Anda di halaman 1dari 56

Manajemen

Pendekatan
Keluarga
NSI Ak 14 2021
Dari Subulussalam Hendak Ke Selatan
Bekal dibawa, Jangan dilupakan
Assalamualaikum Kami Sampaikan
Kepada Teman Teman, Hadirin Sekalian

Prapti Setyaningsih
Widyaiswara BBPK Jakarta
Tujuan Pembelajaran

Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta


mampu memahami Manajemen Pendekatan Keluarga

Indikator Hasil Belajar:Setelah selesai pembelajaran peserta


diharapkan dapat:

a. Menjelaskan Manajemen Pendekatan Keluarga.


b. Menjelaskan Aplikasi Keluarga Sehat
Pernah kah melakukan
kunjungan keluarga
sebelumnya ? ?
https://bit.ly/3mdI72E
Kunjungan Keluarga Peningkatan Akses
Pendekatan Pelayanan/ Jangkauan
Keluarga Sasaran
Arah Kebijakan & Strategi Bidang Kesehatan
( R PJ M N 2 0 2 0 - 2 0 2 4 )

Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi , melalui

Pengutan yankes
dasar dan rujukan
optimalisasi penguatan
pelayanan kesehatan dasar
melalui pendekatan
keluarga

Mengukur
Perubahan perilaku
masyarakat untuk
Indikator RPJMN: hidup sehat
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sehingga diperoleh
dengan cakupan 100% intervensi keluarga.
SDM unggul
12 Indikator
PIS PK
Tahapan Kegiatan
Sosialisasi Pendataan

Evaluasi Analisa Data

Monitoring Rumusan Masalah

Implementasi
Rencana Kegiatan
Kegiatan
Persiapan
Instrumen
Prokesga

Pinkesga

Tensimeter
Handphone/
Kamera
PENGGUNAAN INSTRUMEN
INSTRUMEN

M E N
S TR U
IN O P Y
A R DC
H
Online Aplikasi KS
PROFIL KESEHATAN KELUARGA
(PROKESGA)
Blok I
Keterangan
Pengenalan
Tempat
Blok II
Blok
Keterangan
Keluarga
Blok III
Keterangan
Pengumpul Data

Blok IV
Keterangan
Anggota Keluarga
Blok V
Keterangan
Individu
Paket Informasi Kesehatan Keluarga
(PINKESGA)

DAN LAIN2 SESUAI KEBUTUHAN LOKAL


Persiapan
Kunjungan
Keluarga
Koordinasi dengan
Perangkat Desa

Waktu Yang Tepat


No urut bangunan & No Keluarga

004
(001&002) 007
002
006
001 008
(001) 003 005

Bangunan yang bukan rumah tangga biasa (RS, lembaga pemasyarakatan, panti sosial,
asrama, pasar, dan lain-lain sesuai definisi BPS), tidak diambil datanya.
Etika Pendataan

Menerangkan dengan jelas maksud


dan tujuan Tidak memberi kesan memaksa

Menciptakan suasana yang nyaman Tidak emosi

Tidak mengarahkan jawaban.

Menghormati norma sosial setempat


Tidak bertele tele

Mengucapkan terimakasih saat


berpamitan
Definisi Keluarga
Keluarga Inti, adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena kelahiran
(natural) maupun adopsi.

Keluarga Besar, adalah keluarga inti ditambah orang lain yang memiliki
hubungan darah dan juga yang tidak memiliki hubungan darah tetapi ikut
tinggal atau bermaksud tinggal selama 6 bulan dan makan dalam keluarga
tersebut. Keluarga besar dapat terdiri atas beberapa keluarga inti.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling bergantung.

Dalam pendataan ini, keluarga dikatagorikan menjadi 2 jenis,


yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar
(extended family).
Anggota Keluarga
Semua orang yang menjadi bagian dari keluarga dan
tinggal di keluarga tersebut, yang dijumpai pada waktu
periode pendataan:
Kepala keluarga sekaligus juga adalah AK
Anggota Keluarga
Orang yang telah tinggal di suatu keluarga selama 6
bulan/>
Orang yang telah tinggal di keluarga < 6 bulan tetapi
berniat tinggal di keluarga tersebut selama 6 bulan
atau lebih
Anggota keluarga yang telah bepergian selama 6 bulan
atau lebih dan AK yang bepergian kurang dari 6 bulan
tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan
keluarga selama 6 bulan atau lebih, dianggap bukan
AK
ART, sopir, tukang kebun yang tinggal di rumah majikan
dianggap AK majikannya
● Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun yang tinggal dan atau
makan di rumah majikannya dianggap sebagai AK majikannya. Tetapi
jika hanya makan saja (tidak tinggal), dianggap bukan AK
majikannya.
● Bangunan sensus atau rumah tangga yang bukan rumah tangga
biasa (RS, lembaga pemasyarakatan, panti sosial, asrama, pasar, dan
lain-lain sesuai definisi BPS), tidak diambil datanya.
Anggota Keluarga
● Penghuni rumah kost yang satu bangunan dengan pemilik kost,
dimasukkan ke dalam satu Prokesga dengan pemilik kost
● Dalam kasus pemilik kost tinggal di bangunan yang sama dengan
penghuni kost, maka apabila satu kamar diisi lebih dari satu orang
dengan hubungan keluarga baik suami/ isteri/ anak/ sepupu/ kakak/
adik, semuanya dimasukkan ke dalam satu Prokesga.
Contoh Kasus
Satu rumah terdiri dari Nenek, Ayah, Ibu, Anak, Keponakan (umur 10
tahun) dan Pembantu.

Maka di dalam rumah ini akan didata menjadi keluarga inti yaitu:
1. Keluarga inti pertama terdiri dari Nenek
2. Keluarga inti kedua terdiri dari Ayah,Ibu dan Anak
Bagaimana dengan keponakan dan pembantu???
Keponakan dan pembantu bisa menjadi anggota keluarga pertama atau
keluarga kedua tergantung menjadi tanggungan keluarga yang mana.
Perhitungan Indeks Keluarga
Sehat (IKS)
IKS
> 0.8 IKS Keluarga = ∑ Indikator bernilai 1
Keluarga Sehat 12-∑ N

0.5 -0.8
Keluarga Pra Sehat

<0.5
Keluarga Tidak Sehat
Cara penghitungan IKS Keluarga
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator:
Y = Nilai 1 , Jika sesuai dengan indikator
T = Nilai 0, Jika tidak sesuai dengan indikator,
N = Not Aplicable, tidak mungkin ada dalam keluarga tersebut

Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 / T meskipun di dalamnya
terdapat status Y atau N
DEFINISI OPERASIONAL
NO INDIKATOR UTAMA DEFINISI OPERASIONAL

Jika keluarga merupakan pasangan usia subur, suami atau isteri atau
Keluarga mengikuti
1 keduanya terdaftar secara resmi sebagai peserta/ akseptor KB
program KB
dan/atau menggunakan alat kontrasepsi.
Jika di keluarga terdapat ibu pasca bersalin (usia bayi <12 bulan),
Ibu bersalin di
2 persalinan ibu tersebut dilakukan di rumah sakit atau puskesmas atau
fasilitas kesehatan
klinik.

Bayi mendapat Jika di keluarga terdapat anak (usia 12-23 bulan), telah mendapatkan
3 imunisasi dasar imunisasi HB0, BCG, DPT-HB1, DPT-HB2,DPT-HB3, Polio1, Polio2,
lengkap Polio3, Polio4 dan Campak.

Bayi diberi ASI Jika di keluarga terdapat bayi usia 7-23 bulan, bayi tersebut selama 6
4 eksklusif selama bulan pertama (usia 0-6 bulan) hanya diberi air susu ibu (ASI) saja
6 bulan (ASI eksklusif)

Pertumbuhan balita Jika di keluarga terdapat balita (2-59 bulan), terhadap balita tersebut
5
dipantau tiap bulan bulan yang lalu ditimbang berat badannya untuk dicatat di Posyandu.
DEFINISI OPERASIONAL

NO. INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL

Jika di keluarga terdapat anggota keluarga usia >15 tahun,


menderita batuk sudah 2 (dua) minggu berturut-turut, belum
Penderita TB Paru
6 sembuh atau didiagnogsis sebagai penderita Tuberkulosis (TB) Paru,
berobat sesuai standar
penderita tersebut berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas
kesehatan.

Jika di keluarga terdapat anggota keluarga usia >15 tahun yang


Penderita hipertensi berdasar pengukuran adalah penderita tekanan darah tinggi
7
berobat teratur (hipertensi), ia berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas
kesehatan.

Penderita gangguan Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita


8 jiwa berat tidak gangguan jiwa berat, penderita tersebut diobati/tidak, ditelantarkan
ditelantarkan dan/atau dipasung.
DEFINISI OPERASIONAL
NO. INDIKATOR UTAMA DEFINISI OPERASIONAL

Jika tidak ada seorang pun anggota keluarga yang sering atau
kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain dari
Tidak ada anggota keluarga
9 tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota keluarga tidak
yang merokok
pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok
atau produk lain dari tembakau.

Jika keluarga memiliki akses air leding PDAM atau sumur


Keluarga memiliki akses /
10 pompa, atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk
memakai air bersih
keperluan sehari-hari.
Jika keluarga memiliki atau menggunakan sarana untuk
Keluarga memiliki akses /
11 membuang air besar (kakus) berupa kloset atau leher angsa
menggunakan jamban sehat
atau plengsengan.

Jika seluruh anggota keluarga memiliki kartu keanggotaan


Sekeluarga sudah menjadi
12 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
anggota JKN/askes
dan/atau kartu kepesertaan asuransi kesehatan lainnya.
Kategori Indikator Keluarga Sehat
Kategori Indikator Keluarga Sehat
Kategori Indikator Keluarga Sehat
Kategori Indikator Keluarga Sehat
Kategori Indikator Keluarga Sehat
Kategori Indikator Keluarga Sehat
Contoh Kasus Keluarga
1. Ibu menggunakan alat kontrasepsi
2. Ada balita usia 12 bulan, imunisasi dasar tidak lengkap
3. Ada balita usia 12 bulan, mendapat ASI eksklusif
4. Ada balita usia 12 bulan, bulan lalu tidak dibawa ke Posyandu; Ada balita usia 48 bulan,
bulan lalu dibawa ke Posyandu
5. Tidak ada anggota keluarga menderita TB
6. Ayah tidak pernah didiagnosis hipertensi namun saat pengukuran sistole diatas 140 mmHg;
ibu dan anak usia 16 thn pernah didiagnosis hipertensi dan minum obat secara teratur
7. Anak usia 16 thn menderita schizophrenia, tapi minum obat secara teratur
8. Ayah merokok, anggota keluarga lain tidak merokok
9. Semua anggota keluarga memiliki JKN
10.Terdapat air bersih dan semua anggota keluarga menggunakan air bersih
11.Terdapat jamban saniter dan semua anggota keluarga BAB di jamban
Hasil Perhitungan IKS Keluarga
Pertanyaan Anak Anak Anak Nilai
No Indikator Ayah Ibu
Rumah Tangga (16 tahun) (48 bulan) (12 bln) Keluarga
A B C D E F G H  
1 Keluarga mengikuti program KB   N*) Y       1
2 Ibu hamil melahirkan di fasyankes             N
3 Bayi usia 0-11 bulan diberikan imunisasi lengkap           T 0
4 Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan           Y 1
5 Pemantauan pertumbuhan balita         Y T 0
6 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar   N N N     N
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur   T Y Y     0
Penderita gangguan jiwa berat berobat dengan
8 Y           1
benar
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok   T Y Y Y Y 0
10 Mempunyai dan menggunakan sarana air bersih Y Y Y Y     1
11 Menggunakan jamban keluarga Y Y Y Y     1
12 Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN   Y Y Y Y Y 1
  ∑ indikator bernilai 1 /(12-∑N)   6/(12-2)
  Indikator keluarga Sehat             0.600
Analisis Data Lanjut
1. Berdasarkan tingkat/wilayah
2. Berdasarkan indeks
3. Silang antar indikator
4. Silang terhadap status/identitas
STATISTIK
Diperlukan pada analisis yang lebih lanjut
Perhitungan status IKS Desa “1”
Alur Identifikasi Masalah
Individu Keluarga RT

Puskesmas Desa/Kelurahan RW
Identifikasi Masalah Kesehatan di Level
Puskesmas
 Misal ada Puskesmas “X” terdiri dari 8 desa
 Analisis untuk status IKS Puskesmas “X”

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan diintervensi


pada level Puskesmas “X”
Database IKS tingkat Puskesmas

Indikator A B C D E F G H Puskesmas
KB 56.3% 62.7% 74.2% 70.6% 80.8% 61.3% 60.9% 26.2% 71.3%
Linfaskes 54.9% 98.7% 89.6% 82.7% 46.3% 58.0% 31.1% 43.7% 70.4%
Imunisasi 43.0% 17.8% 23.4% 30.9% 17.3% 44.0% 34.3% 39.3% 33.6%
ASI eks 32.4% 58.2% 52.9% 48.8% 27.3% 34.2% 18.3% 25.8% 41.5%
Timbang 45.0% 93.7% 78.9% 84.9% 52.3% 57.7% 62.1% 41.4% 69.1%
42,9%
TB IKS 26.1% 64.5% 35.9% 29.5% 21.0% 32.6% 47.7% 35.4% 42.9%
HT IKS 23.3% 34.0% 30.5% 23.4% 27.8% 32.4% 21.7% 12.8% 29.3%
Jiwa IKS 47.7% 49.0% 47.3% 43.3% 49.5% 47.3% 48.3% 38.5% 47.8%
Rokok 48.7% 51.9% 51.0% 48.5% 27.3% 47.1% 41.7% 32.0% 48.0%
Air bersih 85.5% 91.0% 89.4% 85.0% 47.9% 82.6% 73.2% 56.2% 84.2%
Jamban 69.9% 81.9% 60.3% 48.0% 58.9% 61.3% 52.4% 29.6% 63.8%
JKN 49.2% 75.3% 48.5% 58.6% 50.0% 91.6% 67.8% 68.3% 57.7%
IKS 0.539 0.761 0.573 0.531 0.385 0.665 0.511 0.322 0.583
Kesimpulan Pra=S Pra-S Pra=S Pra-S Tdk_S Pra-S Pra-S Tdk-S Pra-S
Penjelasan
Untuk melakukan intervensi pada wilayah
Puskesmas, dapat dilakukan analisis status IKS dan
perhitungan indikator

Analisis untuk menentukan prioritas indikator


yang akan diintervensi di Puskesmas “X”
Analisis Prioritas Indikator di Level Puskesmas
Untuk tingkat Puskesmas:
IKS = 0,583  Pra sehat
Selanjutnya diidentifikasi berapa persen proporsi desa yang termasuk : sehat, pra-sehat
dan tidak sehat.
Ada 4 indikator yang paling tertinggal, yaitu:

○ Hipertensi (29,3%) -->ada sekitar 70,7% penderita hipertensi belum berobat secara teratur

○ Imunisasi (33,6%)--> ada sekitar 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi lengkap

○ ASI eksklusif (41,5%) -->ada sekitar 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif

○ TB Paru (42,9%)--> ada sekitar 57,1% penderita TB Paru tidak mendapatkan pengobatan sesuai standar
4 indikator kesga harus tetap diintervensi di semua desa
Intervensi
● Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok sasaran:

○ Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb

○ Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb

○ Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb

○ Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM

○ Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa


● Bila sasaran tidak datang  Kunjungan rumah: promosi kesehatan  paket
informasi yang sesuai
● Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung, karena data-base keluarga
sudah ada
Rumusan intervensi
● Allternatif I: Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh desa dilakukan
intervensi sesuai masalah utama setempat. Penyuluhan umum di tingkat Puskesmas
dengan topik: hipertensi, imunisasi dan ASI eksklusif, intervensi di setiap desa sesuai
dengan masing2 prioritas masalahnya.
● Alternatif II: Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling tertinggal, yaitu desa
dengan IKS terrendah dalam hal ini Desa H dan Desa E. Sumber daya difokuskan untuk
melakukan intervensi pada 2 desa tersebut.
● Alternatif III: Masih banyak alternatif yang dipilih, misalnya dari sisi pendekatannya:
mungkin di desa H menggunakan tokoh agama sementara di desa E menggunakan
jalur PKK 
Hasil Verifikasi
No Hasil Verifikasi Solusi Pemecahan Masalah

1 Dalam pelaksanaan kunjungan rumah tidak Melakukan sosialisasi eksternal lebih


semua keluarga mengetahui tujuan kunjungan aktif dan memastikan keluarga yang
karena tidak ada penjelasan dari tim PIS-PK dikunjungi memahami tujuan kunjungan
Puskesmas. keluarga dilakukan

2 Terdapat pengisian hasil wawancara di Kepala Puskesmas menetapkan SOP


Prokesga yang tidak sesuai, karena ada data Pelaksanaan PIS-PK melakukan kajian
responden/anggota keluarga diisi hasil berkala mengenai kepatuhan petugas
wawancaranya padahal tidak pernah bertemu baik surveyor, supervisor dan admin
dengan tim Puskesmas. terhadap SOP pelaksanaan PIS-PK
untuk menjamin kualitas dan
3 Tidak semua rumah yang dikunjungi dilakukan
profesionalisme untuk tim puskesmas.
observasi.

48
Sumber: Hasil Monev PIS-PK
Intervensi Lanjut
No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut
1 Keluarga mengikuti Edukasi ibu nifas untuk ber KB, melaksanakan lomba Kampung KB,
program KB dan lomba KB Lestari.
2 Persalinan Ibu di fasilitas Memberikan paket pelayanan persalinan dengan pelayanan pijat
pelayanan kesehatan bayi; Edukasi ibu hamil akan pentingnya melahirkan di fasyankes
untuk keselamatan ibu dan bayi saat kunjungan rumah bumil dan
melalui kelas ibu
3 Bayi mendapatkan Pemberian sertifikat/piagam imunisasi dasar lengkap, menjadikan
imunisasi dasar lengkap persyaratan masuk sekolah (pemanfaatan buku KIA)

4 Bayi mendapatkan ASI Pemberian sertifikat lulus ASI eksklusif, mengedukasi ibu hamil
Eksklusif tentang perawatan payudara selama masa kehamilan.
5 Pertumbuhan Balita Lomba balita sehat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat ke
dipantau Posyandu, Lomba Posyandu salah satunya menilai keaktifan
masyarakat.
6 Penderita TB Paru yang Membentuk peer group untuk wadah komunikasi sesama penderita
berobat sesuai standar dan keluarganya. Pada saat kunjungan keluarga langsung
membawa pot sputum untuk pemeriksaan dahak pada suspek
Intervensi Lanjut
No Indikator Contoh Bentuk Intervensi Lanjut
7 Penderita hipertensi yang Peningkatan penjaringan/deteksi dini dengan mengadakan
berobat teratur Posbindu untuk cek kesehatan pada setiap hari Jumat setelah
sholat Jumat dengan sasaran laki-laki.
8 Penderita gangguan jiwa Pembentukan tim terpadu penanggulangan gangguan jiwa di
berat, diobati dan tidak masyarakat dan keterlibatan RSJ terutama terkait pasung.
ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada Bekerja sama dengan lintas sektor/Tim penggerak rumah bebas
yang merokok asap rokok, Pelayanan kestrad untuk henti merokok
10 Keluarga sudah menjadi Setiap daerah melakukan pendataan ulang terkait kepersertaan
anggota JKN JKN PBI yang akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Dinas
Sosial.
11 Keluarga memiliki Memberikan data keluarga yang belum menggunakan sarana air
akses/menggunakan sarana bersih kepada Kepala Desa untuk pemanfaatan dana desa.
air bersih
12 Keluarga memiliki Pembuatan septic tank komunal dan pengadaan jamban bekerja
akses/menggunakan sama dengan lintas sektor (Dinas PU) dan CSR.
jamban keluarga
Keberlanjutan Pendekatan Keluarga
Pemutakhiran data:
1. Kebijakan Kementerian Kesehatan
2. Data kesehatan keluarga

Indikator yang mengalami perubahan dalam waktu singkat:


1. Keluarga mengikuti KB : Dalam pendataan sebelumnya AK tidak mengikuti KB
2. Ibu bersalin di Faskes: Adanya perubahan status ibu dari hamil menjadi WUS
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap: Adanya perubahan usia pada balita
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan: Adanya perubahan usia pada balita
5. Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes: Keluarga sudah memiliki JKN/askes
PIS PK Dalam masa Pandemi
serta adapatasi kebiasaan baru
Kunjungan Keluarga dalam Masa Pandemi
Penyesuaian Berdasarkan Kategorisasi Resiko
No Tingkat Resiko Wilayah Skenario Transmisi Aktivitas PIS PK

1 Tidak Terdampak (Zona Belum ada kasus Kunjungan keluarga dilakukan dengan
Hijau) penerapan protokol kesehatan

2 Resiko Rendah (Zona Kasus bersifat sporadik Kunjungan keluarga dilakukan dengan
Kuning) penerapan protokol kesehatan. PIS-PK
diperkuat untuk mengimbangi UKBM yang
menurun

3. Risiko sedang Kasus klaster Kunjungan keluarga dilaksanakan secara


dan tinggi (Clusters of cases) terbatas pada keluarga terpilih. PIS-PK
(Zona Oranye dan transmisi diperkuat untuk mengimbangi UKBM yang
dan Zona komunitas menurun.
Merah) (Community
transmission)
 Pembinaan rutin, berkala, terencana, Persiapan
terintegrasi dan dilaksanakan dengan  Koordinasi pemetaan wilayah
memperhatikan adaptasi kebiasaan baru terdampak & Perencanaan APD
Pemantauan Capaian dengan pola penanggungjawab bina wilayah  Konsolidasi Internal
(Binwil) sesuai pedoman monev PISPK
 Pengawasan target dan  Identifikasi dan Pemetaan
Corrective Action Keluarga
 Penjadwalan Kunjungan
 Tinjau ulang pembagian tim
Intervensi Penyesuaian Tahapan  Janji temu
 Pemanfaatan Teknologi Pelaksanaan
untuk mengakses layanan
 KIE melalui medsos
 Lokmin daring Pelaksanaan Kunjungan
 Penerapan Kaidah PPI dan Phisical
Distancing Secara Ketat
Analisis Hasil & Renc Intervensi
 Edukasi protokol kesehatan
 Analisis Hasil Data Kunjungan Keluarga
 Terintegrasi program lainnya
 Raw data individu sebagai basis data di wilker  Minimal Kontak, jika bersamaa
 Penyusunan rencana intervensi lanjut dgn Surveilans
terintegrasi
 Pelibatan jejaring dalam perencanaan dan
pelaksanaan intervensi lanjut
Pemanfaatan Data PIS PK untuk Pencegahan dan
Pengendalian Covid 19
● Ppis

Dengan adanya data tersebut, Puskesmas dapat menentukan :

1. Pemetaan kelompok rentan sebagai prioritas pencegahan dan pengendalian Covid 19


2. Pemantauan Kasus Covid 19 dengan Komorbid lebih intensif untuk pencegahan perburukan
3. Perencanaan Kebutuhan Logistik (APD, Rapid Test untuk Skrining, Obat Obatan)

Anda mungkin juga menyukai