Pengkajian :
24 jam pertama kehidupan bayi normal mengalami
perubahan perilaku dan fisiologi
Periode I : reaktifitas (30 menit pertama bayi lahir)
Bayi terjaga dengan mata terbuka, berespon terhadap
stimulus, mengisap dengan penuh semangat, dan
menangis. Pernafasan cepat, denyut jantung 180x/m,
bising usus aktif
Periode II : rekatifitas berlangsung 2 – 5 jam bayi baru
lahir
Bayi bangun dari tidur nyenyak, denyut jantung dan
pernafasan meningkat, refleks gag aktif, neonatus
mungkin mengeluarkan mekonium, urin dan refleks
menghisap.periode ini berakhir setelah lendir
pernafasan berkurang
Periode III : stabilitas 12 -24 jam
bayi mudah tidur dan terbangun, kulit berwarna
kemerahan dan hangat
Pengkajian periodik
Adalah pengkajian bayi setelah 24 jam pertama
kehidupan.
Gray : pengkajian peri natal ttg interaksi bayi dan
orang tua dilakukan 2-3 hari
Adapatasi Neonatal
1. Adaptasi respiratorik
2. Adaptasi kardiovaskuler
3. Adaptasi Neurologi : thermoregulasi
4. Adaptasi Hematologi
5. Adaptasi Gastrointestinal
6. Adaptasi sistem Hepatik
7. Adaptasi sistem perkemihan
8. Adaptasi sistem imun
9. Adaptasi psikososial
Adaptasi Respiratorik
Nafas pertama dimulai dengan urutan perubahan
kardiopulmoner :
1. Perubahan sirkulasi
2. Pengosongan paru-paru terhadap cairan
3. Penetapan karakteristik fungsi paru
Perkembangan paru :
- Paru-paru terus berkembang secara sistimatis
Pada kehamilan 24 minggu, kantong dalam alveolar paru
berkembang
- Pada usia 28 minggu sel-sel alveoli berubah menjadi type I
dan II. Type I memungkinkan terjadi pertukaran gas di
paru, sel type II untuk produksi surfaktan
- Usia 36 minggu, jumlah sel type II meningkat dan produksi
surfaktan meningkat.
Surfaktan berfungsi menurunkan tegangan permukaan
diantara alveoli dan mencegah terjadinya kolaps alveoli
Mekanisme pernafasan pertama neonatus:
1. Faktor Kimia
- Kemoreseptor di arteri karoted dan aorta berespon thd
perubahan kimia darah yang diakibatkan oleh hipoksia yang
terjadi pd kelahiran normal
- Penurunan kadar PO2 dan pH darah serta peningkatan kadar
PCO2 menyebabkan impuls dan reseptor ini menstimulasi pusat
pernafasan di medula
- Klem tali pusat akan membantu proses ini dgn menghentikan
aliran darah dari plasenta yg menghambat respirasi
- Stmulasi pusat pernafasan tdk terjadi jika terdapat hipoksia
yang berkepanjangan, justru akan menyebabkan depresi sistem
saraf pusat.
2. Faktor Thermal
- perubahan temperatur dari intra ke ekstra uterin merpk
stimulus yg penting dlm upaya bernafas
- Sensor pada kulit berespon thd perubahan suhu yg tiba-tiba
dgn mengirim impuls ke otak yg menstimulasi pusat pernafasan
3. Faktor Mekanikal
- Kompresi dada
Selama proses persalinan pervagina, jalan lahir yg sempit
menekan dada fetus. Sejumlah cairan paru didorong keluar
melalui hidung, mulut atau penghisapan saat kepala bayi keluar.
Saat dada terbebas dari tekanan, sejumlah udara masuk kedalam
paru-paru.
Stimulasi taktil setelah lahir ( pegangan perawat,
mengeringkan dan membungkus bayi), menstimulasi
sensor kulit.
Stimulasi suara dan cahaya, juga membantu dalam
upaya bernafas
Adaptasi Kardiovaskuler
4. Duktus Venosus :
- Selama kehidupan fetal, hati tdk dpt memfilter darah
- Duktus venossus mengalirkan drh setengah dr aliran drh dr vena umbilikal menjauhi lliver
dan langsung menuju inferior vena kava.
- Saat tali pusat diputus terjadi darah menngalir keduktus venosus, selanjutnya terjadi fibrosis
pada akhir minggu pertama kehidupan dinamakan Ligamentum Venosum.
Adaptasi Neurologi
Neonatus memiliki resiko kehilangan panas
/hipotermi krn :
- kulit tipis
- pemb darah mendekati permukaan
- lemak subkutan sedikit
- luas permukaan terhadap massa tubuh 3x lebih luas
dibandingkan dewasa
Metode kehilangan panas
1. Evaporasi
2. Konduksi
3. Konveksi
4. Radiasi
Untuk mempertahankan panas bayi cukkup bulan, bayi
akan mempertahankan posisi fleksi, vasokonstriksi
pembuluh darah di kulit
Efek stress dingin :
- peningkatan kebutuhan oksigen
- menurunnya produksi surfaktan
- Distress pernafasan
- Hipoglikemia
- Asidosis metabolik
- Jaundice
Hipertermi
- Peningkatan temperatur dpt menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen dan glukose
- Penyebab yg sering terjadi adalah akibat pemanasan
yg berlebihan, akibat peralatan dg pengaturan suhu yg
tdk baik (pemanas lampu, inkubator)
Adaptasi Hematologi
- Rata-rata volume darah neonatus sekitar 80 – 85 ml/Kg. plasenta berisi
kurang lebih 100 ml drh fetal.
Posisi bayi saat pemotongan tali pusat , dibawah level plasenta, hal ini dpat
meningkatkan vol darah.
Nilai lab darah Neonatus ;
Hb : 14 – 22 g/dl
Ht : 43 – 63%
Eritrosit : 4,2 – 6 juta/mm³
Retikulosit : 3 – 7 %
Lekosit : 5000 – 30 000 /mm³
Trombosit : 150 000 – 300 000/mm³
Volume darah : 85 cc/KgBB
Resiko kekurangan pembekuan darah :
Selama hari2 pertama kehidupan, bayi berisiko thd
def pembekuan darah disebabkan oleh kurangnya vit
K. Vit K disintesa di dalam intestin dgn bantuan
makanan dan flora. Saat lahir usus bayi dalam keadaan
steril sehingga tdk mampu memproduksi vit K, untuk
mengurangi resiko ini bayi diberi vit k
Adaptasi sistem Gastrointestinal
1. Lambung
kapasitas lambung 6 ml/KgBB dan berkembang s/d 90 ml dalam
kurun waktu bbrp kehidupan. Pengosongan lambung antara 2-4 jam.
Peristaltik meningkat sejalan dgn peningkatan asupan dan stimulasi
refleks gastrocolik yg distimulasi saat makan. Spincter kardia
relaksasi menyebabkan kecenderungan regurgitasi.
2. Intestine
Intestine neonatus lebih panjang scr proposional thd ukuran bayi,
proses absorbsi lebih lama. Kecenderungan utk kehilangan air dan
resiko diare. Udara masuk ke gastrointestinal segera setelah lahir,
bising usus terdengar pada jam pertama
3. Enzim pencernaan
Enzim pancreatic amilase kurang sampai 4-6 bln pertama stlh lahir. Amilase
blm diproduksi scr adekuat oleh kelenjar saliva sampai usia 3 bln. Defisiensi
pancreotik lipase, menyebabkan keterbatasan penyerapan lemak. Lipase ASI
lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. Protein dan laktase mrpk
diet susu bayi yg mudah dicerna.
4. Stools
Mekonium mrpk feses pertama yg diekskresikan dlm kurun waktu 12 jam
pertama dan 90% neonatus mengeluarkan mekonium dlm kurun waktu 48
jam. Kegagalan ekskresi mekonium stlh waktu tsb kecenderungan adanya
obstruksi. Jenis feses lainnya yg diekskresi adalah transisional stool, berwarna
coklat kehijauan, konsistensi lebih lunak dr mekonium, kombinasi
mekonium dan feses susu. Feses bayi yg minum ASI ekskresi dpt 10 x/hari dan
sekurang-kurangnya 4x/hari
Adaptasi sistem Hepatik
1. Glukosa darah
- disimpan dihati sejak 4-8 mg terakhir kehamilan sbg glikogen yg akan digunakan stlh
lahir terutama otak
- Nilai pd bayi cukup bln 40 – 60 mg/dl utk hr pertama dan setelahnya 50 - 90 mg/dl
2. Hiperbilirubinemia
a. Faktor2 penyebabnya :
1. Hemolisis eritrosis yg berlebihan
2. Masa hidup eritrosit yg pendek
3. Immaturitas hati
4. Kurangnya flora intestine
5. Trauma yg menyebabkan kebiruan
6. Minum yg tertunda
7. Asam lemak akibat stres dingin atau asphiksia
Physilogic jaundice
- muncul pd hr ke2 atau ke3 stlh lahir
- jaundicedimuka akan muncul saat kadar bilirubin mencapai 5-7 mg/dl, mid
abdomen 15 mg/dl, telapak kaki 20 mg/dl
- mempunyai efek anti oksidan dan dapat mencegah kerusakan membran dari
radikal bebas
Pathologic jaundice
- muncul pada hari pertama
- kadar bilirubin inderek diatas 2 mg/dl
- konsentrasi total bilirubin > 5mg/ dl per hari atau
> 12mg/dl. Pada bayi cukup bulan 10 – 14 ml/dl
- Peningkatan kadar bilirubin menetap 10 – 14 hari.
- Penyebab incompabilitas antara jenis darah ibu dan bayi, infeksi, penyakit
metabolik
Breast milk jaundice
Early onset Breast mikl jaundice
- Disebabkan kurangnya intake pada bayi menyusui, dimulai
hari ke 2-5 dan sampai hr ke 10 kadar puncak bilirubin 15 mg/dl.
- Bayi tampak ngantuk, hisapan tdk baik, tdk cukup intake
kolostrum
- Kelambatan ekskresi mekonium, mengandung bilirubin tinggi,
bilirubin dpt dikonjugasi oleh beta glucuronidase di intestine,
diabsorbsi dan kembali ke sirkulasi menuju hati utk dikonjugasi
kembali.
- Tidak adekuatnya isapan bayi akan mendepresi produksi ASI
dan bisa menjadi masalah dikemudian hari : intake kurang
True breast milk jaundice / late onset breast milk jaundice
- Jaundice terjadi 5-10 hari setelah lahir dan berakhir lebih sebulan
- kadar bilirubin dpt > 20 mg/dl
- penyebab pasti belum diketahui
- Subtansi dlm ASI dpt pregnandiol dan asam lemak bebas, dpt
mempengaruhi konjugasi dan beta glukuronidase dpt meningkatkan
dekonjugasi dan absorbsi bilirubin dari intestine
- Treatment : monitor kadar bilirubin, sekurang-kurangnya pemberian
makan 8-10 hari, jika kadar terlalu tinggi dilakukan phototerapi.
Penggantian sementara ASI dgn formula dpt menurunkan kadar
bilirubin scr cepat
- Walaupun kadar bilirubin tinggi dan lama, kejadian ancelopati tdk
biasa
Adaptasi sistem perkemihan
Ginjal mulai memproduksi urin pd usia kehamilan 12 mg
Ginjal menjadi sumber utama cairan amniotik pd usia pertengahan kehamilan, kegagalan
memproduksi urin meyebabkan oligohidramnion atau kurang cairan amniotik
Fungsi ginjal saat lahir masih imatur, shg kemampuan memfilter produk sisa di darah
menurun
Glukose dan protein dapat hilang pd usia 3 hr
Kristal urin dpt memberi warna pink pada urin (kadang diduga darah)
Ekskresi pertama terjadi dlm kurun waktu 24 jam pertama, 2-6x selama hari kedua
kemudian, sekurang-kurangnya satu kali setelah minum (6x perhari). Kegagalan utk miksi
dpt berhubungan dgn hipovolume karena tdk efektifnya intake cairan.
Distribusi air :
Total air tubuh : 78%
Air ekstraseluler : 44%
Air intraseluler : 34%
Adaptasi sistem Imun
Bayi cukup bulan menerima antibodi dr ibu selama trimester akhir
kehamilan. Ibu melanjutkan pemberian antibodi melalui ASI (pasif
imuniti). Immunoglobulin utama IgG, IgM, IgA masing-masing
memliki fungsi berbeda.
1. IgG, didapat dr plasenta slm trimester akhir kehamilan, ttp sebagian
besar ditransfer pd trimester III. Pada saat lahir IgG sama dengan ibu.
2. IgM, imunoglobulin I yg dihasilkan oleh tubuh. Proteksi thd bakteri
gram negatif. Sebagian kecil diproduksi saat 20 mg gestasi, scr cepat
diproduksi bbrp hari setelah lahir, IgM tdk dapt melalui plasenta
sebab molekul terlalu besar.
3. IgA tdk dapat mll plasenta, di dpt dr Kolostrum dan ASI, penting utk
proteksi sistem gastrointestinal dan pernafasan thd infeksi.
Adaptasi psikososial
1. Periode reaktivity
Selain perubahan fisik, bayi jg menunjukan perubahan perilaku bbrp jam stlah kelahiran. Observasi
perubahan perilaku dan status perilaku memberikan petunjuk thd kesejahteraan bayi dan adaptasi
kehidupan ekstra uterin.
Periode rektivity akan bergantian dgn periode tidur :
a. Periode reaktivity
b. Periode tidur atau inactivity
c. Periode kedua reactivity
2. Status behavioral
Enam gradasi status behavioral
a. Quiet sleep state
b. Active sleep state
c. Drowsy state
d. Quiet alert state
e. Active alert state
f. Crying state
Respon Behavioral
Kategori diukur dgn skala Brazelton melalui 27 item spesifik perilaku. Setiap item diskor pada skala 1-9
Sebagai contoh : bayi berespon thd ayunan, posisi bayi pd dada atau bahu penilai, respon akan
diukur pd skala 1-9
Skore 1 menunjukan penolakan dipeluk, menjauh, memukul, kaku. Pada skor 9 menunjukan relaks
dan menyusup dilengan, membalikan tubuhnya kepenilai. Informasi NBAS dpt dipergunakan
perawat sbg guide utk mengajarkan keluarga/ ortu ttg perilaku bayi mis pada bayi yg berfokus pd
bola merah dan tersenyum, ini mrpk tdk hanya refleks tetapi juga senyuman sosial.
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR
Pengkajian bayi baru lahir : prinsip
1. Mengikuti pendekatan sistematis, progressing dr non invasif, bersih ke
kotor dan head to toe
2. Antisipasi , pada dasar riwayat
3. Jangan membahayakan
4. Gunakan insting yg mungkin terjadi sesuatu yg salah
Petunjuk Umum:
5. Pertahankan tindakan pencegahan umum dan suhu lingkungan yg netral
6. Fokus pada ABC dan resusitasi jantung paru
7. Kaji kesemitrisan
8. Jika terlihat ketidak normalan eksternal, kaji seksama organ internal
9. Interpretasi temuan dan dokumentasi
Waktu pengkajian :
1. Menentukan kebutuhan utk resusitasi atau kestabilan BBL (indikasi rooming in)
2. 1-4 jam kelahiran, pengkajian thd kehidupan ekstra uterin
3. 24 jam s/d pindah ruangan
- pemeriksaan fisik lengkap
- status nutrisi dan kemampuan utk minum
- kemampuan mengorganisir status behavioral
Syarat perawatan gabung :
4. Nilai APGAR > 7
5. BBL >2000 gram
6. Refleks baik
7. Masa gestasi > 35 mgg
8. Frekuensi nafas 40 – 60x/mnt
9. Denyut jantung 100-140 x/mnt
10. Tidak ada kelainan kongenital
11. Suhu 36,5°C – 37,5 °C
Pengkajian thd faktor resiko :
1. Maternal : usia, riwayat kesehatan yll, sosial, perkembangan, riwayat pekerjaan
2. Obstetrik : parity, periode menstruasi yg lalu, mens saat ini, kondisi kehamilan
terakhir
3. Perinatal
- ante natal : info prenatal (kunjungan anc, pertambahan BB < 15Kg /> 35 Kg
- Maternal health ( jantung, DM dll)
4. Intrapartum ;
a. usia gestasi > 42 mg, < 34 mg
b. Lama dan karakteristik persalinan, persalinan lama, KPD 24 jam, CPD
c. Kondisi ibu : hipo/hipertensi, perdarahn, infeksi
d. Presentasi fetal ; bahu, melintang
e. Keadaan yg mengindikasi fetal distress ; HR < 120 atau > 160 x/menit
f. Penggunaan analgesia
g. Metode melahirkan : SC, Forcep, Vacum
Diagnosa Keperawatan :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas/d mukus yang
berlebihan, posisi yang tdk tepat
2. Resti thd perubahan temperatur b/d kontrol temp yg
immatur , perub lingkungan eksternal
3. Resti infeksi/inflamasi b/d kurangnya pertahanan
4. Perubahan nutrisi kurang dr kebutuhan (Resti) b/d
immaturasi, kurangnya pengetahuan parental
Tujuan :
1. Jalan nafas yang paten dipertahankan
2. Temperatur tubuh bayi tetap stabil
3. Kebutuhan Nutrisi adekuat
4. Injury tidak terjadi
Intervensi :
1. Mempertahankan jalan nafas : bersih/paten
a. saat kepala keluar, bersihkan mulut, hidung bayi dari cairan dan darah
b. Segera stlh lahir, bersihkan muka bayi dr lendir dan darah utk mencegah terhalangnya
jalan udara
c. suction mulut dan nasofaring ( ktk menghisap berhenti tiap 5 detik), hisap lagi beri
kesempatan utk reoksigenisasi
d. posisikan bayi miring kanan untuk mencegah aspirasi
e. Gunakan pakaian yg longgar
f. Observasi TTV dan gejala distress pernafasan
2. Mempertahan temperatur tubuh stabil
a. Keringkan kepala & tubuh neonatus
b. Selimuti bayi dg selimut dan bertopi yg tlh dihangatkan
c. Fasilitasi kontak dini dgn ibu
d. Letakan bayi pada suhu hangat dan kelembaban ruangan
antara 60%-65%( utk menurunkan evaporasi saat melahirkan)
e. Tempatkan boks bayi diluar garis jendela, fan atau AC
f. Hindari neonatus dr permukaan dingin, spt diding, gedung
atau jendela
g. Mandikan bayi sampai suhu stabil
h. Observasi tanda-tanda vital
3. Mencegah terjadinya infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan sudah merawat bayi
b. Gunakan sarung tangan jika kontak dgn sekret tubuh
c. Berikan profilaksis pada mata, tetrasiklin1%, eritromisin 0,5%, mencegah
klamedia, yg lazim dipakai adalah tetes mata (larutan perak/neosporin) segera stlah
bayi lahir
d. observasi mata keungkinan infeksi/inflamasi
e. Lakukan perawatan tali pusat :
- pertahankan tali pusat dlm keadaan terbuka agar terkena udara, ditutupi kain
kasa yang bersih dan longgar
- lipatlah popok dibawah tali pusat
- Jika tali pusat kena kotoran/ bersihkan dan keringkan
- kaji bau, warna, dan cairan
f. Dalam waktu 24 jam atau sebelum ibu dipulangkan ke rumah berikan imunisasi
BCG, polio dan hepatitis B
4. Mencegah terjadinya trauma
a. Beri identitas yang jelas
- pasang segera setelah lahir alat pengenal
(tahan air, halus, tdk mudah sobek dan tdk
lepas)
- Informasi pada alat pengenal tdd nama ibu /
bayinya, tgl lahir, jenis kelamin, unit.
- Disetiap tempat tidur diberi identitas, dgn
mencantumkan nama, tgl lahir, no identitas
- sidik kaki bayi dan sidik jari ibu hrs dicetak di catatan
dokumentasi
- Diskusikan dgn ortu (ibu) ttg keamanan bayi
Posterior Inspeksi pada bayi posisi prone Lurus, fleksibel, utuh, Perubahan
tubuh Palpasi pd seluruh permukaan tdk ada massa kurva, spina
spinal belakang tubuh bifida, massa
colum Patent Anusnimpaferat
anus a
Anal fissures
Hips Cek adanya kongenital pd pinggul, Rata datar pd panjang
bayi posisi supine, dgn kaku fleksi kaki, lutut tinggi,
pd abdomen dan gerakan abduksi lipatan glutea, tdk ada
lateral kearah tempat tidur resisten atau
keterbatasan utk
abduksi
Genetalia Edema, labia Hematoma, lesi,
-Labia mayora menutupi labia menyatu
- vagina labia minora,
vernik dilipatan-
lipatan
Keluaran mukus
Genetalia pria Menempel pada Hipospadia
-Foreskin glands penis
- uretra Terbuka pada Epispadia
ujung penis
- testes Teraba ditiap Teraba pada
kantong saluran inguinalis,
tidak taba
Nadi femoral Palpasi Bilateral sama Tidak sama, tidak
teraba
Refleks-refleks pd bayi baru lahir
- BBL memiliki banyak refleks primitif, refleks ini
kelihatan dan menghilang menunjukan kematangan
dan keutuhan perkembangan sistim syaraf. Bila bayi
tidak ada refleks atau refleks terus menerus, merpk
indikasi adanya kelainan pada sistem syaraf pusat.
Refleks-refleks yg biasa ditemuka adalah :
1. Refleks moro (refleks kejut)
rangsangan mendadak yg menyebabkan lengan
terangkat kebawah/keatas dan relaksasi dgn lambat.
Refleks ini timbul sejak lahir dann hilang sekitar bayi
usia 3-4 bulan
2. Refleks menggenggam
ketika sebuah benda diletakan pd telapak tangan bayi
menyebabkan jari menggenggam benda tsb, respon yg
sama bila telapak kaki digores dekat ujung jari kaki
menyebabkan jari kaki menekuk
Tujuan :
1. Membersihkan tubuh bayi, sisa lemak dan keringat
2. Menghilangkan bau
3. Mencegah infeksi kulit
4. Merangsang peredaran darah
5. Memberikan rasa segar dan nyaman
Persiapan alat :
- selimut bayi, handuk (2), pakaian bayi (baju,popok)
- bak mandi berisi air hangat (2)
- Meja bayi
- was lap (2)
- kapas cebok, bengkok
- sisir bayi, cotton bud
- sabun mandi, sampho
- termometer
- alkohol swab, kassa steril
- baby oil
- celemek
Persiapan klien
- bayi dibaringkan di atas meja bayi
- suhu bayi minimal 36,6°C
Pelaksanaan :
1. Jelaskan penyampaian tindakan kpd ibu bayi
2. Perawat memakai celemek dan cuci tangan
3. Menyiapkan perlengkapan :
- 2 handuk dibentangkan (1 utk membersihkan, 1 utk mengeringkan)
- selimut bayi dibuat segitiga, pakaian bayi dibentangkan di atas selimut
4. Bayi diletakan diatas handuk, ukur suhu melalui aksila, kemudian bersihkan verniks kaseosa dll dgn menggunakan baby oil
dan washlap lembab
5. Membersihkan telinga bayi dgn cuuon bud diputar searah
6. Bersihkan muka dari arah dalam keluar sampai telinga dgn waslap basah dan keringan dgn handuk, bersihkan mata dari arah
kantus keluar
7. Bagian kepala dibersihkan dgn waslap basah dan bila perlu memakai sampho /sabun dan bilas dengan air hangat. Pada saat
membersihkan kepala, lubang telinga ditutup dgn jari kelingking dgn ibu jari, shg air tdk bisa masuk ke lubang telinga
8. Baju dan popok dibuka, bila bayi BAB dibersihkan
9. Seluruh tubuh bayi dilap dgn waslap yg diberi sabun, kemudian bayi diangkat scr aman utk dibersihkan didalam bak air
hangat dan dibilas shg bersih, kemudian diangkat dan dikeringkan n handuk.
10. Perawatan tali pusat
caranya :
- kasa pembungkus tali pusat dibuka
- Bersihkan tali pusat dgn kasa steril mulai dari ujung
sampai pangkal dan daerah sekitarnya 2 cm
- Perhatikan keadaan tali pusat dan kulit sekitarnya
apa ada kemerahan, bau atau ada kotoran
- bila tali pusat terlepas sedikit, jangan dicoba
menariknya karena dapat terjadi perdarahan
Bayi dipindahkan keatas selimut bayi yg telah tersedia
pakaiannya dan dipakaikan
Membungkus bayi dgn selimut kemudian
ditempatkan di boks bayi atau didekatkan ke ibunya
Rapikan alat-alat dan
Cuci tangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Memandikan bayi dgn cermat jaga jangan sampai
kedinginan
2. Jika suhu <36,6 °C, sebaiknya bayi dihangatkan dulu
dgn dipeluk ibunya atau diberikan lampu pemanas
3. Hindari pemakaian minyak kayu putih, minyak telon
karena kulit bayi halus bisa alergi/iritasi
4. Hindari pemakaian gurita dgn bedong yg kuat bayi
cukup hangat
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir :
1. Persiapan alat
2. Menjelaskan tindakan yg akan dilakukan kpd bayi mengenai tujuan, hasil tindakan
3. Melakukan penimbangan bayi
4. Mengukur TTV
5. Mengukur lingkar kepala
6. Memeriksa kulit bayi
7. Memeriksa kepala bayi, bentuk kepala frontale, kondisi rambut
8. Memeriksa mata bayi
9. Memeriksa lubang hidung bayi dgn pen light
10. Memeriksa telinga dan liang
11. Memeriksa pernafasan dan denyut jantung
12. Memeriksa perut bayi, bentuk, palpasi, perkusi, serta kondisi tali pusat
13. Memeriksa genetalia dan rektum bayi
14. Memeriksa ekstremitas bayi
15. Memeriksa refleks bayi, sucking, rooting, babinski, moro
16. Mencatat hasil pemeriksaan