Manifestasi klinis Menurut Rosella (2013), pada stadium AIDS dibagi antara
lain :
a) Gejala utama/mayor
- Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
- Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus
- Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan
b) Gejala minor
- Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan
- Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh.
Patofisiologi
Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel target dalam waktu singkat, virus HIV
menyerang sel target dalam jangka waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus harus
masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut CD4,
yang terdapat di selaput bagian luar. CD 4 adalah sebuah marker atau penanda yang
berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.
Infeksi
HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang
menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang berlebihan.
Dalam tubuh ODHA, partikel virus bergabung dengan DNA sel pasien, sehingga satu
kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua orang
yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama,
50% berkembang menjadi AIDS sesudah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun hampir semua
orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian meninggal. Gejala
yang terjadi adalah demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam,
diare, atau batuk. Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV asimptomatik (tanpa
gejala). Masa tanpa gejala ini umumnya berlangsung selama 8-10 tahun.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan utama dari HIV/AIDS adalah terapi ARV. Panduan
ART WHO tahun 2013 merekomendasikan inisiasi ART dilakukan pada
setiap individu dengan HIV dan dengan jumlah CD4+ kurang dari sama
dengan 500 sel/mm3 , pada stadium klinis apapun, dan memprioritaskan
pasien HIV yang sudah parah atau yang sudah terkomplikasi (stadium klinis
3 atau 4) atau pasien dengan jumlah CD4+ kurang dari sama dengan 350
sel/mm3 (WHO, 2015) Pada ibu hamil dan neonatus, pencegahan transmisi
dari ibu ke anak (PMTCT) merupakan pencegahan penularan HIV dari
seorang wanita HIV positif kepada anaknya selama kehailan, persalinan,
atau sedang menyusui.
Elemen PMTCT yang merupakan pencegahan primer HIV (Darmadi
dan Ruslie, 2012)
1. Antepartum
2. Antiretroviral (ARV)
TINJAUAN AGAMA DAN LONG TERM CARE TERHADAP HIV/AIDS
Aspek Agama Pada ODHA
Spiritualitas
dan agama berperan penting pada Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA). Hasil penelitian mengenai pengaruh spiritualitas/agama terhadap
ODHA cenderung bervariasi.
Dalam perspektif religius, masalah HIV/ AIDS adalah suatu peringatan pada setiap
orang, bahwa ada krisis dalam penyelenggaraan kehidupan bersama. Dalam situasi ini
tidak pada tempatnya lembaga-lembaga agama bersikukuh dengan kaca mata hitam-
putihnya menuntut apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh umat
atau masyarakat.
Pandai mengambil hikmah Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan
mengajarkan kepada pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua cobaan
yang dialaminya.