Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

Congestive Heart Failure + PPOK + dyspepsia

PEMBIMBING : dr. Dedi Yanto, SpPD

OLEH: Muhammad Zumrodin


Definisi CHF (Congestive Heart Failure)

• Ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah


dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh (forward failure), atau kemampuan
tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian
jantung yang tinggi (backward failure), atau kedua-
duanya.3
Etiologi
• Penyakit arteri koroner
• Infark miokardium
• Hipertensi
• Kelainan katup
• Penyakit jantung kongenital
• Kardiomiopati
• Endokarditis
• Miokarditis
• Merokok
• Diabetes
Klasifikasi
Stadium ACCF/AHA Klasifikasi Fungsi NYHA
A : Orang yang beresiko terjadinya 1 : Tanpa limitasi aktivitas fisik.
CHF tanpa kelainan struktur dari Aktivitas fisik yang biasa tidak
jantung atau gejala dari CHF menimbulkan gejala CHF
   
B : Ada kelainan struktural dari 2 : Sedikit limitasi aktivitas fisik,
jantung tapi tanpa tanda dan gejala hilang saat istirahat. Aktifitas fisik
dari CHF yang biasa menimbulkan gejala CHF
   
  3 : Terjadi limitasi aktivitas fisik.
C : Ada kelainan struktural dari Saat istirahat, tidak ada keluhan.
jantung dengan gejala dari CHF Aktivitas fisik yang lebih ringan dari
  aktifitas fisik biasa menimbulkan
  gejala CHF
   
D : Gejala yang berat dari CHF dan 4 : Setiap aktivitas fisik yang
perlu intervensi spesialisasi dilakukan menimbulkan gejala CHF,
bahkan saat istirahat juga
menimbulkan keluhan.
Patofisiologi
Diagnosis
Framingham Boston
Kriteria Mayor : Kategori I : Riwayat
- Paroksismal nokturnal dispnea atau - Dispnea saat istirahat (4)
ortopnea - Ortopnea (4)
- Peningkatan JVP - Paroksismal nokturnal dyspnea (3)
- Ronki basah - Sesak saat naik tangga (2)
- Edema pulmonary akut - Sesak saar memanjat (1)
- Bunyi S3 Gallop  
- Peningkatan tekanan vena Kategori II : Pemeriksaan Fisik
- Refluks hepatojugular - Denyut jantung yang abnormal (1-2)
  - Peningkatan JVP (1-2)
Kriteria Minor - Suara paru crackles (1-2)
- Edema tungkai - Wheezing (3)
- Batuk malam hari - Bunyi S3 (3)
- Dyspnea on effort  
- Hepatomegali Kategori 3 : Radiologi
- Efusi pleura - Edema alveolus paru (4)
- Kapasitas vital berkurang 1/3 dari - Edema intersisial paru (3)
maksimum - Efusi pleura bilateral (3)
- Takikardi - CRT >50% (3)
  - Retribusi aliran di zona atas (2)
Kriteria mayor atau minor :  
Kehilangan berat badan >4,5 kg dalam 5 hari Nilai 8-12 : pasti CHF
pengobatan Nilai 5-7 : mungkin CHF
  Nilai <5 : bukan CHF
Diagnosis ditegakkan jika 2 kriteria mayor atau  
1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor
Penatalaksanaan
DYSPEPSIA
Definisi

Kembung,
Nyeri sendawa

Perasaan tidak
nyaman di daerah
Rasa panas epigastrium cepat
di dada kenyang

mual, rasa perut


muntah penuh

Konsensus Roma II tahun 2000  Dispepsia


adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah
perut atas bagian tengah atau epigastrium.
Dispepsia

Organik

40%

Fungsional

60%

• Depkes (2004)  dispepsia di urutan ke 15 dari 50 penyakit dengan


pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3%.
• Pada dispepsia fungsional sering ditemukan pada usia diatas 20 tahun
sedangkan dispepsia organik sering ditemukan pada usia diatas 45 tahun.
• Wanita lebih >>>laki-laki
KRITERIA DISPEPSIA FUNGSIONAL
(Konsensus Roma II)

dispepsia yang berlangsung sekurang-kurangnya


12 minggu, yang tidak perlu berturut-turut dan
dalam 12 bulan sebelumnya terdapat:
 Dispepsia yang menetap atau berulang (rekuren)
 Tidak ada bukti dari adanya penyakit organik yang dapat
menjelaskan simptom
 Tidak ada bukti bahwa dispepsia semata-mata
berhubungan dengan gangguan defekasi atau
diasosiasikan dengan perubahan frekuensi defekasi
atau bentuk feses (bukan irritable bowel).
Dispepsia fungsional berdasarkan
gejala (Konsensus Roma II (2002))

DISPEPSIA FUNGIONAL

Ulcer-like dyspepsia

nyeri ulu hati (epigastrium) yang dominan disertai nyeri pada malam hari

Dysmotility-like dyspepsia
dengan keluhan kembung, mual, muntah, rasa penuh dan cepat kenyang yang
dominan.

Unspecified
KONSENSUS ROMA III (2006)

Dispepsia fungsional

Post prandial distress Epigastric pain


syndrome(PDS) syndrome (EPS)
Penyebab Dispepsia
Esofago-gastro-duodenal Tukak peptik, gastritis kronis,
gastritis NSAID, keganasan
Obat-obatan Antiinflamasi non-steroid,
teofilin, digitalis, antibiotik
Hepato-bilier Hepatitis, kolesistitis,
kolelitiasis, keganasan,
disfungsi sfingter Odii
Pankreas Pankreatitis, keganasan
Penyakit sistemik lain Diabetes melitus, penyakit
tiroid, gagal ginjal,
kehamilan, penyakit jantung
koroner/iskemik
Gangguan fungsional Dispepsia fungsional,
irritable bowel syndrome
PATOFISIOLOGI

DISPEPSIA •TERGANTUNG PENYAKIT YANG


MENDASARI
ORGANIK
DISPEPSIA FUNGSIONAL

Sekresi Dismotilitas Ambang


Helicobacte Disfungsi
asam gastrointest rangsang
r pylori (Hp) autonom
lambung inal persepsi
DIAGNOSIS

ANAMN
• berapa sering terjadi keluhan dispepsia, sejak kapan
terjadi keluhan, adakah berkaitan dengan konsumsi
makanan, konsumsi obat tertentu dan aktivitas tertentu

ESIS
dapatmenghilangkan keluhan atau memperberat
keluhan, adakah nafsu makan menghilang, muntah,
muntah darah, BAB berdarah, batuk atau nyeri dada

PEMERIKS • Untuk mengidentifikasi


AAN FISISK kelainan intra-abdomen

PEMERIKSA •Pemeriksaan penunjang diagnostik  untuk


mengidentifikasi adanya gangguan organik.
AN •Pemeriksaan laboraturium, radiologi dan
PENUNJANG endoskopi
Perbedaan dispepsia organik dan dispepsia fungsional

Dispepsia Organik Dispepsia Fungsional


 Anamnesis  Anamnesis
1. Adanya penyakit organik yang menyertai 1. Tanpa ada keluhan penyakit somatik/dasar yang
misalnya tukak peptik, gastritis, batu kandung menyertai
empedu, Ca saluran cerna bagian atas 2. Gejala sesuai dengan tipe dispepsia
2. Adanya alarm symtoms seperti - Dispepsia tipe ulkus yang dominan nyeri epigastrik
Usia >55 tahun (new onset), disfagia atau - Dispepsia tipe dismotilitas yang dominan keluhan
odinofagia yang progresif, rectal bleeding or kembung, mual, muntah, rasa penuh dan cepat
melena, ada riwayat keluarga yang menderita kenyang
kanker saluran cerna bagian atas, berat badan - Dispepsia tipe non-spesifik, tidak ada keluhan yang
turun >10% berat badan normal, ada riwayat dominan
keganasan atau operasi pada gaster, ada  PF
riwayat ulkus peptikum, anoreksia/cepat Tidak ditemukan kelainan intraabdomen/
kenyang, jaundice, muntah yang persisten, organomegali
anemia atau bleeding, ada massa di abdomen.  Pemeriksaan penunjang
 PF Radiologi, endoskopi, dan laboratorium tidak ada
Adanya kelainan intraabdomen /intralumen kelainan dan dalam batas normal
yang padat/tumor, adanya organomegali, 1. Bersifat idiopatik
ditemukan adanya nyeri tekan yang sesuai 2. Berhubungan dengan faktor psikososial
dengan rangsangan peritoneal atau peritonitis
 Pemeriksaan penunjang
Denganradiologi,endoskopi, laboratorium
memperlihatkan adanya gangguan patologis
Tanda dan gajala dispepsia fungsional

Dispepsia gejala seperti Dispepsia gejala seperti


ulkus dismotilitas
(ulcer-like dyspepsia) (dismotility dyspepsia)
a. Nyeri ulu hati yang dominan a. Kembung
dan disertai nyeri pada b. Cepat kenyang
malam hari c. Perut cepat terasa penuh saat
b. Nyeri epigastrium makan
terlokalisasi d. Mual, muntah
c. Nyeri hilang setelah makan e. Upper abdominal bloating
atau pemberian antasid f. Rasa tak nyaman bertambah
d. Nyeri saat lapar saat makan
e. Nyeri episodik
PENATALAKSANAAN
TERAPI UMUM

MEDIKAMENTOSA
Antasid

Antikolinergik

Antagonis reseptor H2

(proton pump inhibitor = PPI)

Sitoprotektif

Golongan prokinetik
DISPEPSIA
FUNGSIONAL
ALARM SYMPTOMS

TERAPI
ENDOSKOPI
EMPIRIK

BERHASIL GAGAL

NON
ORGANIK
ORGANIK
TES
H.PYLORI
PPOK
• DEFINISI
Definisi

“Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit


paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh
hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan
respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
beracun/ berbahaya, disertai efek ekstraparu yang
berkontribusi terhadap derajat penyakit.”
FAKTOR RISIKO
•Asap
•Defisi
ensi G rokok
(faktor
resiko
Li
1
en ng
utama)
•Infeksi
antitri yg
psin berulang
•Hiper
eti ku
•Pemapa
ran
espo dengan
partikel
nsif
jalan
nafas
k debu
dan
bahan
ng
an
kimia
(HRB industri
•Polusi
) udara
Etiologi
Etiologi PPOK
eksaserbasi akut

Infeksi (virus,bakteri), pajanan


dengan polutan, penghentian
pengobatan, bronkospasme, dan
perubahan diet.
Patogenesis dan patologi
Iritasi kronik saluran Respon inflamasi stress oksidatif dan
pernafasan saluran nafas dan
+ kelebihan
paru proteinase

perubahan patologis
pada PPOK

Bronkitis kronis emfisema

hipertrofi kelenjar mukosa bronkus -Defisiensi Alfa 1 antiprotease


peningkatan jumlah&ukuran sel goblet, -bawaan(idiopatik)
infiltrasi sel radang -stres oksidatif
edema mukosa radang.

Peradangan dan penyempitan kerusakan parenkim paru pada


penurunan VEP1 emfisema ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi
GEJALA KLINIS :

1. Batuk – batuk
2. Produksi sputum
3. Sesak Napas yang Bertambah pada saat Aktivitas

GOLD guidelines, 2009


KLASIFIKASI(GOLD 2009)
Derajat Klinis Faal Paru
Gejala klinis Normal
(batuk, produksi sputum
Derajat I: Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi VEP1/KVP < 70%
PPOK Ringan tidak sering. Pada derajat ini pasien sering tidak VEP1 ≥ 80% prediksi
menyadari bahwa fungsi paru mulai menurun

Derajat II : Gejala sesak dirasakan saat aktivitas dan kadang VEP1/KVP < 70%
PPOK Sedang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada 50% < VEP1 <80% prediksi
derajat ini biasanya pasien mulai merasakan
kesehatannya

Derajat III : Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah VEP1/KVP <70%
PPOK Berat dan serangan eksaserbasi semakin sering dan 30% < VEP1< 50% prediksi
berdampak pada kualitas hidup pasien

Derajat IV : Gejala diatas ditambah tanda – tanda gagal napas atau VEP1/ KVP <70%
PPOK Sangat Berat gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada VEP1 < 30% prediksi atau
derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika VEP1 < 50 % prediksi
eksaserbasi dapat mengancam jiwa Disertai gagal napas kronik
DIAGNOSIS

Pemeriksaa Pemeriksaa
Anamnesis
n fisik n penunjang
•Riwayat merokok
•Diameter AP dada
bertambah
•Foto toraks
•Batuk produktif
•Sputum dimulai pada
•Suara nafas menurun
•Bisa didapatkan wheezing •Laboratoriu
pagi hari dan biasanya
mukoid
dengan ekspirasi paksa
•Suara jantung sering m
•Sesak nafas (dispnea)
•Nyeri dada
terdengar jauh.
•Ronkhi kasar sering •Spirometri
•Penurunan berat badan
•Interval dari eksaserbasi
terdengar dibasal paru
•Ekspirasi memanjang •Pemeriksaa
(Tripod position), (pursed
menjadi semakin pendek
lips-breathing) n sputum
DIAGNOSIS BANDING
1. ASMA
2. GAGAL JANTUNG KONGESTIF
3. BRONKIEKTASIS
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
A. Terapi PPOK stabil
Farmakologis
1. Bronkodilator  agonis ß2 / antikolinergik
2. Steroid ---- kontroversil, kecuali keadaan
eksaserbasi
3. Obat tambahan lain
Non farmakologi : motivasi, rehabilitasi, terapi
oksigen, nutrisi.
Derajat I Edukasi
PPOK Ringan Bronkodilator kerja singkat

Derajat II 1. Pengobatan reguler dengan bronkodilator


PPOK Sedang  Agonis -2 kerja panjang
 Antikolinergik kerja lama
 Simptomatik
2. Rehabilitasi (edukasi, nutrisi, rehabilitasi, respirasi)

Derajat III 1. Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator


PPOK Berat  Agonis -2 kerja panjang
 Anti kolinergik
 Kortikosteroid
 PDE-4 inhibitor
2. Rehabilitasi

Derajat IV 1. Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator


PPOK Sangat Berat  Agonis -2 kerja panjang
 Antikolinergik kerja lama
 Pengobatan komplikasi
 Kortikosteroid
 PDE-4 inhibitor
2. Rehabilitasi
Antibiotik yang umumnya digunakan pada PPOK eksaserbasi akut

Eksaserbasi ringan-sedang Eksaserbasi sedang-berat


Lini pertama Sefalosporin
- Doksisiklin 100mg 2x/hari - Ceftriakson 1-2 g IV/hari
- Kotrimoksasol 2x1tab/hari - Cefotaksim 1g tiap 8-12 jam
- Ceftazidime 1-2 g IV tiap 8-12 jam

Amoksisklin-klavulanat Penicilin antipseudomonal


- 125mg tab 3x sehari Piperasillin-tazobaktam 3,375 gIV/6jam
Ticarcilinclavulanat 3,1 g IV/6jam
Makrolide Fluoroquinolones
- Klarithromisin 500mg 2x/hari - Levofloksasin 500mg IV/hari
- Azitrommisin 500 mg pertama, - Gatifloksasin 400mg IV/hari
selanjutnya 250mg/hari
Fluoroquinolone Amiglosida
- Levofloksasin 500mg/hari - Tobramisin 1mg/kgbb/8-12 jam
- Gatifloksasin 400mg/hari
- Moksifloksasin 400mg/hari
ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien

• Nama pasien : Tn. B


• Alamat : Sungai Tonang
• Umur : 75 tahun
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Jenis kelamin : Laki-laki
• MRS : 05 maret 2017
• Agama : Islam
• MR : 12 06 02
Anamnesis
Autoanamnesa
Keluhan Utama :
• Sesak nafas memberat sejak 1 hari yang lalu
RPS :
• Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan
sesak nafas memberat sejak 1 hari, sesak dirasakan sejak
2 minggu, yang dipengaruhi aktifitas, ketika sesak dibawa
baring/tidur dengan dialas 2-3 bantal (+).terbangun malam
hari karena sesak (+), sesak saat istirahat (+), mual (+),
muntah (-) dan nyeri uluhati (+). Riwayat batuk (-), Demam
(–), batuk (–), BAB normal, BAK normal.
• Sebelum masuk rumah sakit pasien juga merasakan nyeri
ulu hati yang semakin berat, nyeri terasa menyesak, nyeri
dirasakan semakin bertambah setelah pasien makan.
Pasien juga mengeluhkan perut kembung, mual (+),
muntah berwarna kekuningan bercampur dengan
makanan dan darah (-). Pasien juga mengeluhkan nafsu
makan berkurang dan badannya lemas.
RPD :
• Pernah mengalami penyakit yang seperti ini
• PPOK
• BPH + retensio urin
• Spondylosis
• Riwayat hipertensi
RPK :
• Keluarga Pasien tidak ada yang mengalami seperti ini
• Riwayat DM tidak ada dalam keluarga
• Riwayat hipertensi ada dalam keluarga

R/ Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kebiasaan :


- Pekerjaan : Sudah tidak bekerja
• Pasien seorang perokok
• Pasien sering minum kopi
• Pasien suka memakan makanan yang berlemak
• Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat
• Pasien selama ini mengkonsumsi obat dari dokter
Pemeriksaan Fisik
PU:
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : komposmentis,
• GCS : E4 V5 M6 = 15
• Keadaan gizi : -
• Vital sign
• TD : 160/100 mmHg RR : 18 x/ menit
• Nadi : 108 x/ menit Suhu : 36,5o C
Kepala dan Leher
Kepala :
• Palpebra udem : -/-
• Mata cekung : -/-
• Konjungtiva anemis : -/-
• Skelera ikterik : -/-
• Reflex cahaya : +/+
• Pupil : 3mm/3mm (isokor)
• Lidah kotor : -

Leher :
- Tidak ada pembesaran KGB
- JVP 5 + 3 (Meningkat)
Thoraks Paru
• Inspeksi : gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri,
tidak ada bagian yang tertinggal
• Palpasi : vokal fremitus simetris kanan dan kiri
• Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi : vesikuler (+/+) Ronkhi (+/ +), wheezing (+/+)

Thoraks Jantung
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : batas jantung kanan SIK IV linea parasternal
dextra
batas jantung kiri SIK VI linea aksilaris anterior
• Auskultasi : s1 dan s2 reguler. Murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : perut rata, scar (-), mengkilat, venektasi
(-), spider nevi (-), tanda peradangan (-),
caput medusa (-).
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : Tympani
• Palpasi : defans muskular (-) nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba

Ekstremitas
• atas  edema (-/-)
• bawah  Pitting edem (+/+) pada tungkai bawah.
• akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap:
• HB : 10,1 gr%
• Leukosit : 20,1 K/ul
• Trombosit : 239 K/ul)
• Ureum : 38 mg/dl
• Creatinin : 1,8 mg/dl
• Albumin : 3,0 gr/dl
• SGOT : 54 U/L
• SGPT : 26 U/L
Foto rontgen

CTR >50%
Kesan : Kardiomegali
EKG
Resume
• Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan sesak nafas memberat
sejak 1 hari, sesak dirasakan sejak 2 minggu, yang dipengaruhi aktifitas, ketika
sesak dibawa baring/tidur dengan dialas 2-3 bantal (+).terbangun malam hari
karena sesak (+), sesak saat istirahat (+), mual (+), muntah (-) dan nyeri
uluhati (+). Riwayat batuk (-), Demam (–), batuk (–), BAB normal, BAK normal.
• Sebelum masuk rumah sakit pasien juga merasakan nyeri ulu hati yang
semakin berat, nyeri terasa menyesak, nyeri dirasakan semakin bertambah
setelah pasien makan. Pasien juga mengeluhkan perut kembung, mual (+),
muntah berwarna kekuningan bercampur dengan makanan dan darah (-).
Pasien juga mengeluhkan nafsu makan berkurang dan badannya lemas.
• Pitting edem (+/+) pada tungkai bawah.
• TD : 160/100 mmHg
• Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (+/+) , wheezing (+/+)
• Peningkatan JVP : (+) 5 +3
• Leukosit :20,1 /mm3
• Hematokrit : 29,6%
• SGOT : 54 (<40 U/L)
DIAGNOSIS
• CHF + PPOK + DYSPEPSIA

Diagnosis Banding:
• MCI
• CAP
• Gastritis
RENCANA PEMERIKSAAN
• Rontgen
• EKG, ECG
• Pemeriksaan GDS
Daftar masalah
• Dypepsia
• Kardiomegali
• Rhonki
• Weezing
• Edema Pretibial
Diagnosis
• CHF
• PPOK
• DYSPEPSIA
Penatalaksanaan
• Tirah Baring
• Diet Jantung III ML
• O2 4 Lpm
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Furosemid 1 amp/24jam
• Inj. Prosogan 1 amp/12jam
• Inj. Ondancetron 1 amp 4mg/12 jam
• Combivent 3x1
• CPG 1x1
• KSR 1X1
• Digoxin 1x1
• Amlodipine 1x1
• Candesartan 1x1
• Alprazolam 1x1
• Spironolaktone 1x25mg
• Ambroxol 3x1
• PCT 3X1
Follow Up Pasien Hari I
• S/ sesak (+), badan terasa lemas (+), dan kaki bengkak (+), nyeri
tengkuk (+), tidak bisa tidur (+), mual (-), dan nafsu makan (+),
muntah (-),.BAB (+), BAK (+) berwarna kuning jernih, mudah lelah
(+)
• O/ Ku: Pasien tampak sakit Sedang
• Kes: kompos mentis GCS : E4 V5 M6  15
• TD : 160/110 mmHg RR : 28 x/ menit
• Nadi : 108 x/ menit Suhu : 36,5o C
• A : CHF + PPOK + DSYPEPSIA
• P:Tirah Baring, Diet Jantung III ML, O2 4 Lpm
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Furosemid 1 amp/6jam, Inj. Prosogan 1 amp/12jam
• Inj. Ondancetron 1 amp 4mg/12 jam
• KSR 1X1, Digoxin 1x1, Amlodipine 1x1, Candesartan 1x1
Follow Up Hari II
• S/ sesak (+), badan terasa lemas (+), dan kaki bengkak (+), nyeri
tengkuk (+), tidak bisa tidur (+), mual (-), dan nafsu makan (+),
muntah (-),.BAB (+), BAK (+) berwarna kuning jernih, mudah lelah (+)
• O/ Ku: Pasien tampak sakit Sedang
• Kes: kompos mentis GCS : E4 V5 M6  15
• TD : 160/100 mmHg RR : 18 x/ menit
• Nadi : 108 x/ menit Suhu : 36,5o C
• A : CHF + PPOK + DYSPEPSIA
• P: Tirah Baring, Diet Jantung III ML, O2 4 Lpm
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Furosemid 1 amp/6jam, Inj. Prosogan 1 amp/12jam
• Inj. Ondancetron 1 amp 4mg/12 jam
• KSR 1X1, Digoxin 1x1, Amlodipine 1x1, Candesartan 1x1,
• Alprazolam 1x1
• Spironolaktone 1x25mg, PCT 3X1
Follow up hari III
• S/ sesak (+) berkurang, kaki bengkak (+) berkurang, nyeri tengkuk (+),
sudah bisa tidur, mual (-), dan nafsu makan (+), muntah (+), BAB (-)
udah 1 hari, BAK (+) berwarna kuning jernih, mudah lelah (+), kulit di
lipatan payudara gatal, dan kemerahan.
• O/ Ku: Pasien tampak sakit Sedang
• Kes: kompos mentis GCS : E4 V5 M6  15
• TD : 130/90 mmHg HR : 78x/I
• T : 36,50C RR : 20x/I
• A: CHF+ PPOK + DYSPEPSIA
• P: Tirah Baring, Diet Jantung III ML, O2 4 Lpm
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Furosemid 1 amp/6jam, Inj. Prosogan 1 amp/12jam
• Inj. Ondancetron 1 amp 4mg/12 jam
• KSR 1X1, Digoxin 1x1, Amlodipine 1x1
• Candesartan 1x1, Alprazolam 1x1
• Spironolaktone 1x25mg, PCT 3X1
Follow up hari IV
• S/ sesak (-), kaki bengkak (-), nyeri tengkuk (-), sudah bisa tidur, mual (-),
dan nafsu makan (+), muntah (-), BAB (-) udah 2 hari, BAK (+) berwarna
kuning jernih, mudah lelah (+).
• O/ Ku: Pasien tampak sakit Ringan
• Kes: kompos mentis GCS : E4 V5 M6  15
• TD : 130/80 mmHg HR : 80x/i
• T : 36,60C RR : 20x/I
• A: CHF + PPOK + DYSPEPSIA
• P: Tirah Baring, Diet Jantung III ML, O2 4 Lpm
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Furosemid 1 amp/6jam, Inj. Prosogan 1 amp/12jam
• Inj. Ondancetron 1 amp 4mg/12 jam, Combivent 3x1
• KSR 1X1, Digoxin 1x1, Amlodipine 1x1
• Candesartan 1x1, Alprazolam 1x1
• Spironolaktone 1x25mg, PCT 3X1
Follow up hari V
• S/ sesak (-), kaki bengkak (-), nyeri tengkuk (-), sudah bisa tidur, mual (-),
dan nafsu makan (+), muntah (-), BAB (-) udah 2 hari, BAK (+) berwarna
kuning jernih, mudah lelah (+)
• O/ Ku: Pasien tampak sakit Ringan
• Kes: kompos mentis GCS : E4 V5 M6  15
• TD : 130/80 mmHg HR : 80x/i
• T : 36,60C RR : 20x/I
• A: CHF + PPOK + DYSPEPSIA
• P: Tirah Baring, Diet Jantung III ML, O2 4 Lpm
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Furosemid 1 amp/6jam, Inj. Prosogan 1 amp/12jam
• Inj. Ondancetron 1 amp 4mg/12 jam
• Combivent 3x1, KSR 1X1
• Digoxin 1x1, Amlodipine 1x1
• Candesartan 1x1, Alprazolam 1x1
• Spironolaktone 1x25mg, PCT 3X1
Follow UP Hari VI
• PASIEN BOLEH PULANG
Kesimpulan
• Diagnosis CHF ditegakkan dengan kriteria Framingham,
dimana terdapat :
2 kriteria mayor :
2 kriteria minor : Foto rontgen
thorax
- paroksismal - Edema kardiomegali
nokturnal
tungkai Ekg terdapat
dispnea - Dispnea on gambaran OMI.
- peningkatan
effort.
JVP
• DYSPEPSIA

Kembung,
Nyeri sendawa

Perasaan tidak
nyaman di daerah
Rasa panas epigastrium cepat
di dada kenyang

mual, rasa perut


muntah penuh
• PPOK

• PPOK adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan


diobati,
• Diagnosis dini dan pengobatan yang optimal penting
sekali untuk mencegah progresivitas penyakit.
• Tujuan pengobatan PPOK untuk menghilangkan gejala,
mencegah dan mengobati komplikasi mengurangi
angka kematian serta meningkatkan kualitas hidup.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai