Anda di halaman 1dari 19

Kanker Paru

Kasus
Seorang laki-laki 61 tahun datang ke klinik dengan keluhan
batuk. Pasien mengalami beberapa kali infeksi saluran napas
atas dalam 2 bulan terakhir dengan disertai hemoptysis.
Pasien adalah perokok berat sejak usia 30 tahun dan berhenti
10 tahun kemudian, dan tidak merokok lagi sejak itu (21
tahun). Hasil pemeriksaan diketahui pasien menderita kanker
paru-paru.

a. Jelaskan factor resiko dan epidemiologi kanker paru!


b. Jelaskan etiologi dan patofisiologi kanker paru!
c. Bagaimana algoritma terapi kanker paru (terapi farmakologi
dan non farmakologi?
d. Bagaimana monev terapi nya?
Kanker paru adalah …

• Tumor padat yang berasal dari sel-sel epitel bronkial.


• Kanker paru dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Kanker paru-paru non sel -kecil (NSCLC).
2. Kanker paru-paru sel kecil (SCLC)
yang memiliki riwayat alamiah dan tanggapan yang berbeda
terhadap terapi.

DiPiro, J. T., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L., & DiPiro, C. V. 2015.


Epidemiologi kanker paru

• Di Indonesia, kanker paru termasuk dalam 3 besar kanker terbanyak,


bersama dengan kanker payudara dan kanker serviks.
• Pada tahun 2015, lebih dari 28% kematian diakibatkan kanker paru- paru.
• Kanker paru merupakan kanker dengan prevalensi terbanyak diderita
oleh pria.
• Insidensi kanker paru dilaporkan meningkat dengan cepat karena
konsumsi rokok berlebih, artinya merokok diperkirakan bertanggung
jawab pada sekitar 83% kasus kanker paru.
• Secara epidemiologi, NSCLC lebih sering dijumpai, yakni sekitar 85% dari
total kanker paru.
• Ada korelasi erat antara insidensi dan mortalitas kanker paru, yang
mencerminkan kenyataan bahwa sekitar 70% pasien kanker paru
akhirnya meninggal.

DiPiro, J. T. 2015; RISKESDAS, 2013.


faktor resiko kanker paru

• Sekitar 80% kasus kanker paru disebabkan oleh merokok.


• Artinya, merokok merupakan faktor resiko yang mempunyai pengaruh
besar menyebabkan kanker paru-paru.
• Durasi merokok dan jumlah rokok yang dihisap per hari menyebabkan
meningkatnya resiko terkena kanker paru.
• Paparan asap rokok yang tinggi akan menyebabkan orang yang tidak
Merokok merokok akan beresiko terkena penyakit kanker paru.
• Diperkirakan 25% penderita kanker paru adalah perokok pasif (Amin,
2006).

• Paparan zat karsinogenik, seperti : radon, asbetos, arsenik, asbes, nikel,


kromium, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida.
Lingkungan • Polusi udara yang banyak terjadi di daerah perkotaan.

DiPiro, J. T. 2015; Amin, 2006.


faktor resiko kanker paru

• Laki-laki memiliki tingkat metilasi pada gen Ras Association domain Family 1A
(RASSF1A) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (Vaissiere dkk,
2015).
• Metilasi pada gen RASSF1A akan menginduksi inaktivasi dari ekspresi gen yang
Jenis menyebabkan hilangnya inhibisi pada Cyclin D1.
Kelamin • Sehingga cell cycle arrest tidak terjadi, yang menyebabkan sel membelah
secara tidak terkendali, sehingga menjadi kanker.

• Semakin tuanya umur, maka akan semakin tinggi risiko terkena kanker.
• Golongan umur diatas 45 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi menderita
kanker paru, dibandingkan populasi yang berumur dibawah 45 tahun.
Umur • Usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun mengalami perubahan silia,
perubahan imunologis, dan perubahan struktur paru.

• Apabila ada keluarga pasien yang terkena kanker paru-paru, maka pasien
memiliki risiko sekitar 2 kali lipat terkena kanker paru-paru.
• Apabila keluarga pasien kanker paru didiagnosis pada usia 40 dan 59 tahun,
Genetik maka memiliki risiko 6 kali lipat terkena kanker paru-paru.

DiPiro, J. T., dkk, 2015; Vaissere, 2015; Song dkk, 2008)


etiologi kanker paru

Kasus diatas
meyebutkan bahwa Berdasarkan kasus
pasien yang berumur ini, penyebab Selain itu, kasus
61 tahun adalah utama pasien ini juga
perokok berat sejak mengalami kanker disebabkan
usia 30 tahun, lalu paru adalah karena karena faktor
berhenti merokok 10 pasien seorang usia, dan jenis
tahun kemudian, dan perokok berat yaitu kelamin.
tidak merokok selama 10 tahun.
kembali.
Dari kasus diatas, pasien mengalami gejala batuk dan
hemoptosis, artinya pasien tersebut menderita tumor
primer NSCLC (Chisholm-Burns, M. A., 2015).
Pasien didiagnosis terkena kanker paru NSCLC
karena:

• Pasien mulai merokok sejak umur 30 tahun.


• Pasien merupakan perokok berat (aktif) selama 10
tahun.
• Pasien berhenti merokok pada umur 40 tahun.
• Artinya pasien sudah tidak merokok selama 21 tahun.
Non Small Cell Lung Cancer

NSCLC merupakam tipe paling umum dari kanker paru. Kanker


ini tumbuh dan menyebar lebih lambat. NSCLC terdapat 3 tipe,
yaitu :

Karsinoma sel besar


Adenokarsinoma
Karsinoma sel
skuamosa (karsinoma - Merupakan salah
epidermoid) satu jenis sel kanker
Merupakan jenis
kanker paru yang yang apabila dilihat di
Merupakan bawah mikroskop
berkembang dari berbentuk bundar
sel-sel yang skuamosa yang
besar.
memproduksi paling sering
muncul di tengah - Karsinoma sel besar
lendir atau dahak dapat menyebar ke
atau cabang
di permukaan kelenjar getah bening
bronkus.
saluran udara. dan ketempat yang
jauh
Teknik Deskripsi

Visualisasi X-ray dada Metode visualisasi paling murah, Mudah diakses dan tidak memerlukan administrasi
pewarna kontras sistemik.

CT Lebih akurat saat memberikan informasi tentang ukuran, lokasi, dan invasi daripada
radiografi dada.
PET scanning  Menggunakan zat yang disebut 5-FDG untuk menghasilkan citra fungsional paru-paru.

Tumor Jarum halus Metode aspirasi sel dari tumor melalui penyisipan jarum kecil ke lesi dan aspiratif.
contoh aspirasi Umumnya digunakan untuk mengevaluasi kelenjar getah bening atau situs yang tidak dapat
diakses lainnya, ia memiliki keuntungan menjadi lebih cepat dan kurang invasif
dibandingkan metode biopsi lainnya

Bronkoskopi Kamera fiberoptik dimasukkan melalui saluran udara untuk memeriksa lokasi lesi yang
dicurigai, lesi divisualisasi, dan alat yang melekat pada kamera memungkinkan untuk biopsi
jaringan

Jarum inti Metode memperoleh jaringan. Jarum besar-bor dimasukkan ke dalam lesi, di mana ia
biopsi memotong inti jaringan yang kemudian dapat dievaluasi

Thoracentesis Mengangkat cairan di rongga pleura melalui jarum. Cairan kemudian diuji untuk melihat sel
kanker.
Sitologi dahak Mendeteksi sel kanker yang terlepas dari saluran udara ke dahak. Sitologi dahak adalah
berguna karena tidak invasif, tetapi memiliki sensitivitas yang lebih rendah untuk
mendeteksi kanker.

Dan masuk ke-

DiPiro, J. T., dkk, 2015.


Patofisiologi kanker paru

yang dan Perubahan genetik


terpapar oleh menyebabkan mengarah pada
Epitel saluran Karsinogen Inflamasi dan sitologi yang
udara (asap rokok) kronik berkembang pada
karsinoma

sehingga

Kemudian
setelah itu menyebabkan Jalur membentuk Mengalami transisi
Sel kanker Tumbuhnya
mutagenik melalui keadaan
terlepas sel kanker.
yang berbeda premaglinan

Dan masuk ke-

masuk ke- Sirkulasi dan


mengalami Metastasi sistem
limfatik dan mediasinum
Hematologi ditulang, hati, Di rongga pleura
nodus
dan SSP.
limfatikus hilus

DiPiro, J. T., dkk, 2015.


Tahap perkembangan kanker paru
»

Bagaimana terapi nonfarmakologi dari kanker


paru?
Gambaran Umum Pengobatan Kanker Paru
setelah Diagnosis

Histologi sel kecil Subtipe lainnya (campuran,


(15% tumor paru paru) mesothelioma dll; 10%
tumor paru-paru)

Histologi sel non-kecil (75% tumor paru-paru


adalah sel skuamosa, adenokarsinoma, atau
sel besar) .

Tahap I atau II Tahap IIIa(24%) Tahap IIIb (3%) Tahap IV


(34%) (39%)

Kemoterapi
Bedah
neoadjuvant
atau operasi

Kemoterapi Bedah atau


adjuvant untuk Kemoterapi +/– Kemoterapi dan/
kemoterapi radioterapi target terapi
tahap II. adjuvant
terapi nonfarmakologi dari
kanker paru

Bedah

• Pembedahan pada lobus / paru yang terkena kanker , memberikan


perbaikan terbesar dalam kelangsungan hidup untuk pasien dengan
stadium awal dan tumor NSCLC stadium lanjut lokal (tahap klinis IA,
IB, atau IIA).
• Pada pasien dengan penyakit NSCLC lanjut , pembedahan ini bukan
lagi bersifat kuratif, tapi pengobatan paliatif penting yang dapat
meningkatkan kualitas hidup pada beberapa pasien.
• Dalam hal ini, pembedahan terbatas pada situs lokal di mana tumor
menyebabkan morbiditas yang signifikan.
»

terapi nonfarmakologi dari kanker paru

Radioterapi

• Jika pasien tidak dapat dioperasi karena komorbiditas (misalnya, penyakit


paru-paru dari merokok), maka dapat dilakukan radioterapi, dengan
tingkat keberhasilan sekitar 50% dari operasi.
• Radioterapi dan kemoterapi gabungan dapat memperpanjang
kelangsungan hidup pasien dengan penyakit stadium lanjut (stadium IIIB,
nonsurgically resectable).
• Pasien dengan NSCLC tahap akhir dapat menerima terapi radiasi untuk
meringankan metastasis gejala.
• Radiasi dapat menyebabkan toksisitas pada jaringan normal, yang
menyebabkan pasien mengalami esophagitis, pneumonitis, kelainan
jantung, mielopati, dan iritasi kulit.
• Namun efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan radiasi
stereotaktik dan / atau administrasi hyperfractionated.
terapi farmakologi dari kanker
paru

NSCLC tingkat lanjut

Histologi sel non-skuamosa— untuk analisis genetik dan mengidentifikasi tumor EGFR+ atau ALK+ untuk
histologi Squamous (25% kanker paru) pertimbangan untuk analisis genetik jika tidak pernah merokok atau
campuran histologi

EGFR + (15% dari ALK + (3% -7% dari NSC-LC) EGFR dan ALK WT atau tidak
adenokarsinoma) dikenal

Erlotinib atau Afatinib Crizotinib Platinum Doublet dengan


Treat to progression Treat to progression atau tanpa bevacizumab
untuk 4-8 ​siklus

Afatinib Ceritinib Terapi pemeliharaan dengan


Treat to progression Treat to progression pemetrexeda atau erlotinib
Treat to progression

Pertimbangkan terapi tambahan untuk Terapi lini kedua dengan nivolumab/


merespons pasien atau perawatan suportif pembrolizumab/ gemcitabine/
pemetrexeda/ docetaxel
terbaik
Treat to progression
»

Crizotinib

• Target : ALK, cMET, ROS1.


• Indikasi
Pengobatan kanker paru jenis non sel kecil (Non-small cell lung cancer/NSCLC)
tahap lanjut dengan anaplaxtic lymphoma kinase (ALK) positif yg sebelumnya telah
diterapi.
• Kontraindikasi
Hipersensitivitas. Ggn hati berat.
• Dosis : 250 mg secara oral dua kali sehari.
• Modifikasi dosis
Dapat dikurangi menjadi 200 mg 2 x/hr bila diperlukan, dan selanjutnya dapat
mengurangi dosis sampai 250 mg secara oral setiap hari berdasarkan pada
keamanan dan tolerabilitas individu.
• Pemberian obat
Kapsul harus ditelan utuh.
• Efek samping
Gangguan penglihatan, mual, diare, muntah, edema, konstipasi, kelelahan
menyeluruh, penurunan nafsu makan, neuropati, pusing, disgeusia; peningkatan
ALT & neutropenia.
monitoring dan evaluasi

Monitoring Evaluasi
• Pantau kekambuhan atau perkembangan • Evaluasi kesesuaian rejimen pasien di
penyakit. setiap kunjungan (setiap minggu, 3
• Metode ini termasuk pemeriksaan fisik minggu, atau 4 minggu).
dan rontgen dada setiap 3-4 bulan • Manage toksisitas yang mungkin
selama 2 tahun. terjadi. Tanyakan pada pasien terkait
• Jika tidak ada penyakit yang terdeteksi keluhan dari pemakaian terapi
selama waktu ini, frekuensi tindak lanjut (toksisitas).
dapat diperpanjang hingga setiap 6 bulan
• Progresifitas kanker harus dapat
selama 3 tahun dan kemudian setiap
tahun. dihambat dengan terapi yang
diberikan.
• Rekomendasikan pasien untuk berhenti
merokok, ini menjadi hal yang prioritas.

Anda mungkin juga menyukai