH ILMIAH

Judul Judul menarik dan menggambarkan keseluruhan isi artikel yaitu “A


review on TORCH: groups of congenital infection during pregnancy
Article review
Judul artikel tidak menggunakan tanda tanya
• A review on TORCH: groups of
congenital infection during
Judul <15 kata
pregnancy
Author Penulis Nama penulis dan institusi dalam jurnal ini berupa nama lengkap dan
• Rajnish Kumar Yadav tanpa gelar

• Siddhartha Maity
Terdapat alamat korespondensi
• Sudipta Saha
Tempat
Abstrak Article review ini memiliki abstrak atau ringkasan keseluruhan bahasan
• New Delhi, India
Waktu Jumlah kata pada abstrak sebanyak 73 kata (tidak lebih dari 250 kata)
• Tahun 2014
Terdapat kata kunci berupa: TORCH, mode of infection, diagnosis,
treatment
JUDUL
Penilaian Ya Tidak Keterangan

1. Spesifikasi mencerminkan keseluruhan isi V Judul spesifik dan menjelaskan isi penelitian
yaitu “ a Review on TORCH: groups of
congenital infection during pregnancy”

Pendahuluan

2. Tidak menggunakan tanda tanya V Judul penelitian tidak menggunakan tanda


tanya

3. Tidak lebih dari 17 kata V Judul penelitian terdiri dari 10 kata


PENULIS
Penilaian Ya Tidak Keterangan

5. Apakah ada kesesuaian kapabilitas penulis V penulis adalah dokter


terhadap isi tulisan

6. Apakah ada alamat korespondensi V Terdapat alamat korespondensi

7. Kredibilitas penulis V Kredibilitas penulis tidak diketahui

8. Apakah terdapat ringkasan keseluruhan V Penelitian ini memiliki abstrak/ringkasan


penelitian keseluruhan penelitian

9. Jumlah kata tidak lebih dari 250 kata V Jumlah kata pada abstrak lebih dari 250 kata

10. Apakah terdapat kata kunci V Kata kunci: TORCH, Mode of infection,
Diagnosis, Treatment
PENDAHULUAN DAN METODE PENELITIAN
Penilaian Ya Tidak Keterangan

11. Apakah menjelaskan latar belakang V Pada pendahuluan terdapat penjelasan


mengenai latar belakang dilakukannya
penelitian

12. Jumlah kata tidak lebih dari 250 kata V Jumlah kata lebih dari 250 kata

13. Tujuan penelitian mengandung hipotesis V Penelitian ini tidak mengandung hipotesis
sementara dari penulis sementara
PUSTAKA

Penilaian Ya Tidak Keterangan

14. Ditulis dalam bentuk penomoran V Ditulis dalam bentuk penomoran

15. Nama tahun judul sumber V Tertulis


TELAAH ILMIAH
ANALISIS PICO

Artikel review ini tidak


TORCH adalah singkatan yang singkatan
menggunakan intervensi
Toxoplasmosis, lain-lain (Parvovirus B19, infeksi
virus Varicella-Zoster, sifilis, Hepatitis B), virus Problem Intervention
Rubella, infeksi Cytomegalovirus dan infeksi
virus herpes simpleks. Kelompok infeksi ini
adalah ancaman utama dari infeksi bawaan yang
serius selama kehamilan, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kerusakan janin atau
kelainan kongenital.

Outcome Comparison
Umumnya vaksin aman selama kehamilan.
Teknik PCR, teknologi rekombinan DNA, Artikel review ini tidak
isolasi virus dari sampel akan berguna di masa menyertakan perbandingan
depan
TELAAH ILMIAH
ANALISIS VIA (VALIDITY)

Validitas Seleksi

Validitas Informasi

Validitas Analisis

Validitas Pengontrolan Perancu


VALIDITAS SELEKSI
Kriteria Inklusi dan • Pada penelitian ini kriteria inklusi dan eksklusi tidak
Eksklusi dipaparkan dalam jurnal

• Pada penelitian ini merupakan hasil pencarian dari


berbagai literatur. Penelitian ini menyeleksi data
Kriteria Seleksi
mengenai organisme penyebab, cara infeksi, gejala,
pengobatan, vaksinasi tentang infeksi ini.

• Batas pengumpulan data atau pencarian literatur pada


systematic review ini pada tanggal 28-01-2014. Tidak
Metode Alokasi Subjek
ada tanggal mulai yang ditentukan setiap database yang
digunakan dalam pencarian
VALIDITAS INFORMASI

Kualifikasi Alat Ukur

• Pencarian literatur tentang database elektronik, kongres abstrak, dan bibliografi


ulasan dilakukan untuk mengidentifikasi laporan artikel review lainnya

Kualifikasi Cara Pengukuran

• Pengulas menilai judul/ abstrak dan teks publikasi lengkap, dan mengekstraksi data
dari penelitian yang membahas tentang organisme penyebab, cara infeksi, gejala,
pengobatan, vaksinasi, teknik biologi molekuler yang tersedia, dan kesadaran
masyarakat tentang infeksi ini
VALIDITAS ANALISIS
• Data diekstraksi dari setiap publikasi teks lengkap yang dipilih dan menjadi beberapa kategori:

1. Infeksi Toksoplasmosis
2. Infeksi Sifilis
3. Infeksi virus Varicella-zoster
4. Infeksi Hepatitis B
5. Infeksi Parvovirus B19
6. Infeksi Rubella
7. Infeksi Sitomegalovirus
8. Infeksi virus herpes simpleks

• Penggunaan metode penelitian, hasil dan interpretasi penelitian ini sudah baik
• Sehingga sudah memenuhi validitas analisis
VALIDITAS PENGONTROL PERANCU

Studi diklasifikasikan menjadi beberapa kategori:


1. Infeksi Toksoplasmosis
2. Infeksi Sifilis
Pengontrolan perancu pada tahap penelitian ini
3. Infeksi virus Varicella-zoster dijelaskan di setiap infeksi, yaitu gejala, cara
4. Infeksi Hepatitis B infeksi, organisme penyebab, diagnosis dan
5. Infeksi Parvovirus B19 pengobatannya.
6. Infeksi Rubella
7. Infeksi Sitomegalovirus
8. Infeksi virus herpes simpleks
TELAAH ILMIAH
ANALISIS VIA (IMPORTANCY)

• Mengetahui perbedaan organisme penyebab, cara infeksi, gejala yang ditimbulkan , cara
menegakkan diagnosis, dan tatalaksana yang tepat pada infeksi TORCH (Toxoplasma, Other
Infection: sifilis, hepatitis, varicella,parvovirus B19, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
Simpleks)
• Infeksi seperti toksoplasmosis dapat diobati dengan pirimetamin tetapi penggunaannya terbatas
karena sifat teratogenik
• Pada infeksi rubela, lesi muffin blueberry bisa diobati dengan vaksin
TELAAH ILMIAH
ANALISIS VIA (APPLICABILITY)

• Penelitian menunjukkan bahwa penyakit TORCH adalah infeksi intrauterin yang dapat
menyebabkan cacat bawaan seperti sistem saraf pusat, yang mengakibatkan kelainan
neurologis, gangguan penglihatan dan ketulian, selain malformasi lainnya, seperti penyakit
jantung bawaan. Karena infeksi dengan banyak diagnosa organisme dan perawatan sangat sulit
• Pengenalan Genetika telah menjadi alat yang sangat berguna dalam penyakit TORCH. Teknik
PCR, teknologi rekombinan DNA, isolasi virus dari sampel akan lebih bermanfaat di masa
depan
• Hasil dari artikel review ini dapat diterapkan di Rumah Sakit Abdul Moeloek dan oleh dokter
di Indonesia untuk mengidentifikasi organisme penyebab, cara penularan, gejala, menegakkan
diagnosis serta tatalaksana yang tepat pada infeksi TORCH di kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boyer SG and Boyer KM. Update on TORCH Infections in the Newborn Infant, Newborn and Infant Nurs. Rev.
2004; 4: 70-80.
2. Pizzo JD. Focus on Diagnosis: Congenital Infection, Ped. in Review 2011; 32: 537-542.
3. Chiodo F, Verucchi G, Mori F, Attard L and Ricchi E. Infective diseases during pregnancy and their teratogenic
effects, Ann. Ist. Super. Sanita 1993; 29: 57-67.
4. Sadik, M.S., H. Fatima, K. Jamil, C. Patil. Study of TORCH profile in patients with bad obstetric history, Biology
and Medicine 2012; 4: 95-101
5. Mets MB and Chhabra MS. Eye Manifestations of intrauterine infections and their impact on childhood blindness,
Surv. Ophthalmol. 2008; 53: 95-111.
6. Wilson-Davies, E.S.W., C. Aitken. When should the „TORCH‟ study be requested, Paediatr. and Child health 2013;
23: 226-228.
7. William J L, Mehmet G. Syphilis in pregnancy. Sex Transm Infect 2000; 76:73-79.
8. Gardella, C, Brown, ZA. Managing varicella zoster infection in pregnancy, Cleveland clinical Journal of medicine
2007; 74:290-296.
9. Suzuki, Y., Y. Toribe, Y. Mogami, K. Yanagihara, M. Nishikawa. Epilepsy in patients with congenital
cytomegalovirus infection, Brain Dev.2008; 30: 420-424.
10. Zhang CX, Mei Q, Zhu Y, Tang ZM, He NY, Lu ZH. Protein microarray-a new tool for detection of TORCH
infections, Advanced Nanomaterials and Nanodevices, 8th International Conference on Electronic Materials
(IUMRS-ICEM 2002, Xi‟an, China) 2002, 396-407.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai