Perawat merupakan tenaga kesehatan yang ruang lingkupnya tidak terlepas dari
rumah sakit ataupun pusat – pusat pelayanan kesehatan. Masih kurangnya rasio perawat
dengan jumlah penduduk menyebabkan resiko beban kerja perawat meningkat. Beban
kerja perawat yang meningkat ini dapat menyebabkan resiko-resiko terkait pekerjaan,
khususnya berkaitan dengan resiko fisik. Resiko fisik yang dapat dialami oleh perawat
disebabkan oleh dua hal yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor interna.
Penerapan prinsip - prinsip ergonomi ditempat kerja masih kurang tersentuh atau
mendapat perhatian secara penuh terutama pada pekerjaan perawat di rumah sakit.
Pemberian pemahaman secara komprehensif dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap
dalam penerapan posisi yang ergonomis. Lebih lanjut disebutkan bahwa sikap dan posisi
kerja yang ergonomis dapat mengurangi kelelahan dan rasa sakit saat bekerja, sehingga
menimbulkan kenyamanan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
FAKTOR PENYEBAB
Desain lokasi Pengaturan
Tata ruang
kerja yang shift yang
buruk
kerja buruk jelek
Pencegahan: Konstruksi bangunan harus tahan api, sistem penyimpanan yang baik
terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar, pengawasan terhadap kemungkinan
timbulnya kebakaran yaitu adanya sistem tanda kebakaran, yang manual yang
memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan segera ataupun otomatis
yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis, adanya jalan untuk
menyelamatkan diri, perlengkapan dan penanggulangan kebakaran, penyimpanan dan
penanganan zat kimia yang benar dan aman.
TERIMAKASIH !
#2
UPAYA MENCEGAH HAZARD PSIKOSOSIAL
KOLIDA SEPTI UTAMI
(4B)201902071
DEFINISI
Hazard merupakan semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) atau penyakit akibat kerja.
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan terjadinya
peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah atau sakit akibat kerja dan
terpaparnya seseorang atau alat pada suatu bahaya.
Hazard psikososial adalah suatu bentuk bahaya yang dapat mengancam
kesehatan mental para pekerja dan risiko penurunan produktifitas pekerja.
Dikarenakan hal tersebut upaya atau pencegahan pada hazard
psikososial yang akan dibahas ini menjadi hal penting selain melindungi atau
mencegah bahaya fisik atau luar lainnya.
FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri
2. Faktor lingkungan,yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di
dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk
bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir.
3. Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama
apabila manusia yang melakukan perkerjaan tersebut tidak berada dalam
kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.
CONTOH KONDISI BAHAYA SERTA MEKANISME KRONOLOGISNYA
Potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenaga
kerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti: penempatan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan
klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang
tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya
stress akibat kerja.
Faktor psikososial utama yang berperan adalah stress, dimana stressor kerja dapat berupa
hubungan antar pekerja maupun beban kerja (secara kuantitatif atau kualitatif).
Hasil studi di Jepang menunjukkan bahwa:
Kelelahan fisik akibat kerja sebesar 70 – 74%
Kelelahan mental akibat kerja sebesar 73 – 75% (lebih tinggi)
Penderita jantung koroner memiliki waktu kerja lebih dari 60 jam per minggu tinggi)
UPAYA PENCEGAHANNYA
Upaya pegendalian atau pencegahan bahaya resiko, terhadap stress kerja padakaryawan ,
kegelisahan, depresi , penghargaan diri yang kurang sampai meningkatnyagejala penyakit jantung.
1. Elimination adalah menghilangkan semua faktor risiko dari process kerja yangmenjadi sumber bahaya.
2. Substitution adalah Mengganti hal-hal yang mempunyai pengaruh berbahayaterhadap psikis dan fisik
pekerja
3. Minimasi adalah Memperkecil kemungkina timbulnya bahaya
4. Engineering Control adalah pendekatan secara teknik misalnya : penilaiankinerja pekerja,
5. Administrative Control adalah pengawasan terhadap keputusan atau peraturan- peraturan yang telah
disepakati bersama.
6. Supervisi atau bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja sehinggafaktor resiko timbulnya
bahaya dapat dikurangi
7. PPE atau APD : Sebagai pelindung antara pekerja dan hal-hal pencetus bahaya dengan pemahaman
pekerja yang baik dan pendekatan diri terhadap
TERIMAKASIH