Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI

PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL (CTL)
- Anggia Lukitadewi (205060025)
- Miranty Fretysia (205060008)
- Sofia Khaerunnisa (205060030)
- Siti Nur Aisyah Jamil (205060004)
PENGERTIAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Kata kontekstual (contextual) berasal dari
kata context yang berarti ”hubungan,
konteks, suasana dan keadaan (konteks) ”
Adapun pengertian CTL menurut Tim Howey R, Keneth, (2001) mendefinisikan CTL sebagai:
Penulis Depdiknas adalah sebagai berikut: “Contextual teaching is teaching that enables learning in
Pembelajaran Konstektual adalah konsep wich student aploy their academic understanding and
belajar yang membantu guru mengaitkan abilities in a variety of in-and out of school context to solve
antara materi yang diajarkannya dengan simulated or real world problems, both alone and with
situasi dunia nyata siswa dan mendorong others” CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan
siswa membuat hubungan antara terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dengan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam
penerapannya dalam kehidupan mereka berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk
sehari-hari. memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun
nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Elaine B. Johnson (Riwayat, 2008)
mengatakan pembelajaran kontekstual
adalah sebuah sistem yang merangsang
otak untuk menyusun pola-pola yang
mewujudkan makna. Lebih lanjut
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL 5. Berpikir kritis dan kreatif
1. Melakukan hubungan yang
bermakna (making (critical and creative thinking).
meaningfull connection).
6. Mengasuh atau memelihara
2. Melakukan kegiatan-kegiatan pribadi siswa (nurturing the
yang signifikan (doing individual).
significant work).
7. Mencapai standar yang tinggi
3. Belajar yang diatur sendiri (reaching high standard).
(self-regulated learning).
8. Menggunakan penilain
4. Bekerja sama (collaborating). autentik (using authentic
assessment).
KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
1. Kontruktivisme 3. Questioning (bertanya)
A) Membangun pemahaman A) Kegiatan guru untuk mendorong,
mereka sendiri dari pengalaman membimbing dan menilai
baru berdasar pada kemampuan berpikir siswa.
pengetahuan awal. B) Bagi siswa yang merupakan bagian
B) Pembelajaran harus dikemas penting dalam pembelajaran yang
menjadi proses berbasis inquiry
”mengkonstruksi” bukan 4. Learning Community (masyarakat
menerima pengetahuan. belajar)
2. Inquiry A) Sekelompok orang yang terikat
A) Proses perpindahan dari dalam kegiatan belajar.
pengamatan menjadi B) Bekerjasama dengan orang lain
pemahaman lebih baik daripada belajar sendiri.
B) Siswa belajar menggunakan
keterampilan berpikir kritis
5. Modelling (pemodelan)
A) Proses penampilan suatu contoh
agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar.
B) Mengerjakan apa yang guru
inginkan agar siswa 7. Authentic Assessment (penilaian
mengerjakannya. yang sebenarnya)
A) Mengukur pengetahuan dan
6. Reflection (repleksi) keterampilan siswa
1) Cara berpikir tentang apa yang telah B) Penilaian produk (kinerja)
kita pelajari
2) Mencatat apa yang telah dipelajari
PRINSIP – PRINSIP DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. Prinsip Saling-bergantungan

Prinsip kesaling-bergantungan
mengajarkan bahwa segala sesuatu di
2. Prinsip Pengaturan Diri
alam semesta saling bergantung dan
saling berhubungan. Dalam CTL prinsip
Prinsip pengaturan diri menyatakan
kesaling-bergantungan mengajak para
bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan
pendidik untuk mengenali keterkaitan
dandisadari oleh diri sendiri. Prinsip ini
mereka dengan pendidik lainnya,
mengajak para siswa untuk mengeluarkan
dengan siswa-siswa, dengan
seluruhpotensinya. Mereka menerima
masyarakat dan dengan lingkungan.
tanggung jawab atas keputusan dan
Prinsip kesalingbergantungan
perilaku sendiri, menilaialternatif, membuat
mengajak siswa untuk saling
pilihan, mengembangkan rencana,
bekerjasama, saling mengutarakan
menganalisis informasi, menciptakansolusi
pendapat, saling mendengarkan untuk
dan dengan kritis menilai bukti.
menemukan persoalan, merancang
rencana, dan mencari pemecahan
masalah.
PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN

1. Problem-Based Learning, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan


masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

2. Authentic Instruction, yaitu pendekatan pengajaran yang menperkenankan siswa


untuk mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir
dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan nyata.

3. Inquiry-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi


sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

4. Project-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan


siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan
dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
5. Work-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa
menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi ajar dan
menggunakannya kembali di tempat kerja.

6. Service Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu


penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan
lainnya.

7. Cooperative Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan


kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar
KEGIATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

1. Pembelajaran otentik (authentic instruction), yaitu pembelajaran yang


memungkinkan siswa belajar dalam konteks yang bermakna, sehingga
menguatkan ikatan pemikiran dan keterampilan memecahkan masalah-masalah
penting dalam kehidupannya.

2. Pembelajaran berbasis inquiry (inquiry based learning), yaitu memaknakan strategi


pembelajaran dengan metode-metode sains, sehingga diperoleh pembelajaran
yang bermakna.

3. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), yaitu pendekatan


pembelajaran yang menggunakan masala-masalah yang ada di dunia nyata atau di
sekelilingnya sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, dan untuk memperoleh konsep utama dari suatu mata
pelajaran.
4. Pembelajaran layanan (serve learning), yaitu metode pembelajaran yang
menggabungkan layanan masyarakat dengan struktur sekolah untuk
medrefleksikan layanan, menekankan hubungan antara layanan yang dialami
dan pembelajaran akademik di sekolah.

5. Pembelajaran berbasis kerja (work based learning), yaitu pendekatan


pembelajaran yang menggunakan konteks tempat kerja dan membahas
penerapan konsep mata pelajaran di lapangan. Prinsip kegiatan pembelajaran
di atas pada dasarnya adalah peneklanan pada penerapan konsep mata
pelajaran di lapangan, dan menggunakan masalah-masalah lapangan untuk
dibahas di sekolah.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

1. Mengembangkan pemikiran bahwa


anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja
sendiri,menemukan sendiri ,dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan 5. Menghadirkan model sebagia contoh
dan ketrampilan barunya. belajar.

2. Melaksanakan sejauh mungkin 6. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.


kegiatan inquiri untuk semua topik.
7. Melakukan penialain yang
3. Mengembangkan sifat ingin tahu sebenarnya dengan berbagai cara.
siswa dengan bertanya.

4. Menciptakan masyarakat belajar.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
KELEBIHA
KEKURANGAN
N
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan 1. Diperlukan waktu yang cukup lama saat
riil (nyata). proses pembelajaran kontekstual
berlangsung.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu
2. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas,
menumbuhkan penguatan konsep kepada maka bisa menciptakan situasi kelas yang
siswa karena CTL menganut aliran kurang kondusif.
kontruktivisme. 3. Guru lebih itensif dalam membimbing, karena
3. Kontekstual adalah model pembelajaran dalam CTL guru tidak lagi berperan sebagai
yang menekankan pada aktivitas siswa pusat informasi.
4. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
secara penuh, baik fisik maupun mental.
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide
4. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri serta mengajak siswa menggunakan
oleh siswa bukan hasil pemberian guru. strateginya sendiri dalam belajar.
5. Penerapan pembelajaran kontekstual bisa
menciptakan suasana pembelajaran yang
bermakna.
6. Kelas dalam pembelajaran kontekstual
bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, tetapi sebagai tempat untuk
menguji data hasil temuan di lapangan.
KESIMPULA
N
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan:Pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pembelajaran yang
Bertujuan untuk membantu siswa memahami makna materi pelajaran yang
Dipelajarinya dengan cara mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka se hari-hari (kontekspribadi, sosial dan kultural)
Sehingga siswa memiliki pengetahuan
(keterampilan) yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan (konteks)
kepermasalahan (konteks) lainnya. Latar belakang munculnya CTL
Berawal dari filsafat kontruktivisme
Yang mengatakan bahwa belajar bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses
Mengonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah pemberian
Dari orang lain, akan tetapi hasil konstruksi yang dilakukan oleh setiap individu. Selain
itu,kemunculan CTL juga dilatar belakangi oleh aliran psikologis kognitif yang
Menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang melibatkan mental
Tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, kemampuan dan pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai