Disusun Oleh :
1. Ainun Is Yuni Zafirah 20080574024
2. Moch. Nur Angga 20080574029
3. Zahara Ayu Chairani 20080574130
4. Muhammad Ridhwan Haekal 20080574139
5. Elza Oktavia Marsyanda 20080574143
6. Ahmad Diya’ul Haq A. 20080574149
KELAS 2020 B
JURUSAN MANAJEMEN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , yang atas rahmat-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ permintaan dan penawaran total”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teori
Ekonomi Makro Jurusan Manajemen Universitas Negeri Surabaya.
Dalam penulisan makalah ini kelompok kami masih merasa banyak kekurangan baik pada
teknis dalam penulisan maupun penyampaian materi , mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini , khususnya kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Teori Ekonomi Makro , Bapak Drs. Ec. Budiono , M.Si., yang
telah memberikan tugas dan bimbingan , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dengan kerendahan hati , penulis memohon maaf apabila ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian , penulis terbuka pada kritik dan dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
Penyusun
Kelompok 4
PERMINTAAN AGREGAT
i
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
DAFTAR ISI
PERMINTAAN AGREGAT
ii
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Harga pada perekonomiaan biasanya tidak lepas dari faktor permintaan dan penawaraan ,
seperti teori dalam hukum ekonomi apabila permintaan naik sedangkan penawaraan tetap
secara otomatis harga akan ikut naik sesuai dengan naiknya permintaan , sebaliknya apabila
permintaan tetap sedangkan penawaraan terus bertambah harga akan cenderung turun karena
pada dasarnya tingkat harga akan sama dengan tingkat permintaan dan berbanding terbail
dengan tingkat penawaraan.
Pada zaman modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu
ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan
penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang
sangat sederhana. Akan tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran
dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita
mengenai pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan.
Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar.
Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan
penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu
tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu
tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan
yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa
faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat
bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari permintaan total?
b. Apa pengaruh kebijakan moneter terhadap permintaan total?
c. Apa pengaruh kebijakan fiscal terhadap permintaan total?
1.3 Tujuan
a. Agar mahasiswa mengetahui manfaat permintaan total
b. Agar mahasiswa mengetahui faktor permintaan total
c. Agar maasiswa mengetahui pengaruh kebijakan moneter terhadap permintaan total
d. Agar mahasiswa mengetahui pengaruh kebijakan fiscal terhadap permintaan total
PERMINTAAN AGREGAT
1
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Permintaan Total
Permintaan agregat merupakan total dari seluruh permintaan barang dan jasa yang
terjadi dalam sebuah ekonomi. Permintaan tersebut muncul dari sektor rumah tangga dan
pemerintah. Definisi dari permintaan agregat dalam perekonomian tertutup adalah jumlah
jumlah seluruh komponen pengeluaran konsumsi (C) yang dilakukan oleh sektor rumah
tangga, pengeluaran untuk investasi (I) dan juga belanja pemerintah (G) terhadap barang dan
jasa domestik. Dengan demikian, permintaan agregat akan menghubungkan antara output
total yang dihasilkan oleh suatu ekonomi dengan tingkat harga umum yang berlaku (seberapa
banyak barang dan jasa yang diminta oleh masyarakat pada tingkat harga tertentu).
2.2 Komponen Permintaan Total
Untuk memahami permintaan agregat, mari kita gambarkan komponennya. Kita
menghitung permintaan agregat dengan menjumlahkan permintaan dari empat sektor
ekonomi makro (rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan eksternal):
a. Konsumsi
Konsumsi mewakili pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa. Penentu
utama dari komponen ini adalah pendapatan disposabel (disposable income), kadang-
kadang juga disebut pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali pakai. Pengeluaran
sekali pakai yang lebih tinggi meningkatkan konsumsi dan tabungan. Berapa banyak
yang ditabung dan dikonsumsi rumah tangga dari tambahan uang yang mereka terima, itu
tergantung pada kebiasaan rumah tangga. Kita mengukur kebiasaan ini melalui indikator
kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) dan
kecenderungan menabung marginal (marginal propensity to save). Karena disposable
income juga tergantung pada pajak, kita juga perlu mempertimbangkan pengaruh variabel
ini dalam analisis konsumsi rumah tangga.
Mengurangi pajak pribadi membuat rumah tangga memiliki lebih banyak uang
untuk dibelanjakan atau untuk ditabung. Sebaliknya, kenaikan pajak mengurangi
pendapatan disposabel, karenanya konsumsi dan tabungan.Beberapa faktor
mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Diantaranya adalah kekayaan, ekspektasi
konsumen, inflasi, dan suku bunga. Namun, para ekonom menyimpulkan bahwa
disposable income adalah faktor yang paling dominan dalam menjelaskan konsumsi
PERMINTAAN AGREGAT
2
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
b. Investasi
Pengeluaran investasi adalah pembelian barang dan jasa oleh bisnis. Pembelian
biasanya untuk modal fisik, yang sangat penting untuk kapasitas produksi mereka.
Keputusan investasi terutama tergantung pada keuntungan yang diharapkan dan biaya
pendanaan. Ekonom menggunakan PDB riil sebagai proksi untuk menjelaskan
keuntungan yang diharapkan. Pengembalian investasi baru yang diharapkan tinggi ketika
PDB riil berekspansi. Dan sebaliknya, ketika PDB riil turun (kontraksi), investasi
semacam itu cenderung tidak menguntungkan. Alasannya adalah bahwa, selama
kontraksi, permintaan barang dan jasa lemah. Oleh karena itu, tidak mungkin perusahaan
dapat menjual output tambahan yang dihasilkan dari investasi modal baru. Biaya
pendanaan juga mempengaruhi investasi bisnis. Untuk mengukur biaya, para ekonom
menggunakan suku bunga riil daripada suku bunga nominal. Suku bunga riil adalah
tingkat bunga nominal yang disesuaikan dengan inflasi. Suku bunga riil yang lebih
rendah menyebabkan biaya investasi yang lebih rendah. Dan, efek sebaliknya berlaku
ketika suku bunga riil lebih tinggi.
c. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Itu karena variabel
ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga; tidak
mempengaruhi keputusan pengeluaran.
d. Ekspor Bersih
Ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi impor. Ekspor adalah permintaan
asing untuk output dalam negeri. Impor mewakili permintaan domestik untuk output
orang asing. Komponen ini ditentukan oleh pendapatan dan harga relatif antara ekonomi
domestik dan dunia. Secara agregat, pertumbuhan PDB riil mewakili pendapatan suatu
negara, dan tingkat inflasi mencerminkan harga umum suatu negara. Juga, karena
perdagangan internasional melibatkan mata uang yang berbeda, nilai tukar
mempengaruhi tingkat harga. Oleh karena itu, dalam menilai permintaan agregat, para
ekonom menggunakan nilai tukar riil daripada nilai tukar nominal. Meningkatnya PDB
riil domestik mendorong permintaan akan barang-barang impor, mengurangi ekspor neto
dan sebaliknya. Sementara itu, penurunan harga barang-barang domestik (mungkin
karena depresiasi mata uang) membuat barang-barang ini lebih murah bagi orang asing,
sehingga meningkatkan ekspor neto.
PERMINTAAN AGREGAT
3
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
Kurva permintaan agregat secara grafis mewakili AD. Kurva memiliki kemiringan ke
bawah, yang berarti bahwa kuantitas yang diminta berkurang ketika tingkat harga meningkat.
Pergerakan di sepanjang kurva terjadi karena perubahan tingkat harga. Sementara itu, perubahan
faktor-faktor selain tingkat harga menggeser kurva permintaan agregat. Pergeseran ke kanan
berarti peningkatan permintaan agregat, sementara pergeseran ke kiri menunjukkan penurunan.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat dan kurvanya:
1. Ekspektasi konsumen akan pendapatan masa depan
2. Kekayaan konsumen
3. Ekspektasi bisnis
4. Pemanfaatan kapasitas
5. Kebijakan moneter seperti suku bunga dan operasi pasar terbuka
6. Kebijakan fiskal seperti pengeluaran pemerintah dan pajak
7. Kurs
8. Pertumbuhan ekonomi global
Dari definisi diatas maka kita bisa membentuk persamaan matematis untuk permintaan
agregat sebagai berikut.
AE = C + I + G
PERMINTAAN AGREGAT
4
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
Keterangan :
Kurva dari permintaan agregat tersebut dapat di presentasikan dalam sebuah kurva yang
biasa kita sebut dengan kurva permintaan agregat. Kurva permintaan agregat merupakan kurva
yang menunjukkan kombinasi antara tingkat harga (P) dan tingkat output (Y) dimana pasar
barang dan pasar uang berada dalam kondisi equlibrium (keseimbangan).
a. Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat menunjukkan jumlah permintaan barang dan jasa dalam
perekonomian untuk sembarang tingkat harga, dan bentuk kurva permintaan agregat
bergerak menurun karena tiga alasan berikut :
1. Pengaruh Kekayaan
Tingkat harga yang lebih rendah menaikkan nilai rill uang yang dipegang oleh rumah
tangga, sedangkan kesejahteraan yang lebih tinggi ini mendorong belanja konsumen.
2. Pengaruh Suku Bunga
Tngkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga, karena orang berusaha
untuk meminjamkan kelebihan uang yang mereka pegang, sedangkan suku bunga
yang lebih rendah mendorong pengeluaran untuk investasi.
3. Pengaruh Nilai Tukar
Apabila tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga, investor
memindahkan Sebagian dari dana mereka ke luar negeri dan menyebabkan mata uang
domestic mengalami depresiasi relative dengan mata uang asing.
PERMINTAAN AGREGAT
5
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
2. Suku bunga rill, merupakan suku bunga yang telah dikoreksi dengan pengaruh inflasi
Fokus pembahasan teori ini adalah pada jumlah uang yang beredar dan permintaan
uang, serta bagaimana masing-masing bergantung pada suku bunga.
d. Permintaan Uang
Ada banyak factor yang menentukan jumlah permintaan uang, akan tetapi factor
yang digarisbawahi oleh teori preferensi likuiditas adalag suku bunga. Alasannya adalah
suku bunga merupakan biaya kesempatan untuk memiliki uang. Kenaikan suku bunga
menaikkan biaya kepemilikan uang sehingga mengurangi jumlah permintaan uang.
Penurunan suku bunga mengurangi biaya kepemilikkan uang dan menaikkan jumlah
permintaan. Oleh karena itu, kurva permintaan uang berbentuk miring dari kiri atas ke
kanan bawah, seperti terlihat pada gambar 1.
PERMINTAAN AGREGAT
6
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
Keterangan :
agregat
PERMINTAAN AGREGAT
7
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
Tingkat harga merupakan suatu penentu jumlah permintaan uang. Pada harga lebih
tinggi, uang yang dipertukaran semakin banya setiap kali barang atau jasa dijual.
Akibatnya orang akan memilih untuk menaikkan jumlah permintaan pada setiap suku
bunga yang berlaku. Oleh karena itu, kenaikan tingkat harga dari P 1 menjadi P2
menggeser kurva permintaan ke kanan dari MD1 menjadi MD2, seperti terlihat pada
panel (a) gambar 2.
Perhatikan bahwa pergeseran kurva permintaan uang ini mempengaruhi
keseimbangan di pasar uang. Agar jumlah uang yang beredar tidak berubah, suku bunga
harus naik untuk menyeimbangkan jumlah uang yang ingin dimiliki oleh masyarakat dan
menggeser kurva permintaan uang ke kanan. Namun, karena jumlah uang yang beredar
tidak berubah sehingga suku bunga harus naik dari r1 menjadi r2 untuk mencegah
permintaan tambahan.
Kenaikan suku bung aini tidak hanya mempengaruhi pasar uang, tetapi juga jumlah
permintaan barang dan jasa, seperti terlihat pada pane (b) gambar 2. Pada suku bunga
yang lebih tinggi, biaya peminjaman dan pengembalian tabungan lebih tinggi. Ketika
tingkat harga naik dari P1 menjadi P2 yang menyebabkan permintaan uang naik dari MD1
menjadi MD2 dan menaikkan suku bunga dari r1 menjadi r2, jumlah permintaan barang
dan jasa turun dari Y1 menjadi Y2.
Dengan demikian, analisis pengaruh suku bung aini dapat dirangkum menjadi tiga
langkah, yaitu :
1. Tingkat harga yang lebih tinggi menaikkan permintaan uang, begitupun sebaliknya
2. Permintaan uang yang lebih tinggi menyebabkan suku bunga menjadi lebih tinggi,
begitupun sebaliknya
3. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi jumlah permintaan barang dan jasa,
begitupun sebaliknya
Hasil akhir analisis ini adalah terdapat hubungan yang negative antara tingkat harga
dan jumlah permintaan barang dan jasa yang diilustrasikan oleh kurva permintaan agregat
yang miring ke bawah.
PERMINTAAN AGREGAT
8
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
PERMINTAAN AGREGAT
9
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
Dapat disimpulkan bahwa apabila bank sentral menaikkan jumlah uang yang
beredar, suku bunga turun dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga
tertentu naik yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
Sebaliknya, apabila bank sentral menurunkan jumlah uang yang beredar, suku bunga naik
dan jumlah permintaan barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu turun, yang
menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kiri.
b. Efek Penggandaan
Efek penggandaan (multiplier effect) adalah pergeseran tamabahan pada
permintaan agregat yangmuncul jika kebijakan fiscal ekspansif meningkatkan pendapatan
yang menyebabkan kenaikan belanja konsumen.Efek pengendalian ini berlanjut,ketika
PERMINTAAN AGREGAT
10
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
PERMINTAAN AGREGAT
11
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
1 + x + x2 + x3 + … = 1/(1-x)
PERMINTAAN AGREGAT
12
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
PERMINTAAN AGREGAT
13
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
yang cenderung menaikan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi membuat
pinjaman lebih mahal sehingga menurunkan belanja investasi. Ini merupakan efek
pembatasan paksa. Tergantung besar efek pengandaan dan efek pembatasan paksa,
pergeseran permintaan agregat dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada pajak
perubahan yang menyebabkannya.
Penentu besar pergeseran permintaan agregat penting lainnya yang ditimbulkan
oleh perubahan pajak, yakni persepsi rumah tangga tentang apakah perubahan pajak
bersifat semetara atau permanen. Contoh, pemerintah mengumunkan penurunan pajak
sebesar $1000 per rumah tangga. Dalam memutuskan bagaimana jumlah sebesar
$1000 tersebut akan dibelanjakan, rumah tangga harus bertanya berapa lama
pendapatan ekstra ini dapat bertahan. Jika rumah tangga memperkirakan bahwa
penurunan pajak itu bersifat permanen maka mereka akan menganggapnya sebagai
tambahan besar bagi sumber keuangan mereka sehingga meningkatkan belanja
mereka sebesar jumlah itu. Penurunan pajak tersebut akan berdampak besar terhadap
permintaan agregat. Sebaliknya, jika rumah tangga memperkirakan bahwa perubahan
pajak tersebut bersifat sementara, mereka akan memandangnya sebagai tambahan
kecil bagi sumber keuangan mereka sehingga akan meningkatkan belanja mereka
sedikit saja.
PERMINTAAN AGREGAT
14
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
c. Stabilisator Otomatis
Stabilisator otomatis ( automatic stabilizers ) adalah perubahan – perubahan
kebijakan fiskal yang mendorong permintaan agregat ketika perekonomian mengalami
resesi yang tidak mengharuskan pemerintah melakukan tindakan yang disengaja.
Stabilisator otomatis terpenting adalah sistem pajak. Apabila ekonomi mengalami resesi,
jumlah pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah menurun secara otomatis karena hampir
semua pajak terkait erat dengan kegiatan perekonomian. Pajak pendapatan pribadi
bergantung pada pendapatan rumah tangga, pajak pernghasilan bergantung pada
pendapatan pekerja, dan pajak pendapatan perusahaan bergantung pada keuntungan
perusahaan. Karena pendapatan, penghasilan, dan keuntungan seluruhnya mengalami
penurunan selama resesi, penghasilan pajak pemerintah juga menurun. Penurunan pajak
secara otomatis ini mendorong permintaan agregat sehingga meringankan fluktuasi
ekonomi.
PERMINTAAN AGREGAT
15
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada bab ini, kita telah melihat pengaruh jangka pendek kebijakan moneter dan
fiskal.Kita melihat bagaimana kedua perangkat kebijakan ini dapat mengubah pemintaan agregat
barang dan jasa sehingga mengubah produksi dan lapangan pekerjaan dalam perekonomian
jangka pendek. Apabila pemerintah mengurangi belanja untuk menyeimbangkan anggaran,
pemerintah perlu memperhitungkan, baik dampak jangka panjang terhadap tabungan dan
pertumbuhan maupun dampak jangka pendek terhadap permintaan agregat dan lapangan kerja.
Apabila pemerintah menurunkan tingkat pertumbuhan jumlah uang yang beredar, pemerintah
perlu memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap inflasi dan juga dampak jangka pendek
terhadap produksi.
3.2 Saran
Sebelum membuat perubahan kebijakan pemerintah perlu mempertimbangkan segala
dampak keputusan mereka. Pemerintah dapat mengkaji model ekonomi klasik yang
menggambarkan pengaruh jangka panjang kebijakan moneter dan fiskal . Pada bagian itu
,pemerintah dapat melihat bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi tabungan investasi dan
pertumbuhan jangka panjang, serta bagaimana kebijakan moneter mempengaruhi tingkat harga
dan inflasi.
PERMINTAAN AGREGAT
16
TEORI EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Ketintang, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya 60231
Telp: +6231-8285362 / Fax: +6231-8293416
Laman: https://fe.unesa.ac.id / Email: fe@unesa.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
PERMINTAAN AGREGAT
17
TEORI EKONOMI MAKRO