Anda di halaman 1dari 24

PENURUNAN KESADARAN

DISUSUN OLEH:
 
SITI NURJANNAH
71200891045
PEMBIMBING:
dr. MONALISA REMANA SITINJAK, SP. S
PENDAHULUAN
Kesadaran adalah suatu keadaan dimana seseorang
sadar penuh atas dirinya sendiri dan lingkungan
sekitarnya. Komponen yang dapat dinilai dari suatu
keadaan sadar yaitu kualitas kesadaran itu sendiri dan
isinya. Isi kesadaran menggambarkan keseluruhan dari
fungsi cortex serebri, termaksud fungsi kognitif dan sikap
dalam merespon suatu rangsangan.
DEFINISI

Penurunan kesadaran adalah suatu kegawat


daruratan dalam neurologi yang ditandai dengan
hilangnya kemampuan pasien untuk merespon stimulasi
dari dalam tubuh maupun lingkungan luar tubuh.
Penurunan kesadaran atau koma menjadi petunjuk
kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “ final
common pathway ” dari gagal organ seperti gagal
jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah pada gagal
otak dengan akibat kematian. Jadi bila terjadi penurunan
kesadaran maka terjadi desregulasi dan disfungsi otak
dengan kecenderungan kegagalan seluruh fungsi tubuh
FISIOLOGI KESADARAN
PATOFISIOLOGI PENURUNAN
KESADARAN
KLASIFIKASI

Penurunan kesadaran akut Penurunan kesadaran kronis


 Clouding of consciousness Dementia
(somnolen) Hypersomnia
 Confusion
 Delirium  Abulia
 Obtundation Akinetic mutism
 Stupor The minimally conscious state
 Koma (MCS)
 Locked-in syndrome Vegetative state (VS)
Brain death
CARA MENILAI PENURUNAN KESADARAN SECARA
KUALITATIF

STATUS KESADARAN KONDISI PASIEN


Compos mentis Kesadaran penuh, pasien dapat menjawab semua
(GCS 14-15) pertanyaan tentang keaadaan sekelilingnya.
Apatis Pasien mengalami sedikit penurunan kesadarn,
(GCS 12-13) segan untuk berhubungan dengan sekitarnya
sikapnya acuh tak acuh.
Delirium Pasien gelisah, disorientasi (orang, tempat,
(GCS 10-11) waktu), memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinansi, kadang berkhayal.
Somnolen Kesadaran pasien menurun, respon psikomotor
(GCS 7-9) yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran
dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan)
tetapi jatuh tertidur lagu, mampu memberi
jawaban verbal.
CARA MENILAI PENURUNAN KESADARAN SECARA
KUALITATIF

STATUS KESADARAN KONDISI PASIEN


Stupor Keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
(GCS 5-6) respon terhadap nyeri.
Semi-koma Tidak dapat memberikan respons pada
(GCS 4) rangsangan verbal dan tidak dapat
dibangunkan sama sekali, respons terhadap
rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi reflex
kornea dan pupil masih baik.
Koma Pasien tidak bisa dibangunkan, tidak ada
(GCS 3) respon terhadap rangsangan (tidak ada respon
kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
CARA MENILAI KESADARAN SECARA KUANTITATIF
Penilaian Nilai
Eye Tidak membuka mata dengan rangsang nyeri 1
Membuka mata dengan rangsang nyeri 2
Membuka mata dengan rangsang suara 3
Membuka mata spontan 4

Motorik Tidak melakukan reaksi motorik dengan rangsang nyeri 1


Reaksi deserebrasi dengan rangsang nyeri 2
Reaksi dekortikasi dengan rangsang nyeri 3
Reaksi menghampiri rangsang nyeri tetapi tidak mencapai sasaran 4
Reaksi menghampiri rangsang nyeri tetapi mencapai sasaran 5
Reaksi motorik sesuai perintah 6

Verbal Tidak menimbulkan respon verbal dengan rangsang nyeri (none) 1


Respon mengerang dengan rangsang nyeri (sounds) 2
Bespon kata dengan rangsang nyeri (words) 3
Bicara dengan kalimat tetapi disorientasi waktu dan tempat (confused) 4
Bicara dengan kalimat dengan orientasi baik (orientated) 5
CARA MENILAI KESADARAN SECARA
KUANTITATIF

Penilaian AVPU:
A: Alert atau sadar penuh
V: Verbal, hanya sadar saat dirangsang
dengan suara
P: Pain. Sadar saat dirangsang nyeri
U: Unresponsive, tidak sadarkan diri
dengan stimulus apapun
PEMERIKSAAN UMUM PADA KASUS
PENURUNAN KESADARAN
1. Menentukan level kesadaran dari pasien dan primary survey
Insert Your Image
A= Airway (jalan nafas)
B= Breathing (pernafasan) Insert Your Image

C= Circulation (sirkulasi)
D= Disability (disabilitas)
2. Menentukan kemungkinan penyebab penurunan kesadaran dari
pasien
3. Menentukan ada atau tidaknya
Insert Your Image gejala-gejala fokal yang ada pada
pasien yang menandakan kerusakan pada jaras, korteks maupun batang
D

otak.
D
D
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA KASUS
PENURUNAN KESADARAN

• Pemeriksaan kesadaran (GCS,


Insert Your Image
AVPU, Grady Coma Scale)
• Pemeriksaan Insertpupil
Your Image berfungsi untuk

mengetahui apakah ada gangguan


pada fungsi batang otak sekaligus
mengarahkan pada kecurigaan
letak lesi pada batang otak

Insert Your Image


PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA KASUS
PENURUNAN KESADARAN
• Pemeriksaan respon okulosefalik (doll eye movement)
atau respon okulovestibuler.
Insert Your Image

Insert Your Image

Insert Your Image


PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PADA KASUS
PENURUNAN KESADARAN

Insert Your Image


• Pemeriksaan refleks kornea
• Pemeriksaan nervus kranialis
Insert Your Image

• Pemeriksaan tanda rangsang


meningeal
• Pemeriksaan pola pernafasan
• Pemeriksaan motorik
Insert Your Image
• Pemeriksaan refleks fisiologik
• Pemeriksaan refleks patologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium: Pemeriksaan-pemeriksaan khusus
• Darah perifer lengkap (Hb, meliputi:
Leukosit, HT, LED, Trombosit,
Insert Your Image • CT Scan tanpa kontras
Diff cout) • CT ScanInsertkepala dengan atau
Your Image
• Gula darah sewaktu tanpa kontras
• SGOT/SGPT • MRI
• Ureum • Electroencephalogram (EEG)
• Kreatinin
• Urinalisa untuk mencari metabolit Insert Your Image

sisa intoksikasi

D
D
D
MEMBEDAKAN SEBAB METABOLIK DENGAN
STRUKTURAL
Golongan Besar Jenis Penyakit Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
laboratorium dan
penunjang
Koma dengan gejala fokal dan Perdarahan intracerebral Hemiplegia, hipertensi, Lesi hiperdens pada CT scan
lateralisasi pernafasan siklik, pupil anisokor

Perdarahan subdural Respirasi siklik, hipertensi, Lesi hiperdens pada CT scan;


hemiparese, pembesaran pupil
unilateral LCS xanthochromic dengan
kadar protein rendah

Sumbatan arteri basilaris Extensor posturing, tanda Arteri basilaris yang hiperdens,
babinski bilateral, hilangnya CSF yang normal
respon okuosefalik
MEMBEDAKAN SEBAB METABOLIK DENGAN
STRUKTURAL
Golongan Besar Jenis Penyakit Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
laboratorium dan
penunjang
Koma tanpa tanda fokal dan Meningitis bakterial akut Demam, kaku kuduk, Edema serebri, meningeal
lateralisasi, tapi ada tanda
rangsang meningeal tandakernig, nyeri kepala enhancement, protein yang
meningkat dan glukosa
menurun pada LCS
Perdarahan subarakhnoid Pernafasan disertai mengorok, CT scan: perdarahan pada
hipertensi, kaku kuduk, tanda sisterna dan sulcus, LCS
kernig berwarna darah atau
xantochrom.

Koma tanpa tanda fokal, Intoksikasi alkohol Kadar alkohol darah meningkat
Hipotermia, hipotensi, flushing
lateralisasi dan tanda iritasi
meningeal pada kulit, nafas berbau alkohol
MEMBEDAKAN SEBAB METABOLIK DENGAN
STRUKTURAL
Golongan Besar Jenis Penyakit Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
laboratorium dan
penunjang
Koma tanpa tanda fokal, Koma diabetik
Tanda-tanda dehidrasi, Hiperglikemia,glikosuria
lateralisasi dan tanda iritasi
meningeal pernafasan kussmaul, nafas Asidosis, ketonemia,
berbau “keton” ketonuria

Koma Hipertensi, kulit kering dan Protein dan silinder pada urin,
pecah-pecah, nafas berbau urin BUN dan creatinine serum
meningkat, anemia, asidosis,
hipokalsemia
Koma hepatik Asites, jaundice, tanda Peningkatan kadar NH3 darah,
hipertensi portal, asterixis LCS berwarna kuning dengan
(flapping tremor) kadar protein normal atau sedikit
meningkat; enzim transaminase
meningkat
KEMATIAN BATANG OTAK

• Koma unresponsive atau GCS 3


• Tidak ada sikap tubuh abnormal
Koma tanpa perbaikan
(seperti dekortikasi atau
dapat berlanjut menjadi
deserebrasi).
kematian batang otak.
• Tidak ada gerakan tidak
terkoordinasi atau kejang.
TATALAKSANA
• Jika terdapat penyumbatan jalan • Jika curiga adanya peningkatan
nafas TIKCT scan cito
• Syok • Jika terdapat tanda peningkatan
• Pasang akses intravena untuk TIK dan dikonfirmasi oleh CT scan,
memasukan obat dan mengambil mannitol 25-50 g IV bolus
sampel darah. Jika terjadi dilarutkan dengan konsentrasi
intoksikasi narkotika, dapat 20% selama 10-20 menit sambil
diberikan naloxone 0,5 mg, jika dilakukan hiperventilasi. Dapat
terjadi hipoglikemia dapat diulang pemberian manitol
diberikan D40 sebanyak 50 ml, sebanyak 0,25-0,5 g / KgBB IV
diikuti dengan infus D5 bolus tiap 4 -6 jam.
TATALAKSANA

• Kasus intoksikasi obat bilas • Jika pasien dapat bergerak dan


lambung dengan NaCl memberontak sebaiknya kaki dan
• Pasang kateter urin agar tidak tangan pasien diikat di tempat
terjadi retensi urin. tidur.
• Dapat juga dipasang kombinasi • Berikan lubrikan mata agar tidak
NGT dan ETT untuk mencegah kering, jaga oral hygiene untuk
aspirasi mencegah aspirasi
PROGNOSIS
• Jika satu hari setelah onset koma bentuk
apapun, jika tidak ada reflek pupil, kornea
atau okulovestibular prognosis akan buruk
baik secara kehidupan maupun fungsi.
• Setelah 1-3 hari setelah onset koma didapati
reflek kornea negatif, pasien tidak mau buka
mata, dan atonia keempat ekstremitas
merupakan penunjuk akan terjadi outcome
yang buruk secara ad vitam maupun
fungsionam.
KESIMPULAN
Penurunan kesadaran adalah suatu kegawatdaruratan pada
bidang neurologi. Penurunan kesadaran karena kelainan
struktural biasanya disertai dengan kelainan pada
pemeriksaan neurologi seperti adanya lateralisasi, gejala
fokal dan tanda rangsang meningeal yang positif dan
pemeriksaan CSF yang abnormal. Sedangkan pada kelainan
metabolik biasanya dijumpai pemeriksaan lab darah, urin
yang abnormal sebagai contoh hipoglikemia, namun tidak
dijumpai kelainan pada pemeriksaan fisik neurologis.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai