Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

YULI MULYANTI, SKp. MKes


DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia
4 minggu.
o Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu
(Donna L. Wong, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep. Kes. RI, (2005) .
 Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan
tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR
 1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2)  Panjang badan 48 – 52 cm
3)  Lingkar dada 30 – 38 cm
4)  Lingkar kepala 33 – 35 cm
5)  Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6)  Pernafasan ± 40-60kali/menit
LANJUTAN
Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
Kuku agak panjang dan lemas
genitalia;
· Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
· Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
Reflek graps atau menggenggam sudah baik
Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan
Bayi dalam kandungan selama 9 bulan, mendapat
perlindungan, kehangatan, bebas dari rasa sakit, tidak
mengalami ketegangan
Setelah lahir ; mendapat kebebasan, kesakitan, dingin
dan kadang-kadang syok
Tali pusat : Bayi masih berhubungan dengan tali pusat
sampai tali pusat digunting.
Pertolongan pertama bayi baru lahir adalah dengan
membebaskan jalan nafas terbuka.
Dengan suction, kepala bayi diletakan lebih rendah
dari tubuhnya untuk mencegah regurgitasi cairan
amnion masuk kedalam paru-paru. Dan bila
pernafasan tidak maksimal tindakan resusitasi yang
lebih intensif dapat dilakukan.
Pengkajian
Pengkajian bayi setelah lahir ada 3 tahap :
1. Gunakan skoring APGAR untuk kondisi fisik dan
Skoring Gray untuk interaksi bayi-orang tua
2. Transisional, selama periode reaktifitas
3. Periodik, dengan pengkajian fisik secara sistimatik
Skoring APGAR
Pengkajian segera setelah bayi lahir,
menit-menit pertama kehidupan
Neonatus terjadi perubahan Fisiologis
Salah satu cara mengkaji adaptasi
bayi terhdap kehidupan ekstra uterin
adalah dengan skoring APGAR,
A = appearance, warna tubuh bayi
P = Pulse, denyut
G= Grimase of face, perubahan wajah
bayi, meringis, jika anda sentuh
kakinya
A= Aktivty, tonus otot kaki dan
tangannya
R = Respiration atau pernafsan bayi
NO. NILAI 0 1 2
1. Denyut Jantung - < 100x/m > 100x/m
2. Usaha Bernafas - Lambat , tidak Menangis kuat
teratur
3. Tonus Otot lumpuh Ektremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
4. Refleksi thd rangsang - Sedikit mimik Batuk / bersin
5. Warna kulit Biru Tubuh Kemerahan
kemerahan,
ektremitas
biru
Nilai apgar dihitung pada menit pertama dan menit
kelima
Menit pertama menunjukan asfiksia dan menit kelima
bersifat prognostik
Nilai apgar 0 – 3 = asfiksia berat
4 – 6 = asfiksia sedang
7 – 10 = normal
Pengkajian transisional

Pengkajian :
24 jam pertama kehidupan bayi normal mengalami
perubahan perilaku dan fisiologi
Periode I : reaktifitas (30 menit pertama bayi lahir)
Bayi terjaga dengan mata terbuka, berespon terhadap
stimulus, mengisap dengan penuh semangat, dan
menangis. Pernafasan cepat, denyut jantung 180x/m,
bising usus aktif
Periode II : rekatifitas berlangsung 2 – 5 jam bayi baru
lahir
Bayi bangun dari tidur nyenyak, denyut jantung dan
pernafasan meningkat, refleks gag aktif, neonatus
mungkin mengeluarkan mekonium, urin dan refleks
menghisap.periode ini berakhir setelah lendir
pernafasan berkurang
Periode III : stabilitas 12 -24 jam
bayi mudah tidur dan terbangun, kulit berwarna
kemerahan dan hangat
Pengkajian periodik
Adalah pengkajian bayi setelah 24 jam pertama
kehidupan.
Gray : pengkajian peri natal ttg interaksi bayi dan
orang tua dilakukan 2-3 hari
Adapatasi Neonatal
1. Adaptasi respiratorik
2. Adaptasi kardiovaskuler
3. Adaptasi Neurologi : thermoregulasi
4. Adaptasi Hematologi
5. Adaptasi Gastrointestinal
6. Adaptasi sistem Hepatik
7. Adaptasi sistem perkemihan
8. Adaptasi sistem imun
9. Adaptasi psikososial
Adaptasi Respiratorik
Nafas pertama dimulai dengan urutan perubahan
kardiopulmoner :
1. Perubahan sirkulasi
2. Pengosongan paru-paru terhadap cairan
3. Penetapan karakteristik fungsi paru
Perkembangan paru :
- Paru-paru terus berkembang secara sistimatis
Pada kehamilan 24 minggu, kantong dalam alveolar paru
berkembang
- Pada usia 28 minggu sel-sel alveoli berubah menjadi type I
dan II. Type I memungkinkan terjadi pertukaran gas di
paru, sel type II untuk produksi surfaktan
- Usia 36 minggu, jumlah sel type II meningkat dan produksi
surfaktan meningkat.
Surfaktan berfungsi menurunkan tegangan permukaan
diantara alveoli dan mencegah terjadinya kolaps alveoli
Mekanisme pernafasan pertama neonatus:

1. Faktor Kimia
- Kemoreseptor di arteri karoted dan aorta berespon thd
perubahan kimia darah yang diakibatkan oleh hipoksia yang
terjadi pd kelahiran normal
- Penurunan kadar PO2 dan pH darah serta peningkatan kadar
PCO2 menyebabkan impuls dan reseptor ini menstimulasi pusat
pernafasan di medula
- Klem tali pusat akan membantu proses ini dgn menghentikan
aliran darah dari plasenta yg menghambat respirasi
- Stmulasi pusat pernafasan tdk terjadi jika terdapat hipoksia
yang berkepanjangan, justru akan menyebabkan depresi sistem
saraf pusat.
2. Faktor Thermal
- perubahan temperatur dari intra ke ekstra uterin merpk
stimulus yg penting dlm upaya bernafas
- Sensor pada kulit berespon thd perubahan suhu yg tiba-tiba
dgn mengirim impuls ke otak yg menstimulasi pusat pernafasan
3. Faktor Mekanikal
- Kompresi dada
Selama proses persalinan pervagina, jalan lahir yg sempit
menekan dada fetus. Sejumlah cairan paru didorong keluar
melalui hidung, mulut atau penghisapan saat kepala bayi keluar.
Saat dada terbebas dari tekanan, sejumlah udara masuk kedalam
paru-paru.
Stimulasi taktil setelah lahir ( pegangan perawat,
mengeringkan dan membungkus bayi), menstimulasi
sensor kulit.
Stimulasi suara dan cahaya, juga membantu dalam
upaya bernafas
Adaptasi Kardiovaskuler

Selama kehidupan fetal, sebagian besar aliran darah dialirkan


mll paru-paru dan hati yg non fungsional.
3 struktur yg menyebabkan kondisi ini adalah :
- duktus arteriosus
- foramen ovale
- duktus venosus
Perubahan sirkulasi terjadi karena meningkatnya kadar
oksigen, pertukaran tekanan antara jantung, paru-paru dan
sirkulasi sistemik.
1. Duktus areteriosus :
- Menghubungkan antara arteri pulmonalis dan aorta desenden
- Dipertahankan terbuka selama kehidupan fetal oleh
prostaglandin E2 dari plasenta dan kadar oksigen yg rendah.
- Saat nafas pertama, duktus berespon thd peningkatan oksigen
dan konstriksi
- Pada saat yg sama, resisten diantara sirkulasi pulmonalis
menurun dan resisten sirkulasi meningkat.
- Perubahan resisten dan kontraksi duktus menyebabkan aliran
darah mengalir dr arteri pulmonalis ke paru utk oksigenisasi
- Secara fungsional duktus menutup antara 15 – 24 jam dan secara
permanen 3 – 4 mg
2. Pembuluh darah pulmonal :
- akan mengakomodasi peningkatan aliran darah akibat
menutupnya duktus arteriosus
- Respon berupa pelebaran pemb darah oleh karena peningkatan
oksigenisasi yg terjadi saat pernafasan pertama
- Pada saat bersamaan cairan paru fetal akan bergerak keruang
interstesial dan akan diabsorbsi oleh sistem darah dan limfatik.
- Kondisi ini akan menurunkan resistensi pulmonal dan memberi
peluang pemb darah di paru-paru dan akan berkembang utk
menahan peningkatan aliran darah yg tiba-tiba dari arteri
pulmonal.
:
3. Foramen ovale
mrpk septum diantara atrium kanan dan atrium kiri hanya terbuka dari kanan ke kiri.
- Adanya saluran dari kanan ke kiri karena adanya perbedaan tekanan atrium (atrium kanan
lebih tinggi dari kiri, hal ini karena tahanan aliran darah melalui arteri pulmonalis yg konstriksi)
- Pemutusan plasenta terjadi tekanan sisi kiri jantung meningkat, tahanan drh yg
meninggalkan ventrikel kiri meningkat dan kondisi ini menyebabkan penutupan Foramen
ovale. Foramen ovale ini menutup scr permanen stlh bbrp bulan yg dinamakan Fossa ovale

4. Duktus Venosus :
- Selama kehidupan fetal, hati tdk dpt memfilter darah
- Duktus venossus mengalirkan drh setengah dr aliran drh dr vena umbilikal menjauhi lliver
dan langsung menuju inferior vena kava.
- Saat tali pusat diputus terjadi darah menngalir keduktus venosus, selanjutnya terjadi fibrosis
pada akhir minggu pertama kehidupan dinamakan Ligamentum Venosum.
Adaptasi Neurologi
Neonatus memiliki resiko kehilangan panas
/hipotermi krn :
- kulit tipis
- pemb darah mendekati permukaan
- lemak subkutan sedikit
- luas permukaan terhadap massa tubuh 3x lebih luas
dibandingkan dewasa
Metode kehilangan panas
1. Evaporasi
2. Konduksi
3. Konveksi
4. Radiasi
Untuk mempertahankan panas bayi cukkup bulan, bayi
akan mempertahankan posisi fleksi, vasokonstriksi
pembuluh darah di kulit
Efek stress dingin :
- peningkatan kebutuhan oksigen
- menurunnya produksi surfaktan
- Distress pernafasan
- Hipoglikemia
- Asidosis metabolik
- Jaundice
Hipertermi
- Peningkatan temperatur dpt menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen dan glukose
- Penyebab yg sering terjadi adalah akibat pemanasan
yg berlebihan, akibat peralatan dg pengaturan suhu yg
tdk baik (pemanas lampu, inkubator)
Adaptasi Hematologi
- Rata-rata volume darah neonatus sekitar 80 – 85 ml/Kg. plasenta berisi
kurang lebih 100 ml drh fetal.

Faktor-faktor yg mempengaruhi vol darah : ketika pengikatan tali pusat


segera atau tertunda
 Penundaan dpt menyebabkan penambahan vol drh sekitar 75 ml
Peningkatan vol drh ekstra menyebabkan kerja yg berlebihan dr jantung
sbg akibat terdpt penambahan sel darah merah.

Posisi bayi saat pemotongan tali pusat , dibawah level plasenta, hal ini dpat
meningkatkan vol darah.
Nilai lab darah Neonatus ;
Hb : 14 – 22 g/dl
Ht : 43 – 63%
Eritrosit : 4,2 – 6 juta/mm³
Retikulosit : 3 – 7 %
Lekosit : 5000 – 30 000 /mm³
Trombosit : 150 000 – 300 000/mm³
Volume darah : 85 cc/KgBB
Resiko kekurangan pembekuan darah :
Selama hari2 pertama kehidupan, bayi berisiko thd
def pembekuan darah disebabkan oleh kurangnya vit
K. Vit K disintesa di dalam intestin dgn bantuan
makanan dan flora. Saat lahir usus bayi dalam keadaan
steril sehingga tdk mampu memproduksi vit K, untuk
mengurangi resiko ini bayi diberi vit k
Adaptasi sistem Gastrointestinal
1. Lambung
kapasitas lambung 6 ml/KgBB dan berkembang s/d 90 ml dalam
kurun waktu bbrp kehidupan. Pengosongan lambung antara 2-4 jam.
Peristaltik meningkat sejalan dgn peningkatan asupan dan stimulasi
refleks gastrocolik yg distimulasi saat makan. Spincter kardia
relaksasi menyebabkan kecenderungan regurgitasi.

2. Intestine
Intestine neonatus lebih panjang scr proposional thd ukuran bayi,
proses absorbsi lebih lama. Kecenderungan utk kehilangan air dan
resiko diare. Udara masuk ke gastrointestinal segera setelah lahir,
bising usus terdengar pada jam pertama
3. Enzim pencernaan
Enzim pancreatic amilase kurang sampai 4-6 bln pertama stlh lahir. Amilase
blm diproduksi scr adekuat oleh kelenjar saliva sampai usia 3 bln. Defisiensi
pancreotik lipase, menyebabkan keterbatasan penyerapan lemak. Lipase ASI
lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. Protein dan laktase mrpk
diet susu bayi yg mudah dicerna.

4. Stools
Mekonium mrpk feses pertama yg diekskresikan dlm kurun waktu 12 jam
pertama dan 90% neonatus mengeluarkan mekonium dlm kurun waktu 48
jam. Kegagalan ekskresi mekonium stlh waktu tsb kecenderungan adanya
obstruksi. Jenis feses lainnya yg diekskresi adalah transisional stool, berwarna
coklat kehijauan, konsistensi lebih lunak dr mekonium, kombinasi
mekonium dan feses susu. Feses bayi yg minum ASI ekskresi dpt 10 x/hari dan
sekurang-kurangnya 4x/hari
Adaptasi sistem Hepatik
1. Glukosa darah
- disimpan dihati sejak 4-8 mg terakhir kehamilan sbg glikogen yg akan digunakan stlh
lahir terutama otak
- Nilai pd bayi cukup bln 40 – 60 mg/dl utk hr pertama dan setelahnya 50 - 90 mg/dl

2. Hiperbilirubinemia
a. Faktor2 penyebabnya :
1. Hemolisis eritrosis yg berlebihan
2. Masa hidup eritrosit yg pendek
3. Immaturitas hati
4. Kurangnya flora intestine
5. Trauma yg menyebabkan kebiruan
6. Minum yg tertunda
7. Asam lemak akibat stres dingin atau asphiksia
Physilogic jaundice
- muncul pd hr ke2 atau ke3 stlh lahir
- jaundicedimuka akan muncul saat kadar bilirubin mencapai 5-7 mg/dl, mid
abdomen 15 mg/dl, telapak kaki 20 mg/dl
- mempunyai efek anti oksidan dan dapat mencegah kerusakan membran dari
radikal bebas
Pathologic jaundice
- muncul pada hari pertama
- kadar bilirubin inderek diatas 2 mg/dl
- konsentrasi total bilirubin > 5mg/ dl per hari atau
> 12mg/dl. Pada bayi cukup bulan 10 – 14 ml/dl
- Peningkatan kadar bilirubin menetap 10 – 14 hari.
- Penyebab incompabilitas antara jenis darah ibu dan bayi, infeksi, penyakit
metabolik
Breast milk jaundice
Early onset Breast mikl jaundice
- Disebabkan kurangnya intake pada bayi menyusui, dimulai
hari ke 2-5 dan sampai hr ke 10 kadar puncak bilirubin 15 mg/dl.
- Bayi tampak ngantuk, hisapan tdk baik, tdk cukup intake
kolostrum
- Kelambatan ekskresi mekonium, mengandung bilirubin tinggi,
bilirubin dpt dikonjugasi oleh beta glucuronidase di intestine,
diabsorbsi dan kembali ke sirkulasi menuju hati utk dikonjugasi
kembali.
- Tidak adekuatnya isapan bayi akan mendepresi produksi ASI
dan bisa menjadi masalah dikemudian hari : intake kurang
True breast milk jaundice / late onset breast milk jaundice
- Jaundice terjadi 5-10 hari setelah lahir dan berakhir lebih sebulan
- kadar bilirubin dpt > 20 mg/dl
- penyebab pasti belum diketahui
- Subtansi dlm ASI dpt pregnandiol dan asam lemak bebas, dpt
mempengaruhi konjugasi dan beta glukuronidase dpt meningkatkan
dekonjugasi dan absorbsi bilirubin dari intestine
- Treatment : monitor kadar bilirubin, sekurang-kurangnya pemberian
makan 8-10 hari, jika kadar terlalu tinggi dilakukan phototerapi.
Penggantian sementara ASI dgn formula dpt menurunkan kadar
bilirubin scr cepat
- Walaupun kadar bilirubin tinggi dan lama, kejadian ancelopati tdk
biasa
Adaptasi sistem perkemihan
 Ginjal mulai memproduksi urin pd usia kehamilan 12 mg
 Ginjal menjadi sumber utama cairan amniotik pd usia pertengahan kehamilan, kegagalan
memproduksi urin meyebabkan oligohidramnion atau kurang cairan amniotik
 Fungsi ginjal saat lahir masih imatur, shg kemampuan memfilter produk sisa di darah
menurun
 Glukose dan protein dapat hilang pd usia 3 hr
 Kristal urin dpt memberi warna pink pada urin (kadang diduga darah)
 Ekskresi pertama terjadi dlm kurun waktu 24 jam pertama, 2-6x selama hari kedua
kemudian, sekurang-kurangnya satu kali setelah minum (6x perhari). Kegagalan utk miksi
dpt berhubungan dgn hipovolume karena tdk efektifnya intake cairan.

Distribusi air :
 Total air tubuh : 78%
 Air ekstraseluler : 44%
 Air intraseluler : 34%
Adaptasi sistem Imun
Bayi cukup bulan menerima antibodi dr ibu selama trimester akhir
kehamilan. Ibu melanjutkan pemberian antibodi melalui ASI (pasif
imuniti). Immunoglobulin utama IgG, IgM, IgA masing-masing
memliki fungsi berbeda.
1. IgG, didapat dr plasenta slm trimester akhir kehamilan, ttp sebagian
besar ditransfer pd trimester III. Pada saat lahir IgG sama dengan ibu.
2. IgM, imunoglobulin I yg dihasilkan oleh tubuh. Proteksi thd bakteri
gram negatif. Sebagian kecil diproduksi saat 20 mg gestasi, scr cepat
diproduksi bbrp hari setelah lahir, IgM tdk dapt melalui plasenta
sebab molekul terlalu besar.
3. IgA tdk dapat mll plasenta, di dpt dr Kolostrum dan ASI, penting utk
proteksi sistem gastrointestinal dan pernafasan thd infeksi.
Adaptasi psikososial
1. Periode reaktivity
Selain perubahan fisik, bayi jg menunjukan perubahan perilaku bbrp jam stlah kelahiran. Observasi
perubahan perilaku dan status perilaku memberikan petunjuk thd kesejahteraan bayi dan adaptasi
kehidupan ekstra uterin.
Periode rektivity akan bergantian dgn periode tidur :
a. Periode reaktivity
b. Periode tidur atau inactivity
c. Periode kedua reactivity

2. Status behavioral
Enam gradasi status behavioral
a. Quiet sleep state
b. Active sleep state
c. Drowsy state
d. Quiet alert state
e. Active alert state
f. Crying state
Respon Behavioral

Brazelton (1973) mengembangkan Neonatal Behavioral Asesment Scale (NBAS).


Skala tdd 6 kategori utama yaitu :
1. habituation,
2. orientasi,
3. maturitas motorik,
4. variasi,
5. kemampuan peredaan diri,
6. perilaku sosial.

Kategori diukur dgn skala Brazelton melalui 27 item spesifik perilaku. Setiap item diskor pada skala 1-9
Sebagai contoh : bayi berespon thd ayunan, posisi bayi pd dada atau bahu penilai, respon akan
diukur pd skala 1-9
Skore 1 menunjukan penolakan dipeluk, menjauh, memukul, kaku. Pada skor 9 menunjukan relaks
dan menyusup dilengan, membalikan tubuhnya kepenilai. Informasi NBAS dpt dipergunakan
perawat sbg guide utk mengajarkan keluarga/ ortu ttg perilaku bayi mis pada bayi yg berfokus pd
bola merah dan tersenyum, ini mrpk tdk hanya refleks tetapi juga senyuman sosial.
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR
Pengkajian bayi baru lahir : prinsip
1. Mengikuti pendekatan sistematis, progressing dr non invasif, bersih ke
kotor dan head to toe
2. Antisipasi , pada dasar riwayat
3. Jangan membahayakan
4. Gunakan insting yg mungkin terjadi sesuatu yg salah
Petunjuk Umum:
5. Pertahankan tindakan pencegahan umum dan suhu lingkungan yg netral
6. Fokus pada ABC dan resusitasi jantung paru
7. Kaji kesemitrisan
8. Jika terlihat ketidak normalan eksternal, kaji seksama organ internal
9. Interpretasi temuan dan dokumentasi
Waktu pengkajian :
1. Menentukan kebutuhan utk resusitasi atau kestabilan BBL (indikasi rooming in)
2. 1-4 jam kelahiran, pengkajian thd kehidupan ekstra uterin
3. 24 jam s/d pindah ruangan
- pemeriksaan fisik lengkap
- status nutrisi dan kemampuan utk minum
- kemampuan mengorganisir status behavioral
Syarat perawatan gabung :
4. Nilai APGAR > 7
5. BBL >2000 gram
6. Refleks baik
7. Masa gestasi > 35 mgg
8. Frekuensi nafas 40 – 60x/mnt
9. Denyut jantung 100-140 x/mnt
10. Tidak ada kelainan kongenital
11. Suhu 36,5°C – 37,5 °C
Pengkajian thd faktor resiko :
1. Maternal : usia, riwayat kesehatan yll, sosial, perkembangan, riwayat pekerjaan
2. Obstetrik : parity, periode menstruasi yg lalu, mens saat ini, kondisi kehamilan
terakhir
3. Perinatal
- ante natal : info prenatal (kunjungan anc, pertambahan BB < 15Kg /> 35 Kg
- Maternal health ( jantung, DM dll)
4. Intrapartum ;
a. usia gestasi > 42 mg, < 34 mg
b. Lama dan karakteristik persalinan, persalinan lama, KPD 24 jam, CPD
c. Kondisi ibu : hipo/hipertensi, perdarahn, infeksi
d. Presentasi fetal ; bahu, melintang
e. Keadaan yg mengindikasi fetal distress ; HR < 120 atau > 160 x/menit
f. Penggunaan analgesia
g. Metode melahirkan : SC, Forcep, Vacum
Diagnosa Keperawatan :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas/d mukus yang
berlebihan, posisi yang tdk tepat
2. Resti thd perubahan temperatur b/d kontrol temp yg
immatur , perub lingkungan eksternal
3. Resti infeksi/inflamasi b/d kurangnya pertahanan
4. Perubahan nutrisi kurang dr kebutuhan (Resti) b/d
immaturasi, kurangnya pengetahuan parental
Tujuan :
1. Jalan nafas yang paten dipertahankan
2. Temperatur tubuh bayi tetap stabil
3. Kebutuhan Nutrisi adekuat
4. Injury tidak terjadi

Intervensi :
1. Mempertahankan jalan nafas : bersih/paten
a. saat kepala keluar, bersihkan mulut, hidung bayi dari cairan dan darah
b. Segera stlh lahir, bersihkan muka bayi dr lendir dan darah utk mencegah terhalangnya
jalan udara
c. suction mulut dan nasofaring ( ktk menghisap berhenti tiap 5 detik), hisap lagi beri
kesempatan utk reoksigenisasi
d. posisikan bayi miring kanan untuk mencegah aspirasi
e. Gunakan pakaian yg longgar
f. Observasi TTV dan gejala distress pernafasan
2. Mempertahan temperatur tubuh stabil
a. Keringkan kepala & tubuh neonatus
b. Selimuti bayi dg selimut dan bertopi yg tlh dihangatkan
c. Fasilitasi kontak dini dgn ibu
d. Letakan bayi pada suhu hangat dan kelembaban ruangan
antara 60%-65%( utk menurunkan evaporasi saat melahirkan)
e. Tempatkan boks bayi diluar garis jendela, fan atau AC
f. Hindari neonatus dr permukaan dingin, spt diding, gedung
atau jendela
g. Mandikan bayi sampai suhu stabil
h. Observasi tanda-tanda vital
3. Mencegah terjadinya infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan sudah merawat bayi
b. Gunakan sarung tangan jika kontak dgn sekret tubuh
c. Berikan profilaksis pada mata, tetrasiklin1%, eritromisin 0,5%, mencegah
klamedia, yg lazim dipakai adalah tetes mata (larutan perak/neosporin) segera stlah
bayi lahir
d. observasi mata keungkinan infeksi/inflamasi
e. Lakukan perawatan tali pusat :
- pertahankan tali pusat dlm keadaan terbuka agar terkena udara, ditutupi kain
kasa yang bersih dan longgar
- lipatlah popok dibawah tali pusat
- Jika tali pusat kena kotoran/ bersihkan dan keringkan
- kaji bau, warna, dan cairan
f. Dalam waktu 24 jam atau sebelum ibu dipulangkan ke rumah berikan imunisasi
BCG, polio dan hepatitis B
4. Mencegah terjadinya trauma
a. Beri identitas yang jelas
- pasang segera setelah lahir alat pengenal
(tahan air, halus, tdk mudah sobek dan tdk
lepas)
- Informasi pada alat pengenal tdd nama ibu /
bayinya, tgl lahir, jenis kelamin, unit.
- Disetiap tempat tidur diberi identitas, dgn
mencantumkan nama, tgl lahir, no identitas
- sidik kaki bayi dan sidik jari ibu hrs dicetak di catatan
dokumentasi
- Diskusikan dgn ortu (ibu) ttg keamanan bayi

b. Pertahankan terhindar dari injury


- Hindari penggunaan termometer rectal
- Jangan meninggalkan bayi tanpa pengawasan dlm tempat tidur terbuka
- Jangan meletakan benda tajam dekat bayi
- Hati-hati saat menggendong bayi
- Usahakann kuku bayi pendek dan tidak tajam
- Awasi saat sibling berdekatan dengan bayi
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi
a. Kaji kekeuatan menghisap dan koordinasi menelan
b. Fasilitasi ibu untuk breast feeding sejak dini
c. Pastikan bayi mendapat nutrisi yg adekuat
d. Timbang BB tiap hari, dg waktu dan alat timbangan yg
sama
e. Ajarkan ibu untuk menghindari aspirasi, tepuk-tepuk scr
halus punggung bayi pada posisi vertikal (dipeluk pada
bahu) sampai bersendawa, baringkan pada posisi miring
Kebutuhan kalori : terutama untuk tumbuh kembang dan
metabolisme
Bayi usia s/d 1 tahun, kebutuhan basal 55 kkal/Kg BB/hari
Jika demam kenaikan suhu 1°C, kebutuhan meningkat 10%
Untuk aktifitas fisik 5-25 kkal/KgBB/hari
Jadi kebutuhan rata-rata bayi sampai usia 1 tahun sekitar 100-120
kkal/ KgBB/hari
Kebutuhan ini menurun 10 kkal/KgBB/hari, sampai usia 3 tahun
Selanjutnya kebutuhan rata-rata 50-100kkal/KgBB/hari, sampai
usia pubertas
Usia dewasa rata-rata 40-50 kkal/KgBB/hari
Pemberian ASI pada bayi baru lahir :
 ASI sedini mungkin, cadangan nutrisi bayi cukup bulan dpt sampai 4 hari pasca persalinan
 Hindari pengganti ASI, kecuali ada indikasi medis, ASI tdk keluar bayi prematur dsb
 Tdk diberi ASI bila ada indikasi, spt penyakit menular

Pemberian pengganti ASI (pasi) :


Berbagai produk formula, utk adaptasi maupun formula komplit. Komposisi mendekati
ASI kecuali dalam mineral dan imunoglobulin
Usia 0-6 bln : formula awal
Alergi protein susu sapi
Pada diare kronik : susu progestimil
Mal absorbsi lemak : SGM : skim – gula – minyak nabati
Bayi prematur : Enfalac, kalori 81 kakl/100 cc
Usia 6 bln s/d 1 thn: formula lanjutan, sudah bisa susu fullkrem yg dijual bebas. Gunakan
sendok takar yang tepat
Pemeriksaan bayi
Area
pengkajian
Cara
pemeriksaan
Temuan yg normal Penyimpangan/
kelainan
Kepala Palpasi dan Lahir pervaginam, Caput (+), Cepalo
observasi lonjong krn molding hematom,
(+), lahir leaks hidrocephalus,
bokong dgn sectio, mikrocepall
bundar, simitris,
ukurannya dalam
batas normal
Frontale anterior Palpasi, inspeksi Berbentuk datar, Menonjol, kecil
posterior lunak, bentuk hampir tertutup
diamon, lebar 2-3 cm atau melebar
akan mengecil pada
kelahiran molding,
posterior ukuran
segitiga, kecil,
hampir tertutup
wajah Palpasi dan Kecil, bundar, simetris Asimetris dan
inpeksi ada lapisan lemak dipipi distorsi

Mata Palpasi dan Kelopak mata odem, Elevasi, ptosis,


inpeksi tertutup, biru dan tdk ada epicantol fold, red
air mata, refleks (+), pupil refleks (-), pupil
simetris , bundar dan tdk simetris,
bereaksi thd cahaya, keluar cairan
kadang-kadang nistagmus purulen, sering
konvergen nistagmus,
divergen dan
unilateral
Mulut Palpasi dan Bibir, gusi dan Bibir sumbing,
inspeksi palatum utuh, palatum bercak
epitel berkilau, putih dan keju pada
sucking blister lidah, gusi atau
pada bibir , lidah membaran mukosa,
bergerak-gerak lidah besar atau
ditengah ukuran protruding
sesuai dgn mulut,
dpt terbuka scr
maksimal
Hidung Palpasi dan inspeksi Dalam garis tengah, Datar atau membiru,
dlm proporsi mata penempatan atau
dan mulut, septum konviburasi tdk biasa,
utuh, berada pada septum deviasi atau
garis tengah perforasi

Telinga Palpasi dan inspeksi Bentuk cartilago Datar, besar, keluar


baik, ukuran sesuai, atau menonjol,
bagian atas berada malformasi , letak
dalam satu garis dibawah garis mata,
depan mata obstruksi kanal
klavikula Palpasi dan Kuat, lembut, utuh Terdapat
inspeksi gumpalan atau
simpul,
pergerakan
ekstrimitas
menurun pada
satu sisi

Thoraks Palpasi dan Symetrik, prosesus Xp menonjol Asimetrik,


inspeksi (dapat terlihat lingkar dada sedikit funnel chest
lebih kecil dr lingkar kepala, dada
lebih pendek drpd abdomen, dinding
dada tipis dgn muskulature yg kecil,
tl iga sangat lembut, pernafasan
tenang dan dangkal, dada dan
abdomen bergerak bersama-sama

Suara Asukultasi Keras, bronkial, terdengar Suara nafas


nafas keseluruhan permukaan dada, suara menurun atau
keras dan kasar dibandingkan orang meningkat, atau
dewasa tdk ada
Suara jantung Auskultasi Kecepatan dan irama Murmur, aritmia
teratur, bunyi jantung I
dan ke II jelas dan bersih,
N ; 120-160x/menit, bila
nangis lebih cepat
Mamme Palpasi dan Symetrik,rata dgn nipple Kemerahan, keras
inspeksi menonjol, pembesaran pd sekitar nipple
hr ke dua dan ketiga tdk
selalu ada
Abdomen Observasi dan Symetrik, tdk ada massa, Distensi, ada
palpasi sedikit membuncit massa, asimetrik

Umbilikus Inspeksi dan Tdk ada penonjolan, tdk Umbilikal hernia,


palpasi ada infeksi, tali pusat putih kemerahan,
terang, lembab, kering tdk keluaran berbau
ada perdarahan ada perdarahan
Liver Palpasi tdk Teraba 2-3 cm bibawah Pembesaran
terlalu kuat margin kostal kanan
atau tinggi
Limpa Palpasi Daerah ujung dapat teraba Pembesaran
di quadran atas kiri
Ginjal Dpt palpasi stlh Mungkin teraba pada Pembesaran
4-6 jam batas umbilikus
kelahiran
Genital Inspeksi, palpasi Jelas Genital ganda, tdk
jelas
Jari-jari Inspeksi 5 utk tiap tangan dan kaki, Jumlah jari
ukuran dan bentuk yg kurang/lebih
tepat
Kaki Inspeksi Lurus atau deviasi Deformitas struktur
postural mudah utk
dikoreksi dgn tekanan yg
gentle
Kekuata Observasi, Posisi fleksi, kekuatan Lemah
n otot inspeksi baik
Tanda-tanda Mengukur dan Aksila : 36,5-37 Hipotermi/fever
vital : observasi Rectal : 36,5-
-Temperatur 37,2 Nafas cepat/apnoe
- pernafasan 40-60x/mnt Takikardi >160
- denyut nadi 120-160x/mnt Bradikardi < 120
Pengukuran Mengukur dgn 2700-4000 gr
-BB menggunakan alat 48-53 cm
-Panjang 33-37 cm
- lingkar kepala 31-35 cm
-Lingkar dada
Kulit, warna, Inpeksi dan Merah muda, Pucat, sianosis,
tekstur, rash dan palpasi menangis, ikterik, achymosis,
pigmentasi rangsangan yg hemangioma, nervus
sesuai, lembut, flameus
lanugo, verniks,
erithema,
Menangis Menangis kuat Mengerang, lemah
Ektremit Obs kemamapuan bergerak dr Ukuran, bentuk dan Ukuran dan
as ekstremitas, bandingkan pergerakan simetrik bentuk
ukuran bentuk, dan pergerakan abnormal,
pergerakan
terbatas

Posterior Inspeksi pada bayi posisi prone Lurus, fleksibel, utuh, Perubahan
tubuh Palpasi pd seluruh permukaan tdk ada massa kurva, spina
spinal belakang tubuh bifida, massa
colum Patent Anusnimpaferat
anus a
Anal fissures
Hips Cek adanya kongenital pd pinggul, Rata datar pd panjang
bayi posisi supine, dgn kaku fleksi kaki, lutut tinggi,
pd abdomen dan gerakan abduksi lipatan glutea, tdk ada
lateral kearah tempat tidur resisten atau
keterbatasan utk
abduksi
Genetalia Edema, labia Hematoma, lesi,
-Labia mayora menutupi labia menyatu
- vagina labia minora,
vernik dilipatan-
lipatan
Keluaran mukus
Genetalia pria Menempel pada Hipospadia
-Foreskin glands penis
- uretra Terbuka pada Epispadia
ujung penis
- testes Teraba ditiap Teraba pada
kantong saluran inguinalis,
tidak taba
Nadi femoral Palpasi Bilateral sama Tidak sama, tidak
teraba
Refleks-refleks pd bayi baru lahir
- BBL memiliki banyak refleks primitif, refleks ini
kelihatan dan menghilang menunjukan kematangan
dan keutuhan perkembangan sistim syaraf. Bila bayi
tidak ada refleks atau refleks terus menerus, merpk
indikasi adanya kelainan pada sistem syaraf pusat.
Refleks-refleks yg biasa ditemuka adalah :
1. Refleks moro (refleks kejut)
rangsangan mendadak yg menyebabkan lengan
terangkat kebawah/keatas dan relaksasi dgn lambat.
Refleks ini timbul sejak lahir dann hilang sekitar bayi
usia 3-4 bulan
2. Refleks menggenggam
ketika sebuah benda diletakan pd telapak tangan bayi
menyebabkan jari menggenggam benda tsb, respon yg
sama bila telapak kaki digores dekat ujung jari kaki
menyebabkan jari kaki menekuk

3. Refleks babinski (hiperekstensi jari kaki)


refleks ini terjadi ketika bagian lateral dari telapak
kaki bayi digores dari tumit keatas dan menyilang pd
kaki. Refleks ini akan menghilang setelah usia 1 tahun.
4. Refleks Rooting (menghisap)
Penghisapan secara kuat jari tangan atau isapan putting susu ketika
dimasukan kedalam mulut. Refleks menghisap ini dpt dilihat pada saat
pergerakan kepala, mulut dan lidah bayi kearah sentuhan disudut
mulut atau pipi. Bila pipi atau sudut mulut dgn pelan disentuh maka
bayi akan menoleh kearah sentuhan, mulutnya kan terbuka dan mulai
menghisap. Refleks akan hilang setelah usia 7 bulan
5. Refleks menelan
refleks menelan secara tepat cairan yg dimasukan kedalam mulut, hal
ini dpt diobservasi dgn mudah selama makan, tdk tersedak, batuk atau
muntah.
6. Refleks membengkok badan
ketika bayi tengkurap, goresan pada punggung mnyebabkan pelvis
membengkok kesamping. Respon ini akan berkurang setelah bayi
berusia 2-3 bulan.
DS= Bayi Ny.W lahir tanggal 7 November 2012 jam
08.24WIB masa gestasi 37 minggu status gestasi G3P2A0
bayi dilahirkan secara spontan dibantu oleh dokter tempat
melahirkan di RSUD BA, keadaaan compos mentis,
TTV=TD=-  78/42,  S=37 C, R=44x/menit, N=144x/menit
UK=37 minggu,penurunan lemak subcutan dalam kulit
BBL ® perbedaan suhu tubuh dalam perut ibu dan
lingkungan luar®adanya factor kondisi,radiasi dan
evaporasi® Resiko terjadi perubahan suhutubuh
 
Dx : Resiko Perubahan suhu tubuh: hipotermi/hypertermi
Wassalam
Memndikan bayi dan
perawatan tali pusat
Memandikan bayi adalah membersihkan bayi dgn air
bersih

Tujuan :
1. Membersihkan tubuh bayi, sisa lemak dan keringat
2. Menghilangkan bau
3. Mencegah infeksi kulit
4. Merangsang peredaran darah
5. Memberikan rasa segar dan nyaman
Persiapan alat :
- selimut bayi, handuk (2), pakaian bayi (baju,popok)
- bak mandi berisi air hangat (2)
- Meja bayi
- was lap (2)
- kapas cebok, bengkok
- sisir bayi, cotton bud
- sabun mandi, sampho
- termometer
- alkohol swab, kassa steril
- baby oil
- celemek
Persiapan klien
- bayi dibaringkan di atas meja bayi
- suhu bayi minimal 36,6°C
Pelaksanaan :
1. Jelaskan penyampaian tindakan kpd ibu bayi
2. Perawat memakai celemek dan cuci tangan
3. Menyiapkan perlengkapan :
- 2 handuk dibentangkan (1 utk membersihkan, 1 utk mengeringkan)
- selimut bayi dibuat segitiga, pakaian bayi dibentangkan di atas selimut

4. Bayi diletakan diatas handuk, ukur suhu melalui aksila, kemudian bersihkan verniks kaseosa dll dgn menggunakan baby oil
dan washlap lembab
5. Membersihkan telinga bayi dgn cuuon bud diputar searah
6. Bersihkan muka dari arah dalam keluar sampai telinga dgn waslap basah dan keringan dgn handuk, bersihkan mata dari arah
kantus keluar
7. Bagian kepala dibersihkan dgn waslap basah dan bila perlu memakai sampho /sabun dan bilas dengan air hangat. Pada saat
membersihkan kepala, lubang telinga ditutup dgn jari kelingking dgn ibu jari, shg air tdk bisa masuk ke lubang telinga
8. Baju dan popok dibuka, bila bayi BAB dibersihkan
9. Seluruh tubuh bayi dilap dgn waslap yg diberi sabun, kemudian bayi diangkat scr aman utk dibersihkan didalam bak air
hangat dan dibilas shg bersih, kemudian diangkat dan dikeringkan n handuk.
10. Perawatan tali pusat
caranya :
- kasa pembungkus tali pusat dibuka
- Bersihkan tali pusat dgn kasa steril mulai dari ujung
sampai pangkal dan daerah sekitarnya 2 cm
- Perhatikan keadaan tali pusat dan kulit sekitarnya
apa ada kemerahan, bau atau ada kotoran
- bila tali pusat terlepas sedikit, jangan dicoba
menariknya karena dapat terjadi perdarahan
 Bayi dipindahkan keatas selimut bayi yg telah tersedia
pakaiannya dan dipakaikan
 Membungkus bayi dgn selimut kemudian
ditempatkan di boks bayi atau didekatkan ke ibunya
 Rapikan alat-alat dan
 Cuci tangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Memandikan bayi dgn cermat jaga jangan sampai
kedinginan
2. Jika suhu <36,6 °C, sebaiknya bayi dihangatkan dulu
dgn dipeluk ibunya atau diberikan lampu pemanas
3. Hindari pemakaian minyak kayu putih, minyak telon
karena kulit bayi halus bisa alergi/iritasi
4. Hindari pemakaian gurita dgn bedong yg kuat bayi
cukup hangat
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir :
1. Persiapan alat
2. Menjelaskan tindakan yg akan dilakukan kpd bayi mengenai tujuan, hasil tindakan
3. Melakukan penimbangan bayi
4. Mengukur TTV
5. Mengukur lingkar kepala
6. Memeriksa kulit bayi
7. Memeriksa kepala bayi, bentuk kepala frontale, kondisi rambut
8. Memeriksa mata bayi
9. Memeriksa lubang hidung bayi dgn pen light
10. Memeriksa telinga dan liang
11. Memeriksa pernafasan dan denyut jantung
12. Memeriksa perut bayi, bentuk, palpasi, perkusi, serta kondisi tali pusat
13. Memeriksa genetalia dan rektum bayi
14. Memeriksa ekstremitas bayi
15. Memeriksa refleks bayi, sucking, rooting, babinski, moro
16. Mencatat hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai