Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN

KEPERAWATAN
KOMUNITAS
KEKURANGAN
VITAMIN A
KELOMPOK

1. Dara Ayu Tri Prasasti (201902056)


2. Elfina Susilowati (201902061)
3. Fera Fazera (201902064)
4. Kolida Septi Utami (201902071)
5. Riski Romadhon (201902083)
6.Yupita Ratnawati (201902090)
Konsep dasar komunitas
Perawatan Kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus dibidang kesehatan, keterampilan, hubungan
antar manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada masyarakat
(Freeman, 1961).
Menurut Anderson dan Elisabeth (2006) dalam Riyadi, S(2007) pengkajian sumber data yang
digunakan data diperoleh melalui beberapa sumber yaitu :
A. Pengkajian
1. Sensus
2. Data statitik vital
3. Laporan penyakit yang terinformasika
4. Catatan medis dan rumah sakit
B. Analisa data
1. Kategorisasi
2. Ringkasan
3. Pembandingan
4. Penarikan Kesimpulan
C. Diagnosa keperawatan
D. Perancanaan
E. Pelaksanaan
F. Evaluasi
Definisi

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata
(agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh
(meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan penyakit infeksi lain).
Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi 2
bentuk yaitu :
1. Retinol
2. Betacarotene
Etiologi

Kekurangan vitamin A yang dipicu oleh kondisi gizi kurang atau buruk. Kerap
terjadi pada bayi lahir berat badan rendah, gangguan akibat kurang yodium
(GAKY) serta anemia gizi ibu hamil. Kelompok rentan xeroftalmia adalah anak
dari keluarga miskin, anak di pengungsian, anak di daerah yang pangan sumber
vitamin A kurang, anak kurang gizi atau lahir dengan berat badan rendah, anak
yang sering menderita penyakit infeksi (campak, diare, tuberkulosis, pneumonia)
serta cacingan serta anak yang tidak mendapat imunisasi serta kapsul vitamin A
dosis tinggi.
Penyebab utama kekurangan vitamin A adalah asupan
gizi vitamin A (preformed retinol) atau prekursor vitamin
yang tidak mencakupi peningkatan kebutuhan vitamin A p
kondisi fisiologis dan patologis tertentu, penyerapan ya
kurang kehilangan karena diare sering merupakan penye
kekurangan vitamin A.
Gejala Klinis

Kurang vitamin A (KVA) adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi


jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus,
mata dan organ lain, akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung
terlihat pada mata
Kelainan ini selain disebabkan karena KVA dapat juga disebabkan karena
kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau
Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat atau gizi buruk. Gejala klinis
KVA pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA yang telah
berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak
menderita penyakit campak, diare, ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
Komplikasi
Kurang vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah
pengungsian dapat menyebabkan mereka rentan terhadap penyakit
infeksi, sehingga mudah sakit.Anak yang menderita kurang vitamin A,
bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakitnya
tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian.
Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat
gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A
dalam tubuh.
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak
segera mendapat
vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.
Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai resiko lebih tinggi untuk
menderita KVA, karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik.
Pemeriksaan diagnostik

1. Tes adaptasi gelap


2. Kadar vitamin A dalam darah (kadar < 20 mg/200 ml
menunjukkan kekurangan intake)
Penatalaksanaan
A. Pencegahan
Berikut beberapa langkah untuk mencegah:
1. Mengenal tanda-tanda kelainan secara dini
2. Bagi yang memiliki bayi dan anak disarankan untuk mengkonsumsi
vitamin A dosis tinggi secara periodik, yang didapatkan umumnya pada
Posyandu terdekat.
3. Segera mengobati penyakit penyebab atau penyerta
4. Meningkatkan status gizi, mengobati gizi buruk
5. Memberikan ASI Eksklusif
6. Ibu nifas mengkonsumsi vitamin A (<30 hari) 200.000 SI
7. Melakukan Imunisasi dasar pada setiap bayi
B. Pengobatan
Pengobatan xeroftalmia adalah sebagai berikut;
1. Berikan 200.000 IU Vitamin A secara oral atau
100.000 IU Vitamin A injeksi.
2. Hari berikutnya, berikan 200.000 IU Vitamin A secara
oral
3. 1 – 2 minggu berikutnya, berikan 200.000 IU Vitamin
A secara oral
4. Obati penyakit infeksi yang menyertai
5. Obati kelainan mata, bila terjadi
6. Perbaiki status gizi
Pengkajian
• Identitas Pasien
• Keluhan Utama
1) Pasien mengeluh mata terasa kering
2) Pengelihatan menjadi kabur
3) Mata terasa berkunang-kunang
• Riwayat Keperawatan
• Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala klinis dan
menentukan diagnosis serta pengobatannya, terdiri dari :
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Khusus
3. Tes Adaptasi Gelap
4. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan mata untuk melihat tanda Xeroftalmia
dengan menggunakan senter yang terang, dengan
melihat :
Apakah ada tanda kekeringan pada konjungtiva (X1A)
Apakah ada bercak bitot (X1B)
Apakah ada tanda-tanda xerosis kornea (X2)
Apakah ada tanda-tanda ulkus kornea dan
keratomalasia (X3A/X3B)
Apakah ada tanda-tanda sikatriks akibat xeroftalmia
(XS)
Apakah ada gambaran seperti cendol pada fundus
oculi dengan opthalmoscope(XF)
KASUS
Di RW III Desa Karangduren
Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas
Pengkajian
1. Profil Wilayah
RW IV merupakan suatu wilayah di Desa Karangduren
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas yang letaknya di
tengah wilayah Desa Karangduren.
Batas Wilayah RW III
 Utara : lapangan sepak bola, perumahan Karen
 Timur : Klahang
 Selatan : Sungai Sogra
 Barat : RW II
Wilayah administrasi RW 4 dibagi dalam 6 RT. Kondisi geografis
RW III merupakan wilayah dataran rendah. Dengan curah hujan
RW III tergolong sedang
U
KLAHANG

RW II
RW III
T B

SUNGAI

A S
AY
R
N
ALA
J
DATA DEMOGRAFI
Berdasarkan hasil survey jumlah penduduk RW III Desa
Karangduren sebanyak 896 jiwa dengan jumlah warga laki-laki
432 jiwa dan perempuan 464 jiwa. Jadi, tingkat kepadatan
penduduk di wilayah ini cukup tinggi. Untuk jumlah penduduk RW
III sebagian besar berusia produktif. Hal ini dibuktikan ada 254
jiwa dengan usia 21-35 tahun, 127 jiwa usia 36-45 tahun, dan 139
jiwa dengan usia 46- 60 tahun. Sebagian besar penduduk RW IV
desa Karangduren bekerja sebagai pedagang (11,83 %), petani
(6,02 %), PNS (1,11 %), swasta (12,6 %), buruh (21, 54 %), ibu
rumah tangga (15,29 %) dan tidak bekerja sebanyak 31, 58 %.
NILAI DAN KEPERCAYAAN

Sebagian besar komunitas menganut agama islam dengan


jumlah 99,21 %. Terdapat sebuah tempat ibadah Masjid Al Amin
yang terletak di RT 6 RW III dan terdapat 4 mushola. Kegiatan
rohani di RW III dilakukan secara bergilir di rumah warga.
Adapun acara rohani yang ada adalah tahlilan bapak-bapak,
ibu-ibu, muslimatan ibu-ibu RW setiap hari Minggu sore.
Terdapat perkumpulan remaja masjid Desa Karangduren RW III
yang bernama IRMASA dan dilaksanakan setiap Jumat Malam.
LINGKUNGAN FISIK
1. Lingkungan Umum
Iklim di wilayah RW III desa Karangduren beriklim tropis dengan
curah hujan tergolong sedang dan merupakan wilayah dataran
rendah, wilayah ini terbagi dalam 6 RT, dalam wilayah ini terdapat
sungai besar yaitu sungai sogra yang membentang di wilayah RT 1
dan RT 2.
2. Lingkungan Perumahan
Sebagian besar perumahan di RW III desa Karangduren permanen
sebanyak 191 rumah (83, 4 %), semi permanen 30 rumah (13,1
%), dan non permanen 8 rumah (3,5 %). Dengan lantai keramik
(62,4 %), ubin (31,9 %), dan tanah sebanyak (5,7 %). Dengan
ventilasi baik dan pencahayaan 61,1 % baik, 31,9 cukup dan
kurang 7 %. Kepadatan hunian rumah < 8 m2 sebanyak 15,3 %.
3. Penggunaan Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan sebagain besar oleh komunitas adalah
sumur sebanyak 96,1 %. Dengan kondisi air yang digunakan oleh warga
dengan air bersih dari sumur dan PDAM sebanyak 92,2 % dan air keruh
sebanyak 7,8 %. Masyarakat yang BAB di jamban sebanyak 161 (70,30%)
sementara yang di sungai 35 (19,70%), data kepemilikan jamban adalah
152 (66,37 %) dan jarak sumber air bersih dengan septictank dengan jarak
< 10 m2 sebanyak 34,04%.
4. Pengolahan Limbah dan Sampah
Sebagian besar masyarakat sudah membuang sampah di tempat sampah
baik tempat sampah permanen maupun non permanen sebanyak 58,51 %,
di kebun 24,45 % dan sebanyak 17,04 % di sungai. Pengolahan sampah
yang dilakukan oleh sebagian besar warga adalah dengan dibakar
sebanyak 65,93 %, ditimbun 8,29 % dan sisanya dibiarkan begitu saja
sebanyak 25,78 %.
Pemenuhan Kebutuhan
A. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk warga RW III dengan pengolahan sendiri sebanyak
222 dari 229 rumah, penggunaan air untuk konsumsi yang dimasak 225 rumah,
sementara sisanya menggunakan air saring (galon) untuk konsumsi sehari-hari. Namun
beberapa balita kurang pemenuhan kebutuhan nutrisi baik vitamin a dan protein.
B. Eliminasi
Angka kesakitan diare yang diderita warga RW III sebanyak 7 pada balita dan 4 dewasa.
Penyebab utama kesakitan mereka yaitu kurangnya asupan gizi yang dikonsumsi setiap
harinya.
C. Istirahat Tidur
Pada warga RW III yang mengalami gangguan tidur sebanyak 38 warga dan yang
banyak mengeluh adalah orang dewasa dan sebagian kecil pada lansia.
D. Aktivitas
Di RW III tersedia lapangan bola 1 dan lapangan bulu tangkis sebanyak 3 lapangan.
Warga yang rutin melakukan aktivitas olahraga sebanyak 48 dari 896 warga.
Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Dalam komunitas RW III terdapat 2 posyandu yaitu posyandu lansia dan
balita. Dan dari jumlah warga yang mempunyai dana sehat askes, dana sehat
jamkesmas terdapat 288 dari 896 warga . Dalam komunitas ini semua anggota
keluarga melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan dan terbesar di
Puskesmas sebanyak 101 rumah, bidan atau perawat 73 dan dokter praktek
sebanyak 53 rumah.

1. Data Ibu hamil


Di RW III terdapat ibu hamil sebanyak 11 warga dan mereka rutin
memeriksakan kehamilannya baik di bidan maupun dokter.
2. Data Balita
Berdasarkan hasil survey jumlah balita dengan angka kesakitan 13 balita, 6
balita menderita ISPA dan sebnayak 7 balita mengalami diare. Balita di RW III
sebanyak 61 balita dan balita yang memiliki KMS adalah 46 yang lainnya tidak
mempunyai karena KMS hilang atau rusak. Balita yang rutin datang ke
posyandu balita sebanyak 52 balita.
3. Data Lansia
Hasil survey jumlah lansia di RW III sebanyak 102 dan yang
mempunyai riwayat sakit hipertensi 15 lansia, TBC 1 lansia,
asam urat 23 lansia, Diabetes melitus 4 lansia dan lain-lain
(katarak, gondok, hernia) 20 lansia. Lansia yang rutin
melakukan pemeriksaan sebanyak 28 lansia. Lansia yang
dalam pemenuhan kebutuhan dibantu sebagian sebanyak 16
dan mandiri sebanyak 86.
SUMBER DANA MASYARAKAT
Penghasil 1 2 3 4 5 6 JUMLAH
an

200.000- 8 7 5 14 4 7 45
400.000
500.000- 15 25 13 21 15 14 103
700.000
800.000- 3 8 9 3 11 7 41
1.000.000
>1.000.00 7 0 12 3 7 11 40
0
JMLH 33 40 39 41 37 39 229
RUMAH
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di RW III
kondisi perekonomian warga tergolong pada
perekonomian menengah rata-rata setiap warga
mempunyai penghasilan Rp 500.000,00 – Rp
700.000,00 per bulan sebanyak 103 KK. Fasilitas
ekonomi di RW III antara lain warung, kios,
sedangkan fasilitas lain seperti minimarket berada di
RW lain yang jaraknya cukup dekat.
Data Etiologi Masalah

1. Terdapat 7 balita (12 %) Kurangnya Resiko terjadinya


mengalami diare. kesadaran hidup peningkatan angka
2. Terdapat 6 balita (11 %) sehat dengan kesakitan diare dan ISPA
mengalami ISPA. pemenuhan pada balita RW III Desa
kebutuhan gizi Karangduren
(kurangnya vitamin  
A)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare


dan ISPA pada balita RW III Desa Karangduren
berhubungan dengan :
Kurangnya kesadaran hidup sehat dengan
pemenuhan kebutuhan gizi (kurangnya vitamin A)
Dimanefestasikan dengan :
1) Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.
2) Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.
PRIORITAS DIAGNOSA
No Diagnosa Pera Resiko Resiko Potensia Minat Sesuai Kemungkina
Keperawata n Terjadi Keparaha l Masyrkat Program n
n CHN n Penkes Pemerinta Diatas
h
1. Resiko              
terjadinya              
peningkatan              
angka 5 4 3 5 4 3 4
kesakitan  
diare dan
ISPA pada
balita
Tersedianya Sumber Jmlh
Tempat Dana Waktu Fasilitas Petugas  
5 4 5 5 5 52

Keterangan:
Kriteria nilai ditentukan dengan rentang 1 – 5 dengan ketentuan:
5 : maksimal
4 : sedang
3 : kurang
2 : rendah
1 : tidak ada
N Diagnosa Tujuan Strategi Sasaran Kriteria Evaluasi Rencana
o Tupan Tupen Kriteria Standar Kegiatan

1 Resiko terjadinya Meningkatnya Setelah KIM : Warga RW Kognitif Warga 1. Berikan


. peningkatan angka hidup sehat dilakukan Pergerakan III Desa   mampu penyuluhan
kesakitan diare dengan tindakan massa Karangdure Psikomotor menjelaska tentang perilaku
dan ISPA pada pemenuhan asuhan   n.   n atau hidup sehat dan
balita RW III Desa kebutuhan gizi keperawatan     mengerti gizi seimbang
Karangduren diharapkan :     tentang : (vitamin A)
berhubungan - KIE : -   -Perilaku 2. Lakukan
dengan : meningkatnya   hidup koordinasi
Kurangnya kesadaran   sehat. dengan
kesadaran hidup hidup sehat. - gizi pengurus RW
sehat dengan - seimbang untuk
pemenuhan meningkatnya (vitamin A) melakukan
kebutuhan gizi pemenuhan kegiatan
(kurangnya kebutuhan memberikan
vitamin A) gizi (vitamin asupan gizi pada
  A). balita.
NO DIAGNOSA TUJUAN TANGGA TEMPAT PENANG IMPLEM EVALUASI
KHUSUS L GUNG ENTASI
JAWAB
Resiko 1.Kesadara 5 januari Bpk Dara Ayu Memberik Evaluasi
terjadinya n warga 2022 sugeng Fera an struktur:
peningkata tentang RT 2 RW Fazera penyuluha a.Rencana
n tentang
n angka hidup sehat III   Penyuluhan
Diare dan
kesakitan 2.Kesadara     Ispa Dilakukan
diare dan n warga 7 januari Elfina akibat tiga hari
ISPA pada tentang 2022 Ibu yekti Susilowa kurangny Sebelum
balita pemenuhan   RT 3 RW ti a perilaku Pelaksanaan
gizi III Kolida hidup b.Informasi
seimbang Septi U sehat dan Penyuluhan
(vitamin A)   kurangny Disampaikan
a
10 januari
  pemenuha
2022 Bpk Riski n gizi
bandi RT Romadh seimbang
4 RW III on
Yupita
Ratnawa
ti
satu hari
Sebelum Pelaksanaan
Evaluasi Proses:
c.Peserta Yang Hadir
Sebanyak
RT 2 : 29 Orang
RT 3 : 39 Orang
RT 4 : 21 Orang
Evaluasi Hasil:
Warga RW III desa
Karangduren mampu
mamahami tentang penyakit
Diare dan ISPA ditunjukkan
dengan warga RW III mampu
menjawab pertanyaan yang
diajukan penyuluh dan
mampu mendemonstrasikan
cara memberikan
pemenuhan gizi
ANY
QUESTION ??
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai