SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
MemenuhiSyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
EFITA MALASARI BERUTU
1601103010015
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
Dr. Nadirsyah, S.E., M.Si., Ak., CA Endang Surasetyo Ningsih, SE., M.Si
NIP. 196408081990031003 NIP. 197402032008122002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAHKUALA
FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
DARUSSALAM, BANDAACEH
Telepon/Fax: (0651) 7551265
Laman: www.feb.unsyiah.ac.id, Surel: fekon@feb.unsyiah.ac.id Kode Pos 23111
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan Skripsi Saudara:
EFITA MALASARI BERUTU
NIM. 1601103010015
Dengan judul:
Yang telah dipertahankan di depan Komisi Ujian pada tanggal 18 Desember 2020
Menyetujui,
Komisi Ujian
Ketua Sekretaris Anggota
Dr. Darwanis, SE., M.Si., Ak., CA Dr. Syukriy Abdullah, SE.,M.Si., Ak.,CA
NIP. 197006181995122001 NIP. 197006301995121001 Endang Surasetyo Ningsih, S.E.,
M.Si
NIP. 197402032008122002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAHKUALA
FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
DARUSSALAM, BANDAACEH
Telepon/Fax: (0651) 7551265
Laman: www.feb.unsyiah.ac.id, Surel: fekon@feb.unsyiah.ac.id Kode Pos 23111
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa didalam Skripsi saya tidak terdapat bagian atau
satu kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis, disertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari
orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah karya asli saya sendiri. Apabila ternyata
dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya
menyatakan kesediaan untuk dibatalkan sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat manusia
menuju kehidupan serta peradaban yang Islami dan berkeadilan. Semoga jalan yang
dirint is beliau tetap menjadi obor bagi perjalanan hidup manusia, sehingga ia
(Kabupaten/kota di Provinsi Aceh) " penulis hadirkan sebagai salah satu prasyarat
Universitas Syiah Kuala. Dalam proses penulisan skripsi ini past inya ada
hambatan dan rintangan yang dialami oleh penulis, namun dengan adanya bantuan
moril maupun materil dari segenap pihak yang telah membantu memudahkan
lengkah penulis. Menyadari hal tersebut, maka penulis menyampaikan terima kasih
skripsi ini.
sebesar-besarnya kepada:
v
1) Ayahanda dan Ibunda tercinta…..,yang telah membesarkanku penuh dengan
cinta dan pengorbanan, selalu memberikan segala yang terbaik untuk masa
depan penulis, motivasi, semangat, kasih sayang dan doa yang t iada hent inya
tercurahkan untuk penulis. Semoga penulis bisa membuat mereka bangga dan
menjadi kunci pintu surga untuk mereka, Aamiin Yaa Rabbal ‘Alaamiin.
2) Bapak Prof. Dr. M. Nasir Aziz SE., MBA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Bapak Dr. Abd. Jamal, SE., M.Si. selaku
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Bapak
Dr. Ridwan Ibrahim, SE., MM. selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Syiah Kuala dan Bapak Murkhana, SE., MBA. selaku
3) Bapak Dr. Mulia Saputra, SE., Ak., M.Si. selaku Ketua Program Studi
4) Bapak Dr. Nadirsyah, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekono mi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, dan Bapak Dr. Fazli
Syam BZ, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
5) Ibu Endang Suraset yo Ningsih, SE., M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing
vi
6) Bapak Dr. Fazli Syam BZ, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku dosen wali yang tela h
7) Ibu Rulfah M. Daud, S.E., M.Si., A.K., C.A. selaku Ketua Laboratorium
proposal akripsi.
8) Ibu Darwanis, SE., M.Si., Ak., CA, Bapak Dr. Syukriy Abdullah, SE., M.Si.,
Ak., CA, dan Ibu Endang Suraset yo Ningsih, SE., M.Si., Ak selaku dosen
9) Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala yang
10) Seluruh staf akademik dan tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis
11) Seluruh staf jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Syiah Kuala.
12) Untuk ketiga kakak penulis Muriani berutu, Nurmala Dewi Berutu, dan
Irayati Berutu. Untuk abang penulis Ali Amran berutu dan untuk ketiga adik
penulis Mona Pertiwi Berutu, Jihadin Ahlunaza Berutu, Roment i Savira serta
untuk ketiga abang ipar (bang ujang, bang wandi, kaka pahendra), kakak ipar
vii
13) Untuk seluruh keponakan-keponakan yang sudah .mendoakan penulis
14) Seluruh keluarga besar dan sanak famili yang telah membantu penulis
baik berupa materil maupun moril dari awal pendidikan sampai saat ini.
15) Untuk Arfini Lestari, Winnie Amalia Putri terimakasih sudah banyak
16) Untuk Dedi Juliadi teman baik penulis yang selalu memberi
17) Untuk Fardila, Shant y, Fara zahira, Nurul Azmi, Udin, Mandar, Andrean,
dengan balasan yang set impal. Penulis menyadari bahwa masih banyak
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………….............................................................. iv
ABSTRAK…………………………….............................................................. v
ABSTRACT………………………….............................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1
xi
2.1.4.2 Komponen Kapasitas Fiskal ......................................... 16
2.1.5 Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah ..................................... 17
2.1.5.1 Analisis Varians Pendapatan Daerah ........................... 17
2.1.6 Tingkat Kemiskinan ................................................................. 18
2.1.6.1 Kemiskinan Abso lut .................................................... 19
2.1.6.2 Kemiskinan Relat if ....................................................... 19
2.1.6.3 Kemiskinan Kultural .................................................... 20
2.1.6.4 Penyebab Kemiskinan .................................................. 21
xii
3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R Square)………………44
3.5.3.2 Uji Pengaruh Simultan (F test)…………………........44
3.5.3.2 Uji Parsial (T test) …………………………………..44
5.1 Kesimpulan…………………...........................................................63
5.2 Keterbatasan Penelitian....................................................................64
5.3 Saran………………………..………………………………………64
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
0.707, hal ini pertama kalinya naik peringkat sejak tahun 1990 hanya 0.525.
Namun, 17,4 persen dari IPM Indonesia hilang karena masalah ket impangan
seperti adanya inequality yang menjadi topik yang belum teratasi. Menurut Ekonom
UNDP Indonesia Rima Prama Artha menyebutkan bahwa “ada hal lebih besar yang
persen yaitu masih sekitar 60 persen disitu muncul inequality (www.ko mpas.com).
pembangunan Rp15,14 triliun pada 2018 yang disetujui o leh Mendagri, dan 30
1
2
Pada Rabu, 11 maret 2020 menyatakan bahwa hasil dari ujian ko mpetensi
guru yang dilakukan pihaknya, terungkap bahwa guru Aceh sangat lemah dalam
negara, hal ini ditegaskan dalam pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
(UUD 1945) yang menyatakan bahwa set iap warga negara berhak mendapat
pendidikan. Sedangkan dalam ayat (4) berisikan tentang penugasan negara untuk
Anggaran Pendidikan dan Belanja Nasio nal (APBN) serta dari Anggaran
pendidikan warga negaranya, sehingga warga setiap warga Negara dapat memiliki
pembaharuan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasio nal yang
mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Nandani dkk, 2018).
Perimbangan, TDBH Migas, Dana Otsus dan lain-lain pendapatan yang sah. Paling
kurang 30 persen dari pendapatan pemerintah di Aceh berasal dari TDBH migas
Tabel 1.1
Realisasi Anggaran Pendidikan 2015-2018 se-Provinsi Aceh
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
anggaran pendidikan set iap kabupaten/kota di provinsi Aceh. Merujuk dari tabe l
pendidikan yaitu kota Sabang tahun terakhir 19 persen, kabupaten Gayo Luwes
tahun terakhir 16 persen dan kabupaten Pidie Jaya 15 persen. Tentu saja ada
5
prioritas penggunaan anggaran juga berbeda, termasuk adanya daerah yang tidak
terhadap pemerintah pusat, maka hal ini dapat menimbulkan dampak yang negat if
tidak dapat berjalan dengan maksimal karena belanja aparaturnya belum dapat
dibiayai oleh dirinya sendiri oleh pemerintah daerah (provinsi). Fatmayant i (2017)
belanja pendidikan t idak merata pada seluruh kabupaten dan kota di Aceh.
dan legislat if daerah terhadap kepent ingan publik dan pembangunan yang
antar lembaga dan instansi yang kurang so lid juga memberikan dampak pada
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan
retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah (Halim, 2007 dala m
Imawan, 2014).
Penelit ian ini merupakan replikasi penelit ian yang dilakukan oleh
belanja pendidikan di provinsi Aceh” dalam penelit ian ini memiliki replikasi
yang berbeda, perbedaan kedua penelit ian ini terletak pada variabel independen
sebelumnya adalah (1) Perencanaan, (2) Peraturan, (3) Sumber Daya Manusia, (4)
Teknis, (5) Koordinasi, (6) Pengadaan barang dan jasa terhadap realisasi anggaran
pendidikan. Sedangkan variabel independen penulis yaitu (1) Kapasitas Fiskal, (2)
Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah, (3) Tingkat Kemiskinan, dan (4) Indeks
kapasitas fiskal daerah justru membuat alokasi belanja wajib bidang pendidika n
fiskal daerah pasal 1 ayat satu (1) Menyatakan bahwa kapasitas fiskal adalah
termasuk dana alokasi khusus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan
merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja dalam bentuk komit men dar i
eksekutif kepada pemberi wewenang (legislat ive) maka kinerja eksekut if dapat
pendidikan (wahyudi, 2011; Susilo, 2014 ; Adha, 2016). Investasi dalam sumber
kualitas hidup, produktivitas dan kesempatan kerja (Boex et al., 2006). Selain itu,
Boex et al. (2006: 16) berpendapat bahwa dengan melakukan investasi pada
seseorang atau sekelo mpok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya
bahwa dengan adanya alokasi anggaran yang sudah tertata dalam APBN dan
merupaka urusan wajib daerah, pemerintah daerah perlu menjalankan fungsi kontrol
dan mengident ifikasi kebutuhan pent ing sepert i kebutuhan pendidikan di daerah,
untuk dapat melakukan pengalokasian anggaran yang tepat sasaran sehingga dapat
Memperhat ikan latar belakang diatas penulis akan menelit i pengaruh dar i
kapasitas fiskal, kinerja keuangan pendapatan daerah, tingkat kemiskinan dan Indeks
adalah:
Hasil penelit ian ini diharapkan dapat memberikan manfaat Antara lain:
a. Dari hasil penelit ian ini diharapkan skripsi ini bermanfaat terutama
pendidikan.
membutuhkan.
bagi pihak lain dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan
b. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna perluasa n
suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) memerintah orang lain (agen)
untuk melakukan suatu jasa atas nama principal serta memberi wewenang kepada
agen membuat keputusan yang terbaik bagi principal (Ichsan, 2013). Menurut Lane
agent bagi masyarakat (principle) akan bert indak dengan penuh kesadaran bag i
kepent ingan mereka sendiri serta memandang bahwa pemerintah daerah t idak
dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik- baiknya bagi kepent ingan
masyarakat.
dua pihak yang melakukan kesepakatan atau kontrak, yaitu pihak yang
kontraktual antara dua pihak yaitu principal dan agent serta membahas tentang
11
12
Agency theory memandang bahwa agent tidak dapat dipercaya untuk bertindak
dengan sebaik-baiknya bagi kepent ingan principal (Tricker, 1984 dalam Puspitasari
2013).
DPR (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 but ir 8 Tentang Keuangan Negara). APBD
mencatat semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah serta dikelo la.
APBD.
APBD merupakan dasar pengelo laan keuangan daerah dalam satu tahun
seua penerimaan daerah bertujuan untuk memenuhi target untuk memenuhi target
yang ditetapkan dalam APBD. Juga seluruh pengeluaran daerah dalam rangka
dalam APBD. Karena APBD merupakan dasar pengelo laan keuangan daerah,
yang mengutamakan uapaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan
alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Jumlah pendapatan yang dianggarkan
13
dalam APBD merupakan perkiraan yang telah terukur secara rasional yang dapat
jumlah belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis
belanja. Realisasi belanja t idak boleh melebihi jumalah anggaran belanja yang
melakukan t indakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBD apabila t idak
2007: Nugroho,2012).
yang ditujukan khusus untuk meningkatkan mutu pendidikan dan dikelo la oleh
sudah ditentukan dan belanja tertentu. Peta kapasitas fiskal adalah gambaran
dibahas yang disetujui bersama o leh pemerintahan daerah dan Dewan Perwakilan
Tabel 2.1
Indeks Kapasitas Fiskal Daerah
Rentang IKFD Kategori Kapasitas Fiskal Daerah
IKFD0<509 sangat rendah
0,509 ≤IKFD <0,720 Rendah
0,720≤ IKFD <1,089 Sedang
1,089≤ IKFD< 1,959 Tinggi
IKFD ≥1,959 Sangat tinggi
Sumber :data diolah
15
(KFD).
Tabel 2.2
Kapasitas Fiskal Daerah Kabupaten/Kota
No Nama Daerah Indeks Kategori KFD
KFD
1 Kab. Aceh Barat 0,553 Rendah
2 Kab. Aceh Besar 0,218 Sangat Rendah
3 Kab.Aceh Selatan 0,509 Rendah
4 Kab.Aceh Singkil 0,343 Sangat Rendah
5 Kab. Aceh Tengah 0,381 Sangat Rendah
6 Kab. Aceh Tenggara 0,222 Sangat Rendah
7 Kab. Aceh Timur 0,568 Rendah
8 Kab. Aceh Utara 0,770 Sedang
9 Kab. Bireuen 0,622 Rendah
10 Kab. Pidie 0,713 Rendah
11 Kab.Simuelue 0,322 Sangat Rendah
12 Kota Banda Aceh 0,751 Sedang
13 Kota Sabang 0,201 Sangat Rendah
14 Kota Langsa 0,429 Sangat Rendah
15 Kota Lhoksumawe 0,406 Sangat Rendah
16 Kab. Gayo Luwes 0,481 Sangat Rendah
17 Kab. Aceh Barat Daya 0,347 Sangat Rendah
18 Kab. Aceh Jaya 0,248 Sangat Rendah
19 Kab. Nagan Raya 0,569 Rendah
20 Kab. Aceh Tamiyang 0,688 Rendah
21 Kab. Bener Meriah 0,182 Sangat Rendah
22 Kab. Pidie Jaya 0,375 Sangat Rendah
23 Kota Subulussalam 0,381 Sangat Rendah
Sumber: Data diolah, 2020
16
pemerintah pusat dan pemerintah daerah”, PAD adalah pendapatan yang diperoleh
dan di pungut oleh daerah berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, pengelo laan
kekayaan daerah yang dipisahkan d an lain-lain PAD yang sah yang tertuang dalam
prasarana yang lebih baik dalam publik sektor dalam meningkatan produktivitas
masyarakat sehingga hal tersebut dapat menarik investor untuk menanamkan modal
Belanja Daerah
kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam
perencanaan dan tata ruang daerah, mengembangkan sumber daya produktif daerah,
dengan cara:
selisih Antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Jika terdapat selisih
ternyata terdapat selisih kurang (realisasi pendapatan kurang dari jumlah yang
adalah keadaan serba kekurangan harta dan benda yang diderita oleh seseorang atau
sekelo mpok orang hidup dalam lingkungan serba miskin atau kekurangan modal,
baik dalam pengert ian uang, pengetahuan, kekuatan sosial, polit ik, hukum maupun
akses terhadap fasilitas pelayanan umum, kesempatan berusaha dan bekerja. Lebih
jauh lagi kemiskinan suatu kondisi dimana orang atau kelo mpok orang tidak
mereka diwaktu yang akan datang, serta sangat rentan (vulnerable) terhadap resiko
dan tekanan yang disebabkan oleh penyakit dan peningkatan secara tiba-t iba
atas harga-harga bahan makanan dan uang sekolah (UNCHS, 1996: Pandji-
laki- laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk
tidak dapat menikmat i segala macam plihan dan kesempatan dalam pemenuhan
kebebasan, harga diri dan rasa dihormat i seperti orang lain. Terdapat beberapa
19
kebutuhan dasarnya. Hal ini juga ditelit i oleh (Nurkse, 1953: Kuncoro, 1997:
hidup.
komposisi dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya
dipengaruhi o leh adat kebiasaan saja, tetapi juga iklim, tingkat kemajuan suatu
negara, dan faktor-faktor ekonomi lainnya. Namun, untuk dapat hidup layak
fisiknya.
miskin dan non-miskin dalam suatu komunitas. Hal ini juga di telit i o leh (Nurkse,
20
termasuk golongan miskin relat if apabila telah dapat memenuhi kebutuhan dasar
ini bersifat dinamis atau akan selalu ada. Oleh karenanya, kemiskinan dapat
dari aspek ketimpangan sosial yang berart i semakin besar ketimpangan antara
tingkat penghidupan golongan atas dan go longan bawah, maka akan semakin
Kemiskinan ini terjadi saat orang atau kelo mpok masyarakat enggan untuk
keluar dari konsisi tersebut. Hal ini juga di telit i oleh (Nurkse, 1953; Kuncoro,
miskin kultural apabila sikap orang atau sekelompok masyarakat tersebut tidak
mau berusaha memperbaiki t ingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak
lain yang membantunya atau dengan kata lain seseoarang tersebut miskin karena
dikatakan miskin atau tidak, indikator ini salah satunya dapat diukur dengan
seseorang dikatakan miskin bila dipandang dari sudut konsumsi. Garis kemiskin
setiap negara berbeda-beda, sehingga tidak ada satu garis kemiskinan yang
berlaku umum. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan lokasi dan standar
kebutuha hidup.
2015 mencapai 11,22 persen. Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin
Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta
orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta
dimana suatu negara akan tetap miskin dan akan banyak mengalami kesukaran
yang mereka terima dan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan
Uamalidant i, 2011).
bertujuan untuk:
sederhana.
dasar.
1. Tingkat kesehatan diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kemat ian bayi).
23
2. Tingkat kemat ian diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf atau
penduduk.
X3)………………………..........................................................................(2)
Dimana:
X2 = Indeks Pendidikan
IPM= = …………………………………...…….(3)
Dimana:
Tabel 2.3
Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM
Indikator Komponen IPM Nilai Minimum Nilai Maksimum
Angka Harapan Hidup (e0) 25,0 85,0
Angka Melek Huruf 0 100
Rata-rata Lama Sekolah 0 15
Purchasing Power Parity (PPP) 360,000 15737,720
Sumber: bps bappenas undp 2004
mengenai suatu angka kelahiran dan kemat ian pertahun diharapkan akan
mencerminkan rata- rata lama hidup sekaligus hidup sehat pada masyarakat
(Franciari, 2012).
terdapat dua indicator yaitu angka melek huruf (Lit) dan rata-rata lama sekolah
(MYS). Angka melek huruf merupakan kemampuan membaca dan menulis dan
rata- rata lama seko lah dilihat dari angka rata-rata masa sekolah. Kemudian kedua
bobot 2 untuk Lit dan 1 untuk MYS, sesuai ketentuan UNDP. Rumus menghitung
Indikator real per kapita GDP adjustied. Pengukuran daya beli penduduk antar
yang dianggap paling dominan dikonsumsi o leh masyarakat Indonesia dan telah
distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan
c. (=PPP) atau daya beli per unit adalah indicator yang dipero leh dapat menjamin
PPP/unit = Ri =
……………………………………………………………………………………...……...(5)
Dimana :
yang ditelit i oleh Ruwaida, Darwanis dan dan Syukri Abdullah (2015)
peraturan, sumber daya manusia, teknis koordinasi, dan pengadaan barang dan
Penelit ian Syukri Abdullah, Mulia Saputra, Dara Fazella, Hasnawat i dan Aulia
publik untuk pendidikan, pendaftaran seko lah dasar dan pertumbuhan ekonomi
memperjelas penelit ian sebelumnya ditampilkan matriks penelit ian dalam tabel
2.3.
27
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Metode
No dan Hasil Penelitian
Persamaan dan
Penelitian Penelitian Perbedaan
tahun
1 Ruwaida, Variabel Untuk Hasil penelitian secara Persamaan:
Dar iwan Independen menganalisis simultan menunjukkan bahwa Metode
nis, (1) perencanaan data perencanaan, peraturan, menggunakan
Syukri (2) peraturan (3) digunakan sumber daya manusia, teknis, kuantitatif,
y SDM, (4) teknis metode koordinasi dan pengadaan menggunakan
Abdull (5) koordinasi kualitatif dan barang dan jasa berpengaruh variael y yang
ah dan (6) metode terhadap realisasi anggaran sama
2015 pengadaan kuantitatif. belanja pendidikan di Provinsi
barang dan jasa Aceh, sedangkan secara Perbedaan:
parsial perencanaan, Menggunakan
Variabel peraturan, sumber daya metode
Dependen manusia, teknis, koordinasi kualitatif, dan
realisasi dan pengadaan barang dan variabel x yang
anggaran jasa juga berpengaruh berbeda
terhadap realisasi anggaran
belanja
belanja pendidikan di Provinsi
Pendidikan Aceh.
28
dalam ko mponen tersebut termasuk gaji pendidik. Saat ini pengalokasian belanja
pendidikan.
Ket idaksamaan kapasitas fiskal t iap daerah menyebabkan DAU yang diterima
daerah juga t idak sama, hal ini karena ada beberapa pertimbangan sepert i banyaknya
tingkat kemiskinan, sedikit nya sumber daya alam yang dimiliki daerah, luas
wilayah yang dimiliki dan lain sebagainya. Ketimpangan daerah terjadi karena
adanya variasi sumber daya yang dimiliki, luasnya daerah dan dianggap sebaga i
daerah yang miskin yang menyebabkan PAD dan PDRB yang rendah (Sriningsih,
sit i, dan yasin, 2009; Bawono, Kusumawat i dan Purbasari, 2017). Dengan
(PAD dan PDRB) dan kebutuhan fiskal (jumlah penduduk, luas wilayah dan
sebagainya).
bahwa semakin t inggi indeks kapasitas fiskal daerah justru membuat alokasi belanja
daerah ditunjukkan dari total penerimaan umum APBD (tidak termasuk DAK, dana
darurat, dana pinjaman lama dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi
31
akan tetapi meliput i kemampuan yang menunjukkan bahwa uang publik tersebut
telah dibelanjakan secara efisien, efekt if, dan ekonomis (Mardiasmo, 2004:182).
baik, sedangkan jika ternyata terdapat selisih kurang (realisasi pendapatan kurang
dari jumlah yang dianggarkan) maka kinerja keuangan pendapatan daerah dinilai
Pendidikan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), bantuan pangan, bidikmisi dan dana desa.
pendidikan minimal 20 persen dari total APBN dan APBD. Hal ini menjadi
pent ing karena investasi dalam sumber daya manusia (human capital) terutama
pendapatan bagi masyarakat miskin. Penelit ian yang dilakukan oleh Wahyudi
menurunkan indeks kemiskinan. Demikian juga dengan penelit ian yang dilakukan
pendidikan berpengaruh negat ive dan signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini
Pendidikan
subjek dan objek pembangunan yang berart i manusia selain sebagai pelaku dari
linear posit if antara persentase kenaikan anggaran pendidikan per kapita usia
sekolah dan persentase kenaikan IPM. Artinya, semakin besar persentase kenaikan
anggaran pendidikan yang besar tidak sebanding dengan kenaikan IPM. Hal ini
karena IPM DKI Jakarta sudah cukup tinggi. Sedangkan kenaikan anggaran
pendidikan yang tidak terlalu t inggi di NTB, tetapi IPM mengalami kenaikan yang
sangat tinggi.
34
Kapasitas Fiskal
Kinerja Pendapatan
Keuangan Daerah
Realisasi Anggaran
Pendidikan
Tingkat Kemiskinan
IPM
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis
H1: Kapasitas Fiskal, Kinerja Keungan Daerah, Tingkat kimiskinan dan Indeks
Pendidikan.
Anggaran pendidikan.
Pendidikan.
Pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelit ian adalah suatu kerangka kerja atau perencanaan untuk
dapat memudahkan penelit i untuk melakukan penelit iannya. Terdapat enam aspek
dalam desain penelit ian, yaitu tujuan studi, jenis penelit i, t ingkat intervensi, situasi
studi, jenis penelit ian, unit analisis dan horizon waktu penelit ian (Sekaran & Bougie,
2017:109).
a. Tujuan Studi
Pada umumnya dalam melakukan penelit ian ada 4 (empat) jenis penelit ian
study) (Sekaran Bougie, 2010). Penelit ian ini termasuk pengujian hipotesis
(hypothesis testing) yaitu penelit ian yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan yaitu menguji pengaruh variabel bebas yaitu kapasitas fiskal,
(X1, X2, X3 dan X4) terhadap variabel terikat yait u realisasi anggaran pendidikan
(Y).
Jenis penelit ian adalah penelit ian kuant itatif, penelit ian ini melihat dari
studi kausalitas (causal relatinship’s study) yaitu untuk melihat sebab dan akibat
35
36
yang dit imbulkan dari kapasitas fiskal, kinerja pendapatan, tingkat kemiskinan,
di Provinsi Aceh.
c. Tingkat Intervensi
Dalam melakukan penelit ian ini, penelit i menggunakan situasi yang t idak
d. Unit Analisis
Unit analisis pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap
analisis data selanjutnya (Sekaran & Bougie, 2017:119). Unit analisis yang
e. Situasi Studi
Penelit ian ini menggunakan situasi studi yang normal atau alami karena
penelit ian ini dilakukan dengan menggunakan sumber data yang sudah ada dan
digunakan dalam penelit ian. Sekaran dan Bougie (2017:100) menjelaskan bahwa
sebuah penelit ian dapat dilakukan dengan situasi alami dimana suatu kejadian
f. Horizon Waktu
Horizon waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
2006:130). Penelit ian ini bersifat penelit ian sensus, dimana penelit ian menggunakan
seluruh elemen populasi menjadi data penelit ian. Sasaran populasi yang dipilih
dalam penelit ian ini adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Aceh berjumlah 23
kab/kota. Sampel pada penelit ian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Provins i
Aceh. karena Aceh merupakan otonomi khusus. Data jumlah populasi dan sampel
Table 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Wilayah
1 Kab. Aceh Barat
2 Kab. Aceh Besar
3 Kab. Aceh Selatan
4 Kab. Aceh Singkil
5 Kab. Aceh Tengah
6 Kab. Aceh Tenggara
7 Kab. Aceh Timur
8 Kab. Aceh Utara
9 Kab. Bireun
10 Kab. Pidie
11 Kab. Simeulue
12 Kota Banda Aceh
13 Kota Sabang
14 Kota Langsa
15 Kota Lhokseumawe
16 Kab. Gayo Lues
17 Kab. Aceh Barat Daya
18 Kab. Aceh Jaya
19 Kab. Nagan Raya
20 Kab. Aceh Tamiang
21 Kab. Bener Meriah
22 Kab. Pidie Jaya
23 Kota Subulussalam
38
Penelit ian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data
yang dipero leh dari informasi atau data yang dikumpulkan penelit i melalui media
menilai suatu informasi secara sistemat is (Sekaran & Bougie, 2017:113). Data
Realisasi anggaran pendidikan yang dipero leh bersumber dari laporan DJPK
sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada
dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan dalam konsep (Sekaran,
Pendapatan dan Belanja Daerah (tidak termasuk dana alokasi khusus, dana
varians pendapatan daerah yang dipero leh dari DJPK Kementerian Keuangan
daerah.
penelit ian ini data yang digunakan adalah ju mlah penduduk miskin tahun 2015-
2018 (dalam persentase) yang dikeluarkan Badan Pusat Statist ik Aceh 2015-
2018.
standar hidup layak suatu kabupaten/kota yang diambil dari BPS. Indikator
40
yang digunakan bersumber dari IPM yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Adapun tabel Operasio nal dapat dilihat di pada Tabel 3.2 dbawah ini
41
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
42
pengumpulan informasi yang tersedia. Data sekunder merupakan data primer yang
telah dio lah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak
lain. Menurut Sugiyo no (2014:137) sumber data sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah
terpenuhinya uji asumsi klasik. Setelah model yang akan diuji memenuhi asums i
klasik, dan regresi maka tahap selanjutnya dilakukan statist ik. Uji statist ik yang
digunakan ialah uji t dan uji F . Maksud dari uji t adalah pengujian untuk
variable dependen, sedangkan uji F adalah pengujian untuk membukt ikan ada
dependen.
a. Uji Normalitas
nilai residual mengikut i distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka
b. Uji Heteroskedastisitas
terjadi ket idaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
Model regresi yang baik adalah yang ho moskedastisitas atau tidak terjadi
pengujian hipotesis secara bersama (simultan) dan rancangan uji hipotesis secara
terpissah (parsial). Kesimpulan yang akan diperoleh dari nilai koefisien regresi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji pengaruh variabel bebas
(X1, X2, X3, dan X4 ) baik secara bersama- sama maupun terpisah terhadap
0,50 (korelasi moderat), 0,51-0,99 (korelasi kuat). 1.00 (korelasi sempurna). Nilai
pengambilan keputusannya adalah dengan melihat hasil output regresi pada nilai
significance level dengan menggunakan SPSS, dimana jika nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, yang berarti model regresi tidak fit. Dan
sebaliknya, jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, yang
melihat significance level, jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05maka hipotesis
ditolak, yang berart i bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
nilai signifikan sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima,
yang berart i bahwa secara parsial variabel independen tersebut memiliki pengaruh
Objek penelit ian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
untuk kepentingan rakyat. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam
penelit ian ini yaitu uji normalitas data secara statistik dan uji heteroskedastisitas.
regresi, variabel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu
46
47
Tabel 4.1
Tabel Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
yaitu sebesar 0,735. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan terdistribusi
dengan normal.
Selanjutnya faktor lain yang dapat digunakan untuk melihat apakah data
terdistribusi dengan normal yaitu dengn melihat grafik normal plot . Gambar 4.1
dibawah ini menunjukkan bahwa adanya t it ik-t it ik atau data tersebar disekitar garis
diagonal dan hal tersebut mengikut i arah garis diagonal. Hal ini berart i bahwa
model-model regresi yang digunakan dalam penelit ian ini memenuhi asums i
model regresi terjadi ket idaksamaan varians dari residual s atu pengamatan ke
data tersebar diatas dan dibawah angka no l pada sumbu Y dan t idak suatu pola yang
jelas yang terdapat pada penyebaran data tersebut. Dengan demikian tidak terjad i
melalui uji glejser yang menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk semua
variabel yang digunakan dalam penelit ian ini t idak ada yang signifikan pada tingkat
0,05.
dependen atau nilai absolute-nya. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas dari
signifikansinya diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bajwa model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas.
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis H1, H2, H3, dan
50
51
Pengujian hipotesis H1, H2, H3, dan H4 dilakukan dengan analisis regresi
berganda yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji signifikasi parsial (uji t)
Tabel 4.3
Hasil Uji Koefisien Deteminasi (R Square)
Hasil uji koefisien determiasi pada tabel diatas digunakan untuk menentukan
seberapa jauh variabel kapasitas fiskal, kinerja pendapatan keuangan daerah, tingkat
Manusia (IPM). Sisanya sebesar 61,3% dipengarui oleh faktor-faktor lain diluar
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik F
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
Sumber SPSS 21, (2020)
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dalam pengujian regresi
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel kapasitas fiskal, kinerja
pendidikan.
Tabel 4.5 dibawah ini adalah hasil Uji Signifikansi Parsial atau Uji T
Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji T)
a. Dependent Variable: Y
Sumber SPSS 21, (2020)
53
yaitu variabel kinerja keuangan pendapatan daerah (X2) itu berart i H2 diterima.
Selain itu variabel kapasitas fiskal (X1), variabel tingkat kemiskinan dan Indeks
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut:
Nilai konstanta (�) sebesar 57,207 bernilai positif memiliki art i bahwa
tanpa adanya variabel kapasitas fiskal (X1), kinerja keuangan pendapatan daerah
(X2), tingkat kemiskinan (X3), Indeks Pembangunan Manusia (X4) maka realisasi
anggaran pendidikan (Y) akan meningkat sebesar 57,207. Nilai koefisien X1 pada
variabel kapasitas fiskal 0,019 yang berniali posit if memiliki arti jika var iabel
lainnya konstan, sementara kapasitas fiskal naik sebesar satu satuan, maka realisasi
anggaran pendidikan akan meningkat sebesar 0,019 satuan. Nilai koefisien X2 pada
negatif memliki art i jika variabel lainnya konstan sementara kinerja keuangan
variabel tingkat kemiskinan sebesar -0,002 bernilai negatif memiliki art i jika
54
variabel lainnya konstan sementara tingkat kemiskinan naik sebesar satu satuan,
sebesar 0,001 bernilai posit if memiliki art i jika variabel lainnya konstan
sementara IPM naik sebesar satu satuan, maka realisasi anggaran pendidikan
Hasil interpretasi atas hipotesis penelit ian H1, H2, H3 dan H4 yang diajukan
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa variabel Kapasitas Fiskal memiliki
t hitung sebesar 0,740 < 3,529 dengan koefisien beta undstandarized sebesar
0,70 dan tingkat signifikansi sebesar 0,461 yang lebih besar dari 0,05, maka H1
berpengaruh posit if terhadap realisasi anggaran pendidikan t idak terbukti. Hal ini
Hasil penelit ian ini menunjukkan bahwa kapasitas fiskal bukan merupakan faktor
pendapatan daerah memiliki t hitung sebesar 6,420 > t tabe 3,529 dengan koefisien
beta unstandardized sebesar 0,607 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih
55
kecil dari 0,05, maka H2 diterima. Hal ini berarti kinerja keuangan pendapatan
pendidikan
memiliki t hitung sebesar 0,825 < t tabel 3,529 dengan koefisien beta
unstandardized sebesar 0,080 dan tingkat signifikan 0,412 yang lebih besar dari
0,05, maka H3 ditolak. Hal ini berarti tingkat kemiskinan t idak signifikan terhadap
terhadap realisasi anggaran pendidikan tidak terbukti. Hasil penelit ian ini
hitung sebesar 0,798 < t tabel 3,529 dengan koefisien beta ustandardized sebesar
0,078 dan tingkat signifikan sebesar 0,428 yang lebih besar dari 0,05, maka H4
56
ditolak. Hal ini berarti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh positif
signifikan terhadap realisasi anggaran pendidikan tidak terbukti. Hasil penelit ian
4.3 Pembahasan
pendidikan atau ditolak. Hal ini menunjukkan kapasitas fiskal t idak atau bukan
nya kecil namun belum mampu meminimalisir penduduk miskin walaupun porsi
belanja dibidang pendidikan lumayan besar. Hal ini dikarenakan pemerintah Aceh
terfokus.
diterima daerah juga tidak sama, hal ini karena ada beberapa pertimbangan seperti
banyaknya t ingkat kemiskinan, sedikit nya sumber daya alam yang dimiliki
daerah, luas wilayah yang dimiliki dan lain sebagainya. Ketimpangan daerah
57
terjadi karena adanya variasi sumber daya yang dimiliki, luasnya daerah dan
dianggap sebagai daerah yang miskin yang menyebabkan PAD dan PDRB yang
kapasitas fiskal (PAD dan PDRB) dan kebutuhan fiskal (jumlah penduduk, luas
penduduk miskin maka semakin kecil Indeks Kapasitas Fiskal dan semkin
2018) menemukan bahwa analisis hipotesis membukt ikan bahwa naik turunnya
Indeks Kapasitas Fiskal dit iap-t iap daerah mampu mempengaruhi tinggi
pendidikan. Art inya jika kinerja keuangan pendapatan daerah baik dalam art i
akan tetapi meliput i kemampuan yang menunjukkan bahwa uang publik tersebut
telah dibelanjakan secara efisien, efekt if, dan ekonomis (Mardiasmo, 2004:182).
menemukan dalam penelitiannya yaitu kinerja keuangan pendapatan yang baik jika
Sedangkan jika ternyata selisih kurang, (realisasi pendapatan kurang dari jumlah
kurang baik (Mahmudi, 2020; Assidiqi, 2016). Hal ini bertolak belakang dengan
pendapatan sangat kecil, sehingga tidak cukup berarti untuk mengubah realisasi
belanja pendidikan, kemudian adanya bias dalam penganggaran oleh birokrasi dan
politik anggaran oleh parlemen (dalam Abdullah, 2012a). pengukuran yang tidak
59
Aceh kemungkinan relatif kecil dampaknya terhadap belanja ketika ada dana
otonomi khusus (otsus) dengan jumlah relatif besar yang output dan outcome-nya
pendidikan minimal 20 persen dari total APBN dan APBD. Hal ini menjadi
pent ing karena investasi dalam sumber daya manusia (human capital) terutama
mengurangi kemiskinan.
Penelit ian sebelumnya juga berpengaruh negatif namun signifikan oleh sepert i
penelit ian yang dilakukan oleh Yao (2007:108), wahyudi (2019), susilo, (2014)
Seperti yang diketahui bahwa manusia dalam perannya subjek dan objek
juga merupakan sasaran pembangunan. Dalam hal ini dibutuhkan berbagai saran
Manusia (IPM).
61
Penelitian diperkuat oleh hasil penelitian dari Muliza dkk (2017), yaitu
pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan dan kesehatan yang cukup besar.
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi guru dan siswa tetapi lebih
Hal ini t idak sesuai dengan penelit ian Laisini, Masinambow dan Rompas
Jember. Hal ini membukt ikan bahwa realisasi anggaran belanja pemerintah
BAB V
5.1 Kesimpulan
semakin baik kinerja keuangan pendapatan pada suatu daerah maka akan
pendidikan.
64
2018. Tahun tersebut dipakai untuk 2019 sehingga untuk tahun 2020 belum
5.3 Saran
2. Bagi peneliti selanjutnya meneliti lingkup yang lebih besar seperti populasi
DAFTAR PUSTAKA
Bawono, BDA,. Purbasar, H,. Mujiyati, M. 2018. Analisis Indeks Kapasitas Fiskal
terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Pengalokasian Belanja
Wajib Bidang Pendidikan dan Kesehatan sebagai Variabel Intervening
(Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Jawa). Wrking Papers Of
Innovation Economics. Vol. 1. No.1
Ejiogu. Uche, A. Lhugba, A,. Nwosu, Chinedu Chinedu,. 2013. Causal
Relat ionship between Nigeria Government Budget Allocat ion to the
Education Sector and Economic Growth. Discourse Journal of Education
Reseach. Vol.1(8): 54-64.
Daerah Aceh (Studi Kasus Pada Dinas Kesehatan). Jurnal Manajemen dan
Keuangan. Vol 6. No.1
Qanun No.11 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan di Aceh. Dan ayat (1) tentang
biaya pendidikan di aceh terutama untuk membiayai peningkatan SDA
Aceh.
Ruwaida, Darwanis, & Abdullah, Syukriy. 2015. Fakto-faktor yang
mempengaruhi Realisasi Anggaran Belanja Pendidikan di Provinsi Aceh.
Jurnal Magister Akuntansi. Pascasarjana Unversitas Syiah Kuala. Vol.4,
No.4.
Sekaran, U., & Bougie, R. 2010. Research Method For Business: A skill
Building Approach. Jhon wiley & Sons, New York.
Sekaran, U., & Bougie, R. 2017. Metode Penelitian Untuk Bisnis
Pendekatan Pengembangan-Keahlian. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyo no. 2014 . Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif da R & D. Bandung: Alfabeta.
Tirto.id. Menteri Keuangan menambah Alokasi Anggaran Kemiskinan Sebesar
Rp297,8 Triliunn. https://tirto.id/menkeu- menambah-
alokas i-anggaran- kemiskinan-sebesar-rp2978-triliun- cCXy [di akses 20
feb 2020].
Undang Undang Dasar (UUD 1945) Pasal 31 ayat (1) tentang setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan. dan ayat (4) tentang penugasan
negara untuk memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendidikan dan Belanja Nasional
(APBN) serta dari Anggaran Pendidikan dan Belanja Daerah (APBD)
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasio nal.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio nal telah
berdampak besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Usmaliadant i, Christ ina. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan,
Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap
Indeks Pembanguunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2007-2009. Skripsi. Universitas Diponegoro. Jogyajakarta.
Wahyudi. 2011. Pengaruh Alokasi Belanja Daerah Untuk Urusan Pendidikan,
Kesehatan, dan Pekerjaan Umum Terhadap Penanggulangan Kemiskinan
70
Unstandardized
Residual
N 78
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 4.92425541
Absolute .078
Most Extreme Differences Positive .055
Negative -.078
Kolmogorov-Smirnov Z .686
Asymp. Sig. (2-tailed) .735
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 1400.882 4 350.220 13.693 .000b
1 Residual 1867.118 73 25.577
Total 3268.000 77
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 57.207 16.210 3.529 .001
KapasitasX1 .019 .026 .070 .740 .461
1 X2 -.005 .001 -.607 -6.420 .000
X3 -.002 .002 -.080 -.825 .412
X4 .001 .002 .078 .798 .428
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .655 .429 .397 5.05737
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas menggunakan Uji Plot