Anda di halaman 1dari 62

GANGGUAN

KESEHATAN
REPRODUKSI

dr. Taufik Rahman A, Sp.OG


taufikrahman@almaata.ac.id
1. Mioma Uteri
- Mioma merupakan suatu pertumbuhan massa atau
daging di dalam rahim atau di luar rahim yang tidak
bersifat ganas. Mioma berasal dari sel otot polos yang
terdapat di rahim dan pada beberapa kasus juga
berasal dari otot polos pembuluh darah rahim. Jumlah
dan ukuran mioma bervariasi, terkadang ditemukan
satu atau lebih dari satu.
- Mioma dapat berkembang menjadi ganas, dan kondisi
tersebut dikenal sebagai leiomiosarkoma. Walau
begitu, kemungkinan mioma menjadi ganas cukup kecil
Mioma uteri merupakan tumor jinak dari sel-sel otot
polos rahim, dan jaringan pengikat yang
menumpangnya  fibromioma, leiomioma, atau fibroid.
Terjadi pada 20-40 % wanita pada masa reproduksi
Penyebab Mioma
Uteri
Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui
hingga saat ini. Meski begitu, pertumbuhan mioma sangat
erat kaitannya dengan produksi hormon estrogen.
Gejala Mioma Uteri
 Menstruasi dalam jumlah banyak.
 Perut terasa penuh dan membesar.
 Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran kemih.
 Keluarnya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri hebat,
sehingga menyebabkan luka dan terjadinya infeksi sekunder.
 Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.
 Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan saat
menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi penekanan pada
panggul.
Gejala Klinis
● Perdarahan abnormal :
- Hipermenore
- Menoragia
- Metroragia
● Rasa nyeri akibat degenerasi mioma atau kontraksi
uterus berlebihan pada mioma submukosum.
Gejala Klinis
Gejala & tanda penekanan
- Kandung kemih : poliuri
- uretra : retensio urine
- ureter : hidroureter&hidronefrosis
- rektum : obstipasi & tenesmia
- pembuluh darah & limfe dipanggul : edem
tungkai &nyeri panggul
Gejala Klinis
● Infertilitas dan abortus dapat disebabkan karena distorsi tuba, gangguan implantasi
pada endometrium, oklusi kanalis endoserviks, dan sebagainya.
Diagnosa
2. Melalui pemeriksaan fisik 3. Melalui pemeriksaan
1. Melalui wawancara penunjang yang sesuai, bisa
medis lengkap terkait yang menyeluruh, terutama
pada bagian rahim, dengan berupa ultrasonografi
gejala dan riwayat
cara bimanual untuk dan magnetic resonance
kesehatan pengidap dan
menemukan suatu tumor imaging (MRI) untuk
keluarga
pada rahim. memastikan lokasi dan
ukuran tumor tersebut
Pengobatan
a. Pemberian anti-nyeri berupa parasetamol.
b. Pemeriksaan fisik dan USG, yang harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi
pertumbuhan mioma, baik ukuran maupun jumlah. Jika pertumbuhan stabil, pengidap
diobservasi setiap 3-4 bulan.
c. Pengobatan dengan terapi hormonal, dengan menggunakan preparat progestin
atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
d. Prosedur miomektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat mioma.
Prosedur ini dipertimbangkan apabila seorang wanita masih berusia muda dan masih
ingin memiliki anak lagi. Kemungkinan mioma untuk tumbuh lagi setelah miomektomi
berkisar 20-25 persen. Setelah operasi, pengidap disarankan menunda kehamilan
selama 4-6 bulan, karena rahim masih dalam keadaan rapuh.
e. Prosedur histerektomi, yaitu prosedur operasi pengangkatan rahim.
2. KISTA OVARIUM
● Kista ovarium merupakan tumor jinak yang
menimbulkan benjolan abnormal di bagian bawah
abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara,
nanah, dan cairan kental.

● FAKTOR PEMICU TERJADI KISTA OVARIUM


1. Faktor internal : factor genetic, gangguan hormone ,
Riwayat kanker kolon
2. Faktor eksternal : kurang olah raga, merokok dan
konsumsi alcohol, mengonsumsi makanan yang
tinggi lemak , social ekonomi rendah, sering stress
ETIOLOGI
● Menarche dini
● Hypothyroid
● Terapi infertilitas ---- induksi ovulasi
dgn gonadotropins, spt clomiphene
citrate, menyebabkan hiperstimulasi
ovarium. Signifikan meningkatkan
resiko pembentukan kista dan torsi
ovarii.
● Tamoxifen sbg terapi Ca mamae
meningkatkan insidensi kista 10%.
Symptoms
● Tanpa gejala
● Nyeri tumpul, atau berat, tiba-tiba dan tajam, atau rasa tidak
nyaman pada perut (1 atau 2 sisi), panggul, vagina dan
punggung bag. bawah.
● Rasa penuh, berat, dan tertekan pada perut
● Nyeri pada payudara
● Nyeri selama atau segera setelah hub seks (dyspareunia)
● Nyeri saat mens
● Siklus mens yang tidak teratur, atau perdarahan uterus
abnormal
● Gangguan miksi dan defekasi
● Mual dan muntah
● Infertilitas
● Pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh yang meningkat
Sign
• Pembesaran perut bagian bawah
• Konsistensi kistik
• Tidak simetris di tengah
• Edema
• Peningkatan level testosteron
Klasifikasi kista ovarium
Kista ovarium Non-Neoplastik

 Kista Folikel
 Kista lutein
 Kista stain levental ovary
 Kista Korpus Luteum Kista ovarium Neoplastik

 Kistoma Ovarium Simpleks


 Kista Dermoid
 Kista Endometriois
 Kista denoma Ovarium
Musinosum
 Kista denoma Ovarium
Serosum
Klasifikasi Kistoma
Ovarii
1. Tumor radang
2. Tumor gangguan hormon
3. Tumor neoplastik jinak
Tumor radang
1. Abses ovarial
2. Abses tubo ovarial
3. Kista tubo ovarial
Patogenesis
• Abses bermula dr infeksi pada serviks/vagina
menyebar ke endometrium, tuba fallopi, dan ovarium,
• Penyebaran dari infeksi pada apendiks atau divertikel.
• Infeksi via Hematogen, jarang, terutama tuberculosis.
Tersering: Chlamydia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae
Bila tuba buntu: infertilitas
Tumor gangguan hormon
1. Kista Fungsional
a. Kista follikel
b. Kista korpus luteum
2. Kista Stein-Leventhal (Polycistic
Ovarian Syndrome/PCOS)
3. Kista endometrium (kista coklat)
 endometriosis pada ovarium. Kista
multipel hemoragik, byk tdpt bekuan darah.
Tumor neoplastik jinak

1. Kistik :
- Kistadenoma:
serosum&musinosum
- Kista dermoid
2. Solid :
- Fibroma, fibroadenoma
- Tumor Brenner
Kista Fungsional
● terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid
● mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3
siklus haid
Kista follikel
• Asal: folikel de Graaf yg tdk
berovulasi
• Gangguan GnRH-----lonjakan
LH tidak terjadi dan reaksi
rantai ovulasi tidak dimulai---
folikel tidak pecah atau
melepaskan sel telur, dan
bahkan folikel tumbuh terus---
kista.
• Ukuran : 3-8 cm
• Hilang sendiri dlm 60 hari,
tidak berbahaya
• Bila >60 hari  neoplasma??
 laparoskopi
Kista Korpus Luteum
● Terbentuk slth ovulasi.
● Folikel de graaf  sel telur dilepaskan 
korpus luteum, lubang keluarnya tertutup dan
jaringan2 mengumpul di dalamnya  korpus
luteum membesar  kista.
● Biasa unilateral.
● Ukurun mencapai 10 cm.
● Dapat tjd torsi ovarium  nyeri abdomen
● Dapat terisi darah dan bila ruptur 
perdarahan internal dan nyeri tajam.
Kista Stein-Leventhal
(Polycistic Ovarian Syndrome/PCOS)
● Stein&Laventhal (1935): hub antara ovarium
polikistik bilateral dg sindrom yg t.d: siklus haid
tidak teratur sampai amenorea, infertilitas,
hirsutisme dan obesitas.
● Penyebab diduga krn gangguan ovulasi serta
ketidakmampuan enzim pada proses sintesis
esterogen di ovarium.
● Usia: 15-30 th.
● Diagnosis: 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
○ Kriteria mayor: anovulasi, USG pada PCOS

hiperandrogenisme
○ Kriteria minor: resistensi insulin, hirsutisme,
obesitas, LH/FSH > 2,5, USG tdpt ovarium
polikistik
● Esterogen & FSH normal.
● Kadar LH meningkat & tidak terjadi “LH surge”.
Kistadenoma ovarii serosum
○ Semua usia. Low-grade: usia 20an-30an th, aplastik: usia peri- dan
postmenopause.
○ Ukuran dapat memenuhi cavum abdomen, tp umumnya > kecil dari
musinosum.
○ Kecil: unilokuler, besar: multilokuler.
○ Jinak: unilokuler, permukaan halus, mengandung cairan kuning jernih.
○ 30-35% menjadi ganas .
○ Terapi: kistektomi + frozen section (utk PA)
Kistadenoma ovarii musinosum
● Usia: 30an-50an. Jarang pada postmenopause.
● Umumnya multilokular, mengandung mukus, berkapsul tegang
(tense capsule), permukaan licin.
● Tumor terbesar pada tubuh manusia, dpt mencapai 70 kg.
● Biasanya asimtomatik.
● 5-10% dapat menjadi ganas.
● Terapi: kistektomi + frozen section (utk PA)
Mucinous Cystadenoma (4X)
• The cyst is lined by tall columnar epithelium with mucin containing cells.
• The stroma consists of spindly fibroblasts.
Kista dermoid
● Mengandung jaringan berdiferensiasi baik dari sel-sel
embrional.
● Kista ini mengandung elemen epitelial, mesodermal,
dan endotelial
● Dapat berisikan rambut, gigi dan materi seperti bubur
dari kelenjar sebasea
● Tumor jinak ovarium terbanyak pada wanita usia
reproduktif.
● Usia : antara 20 dan 40 tahun
● Asimtomatik, kecuali torsi atau ruptur.
● 90% Unilateral, 10% bilateral.
● Diameter biasa <10 cm.
● Dilapisi serosa yang mengkilat.
● Konfirmasi: USG.
● Kista Dermoid

The black arrow points to the keratinized surface of stratified squamous


epithelium.
• Beneath the epithelium, highlighted by blue arrows, are abundant normal

appearing sebaceous glands.


Fibroma, fibroadenoma
● Tumbuh di stroma ovarium dg peningkatan fibroblas di
antara sel theka.
● 10 % kasus bilateral. Diameter: <20 cm.
● Fibroma : 5 % neoplasma ovarium jinak
● Usia: premenopause.
● Konsistensi keras (fibroma durum) atau lunak (fobroma
molle).
● 20% Meig’s Syndrome (massa pada pelvis + ascites +
hidrothoraks)
● Dapat ditemukan bersamaan dengan kistadenoma serosa
atau dg tumor brenner.
Fibroma of Ovary (40X)
• The neoplastic nuclei are predominantly spindly.
• Some larger nuclei are visible with tiny nucleoli.
• No luteinized cells are seen.
• The stroma is collagenous.
Tumor Brenner
● Tumor sel transisional, 98% jinak.
● Etiologi dan patogenesis tidak diketahui
● 95% unilateral.
● Diameter: 5-8 cm. Sering ditemukan scr tdk sengaja.
● Konsistensi lunak, berwarna putih atau kuning pucat.
● Epitelium: sarang2 sel dg nukleus bulat dan garis memanjang (coffee bean
nuclei).
Brenner Tumor of Ovary (4X)
This view shows the epithelial nests of Brenner's tumor (black arrows) separated

from each other by a cellular, fibrous stroma


Komplikasi Kista Ovarium
1. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-menerus dan sedikitsedikit
yang dapat menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan kondisi kurang darah
(anemia).
2. Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis.
3. Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu bersetubuh.
4. Perubahan keganasan atau infeksi.
5. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan buang air besar
(konstipasi).
Penanganan kista
1. Pendekatan
ovarium
2. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen
dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit kista untuk
mengurangi rasa nyeri
3. Pembedahan
Pencegahan kista ovarium
1. Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah karena sayuran dan buah banyak mengandung
vitamin dan mineral yang mampu meningkatkan stamina tubuh.
2. Menjaga pola hidup sehat, khususnya menghindari rokok dan sering olahraga.
3. Menjaga kebersihan area kewanitaan, hal tersebut untuk menghindari infeksi
mikroorganisme dan bakteri yang dapat berkembang disekitar area kewanitaan.
4. Mengurangi makanan yang berkadar lemak tinggi. Apabila setiap individu mengkonsumsi
makanan yang berkadar lemak tinggi, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan hormon
khususnya gangguan hormon kortisol pemicu stress dan dapat pula terjadi obesitas.
5. Mengunakan pil KB secara oral yang mengandung hormon estrogen dan progesteron
guna untuk meminimalisir risiko terjadinya kista karena mampu mencegah produksi sel
telur.
3. CA OVARIUM/KANKER
OVARIUM
● Kanker ovarium merupakan kanker yang muncul di jaringan
indung telur. Kanker ovarium lebih sering terjadi pada
wanita pascamenopause, Penyebab terjadinya kanker
ovarium belum diketahui dengan pasti.

● Kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita lanjut usia


(lansia) dan wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat
kanker ovarium. Kanker ovarium yang terdeteksi pada
stadium awal lebih mudah untuk diobati dibandingkan
kanker ovarium yang baru terdeteksi setelah masuk stadium
lanjut.
Gejala CA Ovarium
● Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Oleh
sebab itu, kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah
memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain gejala
yang dialami oleh penderita kanker ovarium adalah:

- Perut kembung. - Sering buang air kecil.


- Cepat kenyang. - Sakit punggung bagian bawah.
- Mual. - Nyeri saat berhubungan seks.
- Sakit perut. - Keluar darah dari vagina.
- Konstipasi (sembelit). - Perubahan siklus menstruasi, pada
- Pembengkakan pada perut. penderita yang masih mengalami
- Penurunan berat badan. menstruasi.
Pengobatan CA Ovarium
kanker ovarium dibedakan menjadi 4 stadium. Penanganan kanker ovarium berbeda-beda, tergantung pada stadium
kanker, kondisi penderita, dan keinginan penderita untuk memiliki keturunan.
Namun secara umum, penanganan utama kanker ovarium yaitu :

1. Operasi 3. Radioterapi
Operasi yang dilakukan adalah mengangkat Radioterapi dilakukan untuk
ovarium, baik salah satu maupun kedua membunuh sel-sel kanker dengan
ovarium, tergantung kondisi pasien. sinar berenergi tinggi.

4. Terapi pendukung Pasien


2. Kemoterapi Terapi pendukung yang diberikan yaitu, seperti
Kemoterapi dilakukan dengan obat pereda nyeri atau antimual, untuk
pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala kanker ovarium dan
membunuh sel kanker. mengurangi efek samping dari metode
pengobatan kanker.
Pencegahan CA Ovarium
 Kanker ovarium sulit untuk dicegah karena penyebabnya belum diketahui. Namun,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker
ovarium, yaitu:
- Mengonsumsi pil KB kombinasi
- Tidak menggunakan terapi penggantian hormon
- Tidak merokok
- Menerapkan pola hidup sehat
- Menjaga berat badan ideal

 Pada wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, operasi
pengangkatan ovarium sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan guna
meminimalkan risiko. Prosedur ini biasanya dianjurkan bagi wanita yang sudah
memutuskan untuk tidak memiliki keturunan lagi.
4. CA CERVIX/KANKER
MULUT RAHIM
● Human papilloma Virus (HPV) merupakan
penyebab dari kanker serviks.
● Kanker serviks adalah kanker yang muncul
pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi
saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang
tidak normal, dan berkembang terus dengan
tidak terkendali.
● Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dengan
cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya
tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini
kemudian akan berkembang dan menjadi
penyebab kanker serviks.
Patofisiologi Ca Cervix
● Dari proses pertumbuhan neoplasma dipelajari bahwa pada prakarsinoma stadium pertumbuhan
lanjut sebagian berubah menjadi prakarsinoma stadium awal dan sebagian tumbuh menjadi
karsinoma invasif. Karsinoma invasi muncul di area bibir posterior atau anterior serviks dan
biasanya meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium
dan korpus uteri. Kemudian meluas perkontinuitatum ke dinding vesika urinaria, rektum,
ligamentum uterosakral dan organ sekitarnya.
Dalam pertumbuhan karsinoma serviks dikenal 3 bentuk kelain :
1. Pertumbuhan eksofitik berbentuk bunga kool, tumbuh ke arah vagina dan dapat mengisi setengah
dari vagina tanpa infiltrasike dalam parametrium. Bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan
pendarahan.
2. Pertumbuhan endofitik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progresif meluas ke forniks
posterior dan anterior ataupun ke corpus uteri dan parametrium.
3. Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambat laun lesi berubah berbentuk
ulkus.
Etiologi
Penyebab kanker serviks belum diketahui, namun ada beberapa faktor predisposi yang
menonjol diantaranya adalah:
1. Perilaku seksual dan umur pertama kali melakukan hubungan seksual
2. Jumlah kehamilan dan partus
3. Jumlah perkawinan
4. AKDR (alat kontraspsi dalam rahim)
5. Merokok
6. Infeksi dan virus
7. Sosial dan ekonomi
Gejala

1. Perdarahan yang tidak wajar dari Miss V.


2. Siklus menstruasi jadi tidak teratur.
3. Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
4. Nyeri saat berhubungan seks atau berhubungan seks.
5. Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
6. Badan lemas dan mudah lelah.
7. Berat badan menurun, padahal tidak sedang diet.
8. Kehilangan nafsu makan.
9. Cairan Miss V yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.
10. Salah satu kaki membengkak
Stadium Ca Cervix
● Secara histopatologi pertumbuhan sel kanker serviks dibagi menjadi
4 stadium:
1. Displasia : a. Displasia ringan
b. Displasia sedang
c. Displasia ringan

2. Karsinoma insitu
3. Karsinoma mikro invasif
4. Karsinoma invasif
Pemeriksaan Diagnostik
1. Teknik Papanicolau pertama diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolau
dan Dr. Aurel Babal dan mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto & Nuranna, 2002).
Tes pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat
adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau prakanker (Rasjidi, Irwanto,
Sulistyanto, 2008)
2. Kolposkopi adalah alat ginekologi yang dipergunakan untuk melihat perubahan
stadium dan luas pertumbuhan abnormal epitel serviks uteri. Memeriksanya dengan
menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali
3. Biopsy Biopsi merupakan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi usapan
serviks menunjukan karsinoma. Spesimen diambil dari daerah tumor yang berbatasan
dengan jaringan normal.
PAP SMEAR KOLPOSKOPI &
BIOPSY
Pengobatan Ca Cervix
Jika dokter sudah yakin bahwa kamu mengidap kanker serviks, terdapat beberapa pilihan
penanganan yang bisa dilakukan. Antara lain :
 Operasi
 Radioterapi,
 Kemoterapi.
Metode pengobatan tersebut juga bisa dikombinasikan untuk melenyapkan sel kanker
Pencegahan Kanker Serviks
1. Rutin melakukan pemeriksaan pap smear.
2. Mendapatkan vaksinasi HPV.
3. Hindari merokok.
4. Lakukan hubungan intim yang aman dengan menggunakan kondom.
5. Menjaga kebersihan area intim kewanitaan.
5. CA MAMMAE/KANKER
PAYUDARA
● Kanker payudara adalah salah satu jenis
penyakit kanker, yang terjadi di payudara.
Penyakit ini muncul karena adanya
pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan
tidak terkontrol (sel kanker) di dalam
payudara.

● Sel-sel kanker ini awalnya sama seperti sel


normal. Di payudara, sel-sel tersebut bisa
berasal dari saluran susu (duktus), kelenjar
susu (lobulus), atau jaringan ikat di dalamnya.
Namun, sel-sel tersebut memiliki perilaku
yang berbeda.
Gejala Ca Mammae
1. Ciri-ciri kanker payudara yang paling khas adalah munculnya benjolan di payudara. Benjolan
yang dicurigai sebagai kanker umumnya memiliki tekstur yang padat, keras, memiliki batas yang
tidak jelas, bisa menempel, dan permukaannya tidak rata. Benjolan ini pun biasanya tidak
menimbulkan rasa nyeri.
2. Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.
3. Perubahan bentuk pada puting payudara. Hal ini biasanya terjadi pada salah satu jenis kanker
payudara, yang disebut penyakit paget atau paget’s disease.
4. Puting mengeluarkan cairan berwarna atau mungkin berdarah.
5. Puting memerah dan lecet yang tak kunjung sembuh.
6. Puting susu masuk ke dalam atau tertarik.
7. Bengkak di sekitar ketiak akibat pembesaran kelenjar getah bening di daerah tersebut, khususnya
pada stadium kanker payudara lanjut.
8. Adanya kelainan pada kulit payudara (seperti kulit jeruk atau kulit menjadi kemerahan).
Terkadang kulit juga jadi mencekung, seperti lesung pipi, karena tertarik oleh benjolan.
Penyebab dan faktor resiko
● Penyebab kanker payudara bermula dari perkembangan sel yang abnormal. Kumpulan
dari sel kanker ini kemudian membentuk tumor ganas.

● Tumor ganas inilah yang selanjutnya akan membentuk sebuah benjolan di payudara.
Benjolan dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya, maupun ke bagian tubuh yang
lain.

● Penyebab terbentuknya sel kanker ini memang tidak diketahui pasti. Namun, sekitar 5‐
10 persen penyakit kanker payudara berhubungan dengan mutasi gen 1 (BRCA1) dan
gen 2 (BRCA2) yang diturunkan oleh keluarga.
Selain faktor keturunan, beberapa hal lainnya pun bisa meningkatkan risiko Anda
terkena penyakit pada payudara ini. Beberapa faktor tersebut, yaitu:

1. Wanita.
2. Pertambahan usia.
3. Obesitas.
4. Konsumsi alkohol secara berlebihan.
5. Konsumsi pil KB.
6. Pernah mengalami kanker payudara.
7. Paparan radiasi saat masih muda atau anak-anak.
8. Mulai menstruasi pada usia yang lebih muda.
9. Menopause pada usia yang lebih tua.
10. Punya anak pertama pada usia yang lebih tua.
11. Belum pernah hamil.
12. Terapi hormon pascamenopause.
Stadium Ca Mammae
Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik meliputi payudara, ketiak, dan daerah leher serta dada.
2. Tes mamografi.
3. Pemeriksaan ultrasonografi payudara.
4. Biopsi payudara.
5. MRI payudara
Pengobatan
● Operasi atau pembedahan
Beberapa macam operasi diantaranya:
1. Bedah konservatif, yaitu mengangkat sel kanker beserta kelenjar getah bening yang terlibat.
2. Operasi pemasangan implan atau silikon.
3. Operasi mastektomi total, yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker.
4. Nipple-sparing mastectomy, yaitu operasi pengangkatan jaringan payudara, tetapi menyisakan
puting dan kulit di sekitarnya (areola).
5. Modified radical mastectomy (mastektomi radikal yang dimodifikasi), yaitu mengangkat seluruh
payudara yang terkena kanker, kelenjar getah bening di bawah ketiak, sepanjang otot pada dada,
dan terkadang sebagian otot dinding dada.
6. Oncoplastic surgery atau rekonstruksi payudara untuk kanker, yaitu prosedur pembedahan yang
dilakukan dengan cara mengambil lemak otot dan kulit dari bagian tubuh lainnya untuk
ditempatkan di dalam payudara, guna menggantikan sebagian jaringan yang diangkat karena
operasi kanker.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi untuk kanker payudara adalah terapi dengan menggunakan
sinar X bertenaga tinggi yang ditargetkan untuk membunuh sel kanker atau
menghambat pertumbuhan sel kanker.

3. Kemoterapi
Kemoterapi, yaitu terapi yang menggunakan obat-obatan untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini dapat dilakukan sebelum
pembedahan untuk mengecilkan tumor sebelum diangkat. Selain itu, terapi ini
juga dapat dilakukan setelah pembedahan untuk mencegah pertumbuhan tumor
kembali.
4. Terapi hormon
Terapi hormon adalah terapi kanker payudara dengan menghambat kerja hormon dan
mencegah perkembangan sel kanker. Terapi ini hanya efektif pada kanker payudara yang
sensitif terhadap hormon. Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tipe
kanker Anda.

5. Terapi target
Terapi target adalah terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk
mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal.
Terapi ini antara lain:
a. Antibodi monoklonal.
b. Penghambat tirosin kinase.
c. Cyclin-dependent kinase inhibitors (penghambat cyclin-dependent kinase).
Pencegahan
1. Batasi konsumsi alkohol
2. Olahraga secara rutin
3. Batasi terapi hormon pasca-menopause
4. Jaga berat badan ideal
5. Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang
6. Pemeriksaan payudara secara berkala (SADARI)
Any
questions???
TUGAS BERSAMA
● Satu kelas, Membuat soal pilihan tunggal sebanyak 100
soal mengenai materi diatas, di emailkan ke
taufikrahman@almaata.ac.id , maksimal 7 hari setelah
perkuliahan berakhir.
● Koordinator harus memastikan Soal tidak boleh ada
yang sama.

no soal jawaban
1 dikatakan hipertensi dalam kehamilan jika E
tekanan darah sistoel dan diastole ?
a. <120 / 80 MmHg
b. <130 / 70 MmHg
c. =120 / 70 Mmhg
d. <110 / 80 MmHg
e. >130 / 90 MmHg

Anda mungkin juga menyukai