Menurut PSAK no. 9: Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. SIFAT DAN CONTOH PIUTANG Standar akuntansi keuangan menggolongkan piutang menurut sumber terjadinya dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain- lainnya. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Menurut Sukrisno Agoes, (2004:173)
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul
dan transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Menurut Sukrisno Agoes, (2004:173) Lanjutan… Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan harus dilaporkan (tidak digabung dengan perkiraan piutang karena sifatnya berbeda). Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan yang dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain: •Piutang usaha •Uang muka •Wesel tagih •Piutang tak tertagih •Piutang pegawai •Uang jaminan •Piutang bunga TUJUAN PEMERIKSAAN 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance forbad debts (penyisihan piutang tak tertagih). 4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiuban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable).
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau standar akuntansi keuangan/SAK ETAP. PROSEDUR PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA YANG DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Buat top scdule dan supporting schedule piutang pertanggal
neraca. 3. Minta aging schedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang, dan kalau bisa subsequent collectionsnya. 4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. Lanjutan… 5. Test check umur piutang dari beberapa customerke subledger piutang dan sales invoice. 6. Kirimkan konfirmasi piutang a) Tentukan dan tulisan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat konfirmasi. b) Tentukan apakah akan digunakan jonfirmasiu positif atau konfirmasi negative. c) Cantumkan nomor konfirmasi baik schedule piutang maupun di surat konfirmasi. d) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya. e) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi. Lanjutan… 7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work) 8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability. 9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. 10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Lanjutan… 11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawabanm konfirmasi bank, dan correspondence fileuntuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan. 12. Periksa apakah pentajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia / SAK. 13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa. Format Top Schedule Piutang PER ADJUSTMEN WP ADJUSTMENT BALANCE BOOK TBALANCE D K PIUTANG USAHA PIUTANG PEGAWAI PIUTANG LAIN- LAIN PIUTANG DIREKSI PIUTANG PEMEGANG SAHAM Format Supporting Schedule Piutang Belum (91- (61-90) Pemerim Nama No. Jumlah Jatuh (31-60) 120) > 120 No Pelanggan Konf (Rp) Tempo hari hari hari hari aan Kas Ket s/d (Rp) PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN INVESTASI Sifat dan Contoh Surat Berharga * Investasi dalam surat berharga aktiva lancar (current assets)/non current assets, tergantung tujuan pembelian surat berharga * Berdasarkan tujuan pembelian surat berharga investasi dalam surat berharga diklasifikasikan menjadi : 1. Temporary investment/marketable securities/current assets * tujuan : memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia * mudah diuangkan dalam waktu singkat * Contoh : deposito berjangka (lebih dari tiga bulan),saham/obligasi yang marketable 2. Long term investment * tujuan : menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar) dan memperoleh pendapatan yang continues * sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku * Menurut PSAK No.1 hal.1.10 (IAI:2002) : * Surat berharga diklasifikasi sebagai aktiva lancar jika surat berharga direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca * jika lebih dari 12 bulan aktiva tidak lancar * Akuntansi untuk Investasi menurut PSAK No.13 hal.13.1 s.d. 13.2 dan 13.4 s.d. 13.6 (IAI:2002) : * Investasi aktiva yang digunakan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan * Investasi lancar investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang * Investasi Jangka Panjang investasi selain investasi lancar * Kelompok 4
* Nilai wajar (fair value) suatu jumlah yang dapat
digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan melakukan transaksi wajar * Nilai pasar jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar yang aktif * Investasi yang memiliki pasar yang aktif nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar * Biaya perolehan investasi harga beli, komisi broker, jasa bank dan pungutan oleh bursa efek * Biaya perolehan investasi dari penerbitan saham atau surat berharga lain nilai wajar surat berharga yang diterbitkan (bukan nilai nominal atau par value) Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Surat Berharga 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary dan long term investment 2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di neraca, betul-betul ada, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) per tanggal neraca 3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan dari surat berharga telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan 4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga sesuai dengan PABU di Indonesia (PSAK) 5. Untuk memeriksa apakah penyajian dalam Laporan Keuangan sesuai dengan PABU di Indonesia (PSAK) Prosedur Pemeriksaan Surat Berharga yang Disarankan 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary dan long term investment (lihat Exhibit 10-1 contoh ICQ Surat Berharga) 2. Minta rincian surat berharga (saldo awal, penambahan, pengurangan dan saldo akhir) 3. Periksa phisik surat berharga yang dilakukan bersamaan dengan kas opname dan kepemilikannya 4. Cocokkan data dalam rincian dengan BAP phisik surat berharga 5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga 6. Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar 7. Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukung Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Investasi 1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. 2. Investasi jangka pendek disajikan nilanya di neraca dengan salah-satu dari dua cara berikut ini : a.Pada costnya, dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda kurung, b.Pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau cost. Nilai yang lebih tinggi harus di cantumkan di dalam tanda kurung 3. Obligasi atau saham yang dikeluarkan klien, yang dibeli kembali sebagai tresury bond, treasury stock, atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham 4. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus digolongkan dalam penghasilan luar usaha. 5.Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan laba rugi. 6. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang material jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam laporan laba rugi dalam kelompok penghasilan di luar usaha. TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT