Tes Dan Non Tes 11-12
Tes Dan Non Tes 11-12
Evaluasi pembelajaran
INSTRUMEN dalam
Pendidikan
Skala Penilaian
(Rating Scale)
Pengertian Tes, Testing, Testee, Tester dan Tes
Hasil Belajar
• Tes : alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan- aturan yang sudah
ditentukan.
• Testing : saat pada waktu tes itu dilaksanakan.
• Testee : responden yang sedang mengerjakan tes (objek evaluasi)
• Tester : orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap
para responden (Subjek Evaluasi)
Tes Hasil Belajar : tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran
yang telah diberikan oleh guru kepada murid- muridnya, atau
oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu.
Ciri – Ciri Tes Yang Baik
Tulisan
B-S
Lisan
P-G
TES Perbuatan
Objektif
Menjodohkan
T. Kemampuan
T. Kecepatan Melengkapi
T. Kekuatan
Penempatan
Diagnostik
Formatif
Sumatif
Tes Uraian
• Tes uraian sering juga disebut bentuk subjektif
• Disebut tes uraian karena menuntut peserta didik untuk menguraikan
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
• Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit
diukur oleh bentuk objektif
Kelebihan Dan Kelemahan Tes Uraian
Kelebihan Tes Uraian:
– Pembuatan soal relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
– Karena jawabannya lebih rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat
dievaluasi.
– Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa.
Kelemahan wawancara:
• Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak menggunakan
waktu, tenaga dan biaya
• Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga data kurang
akurat
• Sering muncul sikap yang kurang baik dari peserta didik saat diwawancarai atau
overacting
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara
– Menggunakan bilangan untuk menunjukkan tingkat-tingkat dari objek sikap yang dinilai,
seperti: 1,2,3,4, dst.
– Menggunakan frekuensi terjadinya atau timbulnya sikap itu, seperti: selalu, sering kali,
kadang-kadang, pernah, dan tdk pernah.
– Menggunakan istilah-istilah yang bersifat kualittatif, seperti: bagus sekali, baik, sedang,
dan kurang.
– Menggunakan istilah-istilah yang menunjukkan status/kedudukan, seperti: sangat
rendah, di bawah rata-rata, di atas rata-rata, dan sangat tinggi.
– Menggunakan kode bilangan atau huruf, seperti: selalu (5), kadang-kadang (4), jarang
(3), jarang sekali (2), dan tdk pernah (1).
Beberapa Model Skala Sikap Yang Biasa Digunakan
• Likert
Yang paling populer ,labih mudah di susun dan dinilai;
Keuntungannya adalah:
1. menghasilkan skala yang lebih homogen
2. Memberikan hasil yang sama dengan thurstone
3. Memungkinkan subyek untuk menyatakan tingkat atau
intensitasnya
4. memungkinkan fariasi yang lebih besar.
• Diferensial Semantik , hal ini untuk meminta pada siswa menilai
objek secara dua kutub ; mis baik – buruk , manis-asam dsb.
• Thurstone; untuk menyatakan perasaan terhadap lembaga-lembaga
Daftar Cek (Check List)
• Deretan pernyataan, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
check list (√) di tempat yang sudah disediakan
Skala Penilaian(Rating Scale)
• Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan.
• Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada skala dengan jarak yang sama.
Contoh:
Kuesioner atau Angket
Kuesioner : sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden).
Langkah-langkah penyusunan angket:
– Menyusun kisi-kisi angket
– Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan, berstruktur atau tak
berstruktur.
– Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, sehingga memudahkan peserta
didik untuk menjawabnya.
– Jika angket sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba di lapangan sehingga dapat
diketahui kelemahan-kelemahannya.
– Angket yang sudah diuji cobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi, baik dilihat dari bahasa,
pertanyaannya maupun jawabannya
– Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun dan menyebarkan angket
• Sikap pertanyaan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, jelas, singkat,
tepat, dan sederhana mudah dimengerti oleh peserta didik
• Jangan membuat pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban
• Jangan menggunakan dua kata sangkal dalam satu kalimat pertanyaan
• Hindari pertanyaan berlaras dua
• Buatlah pertanyaan yang tepat sasaran
• Jika terdapat angket yang tidak diisi, maka harus membagikan lagi angket itu kepada
peserta didik yang lain sebanyak yang tidak menjawab
• Dalam menyebarkan angket, hendaknya dilampirkan surat pengantar angket
• Hendaknya jawaban tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit.
Insidental
Catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami
peserta didik secara perseorangan.
Contoh catatan tersebut berbunyi:
– Tanggal 23 februari 2008, Gita menangis sendiri di belakang sekolah
tanpa sebab
– Tanggal 05 maret 2008, Gita mengambil mistar teman sebangkunya dan
tidak mengembalikannya
Sosiometri
• Suatu prosedur untuk merangkum, menyusun, dan sampai batas tertentu dapat
mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman
sebayanya serta hubungan di antara mereka.