Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.

S G4P3A0 HAMIL
40-41 MINGGU DENGAN PARTUS PRESIPITATUS DI PONED
PUSKESMAS CIAMBAR KABUPATEN SUKABUMI
Disusun oleh :

■ DINDA SRI FAUZIAH (32722401D19016)


■ NENG DEWI RIYANI (32722401D19033)
■ NUR HARYATI (32722401D19037)
■ SAERI (32722401D19040)
■ SAHANAH (32722401D18041)
BAB 1
PENDAHULUAN
■ Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan ibu di masyarakat Indonesia, dimana angka
kematian Ibu bersalin yang masih cukup tinggi. Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang
mungkin saja timbul selama persalinan, sehingga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang
baik dalam bidang kesehatan.
■ Menurut data World Health Organization (WHO) pada status kesehatan nasional untuk mencapai
target SDGs menyatakan secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap harinya karna
komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dengan AKI sebanyak 216/100.000 KH (WHO,
2018). Target atau tujuan SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan angka
kematian ibu (AKI) menjadi 70/100.000 KH pada tahun 2030. Pada tahun 2015, AKI di Indonesia
mencapai 305/100.000 KH. Angka tersebut belum mencapai terget pada MDGs saat itu, yaitu
102/100.000 KH (Kemenkes RI, 2019). Dalam penurunan AKI pemerintah telah melakukan
berbagai upaya termasuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan dan
nifas. Kementerian Kesehatan RI mewajibkan pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten dan dilakukan difasilitas kesehatan (Kementerian RI, 2019).
Indikator dalam Kesehatan SDGs di Indonesia salah satunya untuk mengurangi AKI sehingga
dibawah 70 per 100.000 KH (Rakerkesnas, 2019).
BAB 2
TINJAUAN TEORI
■ Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (Sondakh, 2015).
■ Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari
persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar
rumah sakit adalahsituasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan resiko
komplikasi dan/atau hasil yangtidak baik pada klien/janin (Doenges, 2001).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S G4P3A0 USIA KEHAMILAN 40-41 MINGGU
DI PONED PUSKESMAS CIAMBAR KABUPATEN SUKABUMI

Tanggal/jam pengkajian
24-11-2021 / 14:30 WIB
Data Subjektif :
Ibu mengatakan mulas tapi jarang, kehamilan cukup bulan ketuban utuh dan terdapat sedikit
lendir.
Data Objektif :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD 110/70 mmHg, N : 80x/m, S : 36,6° C, R : 20x/m
BB : 50kg, Lila : 23 cm, TB: 147 cm
Pemeriksaan Abdomen :
Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting ( Bokong )
Leopold II : Sebelah kiri teraba datar, keras, memanjang seperti papan ( Puki )
Leopold III : Teraba bulat, keras ( kepala ) dan tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 5/5
Pembukaan : 4cm
DDJ : 142x/menit
TBJ : (28-12)×155= 2.480 gram
UK : 40-41 Minggu
Analisa :
G4P3A0 Hamil 40-41 minggu inpartu kala 1 fase aktif

:
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah memasuki pembukaan 4 cm keadaan janin masih masih dalam batas normal
2. Mengajurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi dengan cara menarik nafas melalui hidung kemudian hembuskan melalui mulut
lakukan ketikan ibu sedang mulas
3. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga mengenai proses persalinan yang akan ditolong tenaga kesehatan
4. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karna akan menghalangi penurunan kepala bayi
5. Mengajurkan ibu untuk tidak mengedan dan menjelaskan akibat jika ibu mengedan sebelum waktunya yaitu akan oedema pada jalan
lahir, disstres janin dan kelelahan
6. Mengajurkan ibu untuk miring kiri agar mempercepat penurunan kepala bayi serta memperlancar pemberian oksigen pada bayi, jalan-
jalan kecil jika ibu kuat.
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar ada energi pada saat mengedan
8. Menyiapkan alat persalinan partus set, APD, obat-obatan dan hecting set, larutan klorin 0,5%
9. Mempersiapkan alat kegawatdaruratan untuk ibu seperti infus set dan cairan ( RL dan NAC), oksitosin, metilergometrin, dan abocath
10. Mempersiapkan alat dan tempat kegawatdaruratan untuk bayi seperti alat resusitasi, tempat datar dan keras
11. Mempersiapkan perlengkapan bayi
12. Memantau keadaan ibu dan janin, serta kemajuan persalinan menggunakan patograf
13. Melakukan observasi kemajuan persalinan seperti DJJ, his dan nadi setiap 30 menit dan mencatatnya di catatan perkembangan.
CATATAN PERKEMBANGAN
ASUHAN KEBIDANA PADA NY. S G4P3A0 HAMIL 40-41 MINGGU DI PONED
PUSLESMAS CIAMBAR KABUPATEN SUKABUMI INPARTU KALA II

Tanggal/jam pengkajian :
24-11-2021 / 17.50 WIB
Data Subjektif :
Ibu mengatakan mulasnya semakin bertambah dan sering. Juga terasa ingin meneran
seperti ingin BAB.
Data Objektif :
Kesadaran : Composmentis
KU : Baik
TTV : TD :120/80 mmHg, N 82x/m, S 36,7°C, R 23x/m
His : 4x10’x45”
DJJ : 144x/m
Terlihat tanda gejala kala II
Pembukaan 10cm
Ketuban pecah spontan (18:00 Wib), warna mekonium
Penurunan H IV
Perlimaan 1/5

Analisa
Inpartu kala II
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa pembukaan sudah lengkap.
2. Menanyakan pada ibu, siapa yang akan menemani ibu bersalin
3. Melihat dan memastikan adanya Tanda Gejala Kala II (Dorongan ingin meneran, Tekanan anus, Perineum menonjol, Vulva
membuka).
4. Menganjurkan pada ibu untuk memilih posisi yang nyaman
5. Menganjurkan suami ibu untuk memberikan ibu makan dan minum
6. Mengecek kembali partus set dan memakai APD lengkap
7. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik, yaitu gigi bertemu gigi dan melihat ke arah perut, tangan menarik ke pergelangan
kaki
8. Menyimpan pernel bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi dan meletakkan under pad dibawah bokong ibu
9. Memimpin meneran saat ibu merasa mulas, Melakukan pertolongan Persalinan secara APN, melahirkan kepala bayi dengan
menahan perineum menggunakan tangan kanan berbentuk huruf “C”, menahan klitoris menggunakan tangan kiri setelah
kepala bayi 5-6 cm nampak depan vulva
10. Mengecek adanya lilitan tali pusat/tidak
11. Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar, kepala bayi berputar ke arah punggung lakukan biparietal. Tarik ke bawah
untuk mengeluarkan bahu atas, tarik ke atas untuk mengeluarkan bahu bawah. Lalu lakukan sanggah susur
12. Bayi lahir spontan, menangis setelah beberapa saat setelah adanya rangsangan, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan
(penilaian sepintas). (18.10 WIB)
13. Mengeringkan, merangsang taktil, membebaskan nafas bayi dan mengganti kain kotor dengan kain bersih
14. Mengecek adanya janin kedua dengan cara palpasi abdomen
Catatan perkembangan
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S G4P3A0 HAMIL 40-41 MINGGU
DI PONED PUSKESMAS CIAMBAR KABUPATEN SUKABUMI

Tanggal/jam pengkajian
24-11-2021 / 18.10 WIB
Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
Data Objektif
KU : Baik
Keadaan emosional : Baik
TTV : TD 100/70 mmHg, N 82x/m, R 20x/m, S 36,1°C
TFU : Sepusat, KK : Kosong

Analisa
Inpartu kala III
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 unit di 1/3 paha bagian luar ibu sebelah kanan secara Intra Muscular
(IM)
2. Melakukan Manajemen Aktif Kala III menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi dengan
mengurut tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama kemudian memotong tali pusat
dengan melindungi tubuh bayi serta menjepit dengan umbilical cord clamp /jepitan tali pusat.
3. Melakukan IMD/inisiasi menyusu dini selama 30 menit.
4. Menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta seperti adanya semburan darah dan tali pusat memanjang.
5. Melakukan PTT yaitu memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva, tangan kiri diatas perut ibu untuk menekan di
atas simpisis (dorso kranial), dan tangan kanan menegangkan tali pusat. Saat ada kontraksi, kembali tali pusat di
tegangkan ke arah bawah tangan sambil tangan lain mendorong uterus. Kembali pindahkan klem tali pusat. Jika adanya
semburan darah dan tali pusat memanjang maka plasenta telah lepas, pegang dan putar plasenta searah jarum jam serta
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan plasenta. Plasenta lahir spontan pukul 18.20 WIB.
6. Melakukan massase uterus 15x15 detik. Kontraksi uterus keras.
7. Merendam placenta ke larutan klorin 0,5% terlebih dahulu kemudian lakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan
selaput ketuban dengan kassa kemudian lihat jumlah kortilodonnya. Plasenta lahir lengkap dan selaput ketuban utuh,
TFU 2 jari dibawah pusat
8. Mengecek luka laserasi dengan kassa steril dan menilai perdarahan. Tidak ada luka laserasi, tidak perdarahan, darah
yang keluar 150 cc
Catatan perkembangan
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. S G4P3A0 HAMIL 40-41 MINGGU DI
PONED PUSKESMAS CIAMBAR KABUPATEN SUKABUMI INPARTU KALA IV

Tanggal/jam pengkajian
24-11-2021/18.30 WIB
Data Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa lelah, perutnya sedikir mulas, dan pendarahan sedikit. Ibu
juga mengatakan senang atas kelahiran banyinya
Data Objektif
Kesadaran : Composmentia
KU : Baik
TTV : TD 120/80 mmHg, N 83x/m, S 36,3°C, R 22x/m
TFU : 2 jari dibawah pusat, KK kosong, perdarahan kurang lebih 20cc

Analisa
Inpartu kala IV
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa tidak ada luka robekan dan hasil pemeriksaan dalam batas normal.
2. Membersihkan dan merapikan ibu dari air ketuban, darah, memakai air DTT. Juga mengganti underpad dan baju ibu. (Asuhan Sayang ibu)
3. Membuang BHP yang sudah terkontaminasi dengan cara memisahkan mana sampah medis, non medis dan tajam.
4. Merendam alat-alat yang terkontaminasi di larutan klorin 0,5% selama 20 menit, lalu membilas dan menyikatnya, setelah itu merebusnya di
dalam air panas selama 20 menit. Kemudian mengeringkan dan membungkus kembali alat partus set dan memberikan tanggal
5. Mengobservasi kontraksi uterus dan memastikan uterus berkontraksi dengan baik.
6. Mengajarkan kepada ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus, yaitu dengan meletakkan telapak tangan di atas perut ibu dan
melakukan gerakan memutar searah jarum jam dengan cepat.
7. Membantu ibu mencari posisi agar ibu merasa nyaman, membantu dan memberitahu ibu bagaimana cara pemberian ASI dan waktu pemberian
ASI yaitu 2 jam sekali pada siang hari dan 4 jam sekali pada malam hari.
8. Menganjurkan keluarga dan suami untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang bernutrisi dan memberitahu suami agar selalu
mendamping istrinya.
9. Memberitahu ibu tanda bahaya kala IV seperti uterus teraba lembek, adanya pengeluaran darah dari jalan lahir, wajah tampak pucat,
pandangan kabur dan kepala pusing.
10. Memberikan dan menjelaskan waktu meminum obat vitamin A 200.000 IU setelah melahirkan dan diterusksan 200.000 IU sesudah 24 jam
dan memberikan obat paracetamol, amoxicillin 3x sehari dan tablet fe 1x sehari
11. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekarang dalam 2 jam pertama ibu di observasi untuk memantau keadaan umum ibu. Yaitu pada 1 jam
pertama di pantau setiap 15 menit sekali dan jam ke dua di pantau setiap 30 menit sekali.
12. Melengkapi pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai