Anda di halaman 1dari 35

EKSPOS AKHIR KAJIAN

FAKTOR PEMICU
PERNIKAHAN ANAK DAN
KEBIJAKAN
PENANGGULANGANNYA
DI KABUPATEN TAPIN

Tim UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


Dr. Ahmad Yunani, SE,. M.Si
Dr. M. Fauzi Makki, MP
Dr. M. Rusmin Nuryadin, SE., M.Si
BATAS UMUR PERKAWINAN

UU No. 1 • Pria 19 Tahun


Tahun • Wanita 16 tahun
1974

UU No.16 • Pria dan Wanita 19


Tahun tahun
2019
Angka Perkawinan Anak Kalsel
NO. TAHUN NASIONAL KALSEL URUTAN

1. 2017 11,54 23,12 1

2. 2018 11,21 17,63 4

3. 2019 10,82 21,18 1

4. 2020 10,35 16, 24 6


Angka Perkawinan Anak KALSEL
Data Kementerian Agama Kantor Wilayah Kalsel

DATA TAHUN 2021


No KAB / KOTA 2019 2020
JANUARI-JUNI
Lk + Pr Lk Pr Lk + Pr Lk Pr Lk + Pr
1 BANJARMASIN 69 42 149 191 14 59 73
2 BANJARBARU 11 9 33 42 3 10 13
3 BANJAR 29 28 188 216 13 69 82
4 TANAH LAUT 44 40 178 218 22 74 96
5 TAPIN 9 9 84 93 7 44 51
6 HULU SUNGAI SELATAN 7 21 40 61 12 20 32
7 HULU SUNGAI TENGAH 19 20 35 55 2 34 36
8 HULU SUNGAI UTARA 17 15 125 140 17 98 115
9 BALANGAN - 6 20 26 1 8 9
10 TABALONG 9 8 83 91 8 42 50
11 BARITO KUALA 16 13 111 124 10 38 48
12 KOTABARU 12 9 47 56 7 21 28
13 TANAH BUMBU 18 47 126 173 21 74 95
  JUMLAH 69 267 1.219 1.486 137 591 728
ARAHAN PJ. GUBERNUR KALSEL (25/5/2021)
PENYEBAB PERNIKAHAN ANAK DI KALSEL

NILAI BUDAYA

KEMISKINAN

KETIDAKSETARAAN GENDER

GLOBALISASI
TUJUAN KAJIAN

Teridentifikasi daerah yang rentan dan


banyak terjadi pernikahan Anak di
Kabupaten Tapin

Teridentifikasi faktor pemicu pernikahan Anak yang


terjadi di Kabupaten Tapin

Tersusun kebijakan yang tepat untuk


menanggulangi permasalahan pernikahan
Anak di Kabupaten Tapin
METODE

MASYARAKAT
UMUM

PELAKU
PERNIKAHAN
DINI

SURVEI
INSTANSI
TERKAIT

KEPUSTAKAA
N
PETA SEBARAN PERNIKAHAN
ANAK MENURUT KECAMATAN
SEBARAN PERNIKAHAN ANAK
MENURUT KECAMATAN
15
LOKPAIKAT
11
BUNGUR
2
PIANI
9
BAKARANGAN
7
CLU
5
CLS Jumlah
10
HATUNGUN 2018

17 2019
BINUANG
2020
12
TAPIN TENGAH
5
SALAM BABARIS
11
TAPIN SELATAN
8
TAPIN UTARA
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Jumlah Pernikahan Anak


SEBARAN TAHUN 2021(perAGS21)
Usia Perkawinan < 19 tahun
NO KUA KECAMATAN
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tapin Utara 2 7 9
2 Tapin Selatan 0 10 10
3 Tapin Tengah 0 6 6
4 Salam Babaris 1 9 10
5 Binuang 2 5 7
6 Hatungun 2 6 8

7 Candi Laras Selatan 0 4 4

8 Candi Laras Utara 1 3 4

9 Bakarangan 0 3 3
10 Piani 0 0 0
11 Bungur 1 3 4
12 Lokpaikat 2 7 9
Jumlah 11 63 74
Itsbat Nikah
No Itsbat Nikah 2019 2020

1 Perkara di terima 39 45

2 Perkara di Kabulkan 38 40

3 Perkara ditolak 1 5
Pencegahan pernikahan anak oleh DP3A
(Pembentukan, Koordinasi, dan Pembinaan)
a. Forum Anak sebagai Pelopor dan Pelapor (2P)
b. Melalui keluarga melalui PUSPAGA (pusat pembelajaran keluarga) yang
merupakan layanan keluarga preventif dan Promotif sebagai “tempat
Pembelajaran” untuk meningkatkan peran keluarga dalam pengasuhan berbasis
hak anak. Melalui PUSPAGA tersdia layanan konsultasi layanan konseling, dan
layanan edukasi.
c. Melalui Satuan Pendidikan, yakni dengan mendirikan Sekolah dan Madrasah
Layak anak (SRA)
d. koordinasi dengan Lembaga Pencatatan; KUA berupa bimbingan perkawinan
dan pusat pelayanan keluarga Sakinah (Pusaka Sakinah) dan Catatan Sipil
berupa bimbingan Pra Nikah
e. Koordinsi dengan Lembaga Hukum (Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri)
mengenai Dispensasi Kawin
f. Koordinasi dengan Lembaga Kesehatan; Puskesmas Ramah Anak melalui
Konseling Kesehatan reproduksi Remaja dan Penjangkauan sekolah, Ruma
Sakit mealui Layanan Kesehatan Reproduksi remaja dan Edukasi/ Sosialisasi
Kespro
g. Masyarakat (Lembaga Masyarakat, Toga, Toma, Todat, Media, dan Dunia Usaha)
berupa Sosialisasi, Edukasi, penghargaan, dan lain-lain.
Pencegahan melalui PA
- Memperketat Pemeriksaan dan syarat
administrasi Perkara Dispensasi Kawin
- Meminta penjelasan dari kedua orang tua,
kedua calon besan, Calon Suami/Istri dan
saksi-saksi
- Menggali kehendak anak yang
sebenarnya
- Melihat maslahat dan mafsadat yang
sebenarnya dari perkawinan anak
Pencegahan melalui Kementerian
Agama Kabupaten Tapin
a. Melakukan program bimbingan perkawinan remaja ke
sekolah-sekolah
b. Memberikan bimbingan perkawinan pra nikah bagi pasangan
usia nikah (diatas 19 tahun)
c. Melakukan penasihatan perkawinan yang dilakukan melalui
BP4
d. Mensosialisasikan undang–undang terkait pernikahan anak di
bawah umur beserta sanksi-sanksi bila melakukan
pelanggaran dan menjelaskan resiko–resiko terburuk yang
bisa terjadi akibat pernikahan anak di bawah umur kepada
masyarakat
e. Meningkatkan intervensi perlindungan anak perempuan 15-17
tahun dengan fokus utama penyelesaian sekolah menengah.
f. Memberikan akses pendidikan tinggi kepada anak-anak guna
menangani masalah kerentanan ekonomi.
FAKTOR PEMICU
PERNIKAHAN ANAK
Pendapat Umum tentang Pemicu Pernikahan Dini

PENDAPAT RESPONDEN (PERSENTASE %)


SANGAT
SANGAT TIDAK
FAKTOR PEMICU PERNIKAHAN DINI SETUJU NETRAL TIDAK
SETUJU SETUJU TOTAL
(S) (N) SETUJU
(SS) (TS)
(STS)
1.    Ekonomi (Xi), 18.75 39.06 18.75 17.19 6.25 100.00
2.    Legitimasi Biologis (X2), 6.25 50.00 31.25 12.50 0.00 100.00

3.    Pemikiran Emosional (X 3), 25.00 56.25 12.50 6.25 0.00 100.00
4.    Perjodohan (X4), 15.63 53.13 15.63 12.50 3.13 100.00

5.    Kurang Informasi Kesehatan (X 5), 21.88 59.38 14.06 4.69 0.00 100.00
6.   Dorongan Keluarga (X6), 0.00 20.31 43.75 35.94 0.00 100.00
7.    Married By Accident (X 7), 15.63 56.25 25.00 0.00 3.13 100.00

8.    Tingkat Pendidikan Rendah (X 8), 17.19 54.69 14.06 9.38 4.69 100.00

9.    Ekspose Media Yang Permisif (X 9), 9.38 35.94 23.44 29.69 1.56 100.00

10.  Latar Belakang Adat Istiadat (X 10), 6.25 15.63 48.44 28.13 1.56 100.00

11.  Lingkungan Teman Sebaya (X 11). 1.56 31.25 32.81 32.81 1.56 100.00
PENDAPAT UMUM PEMICU
PERNIKAHAN ANAK
KURANG INFORMASI (X5) 81,26%
5 PEMICU UTAMA

EMOSIONAL (X3) 81,25

MERIED by ACIDENT (X7) 71,88%

PENDIDIKAN (X8) 71,88

PERJODOHAN (68,76)
FAKTOR LAINNYA

BIOLOGIS EKONOMI

KELUARGA
(X6)
FAKTOR PEMICU
LAINNYA MEDIA

MEDIA AD AT
(X9) LINGKUNGAN ISTIADAT
(X11)
(X10)
HASIL KAJIAN PEMICU
PERNIKAHAN DINI OLEH
PELAKU PERNIKAHAN DINI
FAKTOR PEMICU PERNIKAHAN ANAK

EKONOMI PENDIDIKAN

FAKTOR PEMICU
BUDAYA/ PAPARAN MEDIA
SOSIAL DAN LAINNYA
LINGKUNGAN
FAKTOR EKONOMI
• TERCERMIN DARI PEKERJAAN ORANG TUA YANG
MAYOROTAS PETANI (51,16%), PEGAWAI/BURUH SWASTA
1. 23,26%)

• TERCERMIN DARI JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA YANG


BANYAK, MAYORITAS 3 ORANG (46,51%)
2.

• TERCERMIN DARI PENGAKUAN RESPONDEN BAHWA ORANG


TUA TERGOLONG PENDPATAN RENDAH
3.
FAKTOR PENDIDIKAN

• TERCERMIN DARI PENDIDIKAN ORANG TUA


• AYAH YANG MAYORITAS PENDIDIKAN SD (65,12%)

1. • IBU YANG MAYORITAS PENDIDIKAN SD (69,76%)

• TERCERMIN DARI PENDIDIKAN ANAK YANG MAYORITAS


PENDIDIKAN SMP KE BAWAH (62,82%)
2.

• TERCERMIN DARI PENDIDIKAN SUAMI LEBIH TINGGI DIBANDING


ISTRI, MAYORITAS PENDIDIKAN SLTA (62,80%)
3.
FAKTOR BUDAYA DAN
LINGKUNGAN
• TERCERMIN DARI PERNYATAAN RESPONDEN YANG MENYATAKAN BAHWA
“YA” DIPENGARUHI OLEH BUDAYA DAN LINGKUNGAN (79,07%)
1.

• TERCERMIN DARI KONDISI ORANG TUANYA BERADA DI LINGKUNGAN


YANG KEBIASAAN MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI (47%)
2.

• TERCERMIN DARI PERGAULAN TEMAN-TEMAN RESPONDEN


(83,72%) YANG KEMUDIAN BERDAMPAK MENYEBABKAN
PERGAULAN BEBAS (married by accident ) SANGAT TINGGI
3. yaitu (88%)
ALASAN PERTIMBANGAN DISPENSASI
NIKAH (Hakim PA)
Selain Alasan kemaslahatan semua pihak, juga sering muncul kasus:
 Pihak Wanita telah melakukan hubungan di luar nikah
dan hamil
 PihakWanita telah melakukan hubungan di luar nikah
namun tidak hamil
 Pihak orang tua takut anaknya terjerumus kepada hal-
hal yang tidak diinginkan
 Pihak laki-laki telah mapan secara ekonomi dan umur
 Acara pernikahan telah 80% di persiapkan, undangan
sudah disebar, dan jujuran sudah di diberikan.
ALASAN PERTIMBANGAN DISPENSASI
NIKAH (Hakim PA)
 Calonmempelai laki-laki sudah mapan secara
ekonomi dan mental
 Orang tua sudah tidak sanggup untuk menjaga dan
mengawasi anak, sehingga takut akan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan
 Pergaulankedua calon mempelai sudah sangat erat
sehingga sulit untuk dipisahkan, dan ini diakui oleh
pasangan yang melaksanakan pernikahan bahwa
Pernikahan atas nama cinta dan saling mencintai
98% hanya 2% yang tidak berdasarkan cinta.
FAKTOR PAPARAN MEDIA SOSIAL
DAN FAKTOR LAINNYA
• PAPARAN MEDIA SOSIAL TIDK BEGITU DIANGGAP SEBAGAI ALASAN
MELANGSUNGKAN PERNIKAHAN ANAK, PENGARUHNYA HANYA
16,28% YANG MENGATAKAN “YA” DAN SISANYA ‘TIDAK’
1. MEMPENGARUHI (83,72%)

• MESKIPUN PENGARUHNYA KECIL TETAPI HARUS WASPADA AKAN


2. DAMPAK BURUK DARI MEDIA SOSIAL JIKA TIDAK DIGUNAKAN
DENGAN BIJAK

• PERLU PERAN ORANG TUA MENDAMPINGINYA; MELIHAT,


3. MENGAWASI SIKAP DAN PRILAKU ANAK.
FAKTOR LAINNYA

• KEINGINAN ORANG TUA UNTUK MENAMBAH


KELUARGA

• TERCERMIN DARI SIKAP ORANG TUA YANG


MENJODOHKAN ANAKNYA DENGAN HARAPAN DAPAT
CEPAT MEMPEROLEH TAMBAHAN KELUARGA
1.

• 13,95% MERUPAKAN PERKAWINAN ANAK YANG DIJODOHKAN


2. ORANG TUA.
FAKTOR LAINNYA

• Usia Menarche (Menstruasi awal)

• TERCERMIN DARI KONDISI DIMANA WANITA YANG MELAKUKAN


PERNIKAHAN ANAK SEBANYAK 47,62% USIA MENARCHE DI UMUR 12
TAHUN DAN 21,43% DI UMUR 11 DAN 13 TAHUN BAHKAN 2,38% DI
1. USIA 10 TAHUN.

• Lebih besarnya prevalensi kejadian pernikahan di usia anak


dengan umur menarche cepat diperkirakan karena perilaku
seksual yang di dorong oleh Hasrat seksual yang tidak
2. diimbangi dengan kematangan berfikir sehingga dapat
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan yang diakhiri
dengan PERNIKAHAN DI USIA ANAK
DAMPAK PERNIKAHAN ANAK

HANYA 6,98% YANG PERNIKAHANNYA MENGALAMI MASALAH.


MASALAH YANG SERING MUNCUL ADALAH MASALAH KESEHATAN
REPRODUKSI BAHKAN BERAKIBAT FATAL PADA KEMATIAN.

93% PERNIKAHAN ANAK MASIH DIAM BERSAMA ORANG TUA DAN


7% SUDAH MANDIRI

“PENYEBAB KEMATIAN KELAHIRAN PREMATUR TINGGI DI KABUPATEN


TAPIN, DISEBABKAN PERNIKAHAN ANAK”
KESIMPULAN
 Sebaran Pernikahan Dini di Kabupaten Tapin dilihat dari
perkembangan Pernikahan Anak sepanjang tahun 2018 sampai
dengan 2020. Selama 3 tahun terakhir di Kabupaten Tapin
kasus pernikahan anak sebanyak 112 kasus dengan 86,61%
dominasi Wanita dan nampak kecamatan Binuang selama 3
tahun menjadi daerah yang banyak pernikahan anak, menyusul
kecamatan Lokpaikat 15 kasus, Tapin Tengah 12 kasus, Tapin
Selatan 1dan Bungur masing-masing 11 kasus. Kecamatan
Tapin selatan dan Kecamatan Salam Babaris di tahun 2021
menempati urutan pertama disusul Kecamatan Tapin Utara dan
Lokpaikat, kemudian Kecamatan Hatungun. Kemajuan dicapai
oleh Kecamatan Binuang yang merupakan Kecamatan dengan
jumlah pernikahan terbanyak di tahun-tahun sebelumnya baru
membukukan 7 orang.
KESIMPULAN
 Lima faktor pemicu yang tertinggi pernikahan dini adalah
Faktor yang pertama, didorong oleh faktor kurang
informasi (X1) Selanjutnya faktor pemicu Pernikahan
Anak kedua, adalah faktor emosional (X3), Faktor yang
menjadi pemicu ketiga, adalah faktor Married by
Accident (X7). Adapun Faktor tingkat pendidikan (X8),
masih adanya pola perkawinan dengan system
perjodohan ternyata juga masih tinggi pengaruhnya
terhadap Pernikahan Anak. Faktor perjodohan (X4). Lima
faktor selanjutnya juga secara berurutan sebagai pemicu
dan berpengaruh terhadap peningkatan Pernikahan Anak
adalah faktor biologis, ekonomi, media, lingkungan, adat
istiadat dan keluarga.
KESIMPULAN
 Faktor pemicu pernikahan dini dari sisi pelaku adalah :

a. Faktor Ekonomi yaitu pekerjaan orang tua pelaku mayoritas petani dan tingginya

tanggungan orang tua 2 sd 8 orang anak, 46,51% tanggungan keluarga 3 orang.

b. Faktor Pendidikan mayoritas pelaku adalah berpendikan SLTA (37,21%) dan SLTP

(32,59%), dan pendidikan orang tua mayoritas lulusan SD saja (69,76%)

c. Faktor Budaya dan lingkungan sangat tinggi mencapai 79,07%, pengaruh teman

83,72% dan pengaruh pergaulan bebas 88,37%. Faktor lainnya tidak begitu menonjol.

d. Faktor Paparan Media Sosial dan Faktor Lainnya (KEINGINAN ORANG TUA UNTUK

MENAMBAH KELUARGA, Usia Menarche (Menstruasi awal)


KESIMPULAN
 DAMPAK
Perkawinan mereka tidak ada masalah 93,02%. Alasan bertahannya

diantaranya karena saling mengerti 90% dan ekonomi keluarga sudah

membaik 10%. Mereka masih tinggal bersama orang tua 93% dan

7% sudah mandiri. Adapun permasalahan yang berkenaan dengan

reproduksi hanya 2% dan sisanya tidak ada masalah 98%.


REKOMENDASI KEBIJAKAN
1. Memberikan pemahaman tentang dampak pernikahan usia dini tidak selalu meringankan
beban ekonomi orang tua
2. Perlunya sosialisasi mengenai Undang-Undang Perkawinan No. 16 Tahun 2019 melaui
instansi terkait.
3. Memberikan pemahaman tentang kebiasaan-kebiasaan yang kurang sesuai dengan
tujuan pernikahan agar pola pikir masyarakat yang masih tradisional menjadi logis dan
realistis terhadap pernikahan.
4. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi dampak pernikahan dini kepada masyarakat
5. Pemerintah perlu menyusun strategi kebijakan yang komprehensif bersama instansi terkait
6. Membangun kerjasama yang kuat antar instansi yaitu pemerintah daerah, kementerian
agama dan pengadilan agama serta unsur masyarakat (tokoh agama, tokoh adat, tokoh
masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan)
7. Pemerintah daerah perlu didorong untuk mengalokasikan anggaran yang memadai
untuk pencegahan, pemberdayaan, dan perlindungan anak terhadap pernikahan usia
anak
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai