Anda di halaman 1dari 23

Cara Kerja dan Gaya

Percakapan
Nama Kelompok 3:
1. Yayah Lutfiyah 6. Ranti (181240036)
(181240006) 7. Lilis Mahmudatun
2. Tita Barkah (181240037)
(181240022)
8. Maptuhah (181240038)
3. Nadiya Anisah Fitri
9. Nurhasanah
(181240030)
(181240039)
4. Hayati Nufus
(181240031) 10. Mutiah
5. NurAzizah (181240035) (181240054)
Pengertian Cara Kerja
Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang
terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk
mendapatkan rancangan desain terbaik dari
sistem kerja. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini
digunakan untuk mengatur komponen-
komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia
dengan sifat dan kemampuan-kemampuannya,
bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta
lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga
dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang
tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan,
tenaga yang dipakai serta akibat- akibat psikologis
dan sosiologis yang ditimbulkannya. 
Lanjutan. . .

Percakapan merupakan salah satu kegiatan bahasa yang


melibatkan Partisipan. Dalam percakapan, proses komunikasi
terjadi apabila ada dua Partisipan, yaitu pembicara dan
pendengar. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa di dalam
percakapan terjadi pertukaran informasi antara pembicara dan
pendengar. Percakapan bukan hanya sekedar pertukaran
informasi. Oleh sebab itu, jika seseorang mengambil bagian di
dalam percakapan, maka mereka masuk ke dalam proses
percakapan tersebut sehingga cara dan tujuan mengenai isi
percakapan serta bagaimana informasi disampaikan
berpengaruh dalam penginterpretasian percakapan.
Menurut Para Ahli
Menurut Richardt dalam Antilan Purba (2002:93) percakapan
adalah interaksi oral dengan bertatap muka antara dua partisipan
atau lebih.
Sedangkan menurut Antilan Purba (2002:95) percakapan
adalah pertukaran pembicaraan yang diawali dan diinterpretasikan
berdasarkan kaidah-kaidah dan norma-norma kerja sama
percakapan yang diphami secara intuisi dan dibutuhkan secara
umum. Jadi, percakapan bukan hanya sekedar pertukaran
pembicaraan atau topik informasi semata tetapi, juga dibutuhkan
keahlian atau kecakapan tertentu agar percakapan
itu berjalan efektif.
Pengertian berbicara

 Menurut Nuraeni, berbicara adalah proses


penyampaian informasi dari pembicara kepada
pendengar dengan tujuan terjadi perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar
sebagai akibat dari informasi yang diterimanya. Dari
pengertian tersebut kita ketahui bahwa dalam kegiatan
berbicara ada beberapa unsur yaitu : komunikator
(pembicara), kamunikan (pendengar), pesan (informasi),
tujuan berbicara (perubahan  yang diinginkan).
Pengertian Guru
Dalam pengertian yang
sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan
pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak
mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi
bisa juga di masjid, di surau atau musholla
dan di rumah.
Cara Kerja Seorang Guru

Tugas dan Tanggung Jawab Guru


1.Guru harus menuntut murid-murid belajar.
2.Turut serta membina kurikulum sekolah.
3.Melakukan pembinaan terhadap diri siswa
(kepribadian, watak dan jasmaniah).
4.Memberikan bimbingan kepada murid.
5.Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan
belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan
belajar.
6.Menyelenggarakan penelitian.
Cara Kerja Seorang Guru
Cara Mengajar yang Baik kepada siswanya, sebagai berikut:
1. Jangan Berdiri Seperti Patung
2. Buat Mereka Merespon Perhatian
3. Lakukan Variasi
4. Berikan Perhatian
5. Maksimalkan Teknologi
6. Interaktif
7. Sesekali Belajar di Luar Kelas
8. Siapkan Materi dengan Animasi
9. Lebih Sabar dan Berikan Reward
10. Perhatikan Closing Mengajar
Teknik Percakapan yang Baik sebagai
Seorang Guru
Seorang guru menggunakan tuturan berwujud tindak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi. Hal itu dapat diperhatikan berikut ini:
a. Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur guru yang berisi
peryataan.
Contohnya:
Guru : Selamat pagi anak-anak?
Siswa : Pagi bu?
Guru : Kalian sehat dan sukses!
Siswa : Sehat dan sukses bu!
Guru : Andi! Pimpin do’a!
Andi : Siap bu!
Teknik Percakapan yang Baik sebagai Seorang
Guru
b. Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi ini merupakan tindak tutur yang
menyatakan dan memiliki maksud di balik tuturannya.
Contohnya:
Siswa : Bu, Anton tidak masuk!
Guru : Anton lagi!
Siswa : Arman juga bu!
Teknik Percakapan yang Baik sebagai Seorang
Guru
c. Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu
kepada lawan tutur dan memiliki dampak langsung kepada lawan tutur.
Contohnya:
Guru : Anak-anak, kita ulangan hari ini!
Siswa : Belum jelas bu, minggu depan saja!
Guru : Yang ingin ulangan minggu depan silakan keluar!
Siswa : Ya bu!
d. Tindak Tutur untuk Menyuruh
Contohnya:
Guru : Anton, coba ceritakan pengalamanmu waktu hari Minggu di rumah!
Siswa : Hari minggu ke sawah bu!
Guru : Lanjutkan!
Siswa : Sudah bu, hanya berhenti di sawah!
Teknik Percakapan yang Baik sebagai Seorang
Guru
e. Tindak Tutur untuk Memotivasi
Contohnya:
Guru : Rita, coba kamu ceritakan masalah puisi!
Siswa : Puisi adalah kata-kata bu!
Guru : Buat puisi bebas!
Siswa : Dibawa rini bu!
Guru : Ayo, kamu pasti bisa, jangan bergantung pada orang
lain!
f. Tindak Tutur untuk Mengklarifikasi
Contohnya:
Siswa : Bu, Anton tadi dipanggil kepala sekolah! Guru : Rita
ndak ikut!
Siswa : Hanya ketua kelas bu
Guru : Oooo..mari kita mulai pelajarannya
Teknik Percakapan yang Baik sebagai Seorang
Guru
g. Tindak Tutur untuk Menegaskan
Contohnya:
Siswa : Bu Yuli, kapan kita tampil main drama bu!
Guru : Bergantung bapak kepala sekolah!
Siswa : Hlo kok kepala sekolah bu?
Guru : Yang punya kebijakan beliau
h. Tindak Tutur untuk Mengibur
Contohnya:
Guru :Ari, coba jelaskan pantun!
Siswa : Pantun bu?
Guru : Ya, pantun…?
Siswa : Pantun ya bu…?
Guru : Ari…Ari…
Teknik Percakapan yang Baik sebagai Seorang
Guru
i. Tindak Tutur untuk Menyimpulkan
Contohnya:
Siswa: Sudah bel bu?
Guru : Selesaikan dulu!
Siswa: Nggak untuk PR bu?
Guru : Kalau masih banyak, selesaikan di rumah, Kalian harus
dapat mengambil hikmah dari pembelajaran kita hari ini. Jangan
lupa, kerjakan latihanlatihan untuk pengayaan. Andi pimpin
doa!
Siswa : Siap bu!
Implikatur Percakapan
Kata implikatur “implicature” berasal dari kata kerja to
imply, Sedangkan kata bendanya adalah implication.
Implikatur adalah makna tersirat (implied meaning) atau
pesan yang tersirat dalam ungkapan lisan atau wacana
tulis. Kata lain implikatur adalah ungkapan secara tidak
langsung, yakni makna ungkapan tidak tercermin dalam
kosakata secara literal. Pertama kali, konsep implikatur
dikenalkan oleh H. P Grice (1975) untuk memecahkan
persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan
oleh teori semantik biasa.
Grice (dalam Rustono, 1999: 83) membedakan tiga macam
implikatur yaitu implikatur konvensional, non konvensional dan
pranggapan.

Menurut Levinson (dalam Rani dkk, 2006:173), implikatur


percakapan merupakan konsep yang cukup penting dalam
pragmatik, karena empat hal, yaitu:
(1) konsep implikatur memungkinkan penjelasan fakta-fakta
kebahasaan yang tidak terjangkau oleh teori linguistik,
(2) konsep implikatur memberikan penjelasan tentang makna
yang berbeda dengan yang dikatan secara lahiriah,
(3) konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan
deskripsi semantik, dan
(4) konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa
secara tepat.
Gaya Percakapan
Gaya berkomunikasi seseorang adalah cerminan
kepribadian mereka. Jika kita adalah orang yang percaya
diri, biasanya kita mampu berkomunikasi dengan suara
yang lebih lantang dan lebih antusias. Pada orang yang
berhati-hati atau sering gugup, mereka akan
menggunakan suara yang lebih tenang dan
berkomunikasi dengan lebih lembut. Dengan kita
mengetahui kepribadian orang-orang yang berhubungan
dengankita, maka kita pun akan lebih mudah mengelola
cara berinteraksi kita dengan mereka.
Misalnya, jika kita akan berbicara dengan
seseorang yang suaranya lebih tenang
atau pelan, maka sebaiknya kita memilih
untuk berkomunikasi di lingkungan yang
tidak terlalu bising , sehingga kita dapat
mendengar dengan lebih mudah. Selain
itu, lokasi dengan sedikit gangguan visual
juga akan memastikan kita dapat
memberikan perhatian dengan lebih baik
ke lawan bicara kita tersebut, sehingga
lebih mudah berkomunikasi dengan
mereka.
Kenali dulu gaya komunikasi yang akan kita
gunakan. Kita bisa meminta bantuan dari ahli
rehabilitasi pendengaran, teman, dan anggota
keluarga jika kita belum mengetahui caranya.
Ada tiga gaya percakapan yang cenderung kita
gunakan: pasif, agresif dan asertif.
1. Pembicara Pasif
Mereka lebih cenderung ingin menghindari interaksi,
karena merasa tidak bisa mempertahankan percakapan.
Apabila mereka tetap harus terlibat dalam sebuah diskusi,
mereka pun lebih cenderung diam atau pasif di sepanjang
percakapan, atau hanya memberikan sedikit saja kontribusi.
Mereka masih belajar untuk bisa membaca pesan secara
lisan, dan juga masih membutuhkan waktu untuk
memproses sebuah pertanyaan. Jika kita pembicara pasif,
sebagai tips, pilihlah lawan bicara yang bisa mendukung
upaya kita dalam mendengar, dan mengerti tentang kita,
seperti dapat memberi kita waktu untuk memproses
pertanyaan, instruksi dan memahami sebuah cerita yang
detail,sehingga bisa membangun kepercayaan diri kita..
2. Pembicara Agresif
Pembicara Agresif, mereka ini biasanya ingin
mendominasi sebuah percakapan, dan sedapat mungkin
mengontrol semua proses pertukaran informasi. Lawan
bicara mungkin akan merasa bahwa mereka kerap
menghindari masalah dalam berkomunikasi, dan sangat
agresif dalam berdiskusi. Hal ini sering terjadi dikarenakan
kekhawatiran mereka karena tidak bisa mendengar atau
memahami informasi seperti pertanyaan atau cerita yang
diberikan. Karenanya, mereka berpikir bahwa lebih mudah
bagi mereka untuk mengendalikan percakapan daripada
meminta pasangan berkomunikasi lebih aktif, sehingga
dikhawatirkan lawan bicara menganggap Anda
mengabaikan pertanyaan mereka, atau melewatkan inti
dari cerita mereka.
3. Pembicara Asertif
Komunikasi Asertif adalah gaya komunikasi
saat individu secara jelas menyatakan pendapat
dan perasaan mereka untuk memenuhi kebutuhan
dan hak-hak mereka tanpa melanggar hak asasi
orang lain. Tujuan dari komunikasi asertif adalah
untuk mendapatkan dan memberikan rasa
hormat, fair play, dan membuka ruang untuk
kompromi ketika hak-hak dan kebutuhannya
menemui konflik dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai