Anda di halaman 1dari 37

MANEJEMEN

PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI

Disajikan sebagai bahan kuliah


Pascasarjana Universitas at Tahiriyah Jakarta
Tujuan mata kuliah Menejemen Pendidikan Berbasis Kompetensi

Mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya


dimasa datang dengan menembangkan kecakapan hidup ( life skil).
Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau
dan berani menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan
menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
Bertolong-menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan
dan taqwa dan janganlah kamu bertolong-menolong
dalam perbuatan dosa dan permusuhan.

(QS. Al-Maidah ayat 2)


Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha Melihat.

(Qs 4:58)
Menejemen
Manajemen menurut bahasa berarti pemimpin, direksi, pengurus,
yang diambil dari kata kerja manage yang berati mengemudikan,
mengurus, dan mermerintah. Wojowarsito, Purwadarminta, Kamus lengkap Indonesia Inggris, (Hasta,
Jakarta: 1974), Hal. 76.

Manajemen menurut Dr. Hadari Nawawi adalah merupakan


kegiatan yang dilakukan oleh manajer dalam memanage
organisasi, lembaga, maupun perusahaan. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (CV.
Haji Mas Agung, Surabaya: 1997), Hal. 78
Fleksibel, efektif, effisien, terbuka, cooperative, partisipatif dan tranformatif

Menurut pendapat Prof. Dr. Imam Suprayogo bahwa berdasarkan hasil pengamatan beliau walaupun
sifatnya masih terbatas, menunjukkan bahwa sekolah atau madrasah meraih prestasi unggul justru
karena fleksibelitas pengelolanya dalam menjalankan tugas-tugasnya Imam Suprayogo, Revormulasi Visi Pendidikan Islam, (STAIN
Press, 1994), Hal.74

Dr. Wayan Sidarta; “pekerjaan yange efektif ialah pekerjaan yang memberikan hasil seperti rencana
semula, sedangkan pekerjaan yang efisien adalah pekerjaan yang megeluarkan biaya sesuai dengan
rencana semula atau lebih rendah, yang dimaksud dengan biaya adalah uang, waktu, tenaga, orang,
material, media dan sarana. Made Sidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (PT. Bina Aksara, Jakarta:1999), Hal.4
 Manjemen lanjutan ....

”Nawwal Ath-thuraiqi mendefinisikan manajemen secara


umum adalah proses pengorganisasian, pengarahan, dan
kontrol, kekuatan sekelompok orang dalam suatu lembaga
demi mewujudkan tujuan-tujuan lembaga tersebut dengan
selektif dan seefesien mungkin”.( Sekolah unggulan Berbasis Sirah Nabawiyah: hal 29
4 KOMPONEN MENEJEMEN
A. Perencanaan (planning)

Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan


secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. AW. Widjaya,
Perencanaan sebagai Fungsi Manajemmen, (PT Bina Aksara, Jakarta: 1987), Hal. 33.
B.  Pengorganisasian (organizing)

Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk


mencapai tujuan bersama

Ali Bin Talib berkata: “Kebenaran yang tidak terorganisasi


dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi”.

surat Ali imran ayat 103


Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
C. Penggerakan (actuating)

Proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk,


pedoman dan nasehat serta keterampilan dalam
berkomunikasi. Actuating merupakan inti dari
manajemen yang menggerakkan untuk mencapai hasil.
Sedangkan inti dari actuating adalah leading, harus
menentukan prinsip-prinspi efisiensi, komunikasi yang
baik dan prinsip menjawab pertanyaan.
Sondang P. Siagian, Sistem Informasi untuk Mengambil Keputusan, (Gunung Agung, Jakarta: 1997), Hal. 88.
D. Evaluasi/Controlling

Evaluasi dalam konteks manajemen


adalah proses untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilaksanakan
benar sesuai apa tidak dengan
perencanaan sebelumnya
Pendidikan
‫َان‬
َ ‫اب َما ك‬ ِ ‫ان ِفي ق ََص ِص ِه ْم ِع ْب َر ٌة ل ِّأ ُ ْولِي األَل َْب‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
َ ‫يقال ّ َ ِذي بَي ْ َن يَ َدي ْ ِه َوتَ ْف ِص‬
‫يل‬ َ ‫َح ِديثا ً يُ ْفتَ َرى َول َـ ِكن تَ ْص ِد‬
َ ُ ‫ك َُّل َش ْي ٍء َو ُه ًدى َو َر ْح َم ًة لِ ّقَ ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمن‬
‫ون‬

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang
mempunyai akal. (Al-Quran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

QS:Yusuf :111
‫عل ََى بَ ِيّنَةٍ ِ ّمن َّر ِبّي َو َر َز َق ِني‬ َ ‫ُنت‬ ُ ‫اليَا َق ْو ِم أ َ َرأَيْتُ ْم ِإن ك‬ َ ‫َق‬
‫يد أ َ ْنأ ُ َخالِ َفك ُْم ِإل َى َما أَن ْ َهاك ُْم‬ ُ ‫ِمن ْ ُه ِر ْزقا ً َح َسنا ً َو َما أ ُ ِر‬
‫ت َو َما تَ ْو ِفي ِقي‬ ُ ‫استَط َ ْع‬ ‫ا‬ ‫م‬َ ‫ح‬ َ َ ‫ال‬ ‫ص‬ ْ ِ ‫إل‬‫ا‬ َ ّ ‫ال‬ِ ‫إ‬ ‫د‬
ُ ‫ي‬‫ر‬ِ ُ ‫َعن ْ ُه إِ ْن أ‬
ْ
٨٨-‫يبهود‬ ِ
‫ن‬ ُ ‫ْت َو ِإل َيْ ِه أ‬ ُ ‫ ِإال َّ ِبالل ّ ِه َعل َيْ ِه تَ َوكَّل‬-
ُ

Dia (Syu‘aib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhan-ku dan aku Dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi
perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang
darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan
petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya
(pula) aku kembali.
SUMBER ILMU

1.Pemberian dari Allah


2.Indra lahir dan batin
3.Akal dan instiusi
Syed Naqib allatas.
Ot or i t a s I l m u : K h a b ar S ha d i q

Otoritas adalah laporan yang benar sebagai jalan diperolehnya ilmu

1. Laporan/pesan yang dibawa dibawa Rasulullah Saw bersifat


mutlak
2. Laporan yang disampaikan secara berangkai oleh sejumlah orang
dan tidak mungkin ada kedustaan secara bersama-sama; yang
termasukgolongan ini adalahsarjana,ilmuan dan bersifat dapat
dipersoalkan oleh nalar dan pengalaman.
Pendidikan tidak boleh mati
Pendidikan

Bukan sekedar proses


pengayaan intelektual, tetapi
juga menumbuhkan benih-
benih adab* manusia; untuk
mengecambahkan kualitas
luhur kemanusiaan
ASUMSI/DALIL PENDIDIKAN
SEBAGAI PIJAKAN

1. seorang yang tidak mendapat pendidikan, berarti kehilangan banyak


kesempatan untuk mencapai derajat hidup yang mulia.
2. masyarakat yang tidak berhasil menemukan sistem pendidikan yang
tepat, berarti membuat kehidupan masyarakatnya sendiri tanpa
kepribadian, terlantar dan terbelakang.
3. hati adalah sumber keberanian dan semangat integritas dan komitmen.
hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam menuntut kita
belajar menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani.
Tarbiyyah,
Ketiga; tarbiyyah yaitu kata ziyadah, nas’ah,
Secara rinci dalam al-Qur’an kalimat taghdiyah, ri’ayah dan muhafazah ( penambahan atau
tarbiyah memilki tiga akar bahasa: Pertama, dari pembekalan, pertumbuhan, pemberian gizi,
kata raba-yarbu yang artinya bertambah dan pemeliharaan dan penjagaan ), sedangkan dalam
berkembang hal ini seperti firman Allah surat Ar- istilah tarbiyah Islamiyah berarti menumbuhkan dan
Ruum ayat 39: membentuk insan muslim mutakamil (integral) dari
seluruh sisinya, baik kesehatan, akal, keyakinan,
”Dan suatu riba yang kamu berikan agar
keruhanian, jasad, akhlak, perasaan, kemauan dan
dia bertambah pada harta manusia, maka riba
daya ciptanya. Pembentukan ini mencakup seluruh
tidak akan bertambah di sisi Allah..”
fase pertumbuhan manusia berdasarkan prinsip dan
Kedua: rabiya-yarba yang artinya tumbuh
dan berkembang. Ketiga, rabba yarubbu yang nilai-nilai islam serta melalui metode dan cara
berarti memperbaiki, mengurusi kepentingan,
pendidikan yang Islami. Abu Ridho, Urgensi Tarbiyah dalam Islam,
mengatur, menjaga dan memperhatikan. Abu
Jakarta, INQILAB PRESS, 1994, hlm 15
Fatiah, Mizanul Muslim, hlm 66-67
Pendidikan
1. Bagaimana pertarungan ideologi
pendidikan awal kemerdekaan Indonesia?
2. Bagaimana terjadi
olitik pendidikan menjadi penting untuk melihat secara sistem ganda dalam pendidikan nasional?
omprehensif akar sejarah dikotomi pendidikan yang tidak 3. Apa implikasi
rlepas dari peristiwaperistiwa pada masa awal kemerdekaan, pertarungan ideologi tersebut?
hingga berimplikasi secara nyata terhadap pendidikan seperti
at ini. Sebagai bangsa yang berdaulat, maka “bayi Indonesia”
rus secepatnya mengubah sistem pendidikan dan
enyesuaikannya dengan keadaan baru dan pola pembangunan
ng baru. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem pendidikan
sional yang berdasarkan eksistensi masa lampau, masa kini,
n kewaspadaan terhadap perkembangan masadepan (Asrohah,
001:177).
Ideologi Akar Masalah Pendidikan

Persoalan ideologi Negara selalu berkaitan dengan


pendidikan karena ideologi diajarkan melalui pendidikan baik
secara formal maupun nonformal. Secara terminologi ideologi
yakni “keyakinan dan gagasan tentang kehidupan manusia yang
harus ditaati seluruh komponen masyarakat negara-bangsa”
(Munawwir, 1986:33). Dalam kajian ini, maka pertanyaannya
adalah “ideologi apa yang hendak dibangun oleh bangsa Indonesia
ini?” Membangun pendidikan sama artinya membangun
negara dan membangun ideologi pendidikan sama artinya
membangun ideologi negara. Persoalan ini sangat urgen karena
pada awal kemerdekaan sangat rentan muncul “perdebatan atau
pertarungan tentang ideologi negara“(Boland, 1986:33).
Pertarungan ideologi negara dan pokok-pokok
pendidikan nasional di atas telah melahirkan “Kompromi Jalan
Tengah” untuk berkiprah lebih luas dan leluasa di Indonesia Baru. Semua
kompromi tersebut, termuat dengan jelas pada hukum dasar
Negara UUD 1945, yakni pasal 29 tentang agama, pasal 31
tentang kebudayaan, dan pasal 32 tentang pendidikan nasional.
UUD 1945 sendiri pada hakekatnya dihasilkan berdasarkan
“kompromi politik”, khususnya tentang agama dan
pendidikan.
Implikasi Pertarungan Ideologi

Pertama, implikasi kelembagaan, secara kasat mata dapat


dilihat bahwa sistem yang dianut oleh pendidikan Indonesia
adalah “lembaga ganda”.

Kedua, implikasi tujuan pendidikan, harus diakui bahwa di


awal berdirinya Negara ini berimplikasi pada tujuan
pendidikan itu sendiri, yang juga bersifat “kompromis”.
Ketiga, implikasi keilmuan, ilmu merupakan bagian
terpenting dalam sejarah kehidupan manusia. Pertarungan
ideologi berimplikasi pada aspek penentuan format keilmuan
dalam lembaga pendidikan di Indonesia. Penerapan sistem
ganda telah menimbulkan perdebatan keilmuan secara terus
menerus dari tahun ke tahun.

Keempat, implikasi kurikulum pendidikan, sejak awal


kemerdekaan kurikulum pendidikan nasional selalu
mengalami berbagai kebijakan yang berubah-ubah. Terutama,
kelompok Islam yang terus berjuang memasukkan nilai Islam
ke dalam sistem pendidikan nasional
UU Sisdiknas n.20 pasal3 th2003

“ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukmengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa keapada Tuhan
Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati,mandiri dan
menjadi wargayang demokrasi dan bertanggungjawab”
Matinya petagogik; ilmu pendidikan sudah mati,
mati suri, putus asa, kebosanan, menghasilkan
produk yang semu dalam kehidupan global;
sebabnya Ilmu pendidikan telah kehilangan
ketajamannya atau menghadadapi kekaburan
konsep.
solusi; mengubah pendekatan politis dan teknis
pendidikan kepada pendekatan menyeluruh
mengenai hakikat pendidikan sebagai bagian dari
kehidupan umat manusia. Pendidikan merupakan
kunci dari segala perubhan sosial yang diakui oleh
dunia internasional
 Hambatan yang meninakbobokan kita sehingga tidak
berani mengambil resiko untuk reformasi;
1. Kemandulan konsep; konsep yang tidak ditunjang dengan
riset, diuji didalam kondisi dan situasi perkembangan.
2. Kekurangan dialog ilmiyah
3. Isolasionisme pemikiran;perkembangan ilmu tidak dapat
dilakukakn secara terkotak kotak
4. Dualisme‘” action versus research” tidak membedakan
teori dengan praktik
Menjunjung kemuliaan ilmu
Cinta/mahabah
Jujur/sidqu
ikhlas
inqiyad
qobul
yakin Wahab binMunabih (tabiin)

Ilmu
4 pilar Rekomondasi UNESCO di bidang pendidikan

1.Learning to know (belajar untuk mengetahui)


2.Learning to do(belajar melakukan )
3. Learning to livetogether(belajar untuk hidup bersama)
4.Learning tobe(belajar untuk mengembangkan diri).
Kompetensi
kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan

segi bahasa, kompetensi adalah “(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau


memutuskan sesuatu hal” (W.J.S Purwa-darminta, 1976: 518). Sedangkan dalam kamus
komtemporer menjelaskan bahwa Kompetensi adalah “Kewenangan, wewenang,
kekompetenan”. (Al-Barry dan Sofyan H.A.T, 2000: 172).

menurut Kapmendiknas No. 045/U/2002 (Farida Sarimaya, 2008: 17) menyebutkan


‘Kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
menjalankan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu’.

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dan keseluruham
stakeholder-nya dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
UU No.14 tahun 2015 meyebutkan bahwa
kompetensi adalah seperangkat keterampilan,
pengetahuan,danprilaku yang harus dimiliki,
dikuasai serta dihayati oleh seorang guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
Guru Profesional

Seorang guru yang memilki pemikiran yang luas,


menguasai bidangyangdiajarkan,kemampuan belajar
yang baik, dan dapatberbaur dengan baik dengan orang
tua murid dan masyarakat sekitar.

( Ahmad &Seregar, Guru profesional menurutalGhazali dan Buya Hamka, Alhikmah,


Jurnal Agama dan Ilmu , 2015)
Kompetensi guru

• kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya,
dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Menurut Suparlan (2008:93)
• Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus
dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
• Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

• Memahami sistem pendidikan dan pengetahuan


• Mengembangkandan menganalisis kemampuan belajar
• Memahami interaksi dalamduniapendidikan
• Mempuanyai ide-ide baru dalam sistem pendidikan
• Menggunakan TIK
• Memahami konsepdan teori saat belajar
** Claire Rees 2007, Students employabilty profile
kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan


kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia
Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru


untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan


materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
stuktur dan metodologi keilmuannya
Keterampilan guru di abad 21:
• Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar
• Mampu memfasilitasidan menginspirasi belajar
• Menjadi model tanggungjawab dan masyarakat digital
• Menjadi modeldan cara belajar dan bekerja di eradigital
• Berpartisipasi dalam pengembangan dankepemimpinan.

Destiana, Bonita, and pipit utami,Urgensi kompetensi pedagogik guru 2017


Karakter profesional pendidik pemimpin yang dilatih

• Integritas
• Kasih Sayang
• Pemahaman
• Keberanian
• Komitmen
• Keyakinan
• Komunikasi (Menjadi Pendidik Profesinal, Yogyakarta,Bina Insantama )

Anda mungkin juga menyukai