0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan20 halaman
Model dan Nilai Promosi Kesehatan
Beberapa model promosi kesehatan yang dijelaskan dalam dokumen ini adalah Health Belief Model, Transtheoretical Model, Theory of Reasoned Action, dan model Stress and Coping. Health Belief Model berfokus pada persepsi individu mengenai kerentanan dan manfaat tindakan kesehatan, sementara Transtheoretical Model menekankan proses perubahan perilaku kesehatan melalui beberapa tahap. Theory of Reasoned Action menjelaskan pengaruh niat dan
Model dan Nilai Promosi Kesehatan
Beberapa model promosi kesehatan yang dijelaskan dalam dokumen ini adalah Health Belief Model, Transtheoretical Model, Theory of Reasoned Action, dan model Stress and Coping. Health Belief Model berfokus pada persepsi individu mengenai kerentanan dan manfaat tindakan kesehatan, sementara Transtheoretical Model menekankan proses perubahan perilaku kesehatan melalui beberapa tahap. Theory of Reasoned Action menjelaskan pengaruh niat dan
Model dan Nilai Promosi Kesehatan
Beberapa model promosi kesehatan yang dijelaskan dalam dokumen ini adalah Health Belief Model, Transtheoretical Model, Theory of Reasoned Action, dan model Stress and Coping. Health Belief Model berfokus pada persepsi individu mengenai kerentanan dan manfaat tindakan kesehatan, sementara Transtheoretical Model menekankan proses perubahan perilaku kesehatan melalui beberapa tahap. Theory of Reasoned Action menjelaskan pengaruh niat dan
kesehatan By Dewi Rakhmawati, M.Kes Komponen model promosi kesehatan
Health beliefe model (model kepercayaan kesehatan)
Transtheoritical model (model transteoritik) Theory of reasioned action (teori aksi beralasan) Stess and coping Health Belief Model (HBM) Model kepercayaan kesehatan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio-psikologis. HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai perilaku, seperti check up pencegahan, skrining dan imunisasi HBM Dekat dengan pendidikan kesehatan Persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemanjuran pengobatan mempengaruhi keputusan dalam perilaku kesehatan Model kepercayaan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok, diet, olahraga, perilaku keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi Menurut model kepercayaan kesehatan, perilaku ditentukan oleh apakah seseorang: 1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu 2. Menganggap masalah kesehatan merupakan hal yang serius 3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan 4. Mendapat layanan yang tidak mahal 5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan Contoh HBM, pada wanita akan menggunakan kontrasepsi apabila : Telah mempunyai banyak anak dan masih berpotensi untuk mengalami kehamilan Melihat kesehatan dan status ekonomi orang lain karena adanya anak terlalu banyak Pernah mendengar tentang efektivitas dari kontrasepsi tertentu mencapai 95% Kontrasepsi aman dan tidak mahal Adanya anjuran dari petugas kesehatan untuk menggunakan kontrasepsi Kelemahan model keyakinan kesehatan
1. Model keyakinan kesehatan didasarkan pada
beberapa asumsi yang dapat diragukan, seperti pemikiran bahwa setiap pilihan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional 2. Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakinan kesehatan 3. Kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan lain seseorang, yang juga dapat mempengaruhi perilaku Transtheoritical Model
Adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan
seorang individu untuk bertindak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan Pada model ini, perilaku kesehatan tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu Seseorang akan mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikutnya Tahapan perubahan Model perubahan adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap a. Prekontemplasi : orang tidak berniat mengambil tindakan di masa mendatang, orang tersebut belum berniat untuk merubah perilaku (biasanya diukur selama enam bulan berikutnya) b. Kontemplasi : orang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun belum siap untuk melakukan perubahan (diukur 6 bulan ke depan) c. Persiapan : orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berikutnya d. Aksi : orang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir e.Pemeliharaan : orang berupaya mencegah kekambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun f. Pemutusan : individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan 100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi Proses perubahan Adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap Proses perubahan : a. Proses kesadaran dan evaluasi lingkungan kembali, di antara prekontemplasi dan kontemplasi b. Evaluasi diri kembali, di antara kontemplasi dan persiapan c. Pembebasan diri di antara persiapan dan tindakan sangat ditekankan d. Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counterconditioning dan kontrol stimulus ditekankan Teori Sebab Akibat Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya, misalnya tentang bagaimana manusia menjadi mulia atau hina, senang atau sengsara, kaya atau miskin. Niat seseorang akan menentukan apakah perilaku itu akan dilakukan atau tidak Niat dipengaruhi oleh sikap-sikap terhadap suatu perilaku, seperti : apakah ia merasa perilaku itu penting Sifat normatif, seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang berpengaruh) akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan Teori sebab akibat erat kaitannya dg prinsip : 1. Prinsip kausalitas meniscayakan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab 2. Menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab 3. Hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang meniscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam Stress dan Coping Stress adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis, biasanya dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal sehingga mempengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan Gejala stres adalah gangguan perhatian dan konsentrasi, perubahan emosi, menurunnya rasa percaya diri, timbul obsesi dan tidak ada motivasi Faktor yang mempengaruhi terjadi stres: 1. Variabel dalam kondisi individu : umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, temperamen, genetik, intelejensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi dan kondisi fisik 2. Karakteristik kepribadian : introvert-ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, kepribadian, kekebalan, dsb 3. Variabel sosial-kognitif ; dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, kontrol pribadi yg dirasakan 4. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial 5. Strategi koping Manajemen mengatasi stres : 1. Hasil belajar otomatis (menyanyi, berkumpul, tertawa) 2. Membicarakan, diskusi, memikirkan bersama orang lain 3. Berolahraga dengan teratur 4. Mengembangkan teori toleransi 5. Belajar mengenal dan membahas stres dengan menarik diri, kompromi 6. Koping strategi /meningkatkan toleransi 7. Kaitannya dengan kesehatan mental : mengenai sumber, meningkatkan toleransi Koping (kemahiran bertahan) adl menstabilkan faktor yang dapat membantu individu mempertahankan adaptasi psikososial selama periode menegangkan Koping adalah kemampuan untuk mengatasi sebuah stresor atau respon stres atau usaha untuk mengubah stresor atau respon stres Ada 2 cara menghadapi stres : 1. Respon berfokus pada masalah 2. Respon berfokus pada emosi Strategi koping Menurut Taylor (1991) : 1. Konfrontasi 2. Mencari dukungan sosial 3. Merencanakan pemecahan masalah dikaitkan dengan problem focussed coping 4. Kontrol diri 5. Membuat jarak 6. Penilaian kembali secara positif 7. Menerima tanggung jawab 8. Lari/menghindar (escape/avoidance) TERIMA KASIH ........