Anda di halaman 1dari 34

BIOETHANOL dari

berbagai SERAT
Presented by :
Rekayasa Proses
M. Irfhan Fajri Royyan Serat
E1B180235
SEJARAH
 (Bio)Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah
sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol.
 Campuran dari (Bio)etanol yang mendekati kemurnian untuk
pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang
mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid.
 Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio)etanol adalah
senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen.
 Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure dapat
menentukan rumus kimia etanol.
 Limapuluh tahun kemudian (1858), Archibald Scott Couper
menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol
adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali
ditemukan rumus bangunnya.
 Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di
Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis.
 Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan
hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang
digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat
ini.
 Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di
Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat
mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model
T telah dapat menggunakan (bio)etanol sebagai bahan
bakarnya.
 Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum
yang harganya lebih murah telah menjadi dominan
menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian.
 Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi,
bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah
menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
BIOETHANOL ? ETHANOL?
ETHANOL atau ethyl alcohol kadang disebut ethanol spiritus ,
digynakan dalam berbagai industry seperti campuran untuk
minuman keras seperti sake atau gin, bahan baku farmasi dan
kosmetika, dan campuran bahan bakar kendaraan, peningkat
oktan dan bensin ethanol (gasohol).
Bio)Etanol sering ditulis dengan
rumus EtOH. Rumus molekul etanol
adalah C2H5OH atau rumus empiris
C2H6O atau rumus bangunnya
CH3-CH2-OH.
BIOETHANOL merupakan etanol yang dibuat dari
biomassa (tanaman) melalui proses biologi
(enzimatik dan fermentasi
SIFAT FISIKA KIMIA ETHANOL

1.Berat molekul adalah 46,07 gr/mol


2.Terjadi dari reaksi fermentasi monosakarida
3.Bereaksi dengan asam asetat, asam sulfat, asam
nitrit, asam ionida.
(Faith and Keyes, 1957 ; Soebijanto, 1986)
PENGGUNAAN

BAHAN BAKU
PELARUT
(Raw Material)
Industri makanan,
Membuat senyawa
minuman, farmasi
kimia lain, seperti
dan kosmetik
asetaldehid, etilasetat,
asam asetat, etilen
BAHAN BAKAR dibromida, glycol, etil
kloria, dan semua etil
ester
Jenis (Grade) Bioethanol :
1. Alkohol teknis (96%)
Digunakan terutama untuk kepentingan industry. Sebagai pelarut
organic, bahan bakar, dan juga sebagai bahan baku atau untuk
produksi berbagai senyawa lain
2. Spiritus (80%)
Digunakan sebagai bahan bakar untuk alat pemanas ruangan dan
penerangan
3. Alkohol Absolute (99,7 -99,8%)
Digunakan dalam pembuatan obat-obatan, sebagai pelarut
senyawa dalam skala lab
4. Alkohol murni (96,0 – 96,5%
Digunakan dalam kepentingan farmasi dan konsumsi (minuman
keras dll)
Jumlah Kebutuhan Ethanol Nasional
BAHAN BAKU BIOETHANOL

Bahan Berserat (Selulosa)


Misal dari ampas tebu, jerami, eceng
gondok, kayu, limbah pertanian yang
mengandung selulosa, dll

Bahan Mengandung Bahan Berpati


Gula
Misalnya nira, legen, Misalnya dari biji-bijian
tetes dsb. (jagung, beras, sorgum,
dll). Atau umbi (kentang,
umbi jalar, ubi kayu, dll)
BIOETHANOL BERBASIS
BIOMASSA BERSERAT
1
BIOETHANOL DARI
BUAH SAWIT
Produksi Limbah Kelapa Sawit Indonesia
Salah satu limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan
kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah padat tersebut
mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar
adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih
kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin

Proses replanting akan menghasilkan limbah padat seperti


batang, pelepah, pangkasan, serat buah dan cangkang. Salah
satu jenis limbah pabrik kelapa sawit yang sangat potensial
untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
adalah TKKS. TKS merupakan limbah padat yang dihasilkan
dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) dengan
jumlah22-23% TBS
PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL DARI
BUAH SAWIT

Pre-Treatment
1 3 Proses Hidrolisis
Batang swit

Pre-Treatment
2 Tandan Kosong 4 Proses Fermentasi
Kelapa Sawit

5 Proses Destilasi
Skema Kerja
Pre Treatment
Batang Sawit
SKEMA KERJA (PRETREATMENT TANDAN KOSONG
TKKS Pemotongan
KELAPA SAWIT)

Penggilingan Pengeringan

Pemasukan
Penimbangan
ke erlenmeyer
(20 g TKKS)
500 ml

Pemanasan
+ 100 ml
(121 ºC; 60
NaOH 4%
menit)
PROSES HIDROLISIS

Solvent 120 ml per sampel,


solvent H2o + H2SO4 Dimasukka
dengan variasi konsentrasi erlenm
2%, 3%, 4% dan 5%

+ larutan H2SO4 encer

Pencampuran solvent Diaduk r


pada setiap sampel me
Penimbangan
Alat distrerilisasi dengan
Pendinginan 2,4 gram ragi
autoclav T : 1210C, t : 15
roti

Dimasukkan Pengadukan ±
dalam bubur 5 menit
Ragi roti
TKKS yang sampai
dihidrolisis homogen
PROSES
Pengukuran Fermentasi larutan T : 1 hari,
FERMENTASI
pH larutan (pH 3 hari, 5 hari, dan 7 hari
4-5) (sesuai dengan perlakuan).
PROSES DESTILASI

Destilasi t : 1,5
Dimasukkan ke
jam- 2 jam
Air , alkohol dalam labu T:
sampai etanol
78-800c
tidak menetes

Penimbangan
Penyimpanan
destilat (etanol)
dalam botol
yang dihasilkan
02
PRODUKSI
BIOETHANOL DARI
SELULOSA (BAMBU)
PROSES PADA
PEMBUATAN
BIOETHANOL BAMBU
PENGECILAN Tujuan : mempercepat proses
UKURAN pre treatment, delignifikasi
maupun hidrolisa

DIKECILKAN
BAMBU
UKURANNYA
MENJADI
SERBUK 100
MESH
Analisis Kualitas Tujuan : mengetahui kadar
selulosa, ligin, bahan terlarut
dan pentose awal

Salah satu
hasil
penelitian

Proses Pretreatment Tujuan :menghilangkan
dengan Asam Sulfat (degradasi) senyawa pentose
dan bahan terlarut lainnya yang
terkandung dalam bambu

Aspek yang dikaji :


1. Perbandingan berat bamboo terhadap volume
pelarut (larutan asam sulfat)
2. Konsentrasi larutan asam sulfat
3. Waktu prses Pretreatmen
ProsesDelignifikasi Tujuan :mendegradasi senyawa
dengan Natrium lignin yang terkandung dalam
Hidroksida bambu

Aspek yang dikaji :


1. Perbandingan berat bamboo terhadap volume
NaOH
2. Konsentrasi larutan NaOH
3. Waktu proses delignifikasi
Hasil
Optimasi proses pretreatmen
terhadap bahan terlarut pada
pentose serta optimasi proses
delignifikasi terhadap senyawa
lignin dan selulosa yang siap
dihidrolisis
Proses Hidrolisis Tujuan : merubah selulosa
menjadi glukosa

Aspek yang dikaji :


1. Perbandingan berat serat selulosa terhadap volume
(larutan enzim selulosa
2. Konsentrasi enzim selulosa
3. Waktu proses hidrolisa
Proses Fermentasi

a. Proses fermentasi dengan enzim sacharomycess


cerevisiae zymomonas mobilis dan campuran enzim
untuk merubah glukosa menjadi bioethanol. Aspek
yg dikaji :
- Perbandingan berat (volume) setiap enzim yang
diaplikasikan terhadap larutan glukosa
- Konsentrasi larutan glukosa
- Waktu fermentasi
b. Hasil yang diperoleh merupakan optimasi proses
hidrolisis selulosa menjadi glukosa dan optimasi proses
fermentasi glukosa menjadi bioethanol
Proses Destilasi

Proses distilasi produk fermentasi dalam skala mini


plant dimaksudkan untuk menigkatkan konsentrasi
(pemurnian ) bioethanol.
Aspek yang dikaji :
1. Konsentrasi umpan (kadar bioethanol) masuk kolom
distilasi
2. Waktu operasional kolom distilasi
Hasil yang diperoleh merupakan destilasi untuk
pemurnian bioethanol
DAFTAR PUSTAKA
● Sari, Ni Ketut., Ernawati, Dira. 2017. Teori dan Aplikasi Pembuatan
Bioethanol dari Selulose (Bambu). Jakad Media Publishing : Surabaya
● Tuljannah, Masroah., dkk. 2018. Biokonversi Serat Buah Sawit Menjadi
Bioethanol dengan Variabel konsentrasi Saccaromyces cerevisiae. Jom
FTEKNIK Volume 5
● Ni’mah, Laila.,dkk. 2015. Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Serat
Kelapa Melalui Proses Pretreatment, Hidrolisis, Asam dan Fermentasi
Menggunakan Ragi Tape. INFO TEKNIK Volume 16 No.2
● Ningsih, Yuni Astuti., dkk. 2012. Pembuatan Bioetanol Dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Dengan Metode Hidrolisis Asam dan
Fermentasi. Jurnal teknik Kimia No. 1, Vol. 18
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai