Anda di halaman 1dari 13

TEORI DAN MODEL

KEPERAWATAN JIWA

KELOMPOK 3 :
RADHA VESTIKA UTAMA 1911312061
SASKIA PUTRI MAHARANI 1911312052
MERI FEBRIYANTI 1911312007
ANNISA LISTYANTI 1911312016
HOLY SUCI LESTARI 1911313036
Model konseptual keperawatan jiwa merupakan suatu
kerangka rencangan terstruktur untuk melakukan praktik
pada setiap tenaga kesehatan mental.

Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi


yang terjadi dalam situasi lingkungan atau stresor yang
mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaktif dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia.

 Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan


upaya menolong orang tersebut mempertahankan
keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif
unutk mengatasi stresor ini (Videbeck, 2008 : 54).
MODEL-MODEL
KONSEPTUAL
KEPERAWATAN JIWA
MODEL PSIKOANALISA (Freud, Erickson)
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat
terjadi pada seseorang apabila ego (akal) tidak
berfungsi dalam mengontrol id (kehendak , nafsu,
atau insting), ketidakmampuan seseorang dalam
menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama dan mendorong
terjadinya penyimpangan perilaku (defiation of
behavioral).
Proses terapeutik pada Model Psikoanalisa dapat
memakai free association (mencurahkan seluruh
pikiran dan perasaan) dan analisa mimpi untuk
membentuk kembali perilaku.
MODEL INTERPERSONAL (Harri Stack Sullivan)
Model ini menganggap perilaku merupakan bentuk respon
adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungan sosial.
Perilaku timbul karena adanya 2 dorongan yaitu
kepuasan (Berhubungan dengan kebutuhan dasar
seperti: lapar, tidur, kesepian, nafsu) dan dorongan untuk
keamanan (berhubungan dengan penyesuaian diri
terhadap nila-nilai budayaseperti nilai-nilai masyarakat
dan suku).
Sulivan beranggapan bila kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan akan kepuasan dan keamanan terganggu
atau tidak terpenuhi maka dia akan mengalami kecemasan
maupun sakit mental.
SOSIAL MODEL (Caplan, Szasz)
Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang
mempengaruhi individu dan pengalaman hidupnya.
Individu tersebut harus mampu mengontrol untuk
menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan
masyarakatnya.
Situasi yang dapat menjadi pencetus; kemiskinan, kurang
mampu mengatasi stress, dan kurangnya support system.
Individu yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat
menyesuaikan diri dengan norma lingkungan, dapat
mencetuskan gangguan jiwa sehingga memerlukan
perawatan.
Oleh karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder dan
tertier sangat penting.
Proses terapi yang dapat dilakukan; prevensi primer,
MODEL EKSISTENSI (Ellis, Rogers)
Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat
sekarang. Model ini menganggap penyimpangan perilaku terjadi
jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan.
Menurut teori ini, gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi
bila individual gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya,
individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya, membenci diri
sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya.
Prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan agar
individu bergaul dengan orang lain, memperluas kesadaran diri
dengan cara intropeksi (self assesment), bergaul dengan
kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group),
mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri, dan menerima
kritik atau feedback dari orang lain serta dapat mengontrol
perilakunya (encouraged to accept self and control behavior).
MODEL MEDIKAL (Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat
multifactor yang kompleks meliputi aspek fisik, genetic,
lingkungan dan sosial.
Penatalaksanaannya melalui pemeriksaan diagnostic, terapi
somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.

SUPPORTIVE THERAPY (Wermon, Rockland)


Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah factor
biopsikososial dan respon maladaptive saat ini.
Muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada
masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan
masa lalu. Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon
coping adaptif, mengupayakan mengenal telebih dahulu
kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana
yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.
MODEL OF
PREVENTION
KEPERAWATAN JIWA
PENCEGAHAN PRIMER
Tatanan pelayanan primer antara klien dengan
masalah kesehatan jiwa dengan sistem pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan jiwa di tatanan
pelayanan primer dapat menjangkau orang yang
tidak menerima tindakan kesehatan jiwa.
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang
belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan
kelompok umur yaitu anak, remaja, dewasa, dan
lanjut usia.
Aktivitas pada pencegahan primer adalah program
pendidikan kesehatan, program stimulasi
perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa,
PENCEGAHAN SEKUNDER
Pencegahan sekunder diarahkan pada mereka yang
telah terkena penyakit tertentu supaya kondisinya tidak
memburuk.
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan
sekunder adalah deteksi dini dan penanganan dengan
segera masalah psikososial dan gangguan jiwa.
Tujuan pelayanan : menurunkan angka kejadian
gangguan jiwa.
Target pelayanan : anggota masyarakat yang berisiko
atau memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial
dan gangguan jiwa.
Aktivitas pada pencegahan sekunder seperti
menemukan kasus sedini mungkin dengan cara
PENCEGAHAN TERSIER
Pencegahan Tersier adalah pelayanan keperawatan yang
berfokus pelayanan keperawatan adalah pada peningkatan
fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada
pasien gangguan jiwa. Pencegahan tersier berlaku bagi
mereka yang terkena gangguan penyakit cukup parah
agar tidak terancam jiwanya.
Tujuan pelayanan : mengurangi kecacatan atau
ketidakmampuan akibat gangguan jiwa.
Target pelayanan : anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan.
Aktivitas meliputi program pendukung sosial dengan
mengerakkan sumber-sumber dimasyarakat seperti
sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga,
teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat
TERIMA KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai