Anda di halaman 1dari 25

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

SEBUAH PENGANTAR UMUM

MK EKOTOSIKOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2009
PENCEMAR (POLLUTANT) DAN
PENCEMARAN (POLUTION)

PENCEMAR/ POLLUTANT
Kontaminan yang aktivitasnya menyebabkan suatu lingkungan
(perairan) tercemar

PENCEMARAN (Gesamp, 1987)


masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan (perairan) baik secara langsung
ataupun tidak langsung oleh kegiatan/ aktivitas manusia sehingga
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan (perairan) tersebut
KLASIFIKASI BAHAN PENCEMAR

Menurut Sifatnya :
(1) Pencemar Alami (Natural Pollutant)
ex : limpasan Sulfur dari aktivitas Vulkanik
(2) Pencemar Buatan (True Pollutant/ Corrolly Pollutant)
ex : limbah domestik, limbah pertanian, limbah industri etc.

Menurut Tipenya :
(1) Non-Degradable Pollutant
(2) Degradable Pollutant
• Menurut Jenisnya :
antara lain :
(1) Innert Inorganic Pollutant
(2) Oxydisable Organic Pollutant
(3) Toxic Pollutant
(4) Thermal Pollutant
(5) Radiactive Pollutant
(6) Biological Pollutant

• Menurut Pemaparannya :
(1) Langsung : Peracunan (Toxicity, Poisonous)
(2) Tidak langsung : Penurunan kualitas perairan
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
(EKOTOKSIKOLOGI)

Ilmu yang mempelajari tentang masuknya, tersebarnya,


kelakuan, dan efek toksik bahan pencemar di dalam
lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAMPAK BAHAN PENCEMAR
TERHADAP LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA HAYATI

(1) Sifat alami pencemar


: struktur, aktivitas, persistensi
(2) Kondisi Sumberdaya Hayati
: stadia, aras kesehatan, daya toleransi, imunitas
(3) Kualitas Fisiko/Kimiawi Habitat
: Antagonistic, Synergetic
(4) Waktu Dedah
Periode terkena atau waktu kontak organisme dengan pencemar
(5) Efek Respon Organisme
: Kelansungan hidup, pertumbuhan, kepekaan thd lingkungan
Efek Gangguan Bahan Pencemar

Acute Effect
Gangguan timbul dalam waktu yang relatif singkat,
bila dosis/ konsentrasi cukup besar

Chronic Effect
Gangguan timbul dalam waktu yang cukup lama,
bila dosis/ konsentrasi relatif rendah
SUMBER PENCEMARAN

Berdasarkan route yang dilalui suatu polutan untuk mencapai


badan air :
1.Point Source
Suatu sumber yang membuang keluarannya
(effluent) melalui pipa saluran ke badan air.
Contoh : Pipa pabrik
2. Non-Point Source
Beberapa sumber yang menyebar, membuang
limbahnya ke badan air
Contoh : Run off areal pertanian, perumahan etc.
KONDISI YANG DIALAMI BAHAN PENCEMAR
DI BADAN AIR

Konsentrasi dan sifat kimiawi bahan pencemar dapat


berubah pada saat dibuang ke permukaan badan air,
akibat proses-proses :

1. Pengenceran
2. Sedimentasi
3. Biodegradasi
4. Transformasi Kimia (dalam tubuh organisme)
Pengenceran
Pengenceran dari polutan akan tergantung pada
volume dan arus/ aliran air dari badan air penerima.
(Bila volume air tinggi dan aliran air deras, akan
mengakibatkan pengenceran polutan ke tingkat yang tidak
membahayakan, kecuali pada B3 tertentu yang merupakan
racun walau pada konsentrasi rendah)

Sedimentasi
Partikel-partikel/ endapan (Suspended Solid) B3
secara alami akan mengendap ke dasar perairan.
Biodegradasi
Proses peruraian B3 oleh [mikro] organisme menjadi
senyawa sederhana yang relatif tidak beracun
Misal : Bakteri [Anaerob)

BioTransformasi
Perubahan bahan/ senyawa toksik menjadi non-aktif
atau lebih toksik melalui jalur metabolisme yang
dilakukan makhluk hidup
PERILAKU BAHAN PENCEMAR DI LINGKUNGAN

Keberadaan bahan pencemar dalam lingkungan dapat dicermati


dalam 3 (tiga) Fase :

1. Fase Pendedahan (Exposure Phase)


2. Fase Kinetik (Kinetic Phase)
3. Fase Dinamik (Dynamic Phase)
FASE PENDEDAHAN
(Exposure Phase)

Meliputi cara bagaimana lingkungan terkontaminasi oleh


bahan pencemar, termasuk keadaan sumber pencemar.
Kondisi Sumber Pencemar :
- Static Sources ----- Industri dan Pemukiman
- Mobile Sources ---- Transportasi

Faktor yang mempengaruhi Fase Pendedahan :


+ Jenis Emisi : cara bagaimana masuk ke badan air
+ Intensitas Emisi : dosis dan frekuensi emisi
FASE KINETIK
(Kinetic Phase)

Beberapa kondisi yang dialami polutan (bahan pencemar)


pada Fase Kinetik :
1. Pelarutan bahan pencemar
2. Perubahan kimiawi senyawa
3. Perubahan Biologis
4. Proses Akumulasi
5. Perurairan oleh alam (iklim)
FASE DINAMIK
(Dynamic Phase)

Meliputi efek toksisitas (akut dan kronik) dari bahan


pencemar
1. Penyerapan polutan oleh organisme
2. Perpindahan polutan dalam tubuh organisme
3. Perubahan polutan dalam tubuh organisme
4. Pengeluaran polutan dari tubuh organisme
KEBERADAAN BAHAN PENCEMAR DALAM TUBUH ORGANISME
(KHUSUSNYA POLUTAN B3 DAN LOGAM BERAT)

BIOKONSENTRASI (BIOAKUMULASI)
Pengambilan senyawa polutan dari lingkungan sekitarnya
dan akan diteruskan untuk penyimpanan di dalam jaringan.

BIOMAGNIFIKASI
Peningkatan konsentrasi polutan melalui proses rantai
makanan.
Dari tingkat taraf trofi paling rendah sampai paling tinggi.
BIODEGRADASI
Proses perombakan senyawa kompleks polutan melalui
proses-proses dalam tubuh.

BIOTRANSFORMASI
Perubahan bahan/ senyawa toksik menjadi non-toksik atau
lebih toksik melalui jalur metabolisme yang dilakukan
makhluk hidup.
BEBERAPA CONTOH POLUTAN DI LINGKUNGAN
PERAIRAN
1
BAHAN PENCEMAR ORGANIK

Terdiri dari :
• Organic Compound
Chemical having to do with compound, containing
carbon
• Organic Matter
matterial producted by plant or animal activities

Sumber :
Allochthonous (dari luar badan air)
Autochtonous (dari dalam badan air)
SiFat Urai (Degradability) Bahan Organik

Bahan Organik dalam perairan bersifat :


(1) Sukar/ tidak dapat diuraikan secara alami
(Undegradable Organic Compounds/ Organic Matters)
ex : Lignin, Chlorinated Hydrocarbon etc.

(2) Mudah/ dapat diuraikan secara alami


(Degradable Organic Compounds/ Organic Matters)
ex : Carbohydrate, Cellulose, Protein etc.
Tipe Penguraian Bahan Organik

(1) Oleh Kondisi Alami


Sering disebut “Aging” (peluruhan)
: Fotodegradasi, Hidrolisis

(2) Oleh Biota


Sering disebut Biodegradasi
--- kondisi aerob maupun anaerob,
--- oleh micro/macro Organism
Status Bahan Organik di Perairan
Di perairan senyawa/ bahan organik tersebut berada dalam
keadaan :
 Di permukaan air (mengapung)
 Di dalam kolom air (terlarut, terkoloid, tersuspensi
dan/atau terendap)

Klasifikasi Bahan Organik menurut Ukuran (Padatan)


• Terlarut : ≤ 0,001 µm
• Koloid : 0,001 – 1,000 µm
• Supra-Koloid : 1,000 – 10,000 µm
• Suspensi : 10,000 – 100,000 µm
• Terendap : ≥ 100,000 µm
2
BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)

Suatu zat dapat dinyatakan sebagai Bahan Beracun dan


Berbahaya (B3) apabila memiliki sifat-sifat :
1. Mudah Meledak (Eksplosif)
2. Mudah Terbakar
3. Korosif
4. Reaktif
5. Beracun
6. Menyebabkan Infeksi
Polutan B3 di lingkungan perairan dapat ditemukan
berasal dari :

1.Limbah Industri Kimia

2.Limbah Pertanian
3.Limbah Pertambangan
4.Limbah Radioakltif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai