Anda di halaman 1dari 8

BERPIKIR

Dosen Pengampu, Hetty Anggraini, S.Sos.I.M.A

AN G GO TA K E L OMPOK
1 . C H E N N Y N U R S A M S I YA H
2.NOVI ANDRIANI
3. NUR AZIZAH
4 . S E T I AWAT I
PENGERTIAN BERPIKIR

Berpikir adalah suatu proses memanipulasi informasi secara mental, seperti


ketika membentuk konsep-konsep abstrak, menyelesaikan beragam masalah,
dan membuat keputusan serta berefleksi kritis atau menghasilkan gagasan
kreatif.
PROSES BERPIKIR

Adapun proses berpikir sebagai berikut;

1. Membentuk Pengertian, suatu perbuatan dalam proses berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan)
bersifat riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan sebagai
proses mendeskripsikan ciri-ciri objek yang sejenis dan mengklasifikasikan ciri – ciri yang khas dari suatu
pengertian.

2. Membentuk Pendapat dan Opini, Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran
(otak) dalam meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang lainnya, antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lainnya dan dikatakan dalam suatu kalimat.

3. Membentuk Kesimpulan, Kesimpulan dapat diartikan sebagai membentuk pendapat baru yang
berdasarkan pendapat-pendapat lain yang sudah ada.
PROSES BERPIKIR

Dalam menarik kesimpulan ada beberapa macam kronologi yang dapat diambil;

a. Dasar Analogi, yaitu dimana seseorang yang sedang berusaha mencari hubungan dari peristiwa-
peristiwa atas dasar adanya persamaan-persamaan atau kemiripannya.

b. Dasar Deduksi Analitik, yaitu metode berfikir, bertolak dari pengertian yang rendah melompat
kepada pengertian yang lebih tinggi, kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Berangkat dari
pengetahuan yang khusus dan fakta sampai pada pengertian yang lebih umum dengan ciri yang
umum.

c. Dasar Induksi Sintesis, yaitu metode berfikir yang bertolak belakang dari pengertian lebih tinggi /
umum, melompat kepada pengertian yang lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari
anggapan / proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus. Salah satu kesimpulan
secara deduktif adalah dengan silogisme
MACAM-MACAM BERPIKIR

1. Berpikir Negatif, berfikir negatif adalah pola atau cara berfikir yang lebih condong pada
sisi-sisi negatif dibandingkan dengan sisi positif, pola pikir ini bisa terlihat jelas dari
keyakinan atau pandangan yang terucap, cara bersikaf dan perilaku sehari-hari.

2. Berpikir Autistik, berfikir autistik ini sering disebut sebagai melamun, maksudnya dengan
berfikir autistik, seseorang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai
gambaran – gambaran fantastis. Contoh berfikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi.

3. Berpikir Positif, Berfikir positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat
kepribadian atau karakter.

4. Berpikir Kretif, proses cara penalaran untuk mendapatkan sesuatu ide – ide atau gagasan
baru secara tiba-tiba.

5. Berpikir Realistik, berfikir realistik atau sering pula disebut berfikir reasoning (nalar)
adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
KONSEP DASAR TARI BAGI
Tingkatan dalam berpikir
ANAK
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya;

1. Berfikir Konkret Didalam tingkatan berfikir isini memerlukan adanya situasi – situasi yang
konkret/ nyata, tetapi tidak membutuhkan pengertian yang konkret, karena pada umumnya
berfikir konkret ini dimiliki oleh anak – anak kecil, dan harus disjikan dengan peragaan secara
langsung.

2. Berfikir Skematis Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data,
kenyataan, ataupun pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan dat – data yang disusun
secara sistematis dan dapat memperlihatkan hubungan antara persoalan yang satu dengan
yang lain sehingga menghasilkan kesimpulan.

3. Berfikir Abstrak Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema – skema,
simbo – simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan ingatan sendiri serta kecerdasan
pikir sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka tingkatan ini disebut tingkatan
tertinggi.
KONSEP DASAR TARI BAGI
Hambatan dalam berpikir
ANAK

Hamabatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses berpikir dapat disebabkan


antara lain :

1. Data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh.

2. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data
yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir. Kekurangan
data dan kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam proses berpikir
seseorang, lebih-lenih kalau datanya bertentangan satu dengan yang lainnya.
Karena itu ruwet tidaknya suatu masalah, lengkap tidaknya data akan dapat
membawa sulit tidaknya dalam proses berpikir
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai