Anda di halaman 1dari 21

 Energy Reaksi Nuklir,

 Penampang Reaksi Nuklir


Apa itu rx nuklir??

•
 Rx Nuklir : Proses 2 partikel nuklir bertubrukan utk prodksi hsl yg beda
dr produk awal
• Jika partikel berenergi tinggi menghantam suatu target inti, maka terdapat
kemungkinan terjadinya reaksi nuklir.
• Dalam sebagian besar kasus, partikel proyektil berupa proyektil ringan
dengan .
• Berdasarkan energi reaksinya, reaksi nuklir dikelompokkan menjadi:
1. Reaksi energi rendah (low energy reaction) dengan orde energi 10 MeV
per nukleon
2. Reaksi energi sedang (medium energy reaction) dengan rentang energi
100 MeV – 1 GeV
3. Reaksi energi tinggi (high energy reaction) dengan energi 1 GeV
Partikel yg biasa digunakan sebagai proyektil
seperti yg ditunjukan dibawah:
•• Reaksi
  nuklir dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
PROYEKTIL (radiasi) + INTI SASARAN  INTI SISA + PARTIKEL TERAMATI
Atau dalam bentuk singkat

INTI SASARAN (PROYEKTIL, PARTIKEL TERAMATI) INTI SISA

Sebagai contoh, rx nuklir pertama kali diamati oleh Rutherford adalah:

+  + atau (α, p)

Pada reaksi nuklir berlaku Hukum:


1. Hukum kekekalan nomor massa dan Energi
2. Hukum kekekalan muatan
3. Hukum kekekalan momentum
4. Hukum Kekekalan Nukleon
Klasifikasi Reaksi Nuklir
Rx nuklir diklasifikasikan menurut proyektil, partikel
teramati dan inti sisa.
 Jika proyektil dan partikel teramati adalah sama,
maka kita peroleh reaksi hamburan (scattering
reaction)
 Jika inti sisa tetap berada dalam keadaan energy
terendahnya atau keadaan dasar, maka
hamburannya adalah elastic, tetapi
 Jika inti sisanya berpindah ke suatu keadaan
tereksitasi maka hamburannya disebut tak elastic.
Contoh,

Hamburan elastik proton

Hamburan inelastik proton


•   pd saat proyektil yg ditembakkan memperoleh
Proses
tambahan nucleon dari atau memeberi nucleon ke inti
sasaran berturut-turut disebut raksi pengambilan (pickup)
dan pelucutan (strip-ping).
 2 contoh reaksi pengambilan:

+ d  + t atau (d, t)

+ h  + α atau (h, α)

 2 contoh reaksi pelucutan:


+ d  + p atau (d, p)
+ h  + d atau (h, d)
Rx pengambilan dan pelucutan seringkali terjadi pd tingkat
energy yg cukup tinggi, sehingga kita dpt menganggap
bahwa reaksinya adalah langsung (direct). Dalam reaksi
pengambilan atau pelucutan langsung ini dianggap bahwa
nucleon mengambil bagian dalam memasuki atau
meninggalkan suatu orbit model-kulit tertentu dari inti
sasaran tanpa menganggu nucleon lainnya.
• Jenis reaksi lain yg agak berlawanan yaitu proyektil
datang dan inti sasaran bersama-sama membentuk
sebuah inti baru, yg disebut inti gabungan (compound
nucleus), yg hidup selama suatu selang waktu singkat
dlm suatu keadaan eksitasi dan kemudian meluruh.
Waktu hidup suatu inti gabungan khas adalah dalam
orde 10-16 detik. Meskipun selang waktu 10-16 detik
adlah terlalu singkat sehingga intinya tak dapat diamati
secara langsung, namun terlalu lama dibandingkan
terhadap waktu yg diperlukan sebuah partikel proyektil
untuk menempuh jarak inti yg berorde 10-21 detik, oleh
krn itu dianggap bahwa peluruhan suatu inti gabungan
tak bergantung pada cara bagaimana ia dibentuk; inti
gabung tak “mengingat” bagaimana ia dibentuk.
•Biasanya
  terdapat beberapa reaksi berbeda
yg akan memberikan inti gabungan yg sama,
dan jg beberapa modus atau saluran berbeda
tempat inti ini dpt meluruh. Sebagai contoh,
untuk inti gabungan yg terbentuk dlm
keadaan tereksitasi , []*,
Kita dapat memperoleh reaksi-reaksi seperti
yg ditunjukan dibawah:
Energi Reaksi Nuklir
Dalam rx nuklir energy seringkali dilepaskan atau diserap.
Dikatakan bahwa suatu reaksi “melepas energy” berarti energy
kinetic partikel-partikel setelah reaksi lebih besar dari energy
kinetic partikel-partikel sebelum reaksi. Penambahan energy ini
datang dari pengubahan energy diam menjadi energy kinetic.
Jumlah energy yg dilepas diukur oleh nilai –Q reaksi nuklir, yg
didefinisikan sebagai selisih antara energy kinetic akhir dan awal:
Q = Kakhir – Kawal
Karena energy total, E = Eo + K adalah kekal, maka dapat
diperoleh pula
Q = Eo awal – Eo akhir
• Suatu reaksi dgn Q>0, sehingga disini energinya dilepas,
disebut reaksi eksotermik atau eksoergik; dalam hal ini
reaksinya masih dpt berlangsung meskipun partikel-
partikel awal keduanya diam.
• Jika Q<0, energinya diserap dan reaksinya disebut
endotermik atau endoergic; dalam hal ini reaksinya tdk dpt
berlangsung kecuali jika partikel yg ditembakkan memiliki
suatu energy kinetic ambang tertentu.
• Jika Q = 0 dan jika partikel-partikel sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama, maka reaksinya adalah suatu tumbukan
elastik
Penampang Lintang Reaksi
•• Apabila
  sebuah bahan sasaran ditembaki dengan partikel-
partikel datang untuk menghasilkan suatu reaksi inti, tak
ada jaminan bahwa suatu partikel tertentu yg ditembakkan
akan berinteraksi dgn inti sasaran untuk dapat
menghasilkan reaksi inti.
• Suatu besaran yg mengukur probabilitas suatu reaksi inti
akan terjadi dalam suatu daerah tertentu pada bahan
sasaran, adalah penampang lintang (cross section), σ,
besaran ini didefinisikan sbb:

σ=
Semakin besar nilai σ, maka semakin mungkin
terjadi suatu reaksi tertentu. Penampang lintang ini
memiliki ukuran luas yg biasanya diukur dalam
suatu satuan yg disebut barn, dengan

1 barn = 10-28 m2

Sehingga 1 barn adalah dalam orde kuadrat jari-jari


inti.
• Penampang reaksi: probabilitas/peluang terjadinya reaksi
nuklir.

 Tinjaulah suatu eksperimen dimana sebuah lempeng tipis material target dibombardir oleh
berkas monoenergetik. Begitu reaksi nuklir terjadi, terdapat produk berupa partikel ringan.
 Berkas pembombardir terdiri dari partikel per unit waktu yang terdistribusi secara
seragam seluas (luas penampang berkas).
 Ketebalan lempeng adalah dan rapat inti target pada lempeng adalah per unit volume.
 Saat berkas menghantam target, terjadi reaksi nuklir yang menghasilkan produk partikel
ringan sejumlah per unit waktu.
•Penampang
  reaksi () merupakan suatu penampang
pada inti target yang tegak lurus terhadap arah
datangnya berkas proyektil yang mana:
• Jika berkas proyektil menghantam maka reaksi
nuklir akan terjadi.
• Jika berkas proyektil tidak menghantam (luput)
maka reaksi tidak akan terjadi.
Penampang reaksi merupakan penampang fiktif,
bukan suatu penampang nyata. Hanya digunakan
untuk menyatakan peluang terjadinya reaksi nuklir.
Penampang lintang ini berbeda bagi reaksi-
reaksi yg berbeda, dan bagi suatu reaksi tertentu
akan berubah terhadap energy partikel yg
ditembakkan. Jika reaksinya endotermik, maka
penampang lintangnya akan nol jika energinya
berada dibawah nilai ambang.
Latihan
•   Apabila inti ditembai dengan berkas deteron 4 MeV, maka
1.
dari satu reaksi yang terjadi teramati bahwa terbentuk dua
partikel alfa, masing-masing dengan energy 13,2 MeV.
Tentukan nilai Q reaksi ini.
Jawaban:

Dik. Reaksi yg terbentuk + d  α + α


4 MeV 13,2 MeV 13,2 MeV

Q = (Kα.1 + Kα.2 ) – Kd
= (13,2 MeV + 13,2 MeV ) - 4 MeV
= 22,4 MeV
•2.  Tentukan partikel yang tak dituliskan dalam reaksi-
reaksi berikut:
a. (d, p)X ;
b. X(p, α)
c. (X, d)

Jawaban
a. + d  X + p
Z8+1=z+1
z=8
A  18 + 2 = A + 1
A = 19
Jadi Partikel X adalah

Anda mungkin juga menyukai