Anda di halaman 1dari 23

DWI ANINDYA

HARIMURTI,S.H.,M.H
HUKUM BISNIS
BAB II
ASAS-ASAS HUKUM DAGANG

ISTILAH-ISTILAH:
 Hukum Dagang
 Hukum Perdata
 Hukum Bisnis
 Hukum Ekonomi
 Hukum dan Ekonomi
 Hukum Ekonomi Pembangunan
 Hukum Ekonomi dan Teknologi
HUKUM DAGANG

HUKUM SEBAGAI KAIDAH


SEBAGAI KENYATAAN

SANKSI Ada dalam masy. Yang diakui oleh


Otoritas tertinggi

Seperangkat kaidah atau aturan yang tersusun dalam satu sistem yang
menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat
 Hukum Dagang:
Hukum perikatan yang timbul dari lapangan
perusahaan. Hukum yang mengatur tingkah
laku manusia yang turut melakukan
perdagangan dalam usahanya dalam
memperoleh keuntungan. Hukum yang
mengatur hubungan hukum antara manusia-
manusia dan badan-badan hukum satu sama
lainnya, dalam lapangan perdagangan.
Perdagangan:
pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen untuk
membelikan, menjual barang-barang yang memudahkan dan
memajukan pembelian dan penjualan.

Adapun pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen itu


meliputi beberapa:
macam pekerjaan, misalnya :
1. Makelar, komisioner
2. Badan-badan usaha (assosiasi-assosiasi). Contoh : P.T, V.O.F
3. Asuransi
4. Perantara banker
5. Surat perniagaan untuk melakukan pembayaran, dengan cara
memperoleh kredit,dan sebagainya.
Orang membagi jenis perdagangan itu :
1. Menurut pekerjaan yang di lakukan perdagangan
2. Menurut jenis barang yang diperdagangkan
3. Menurut daerah, tempat perdagangan itu
dijalankan

Adapun usaha perniagaan itu meliputi :


4. Benda-benda yang dapat di raba, dilihat serta
hak-haknya
5. Para pelanggan
6. Rahasia-rahasia perusahaan.
Hukum dagang di Indonesia terutama bersumber pada :
1. Hukum tertulis yang sudah di kodifikasikan

a. KUHD (kitab undang-undang hukum dagang) atau wetboek van


koophandel Indonesia (W.K)
b. KUHPdt (kitab undang-undang hukum Perdata) atau Burgerlijk
wetboek Indonesia (B.W)

2. Hukum-hukum tertulis yang belum dikoodifikasikan, yakni :


a. Perudang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang
berhubungan dengan perdagangan.
b. Pada bagian KUHpdt itu mengatur tentang hukum dagang.

Hal-hal yang diatur dalam


KUHPdt adalah mengenai perikatan umumnya seperti :
1. Persetujuan jual beli (contract of sale)

2. Persetujuan sewa-menyewa (contract of hire)

3. Persetujuan pinjaman uang (contract of loun)


Hukum dagang selain di atur KUHD dan
KUPdt juga terdapat berbagai peraturan-
peraturan khusus (yang belum di
koodifikasikan) seperti :
1. Peraturan tentang koperasi
2. Undang-undang oktroi
3. Peraturan lalu lintas
4. Peraturan maskapai andil Indonesia
5. Peraturan tentang perusahaan negara
HUKUM PERDATA

Hukum yang mengatur hubungan antara individu satu


dengan lainnya dalam segala usaha

LAHIR PERIKATAN
Terlahirlah makna hukum dagang khusus, berada dalam lapangan
perusahaan
Dengan demikian HUKUM DAGANG adalah:

Hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan

Diatur dimana ?

KUHD
KUHD
KUHPerdata
KUHPerdata
UUPT
UUUUPT
BUMN
 Hukum Perdata: hukum yang mengatur hubungan
perseorangan yang satu dengan perseorangan yang
lain dalam segala usahanya untuk memenuhi
kebutuhan yang diselenggarakan sesuai hematnya
sendiri (Cansil).

 Hukum Perdata: rangkaian peraturan hukum yang


mengatur hubungan hukum antara subjek hukum
(orang dan badan hukum) yang satu dengan subjek
hukum lain yang menitik beratkan pada
kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut
(Komariyah)
1. Hukum Perdata Material: Segala peraturan yang mengatur hubungan
antara perorangan dalam, masyarakat dan kepentingannya dari tiap-tiap
orang yang bersangkutan.

Hukum perdata terdiri dari 4 Kitab/Buku:


 Buku I: Orang, memuat hukum tentang diri seseorang dan hukum
kekeluargaan.
 Buku II: Perihal Benda, memuat hukum kebendaan dan warisan
 Buku III: Perihal perikatan, memuat hukum kekayaan yang mengenal hak
dan kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang/pihak tertentu.
 Buku IV: Perihal Pembuktian dan Daluwarsa, memuat alat-alat bukti dan
akibat lewat waktu terhadap hukum.

2. Hukum Perdata Formal: peraturan yang mengatur bagaimana caranya


melaksanakan, mempertahankan dan memelihara hukum perdata
material dalam praktik.
Hukum tentang Orang
 Hukum Tentang Orang, Mengatur pribadi sebagai
subjek hukum yang punya hak dan kewajiban
 Setiap manusia adalah subjek hukum, yakni
pendukung hak dan kewajiban. Psl 2 BW Anak yg
dlm kandungan dianggap telah dilahirkan kalau
kepentingannya menghendaki.
 Setiap subjek hukum dapat melakukan perbuatan
hukum dan hubungan hukum. Namun tidak setiap
subjek hukum dapat bertindak dan melakukan
perbuatan hukum. Undang-undang menetapkan
orang yang tidak capat berbuat (onberwaamheid).
Tidak Cakap Berbuat:
 Anak di bawah umur

Di bawah umur (minderjarig): belum mencapai usia 21 tahun


dan sebelumnya tidak menikah.
 Sakit ingatan/ pemboros

 Wanita bersuami

Perbuatan hukum menyangkut anak di bawah umur oleh


wali sampai dewasa:
 Dapat dilakukan pendewasaan
 Sakit ingatan/ pemboros: dilakukan oleh ahli atau

pengampu/ curatele.
 Wanita bersuami: dicabut dengan Perma No.3 tahun 1969
 Hukum Kekeluargaan:
Mengatur hubungan hukum antara seorang pria dan wanita yg
terikat perkawinan

Sumber : BW, UU No.1/1974 tentang Perkawinan


Keturunan:
“Asal usul Keturunan seorang anak hanya dapat dibuktikan
dengan akta kelahiran yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Bila akta tidak ada, pengadilan dapat menetapkan asal usul
seorang anak.
Anak yang sah adalah anak yang lahir dari suatu
perkawinan yang sah. Anak yang lahir di luar perkawinan hanya
punya hubungan keperdataan dengan ibunya dan tidak memiliki
hubungan keperdataan dengan ayahnya.”
 Kekuasaan orang tua: psal 45 UU 1/74: Kedua orang tua wajib
memelihara anak-anaknya sebaik-baiknya.

 Kewajiban anak: Seorang anak yang telah dewasa menurut


kemampuannya wajib memelihara kedua orang tuanya dalam
gairs keturunan ke atas kalau mereka memerlukn bantuan.

 Perwalian: Anak yang belum mencapai usai 18 tahun atau belum


menikah, wajib berada di bawah kekuasaan orang tuanya

 Kekuasaan orang tua dapat dicabut bila:


a. Melalaikan kewajiban sebagai orang tua.
b. Berkelakuan buruk.
c. Anak yang belum mencapai 18 tahun yang tidak di bawah
kekuasaan roang tua berada dibawah perwalian:
Perkawinan:
 Pengertian: UU 1/74: Ikatan lahir batin antar seorang pria dengan

wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk


keluarga dan rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Tetuhahan YME.

Sahnya Perkawinan:
 Psl 2:

a. Dilaksanakan menurut agama dan kepercayaan masing-masng.


b. Tiap perkawinaa dicatat menurut peraturan yang berlaku.

Asas Perkawinan:
 Monogami: sweorang pria hanya untuk seorang istri dan seorang

wanita hanya untuk seorang suami.


Hukum Benda
Pengertian Benda:
 Segala sesuau yg dpt mjd objek hukum & dpt dimiliki oleh subjek hukum.

 Benda melahirkan hak kebendaan bg subjek hukum

 Benda dpt diklasifikasikan atas berbagai dasar:


a. Mnr sifatnya: benda bergerak dan tidak bergerak.
b. Benda berwujud dan tidak berwujud

 Pembagian yg terpenting bagi hukum yakni benda bergerak dan tidak


bergerak/tetap
 Benda tidak bergerak dpt krn sifatnya sepeti tanah dan bangunan, karena
tujuannya seperti mesin dan alat-alat berat karena UU seperti hak
hipotik dan HGB
 Benda bergerak krn sifatnya, spt kendaraan, alat2 rumah tangga, ternak,
karena UU seperti hak pakai atas benda bergerak.
 Pembedaan benda bergerak dan tetap
penting untuk:
a. Untuk menentukan pemegang hak
b. Penyerahannya.
c. Kadaluarsa.
d. Pembebanannya
 Penyerahan benda tetap harus dicatatkan

didaftar umum/dengan balik nama.


 Penyerahahn benda bergerak dapat dilakukan

dengan nyata/fisik
Jenis-Jenis hak:
 Hak milik: Hak terkuat dan terpenuh untuk menikmati suatu benda dan

menguasasi benda itu sebebas-bebasnya selama tidak bertentangan


dengan uu dan kepentingan orang lain.

 Hak bezit (kedudukan berkuasa): Keadaan memegang kenikmatan suatu


benda yang dikuasai seseorang baik secara sendiri atau bersama orang
lain.

 Hak Gadai: Hak kreditur atas suatubenda bergerak yang diberikan


debitur atau orang lain sebagai jaminan suatu hutang yang
memeberikan wewenang kepada kreditur untuk mendapat pelusan dari
penjualan benda itu.

 Hak Hipotik: Adalah hak kebendaan atas suatu benda tidak bergerak
untuk mengambil pelunasan suatu utang.
Hukum Perikatan

Pengertian: Mengatur hubungan hukum antara


dua pihak atau lebih yang mengakibatkan
pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak
lain berkewajiban untuk melakukan sesuatu.
Pihak yang berhak atas sesuatu disebut
kreditur.
Pihak yang berkewajiban atas sesuatu
disebut Debitur.
 Dalam Perikatan K dan D berkewajiban untuk memenuhi suatu
prestasi yang menjadi objek perikatan.

Prestasi dapat berbentuk:


a. Memeberikan sesuatu;
b. Berbuat sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu

 Sesuatu dapat berwujud benda dalam artian tangible atau intangible.


 Bila masing-masing pihak tidak memenuhi prestasi maka terjadilah
wanprestasi atau inkar janji atau default .
 Wanprestasi melahirkan suatu hak bagi masing masing pihak untuk
melakukan tuntutan melalui negara dengan mengajukan gugatan ke
pengadilan
Hubungan Hukum Perdata dan KUHD
 Hukum dagang merupakan keseluruhan dari aturan-aturan hukum yang
mengatur dengan disertai sanksi perbuatan-perbuatan manusia di dalam usaha
mereka untuk menjalankan usaha atau perdagangan.

Menurut Prof. Subekti, S.H berpendapat bahwa :


 Terdapatnya KUHD dan KUHPdt sekarang tidak dianggap pada tempatnya, oleh

karena “Hukum Dagang” tidak lain adalah “hukum perdata” itu sendiri melainkan
pengertian perekonomian.

 Hukum dagang dan hukum perdata bersifat asasi terbukti di dalam :


a. Pasal 1 KUHD
b. Perjanjian jual beli
c. Asuransi yang diterapkan dalam KUHD dagang.

 Dalam hubungan hukum dagang dan hukum perdata dibandingkan pada sistem
hukum yang bersangkutan pada negara itu sendiri. Hal ini berarti bahwa yang di
atur dalam KUHD sepanjang tidak terdapat peraturan-peraturan khusus yang
berlainan, juga berlaku peraturan-peraturan dalam KUHPdt, bahwa kedudukan
KUHD terdapat KUHPdt adalah sebagai hukum khusus terhadap hukum umum.
HUBUNGAN ANTARA KUHD DAN KUHPERDATA

 KUHD Khusus lihat Pasal 1 KUHD


 KUHPerdata Umum

 Selama dalam Kitab Undang-undang hukum dagang terhadap Kitab


Undang-undang Hukum Perdata tidak diadakan penyimpangan khusus,
maka Kitab Undang-undang Hukum Perdata berlaku juga terhadap hal-
hal yang dibicarakan dalam Kitab Undang-undang hukum dagang.

dengan demikian berlaku asas

Lex Specialis Derogat Lex Generali

Anda mungkin juga menyukai