Perbedaan Rerata
Modul Biostatistik dan Komputer Statistik
MDU MDK PPDS
Fakultas Kedokteran UI
Perbedaan Dua Rerata
PARAMETRIK
Tujuan dan Hasil Analisis Dalam Abstrak
Merujuk pada tujuan penelitian:
• Menetukan insidensi persisten ILD setelah infeksi SARS-COV-2 dengan terapi prednisolon
Hasil berupa data deskriptif kategorik:
Pasien masih bergejala 39% (325/837)
Pasien ILD, organizing pneumonia predominan, dan deficit fungsional yang signifikan 4.8% (35/837)
• Menentukan progresi persisten ILD setelah infeksi SARS-COV-2 dengan terapi prednisolon
Hasil berupa analisis perbedaan rerata 2 kelompok berpasangan
Peningkatan rerata transfer factor 31.6% (SD + 27.6, P <0.001) perbedaan bermakna
Peningkatan FVC 9.6% (SD + 13.0, P=0.014) perbedaan bermakna
Peneliti tampak mengedepankan hasil analisis yang bermakna dengan hanya menampilkan analisis yang signifikan di
dalam penelitian ini ke dalam abstrak.
Walaupun menggunakan parameter mean + SD, berdasarkan perhitungan COV hasil distribusi tidak normal.
Variabel yang dianalisis
• Variabel bebas (independent):
• Prednisolon
• Variabel tergantung (dependent):
• Fungsi paru* pasien ILD post COVID-19
*Nilai FVC, TLCO dan KCO (data numerik) setelah 6 bulan pengobatan.
Variabel FVC (L) dan (%) perbedaan peningkatannya sebelum dan setelah terapi, signifikan dan bermakna.
Analisis Perbandingan Dua Kelompok Berpasangan
Hasil follow-up pasien dengan ILD setelah infeksi SARS-COV-2:
Variabel TLCO (SI) dan (%) perbedaan peningkatannya sebelum dan setelah terapi, signifikan dan bermakna.
Analisis Perbandingan Dua Kelompok Berpasangan
Hasil follow-up pasien dengan ILD setelah infeksi SARS-COV-2:
Variabel KCO (TLCO/L) perbedaan peningkatannya sebelum dan setelah terapi, tidak signifikan.
Variabel KCO (%) perbedaan peningkatannya sebelum dan setelah terapi, signifikan dan bermakna.
Penjelasan Hasil Hipotesis
• Hipotesis bermakna adalah:
• Rerata peningkatan FVC
• Rerata peningkatan TLCO
Dikaitkan dan menjadi bukti pendukung dari
penemuan lain (data deskriptif kategorik)
dalam penelitian ini.
• Hipotesis tidak bermakna tidak dijelaskan
lebih lanjut dalam penelitian ini.
Perbedaan > Dua Rerata
NON PARAMETRIK
Judul, pengarang, afiliasinya
(cover page)
ABSTRAK
Peneliti tidak menuliskan hasil analisis statistik dan penggunaan parameter apa pada penelitiannya sehingga pembaca tidak dapat melihat
rangkuman secara singkat hasil penelitian tersebut.
Variabel yang dianalisis
• Variabel bebas (independent):
• Kadar IL 31 pada serum, cairan bilas bronkoalveolar, dan jaringan bronkial
• Variabel tergantung (dependent):
• Pasien kontrol
• Pasien asma
• Derajat keparahan asma
• (fungsi paru dan derajat kontrol asma)
Hipotesis: terdapat peningkatan regulasi ekspresi IL 31 pada pasien dengan asma derajat berat
BENTUK PENYAJIAN DATA : TABEL
Hasil:
• Kadar IL 31 serum pada pasien asma alergi lebih tinggi (157.7[132.5-
184.7] pg/ml dibandingkan non alergi asma (63.4[39.1-102.3] p <
0.05) dan kontrol 52.5[38.5-62.7] p <0,0001 bermakna
• Kadar IL 31 serum juga ditemukan lebh tinggi pada pasien dengan
derajat asma berat (133.0[103.0-180.1] pg/ml dibandingkan asma
ringan 986.8[46.4-150.5] p =0,011 dan kontrol 52.5[38.5-62.7] p <
0,001 bermakna
Metode penelitian
Studi observasional comparative cross sectional
Hasil penelitian
Rerata usia pasien PPOK stabil adalah 63,0±5,8 tahun, VEP1 1218,5±394,3, VEP1/KVP 52,8±10,2 %-prediksi. Kadar
desmosin pasien PPOK (rerata 4,4±7,1 ng/ml) meningkat tidak bermakna dibandingkan dengan kontrol (rerata
perokok 0,6±0,4 ng/ml, rerata bukan perokok 0,8±0,9 ng/ml). Kadar desmosin meningkat bermakna dihubungkan
dengan usia, indeks massa tubuh dan frekuensi eksaserbasi pada pasien PPOK.
Kesimpulan Pada penelitian ini ditemukan bahwa kadar desmosin meningkat pada pasien PPOK stabil
dibandingkan dengan kontrol.
Variabel yang dianalisis
• Variabel bebas (independent):
• Kadar desmosin pada serum
• Hipotesis: terdapat kadar desmosin meningkat pada pasien PPOK stabil dibandingkan dengan kontrol
Bentuk Penyajian Data
Pada penelitian ini didapatkan hasil rerata kadar desmosin pasien PPOK lebih tinggi
dibandingkan kadar desmosin pada kontrol perokok dan bukan perokok meskipun tidak
berbeda bermakna. rerata kadar desmosin pada kontrol perokok lebih rendah dibandingkan bukan
perokok walaupun tidak berbeda bermakna.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan metode pemeriksaan serta pemilihan subjek
penelitian (metode HPLC, subyek terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia kasus dan kontrol tidak
setara)