PIROGEN
kelompok 3
Khairiyatul Yasmin
Meta Desri Ramadhani
Mike Julianti
Monica Cahayati
Putri Nova Susanti
Rahma Dini Soleha Esa
Rahmadona Nadilla
Reski Fernando
Tiara Mawadha
Kelas :2019 C
Hari / Tanggal : Selasa / 30 November 2021
Waktu : 08.00 WIB
1. Pirogen Endogen
Uji Pirogenitas
Pengujian pirogenitas
Hewan percobaan
Alat
Sediaan uji
Prosedur
Uji pendahuluan
Uji pendahuluan
Uji Pirogenitas
Hewan percobaan yang digunakan adalah kelinci yang selama seminggu sebelum pengujian
tidak menunjukkan penurunan bobot badan. Kelinci tidak dapat digunakan uji pirogenitas jika:
a. 3 hari sebelumnya telah digunakan untuk pengujian pirogenitas dan memberikan hasil
negatif.
b. 3 minggu sebelumnya telah digunakan untuk pengujian pirogenitas, sediaan uji tidak
memenuhi syarat.
c. Telah digunakan kapan saja untuk pengujian pirogenitas dan respon rata-rata kelompok
kelinci melebihi 1,2o
Uji Pirogenitas
Alat yang digunakan thermometer. Digunakan thermometer atau thermometer listrik dengan
ketelitian skala 0,1o dan dapat dimasukkan ke dalam rectum kelinci sedalam lebih kurang 5
cm.Alat suntik dibuat dari kaca atau bahan lain yang cocok, tahan pemanasan pada suhu 250 o.
Sediaan uji dibuat dari zat uji dengan melarutkan atau mengencerkan dengan larutan natrium
klorida P steril bebas pirogen atau jika zat uji berupa larutan yang sesuai dapat langsung
digunakan.
Uji Pirogenitas
Prosedur: 1 jam sebelum pengujian, masukkan kelinci ke dalam kotak kelinci sedemikian
rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar, badannya bebas hingga
kelinci dapat duduk dengan bebas.
Uji pendahuluan: suhu awal tiap kelinci adalah suhu rata-rata 2 pembacaan suhu dengan
interval 30 menit dan dilakukan 40 menit sebelum penyuntikan sediaan uji. Suhu maksimum
adalah suhu tertinggi yang dicatat selama 3 jam setelah penyuntikan sediaan uji. Catat suhu
badan kelinci dengan interval tidak lebih dari 30 menit dimulai 90 menit sebelum penyuntikan
hingga 3 jam setelah penyuntikan sediaan uji. Selisih antara suhu inisial dan suhu maksimum
tiap kelinci dinyatakan sebagai suhu respon. Jika suhu respon negatif, dianggap nol. Kelinci
dinyatakan memenuhi syarat jika perbedaan suhu awal antara kelinci yang satu dengan yang lain
tidak lebih dari 1o.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Penerbit UI Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen
kesehatan Republik Indonesia
Houssay, 1955. Human Physiology. New York: Me Graw Hill Company. Inc. Second Edition. 942
Usman Suwandi. 1988. Uji Pirogenitas dengan Kelinci dan Limulus Amebocyt Lysate. Cermin Dunia
Kedokteran no.52
Turco, Salvatore dan Robert E. 1974. Sterile Dosage Forms. London : Published in Great Britain by
Henry Kimpton Publishers
THANK YOU