Anda di halaman 1dari 37

PASAR

TENAGA KERJA
Kelompok 2:
1. Adinda Dwi Lestari (20080574056)
2. Eva Mujayati Rohmah (20080574110)
3. Irfi Masfiyah (20080574015)
4. Juninda Litfi Mardiana(20080574019)
5. Muhammad Rois Khanafi (20080574033)
6. Puspa Ayu Pitaloka (20080574061)
PASAR TENAGA KERJA

01 02 03

Penduduk dan Tenaga Ketenagakerjaan, Permintaan Tenaga Kerja


Kerja Pengangguran dan
Kesempatan Kerja
01
PENDUDUK
DAN
TENAGA
KERJA
01. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
1. Penduduk
Menurut BPS, Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari
6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Malthus dalam bukunya mengemukakan bahwa
jumlah penduduk seyogyanya bertambah sesuai dengan pertambahan sumberdaya produksi,
khususnya sumberdaya alam. Pertambahan penduduk diakibatkan 3 komponen demografi,
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi.
Kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Tinggi rendahnya
tingkat fertilitas dapat menggambarkan kecepatan pertumbuhan penduduk suatu daerah atau
negara. Ukuran untuk menentukan tinggi rendahnya kelahiran kasar, yaitu Angka kelahiran kasar
(Crude Brith Rate/CBR), merupakan angka yang menggambarkan banyaknya bayi yang lahir pada
tahun tertentu untuk tiap 1000 penduduk dengan rumus, sebagai berikut:
 

 
Keterangan :
B = banyaknya kelahiran selama 1 tahun
P = banyaknya penduduk pada pertengahan tahun
K = bilangan konstan, biasanya 1000
Kematian (Mortalitas)
Ukuran kematian menunjukkan suatu angka atau indeks yang dipakai sebagai dasar untuk
menentukan tinggi rendahnya tangkat kematian suatu penduduk.
Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR) adalah jumlah kematian yang terjadi selama satu
tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun dengan rumus:

Keterangan:
D = banyaknya orang mati pada suatu tahun tertentu
P = banyaknya penduduk pertengahan tahun
K = bilangan konstan, biasanya 1000
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu daerah ke daerah
lain melampaui batas-batas administrasi, politik atau negara. Migrasi masuk / In-Migration (mi)
adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang penduduk daerah
tujuan dalam waktu satu tahun dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
I = jumlah imigran masuk
P = penduduk pertengahan tahun
K = 1000
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan pengelompokkan penduduk menurut ciri-ciri tertentu, ciri-ciri
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin.
2. Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan.
3. Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya.
4. Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi, kabupaten dan
sebagainya.
2. Tenaga Kerja

Menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan menurut ILO
(International Labour Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15–64
tahun.

Faktor yang terpenting dari tenaga kerja yaitu dari segi kualitas. Bila kualitas tenaga kerja lebih
baik maka akan terjadi peningkatan produksi. Tenaga kerja memiliki sifat heterogen baik dilihat dari
segi umur, jenis kelamin, kemampuan kerja, kesehatan, pendidikan, keahlian dan lain sebagainya.
Permasalahan di Indonesia sampai saat ini yang masih dominan adalah masih banyaknya
penduduk usia kerja yang belum atau tidak memiliki pekerjaan. Penyebab banyaknya penduduk
usia kerja di Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan, antara lain :
1. Tingginya angka kelahiran penduduk yang tidak diimbangi pembangunan yang
menyebabkan berkurangnya lapangan kerja
2. Kualitas penduduk Indonesia masih banyak yang rendah
3. Kesulitan mencari lapangan kerja
4. Banyaknya penduduk asing yang bekerja di Indonesia yang semakin mempersulit tenaga
kerja Indonesia untuk mendapat pekerjaan karena kualitas yang masih dibawah warga
asing
Keadaan Tenaga Kerja Di Negara-Negara Berkembang
Bagi negara-negara berkembang pada umumnya mengalami ledakan angkatan kerja, namun
gelombang pekerja yang belum ada tarafnya sekarang sedang memasuki pasaran kerja, tetapi
tidak diikuti dengan peningkatan lowongan kerja yang baru. Sehingga pengangguran di kota-
kota dan di desa-desa semakin meningkat terus. Pengangguran yang terjadi di negara-negara
berkembang disebabkan oleh banyaknya penduduk usia produktif yang kurang memiliki
keahlian dalam bekerja dengan didukung oleh sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
02
KETENAGAKERJAA
N, PENGANGGURAN,
dan KESEMPATAN
KERJA
02. KETENAGAKERJAAN, PENGGANGGURAN DAN
KESEMPATAN KERJA
A. Ketenagakerjaan

Berdasarkan UU No.13 tahun 2013, ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
tenaga kerja baik pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Usia tenaga kerja adalah
15-64 tahun untuk Negara maju dan ≥15 tahun untuk Negara berkembang,sedangkan bukan tenaga
kerja adalah penduduk diluar usia kerja.

Tenaga kerja dbedakan menjadi 2, yaitu :


● Angkatan Kerja, yaitu penduduk dalam usia kerja baik yang sudah bekerja, belum bekerja,
ataupun sedang mencari pekerjaan.
● Bukan Angkatan Kerja, yaitu penduduk dalam usia kerjatetapi belum berminat untuk bekerja.
Contoh : pelajar, IRT, dan penerima pendapatan.
PENDUDUK

TENAGA KERJA BUKAN TENAGA KERJA

ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA

MENGANGGUR BEKERJA

SETENGAH MENGANGGUR BEKERJA PENUH


 Tingkat partisipasi angkatan kerja  

 
 Tingkat ketergantungan (Dependency Ratio)  

 
Pengelompokan tenaga kerja berdasarkan keahlian dan berdasarkan sifat kerja:
 Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan keahlian:
1. Tenaga kerja terdidik
2. Tenaga kerja terlatih
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
 Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan sifat kerja :
1. Tenaga kerja jasmaniyah
2. Tenaga kerja rohaniyah
Masalah ketenagakerjaan :
• Kualitas tenaga kerja
• Jumlah kesempatan kerja yang rendah
• Persebaran tenaga kerja tidak merata
• Tingkat pengangguran yang tinggi
B. Penggangguran
Pengangguran merupakan orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, sedang
mempersiapkan suatu usaha, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak.
Jenis pengangguran berdasarkan faktor terjadinya dan cara mengatasinya :
1. Pengangguran Siklis / Konjungtur
Cara mengatasi :
•Meningkatkan daya beli masyarakat
•Mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa
•Pemerintah membuka proyek umum
2. Pengangguran Friksional / sementara waktu
Cara mengatasi :
•Merangsang investasi di sektor industri
•Memberikan informasi tentang permntaan tenaga kerja
3. Penggangguran Struktural
Cara mengatasi :
- Mengadakan pelatihan keterampilan di bidang industry
- Mendirikan industry padat karya
- Meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal

4. Pengangguran Musiman
Cara mengatasi :
- Memberikan informasi lowongan kerja di bidang lain
- Memberikan pelatihan supaya memiliki keterampilan untuk bekerja pada masa
menunggu.
Jenis Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Bekerja
1. Pengangguran Terbuka

2. Setengah Menganggur

3. Pengangguran Terselubung
Dampak Penganguran Dari Segi Ekonomi :
1. Pendapatan perkapita turun
2. Pendapatan pemerintah dari sektor pajak turun
3. Tabungan masyarakat turun
4. Meningkatnya biaya sosial

Dampak penganguran dari segi Sosial :


1. Hilangnya keterampilan karena tidak digunakan
2. Meningkatnya angka kemiskinan, pernikahan dini, putus sekolah, dll
3. Meningkatnya kriminalitas, ketidakstabilan sosial dan politik
4. Naiknya beban psikologis dan beban psikis seperti minder
C. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah keadaan yang menggambarkan ketersediaan lapangan kerja untuk para
pencari kerja. Kesempatan kerja sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemerintah untuk
menciptakan investasi yang aman dan nyaman serta kualitas dari seumber daya manusia dalam membuat
lapangan kerja.

Jenis kesempatan kerja:


1. Kesempatan kerja permanen
misalnya anda bekerja di instansi kepemerintahan atau swasta yang memiliki jaminan sosial seperti
TNI, Polri, PNS dan sebagainya.
2. Kesempatan kerja temporer
Contoh : pegawai swasta, freelancer, outsorching
Hubungan antara jumlah penduduk, angkatan kerja, kesempatan kerja dan besarnya
angkatan kerja tergantung dari:
1. Jumlah penduduk
2. Susunan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
3. Kelahiran
4. Komposisi umur

Usaha memperluas kesempatan kerja


Untuk memperluas kesempatan kerja diperlukan modal.Modal yang diperlukan adalah investasi.
Keynes beranggapan bahwa investasi ditentukan oleh dua faktor:
1. Marginal efficiency of capital
2. Tingkat suku bunga
Usaha peluasan kesempatan kerja bersifat umum
1. Penyediaan dana kredit secara meluas dan merata bagi peningkatan kegiatan produksi padat
karya.
2. Tingkat kurs devisa diarahkan agar realistis dan memberikan intensif bagi peningkatan eksport
3. Memberikan perlindungan yang wajar kepada produksi dalam negeri
4. Pengeluaran pemerintah ditujukan untuk memperluas kesempatan bekerja produktif sebanyak
mungkin.
Peningkatan mutu tenaga kerja
1. Latihan kerja
2. Pemagangan
3. Perbaikan gizi dan kesehatan
03
PERMINTAAN
TENAGA
KERJA
3. PERMINTAAN TENAGA KERJA

Permintaan tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan
seorang pengusaha pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Nilai
marjinal produk (VMP) merupakan perkalian antara Produk Fisik Marginal (Produk Fisik Marjinal,
MPP) dengan harga produk yang memperhatikan (P). Produk Fisik Marjinal (Fisik Marjinal
Product, MPP) adalah kenaikan total produk fisik yang bersumber dari penambahan satu satuan
variabel (tenaga kerja). Dengan mengasumsikan bahwa perusahaan ini pada pasar kompetitif maka
besarnya VMP yang merupakan perkalian MPP x P akan sama dengan harga input produk yang
antara pemeriksaan yaitu PN.
Besarnya VMP = P didapatkan dari pernyataan bahwa kombinasi input yang optimal atau biaya
minimal dalam proses produksi akan terjadi bila kurva isoquan menjadi tangens terhadap isocost.
Bila sudut garis isocost sama dengan -w / r. sedangkan lebih banyak sudut disetiap titik pada isoquant
sama dengan MPPI / MPPK, maka kombinasi input yang optimal adalah: w / r = MPPL / MPPK atau
MPPK / r = MPPi / w. Dimana r adalah tingkat bunga implisit yang bersumber dari modal sedangkan
w adalah tingkat upah per unit. Apabila persamaan diatas luas secara umum maka akan menjadi:

MPPx / Px = MPPY / PY
Dalam kalimat lain, minimalisasi biaya input atau maksimalisasi output atas penggunaan input
mensyaratkan penggunaan kombinasi yang baik rupa sehingga MPP untuk setiap masukan dengan
harga yang sama besar untuk setiap masukan. Dengan demikian kenaikan satu unit input, misalnya
x, akan memperbanyak biaya produksi sebanyak Px, sekaligus akan memperbesar jumlah produk
sebanyak MPPx Itu berarti rasio Px / MPPx merupakan tingkat perubahan total biaya perusahaan
untuk setiap perubahan output fisiknya yang secara definitif berarti sama dengan biaya
marginalnya {Biaya Marjinal, MC). Dari sini maka persamaan diatas juga bisa dirubah menjadi:

MPPx / Px = MPPY / PY = MFPN / PN = 1 / MC

Dengan mengasumsikan bahwa perusahaan pada pasar kompetitif maka persamaan diatas bisa
dirubah menjadi:

MPPx / Px = MPPY / PY = MPPN / PN = 1 / MC- 1 / MR = 1 / P


Dari persamaan diatas kita bisa melihat bahwa:

MPPx / Px = 1 / MR = 1 / P, sehingga MPPx x P = Px untuk semua input.

Hal ini berarti kurva VMP untuk tenaga kerja merupakan kurva permintaan tenaga kerja -
jangka pendek- dari perusahaan yang melayani dalam pasar persaingan sempurna {dengan Catalan
kuantitas semua input lainnya konstan). Bagi setiap perusahaan yang bekerja dalam pasar
kompetisi dengan sempurna itu, harga outputnya senantiasa konstan dari berapa kuantitas output
yang dijualnya. Harga masukan disini juga kita asumsikan konstan. Penawarannya elastisitas
sempurna untuk semua perusahaan.
Dengan demikian kuantitas tenaga kerja yang memaksimalkan laba perusahaan terletak pada titik
perpotongan antara garis upah (Tingkat upah yang siap untuk pekerja) terampil yang dibutuhkan
perusahaan) dan kurva VMP perusahaan. lni diperlihatkan oleh gambar 1.

Jika tingkat upah per unit pekerja yang kualitasnya konstan adalah W 0 maka kuantitas pekerja yang
optimal adalah L0. Garis horizontal yang bertolak dari W 0 merupakan kurva penawaran tenaga kerja
untuk setiap perusahaan yang beroperasi dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif sempurna.
Perusahaan akan menggunakan tenaga kerja tambahan jika MPPi lebih besar dari biaya tenaga kerja
tambahan.
Biaya tenaga kerja tambahan ditentukan oleh upah riil yang dihitung sebagai (upah nominal/tingkat
harga), upah riil ini mengukur jumlah output riil yang harus dibayar perusahaan untuk setiap pekerjanya,
karena dengan mengupah satu pekerja lagi menghasilkan kenaikan output untuk MPPL dan biaya pada
perusahaan, Untuk upah riil perusahaan akan mengupah tenaga kerja tambahan selama MPPL melebihi
upah riil.

Dengan mengasumsikan bahwa tenaga kerja dapat ditambah dan faktor produksi lain tetap, maka
perbandingan alat-alat produksi untuk setiap pekerja menjadi lebih kecil dan tambahan hasil marginal
menjadi lebih kecil pula, atau dengan semakin banyak tenaga kerja digunakan semakin turun MPPi nya
karena nilai MPPi mengikuti hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang. Bila harga atau tingkat
upah tenaga kerja naik, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun, ini diperlihatkan oleh kenaikan
arus upah yang berpotongan dengan kurva VMP dalam kuantitas tenaga kerja yang lebih sedikit.
Pada tingkat upah sebesar W2 penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan yang optimal adalah
L3. Lalu upah naik menjadi Wi, tingkat penyerapan tenaga yang optimal pun merambat ke L2
dimana Garis upah yang horizontal yang baru berpotongan dengan kurva VMPi. karena adanya
komplementaritas input-input maka kenaikkan upah mengakibatkan produk fisik marginal modal
menurun dan bergeser ke kiri menjadi VMPi. perpotongan baru dari garis upah horizontal (kurva
penawaran tenaga kerja) adalah titik C, tingkat penyerapan tenaga kerja yang optimal akan turun ke
L. jika titik A dan C dihubungkan akan diperoleh kurva permintaan tenaga kerja dL- dL Dengan
demikian, dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan, produk fisik marjinal modal akan
menurun.
Permintaan Tenaga Kerja dalam Jangka Pendek dan Jangka panjang

Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah kesempatan kerja yang akan digunakan
oleh suatu perusahaan pada saat upah tenaga kerja berubah, dengan asumsi modal tidak berubah.
Kurva permintaan tenaga kerja ditentukan oleh kurva nilai produk fisik marjinal karena nilai
produk fisik marjinal tenaga kerja menurun pada saat lebih banyak pekerja yang disewa, maka
penurunan tingkat upah akan meningkatkan permintaan tenaga kerja.
Kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dan jangka panjang
Dalam jangka pendek, faktor produksi modal dianggap tetap sebesar K 0. Dasar pengusaha untuk
menambah atau mengurangi pekerja adalah dengan memperkirakan tambahan output yang
diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang pekerja (marginal physical product
of labor=MPPL). Selain itu, pengusaha perlu menghitung nilai dari produk fisik marjinal. Nilai
produk fisik marjinal tenaga kerja (value marginal physical product of labor=VMPPL) adalah
tambahan penerimaan dalam dolar yang dihasilkan oleh tambahan pekerja, ceteris paribus.

Dimana:
VMPPL = nilai produk fisik marjinal tenaga kerja
P =  harga output
MPPL  =  produk fisik marjinal tenaga kerja (tambahan output yang
diperoleh sehubungan dengan penambahan pekerja)
Sedangkan nilai produk fisik rata-rata (value average physical productof labor=VAPPL)
menunjukkan nilai dalam dolar dari output yang dihasilkan pekerja.

Dimana:

VAPPL = nilai produk fisik rata-rata

APPL = produk fisik rata-rata

 P = harga output


Besarnya perubahan dalam jangka pendek tergantung dari besarnya elastisitas permintaan
tenaga kerja, elastisitas permintaan akan hasil produksi, proporsi biaya karyawan terhadap jumlah
seluruh biaya produksi dan elastisitas penyediaan faktor-faktor pelengkap lain. Sedangkan dalam
jangka panjang, perubahan permintaan tenaga kerja merupakan pergeseran garis permintaan.

Pertama, pergeseran yang disebabkan oleh pertambahan hasil produksi secara besar-besaran,


peningkatan produktivitas kerja karyawan dan penggunaan teknologi baru. Kedua, pergeseran ini
disebabkan oleh produktivitas kerja. Ketiga, pergeseran ini dikarenakan perubahan dalam metode
produksi. Seperti pada kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dan jangka panjang diatas.
Sebagai reaksi terhadap naiknya tingkat upah dari W 1 ke W2, perusahaan dalan jangka pendek akan

mengurangi penggunaan tenaga kerja dari L1 ke L2. Dalam jangka panjang, sementara perusahaan

menggantikan tenaga kerja dengan modal, perusahaan selanjutnya mengurangi tenga kerja sampai L 3.
KESIMPULAN

Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli tenaga kerja. Tenaga kerja berkaitan dengan penduduk. penduduk adalah semua orang
yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Dimana
pertumbuhan penduduk disebabkan oleh tiga komponen demografi. Walaupun tingkat
pertumbuhan meningkat, namun jumlah tenaga kerja yang pengangguran juga masih tinggi di
Indonesia.
Suatu penduduk dibagi menjadi dua klasifikasi, yakni tenaga kerja dan bukan tenaga kerja,
dimana hal tersebut berdasarkan kepada kategori klasifikasi masing-masing. Dalam
ketenagakerjaan, masih banyak masalah yang terjadi, seperti pengangguran. Maka dari diperlukan
adanya kesempatan kerja dengan memperluas lapangan kerja melalui beberapa usaha untuk
mengurangi jumlah pengangguran.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai