Anda di halaman 1dari 31

Terapi Psikodinamika

(bahan tutorial)
Meiti Subardhini
Rini Hartini Rinda
Teknik2 utama dalam psikoanalisis
Teknik Deskripsi
Asosiasi bebas Klien mencoba mengatakan apa pun yang
muncul dalam pikirannya tanpa
menyensornya
Analisis mimpi Berdasarkan asumsi bahwa pertahanan
diri melemah dalam keadaan tidur, makna
simbolik isi mimpi memberikan petunjuk
mengenai konflik yg ditekan
Analisis resistensi Analisis menunjukkan alasan resistensi
klien
Interpretasi Analisis menunjukkan kepada klien makna
sebenarnya beberapa perilakunya
Analisis transferensi Dengan tetap menjadi figur yg tidak jelas,
analisis mendorong klien memberikan
respons kepadanya seperti cara klien
merespons orang orang yang penting
dalam hdupnya terutama orang tuanya
Cuplikan dari satu sesi Psikoanalisis
• Klien : ( seorang pria eksekutif bisnis berusia
50 thn ) saya benar benar merasa tidak ingin
bicara hari ini
• Terapis : ( tetap diam selama beberapa saat,
kemudian) mungkin anda ingin menyampaikan
mengapa anda merasa tidak ingin bicara
Samb.
• Klien : anda mulai lagi, menuntut sy, memaksa saya
melakukan sesuatu yang tidak ingin saya lakukan
(diam sesaat) apakah sy harus selalu bicara disini
pada saat sy tidak ingin ( nada suaranya naik dan
marah) bisakah anda pergi dari belakang sy, anda
tidak peduli dengan perasaan sy bukan ...?
• Terapis : mengapa anda merasa sy tidak peduli .. ??
• Klien : karena anda selalu memaksa sy untuk
melakukan sesuatu yg saya rasa tidak bisa
Analisis
• Kekecewaan ttg waktu terapi/sesi
• Pengalaman masa lalu yg berakibat pada kegagalan
di masa sekarang
• Ekspresi kemarahan terhadap tekanan yang dia alami
• Pelampiasan rasa marah ... Sesungguhnya bkn pada
terapis
• Terapis membantu klien mengevaluasi ulang
ketakutan di masa lalu, mengurangi tekanan dan
mencoba memahami perasaanya
Analisis mimpi
• Beranggapan dalam tidur pertahanan ego melemah,
memberi kesempatan kepada berbagai hal dalam
kondisi normal ditekan untuk memasuki kesadaran
orang yang tidur
• Karena hal itu bersifat mengancam biasanya mrk tidak
memasuki kesadaran dalam wujud sebenarnya namun
mimpi berlangsung dengan isi yg sangat simbolik
• Contoh : seorang wanita yg khawatir dengan
pendekatan seksual agresif para pria dapat bermimpi
org melempar tombak padanya (simbol phalic)
Analisis resistensi

• Resistensi berati penolakan, analisis


resistensi ditujukan untuk menyadarkan
klien terhadap alasan-alasan terjadinya
penolakannya (resistensi).
• Terapis meminta perhatian klien untuk
menafsirkan resistensi yang terjadi pada
klien
• Menurut teori konseling psikoanalisis, resistensi atau penolakan
diartikan sebagai keengganan individu untuk membawa materi tak
sadar yang mengancam dirinya yang telah didesak atau dipungkiri
sebelumnya ke dalam kesadaran. Penolakan merupakan upaya
untuk mempertahankan diri terhadap kecemasan yang tinggi, yang
ditakuti klien apabila materi tak sadar itu terungkapkan.

Resisten menunjuk pada segala idea, sikap, perasaan, atau tindakan,


yang memelihara status quo, yang menghalangi kemajuan proses
teurapeutik dan mencegah klien dari pengungkapan material yang
tidak disadari. Sasaran dari penerapan interpretasi atas resisten
adalah membantu kklien menyadari alasan-alasan resistensi yang
terjadi pada klien sehingga klien mampu menghadapinya.
• Resistensi dimaknai sebagai penolakan atau hambatan yang
melawan kelangsungan proses teurapeutik, dimana klien
berusaha untuk menunjukkan perilaku ketidaksediaan untuk
masuk dalam pemikiran, perasaan-perasaan, dan
pengalaman-pengalaman tertentu.
• Kemunculan perilaku ini pada diri klien merupakan bentuk
pertahanan diri dari rasa cemas yang mendalam, dimana
klien berusaha untuk menyembunyikan rasa cemas tersebut
dengan cara berusaha untuk menghindar dari upaya yang
dilakukan oleh terapis yang mengarahkan klien masuk dalam
wilayah psikologis yang menjadi sumber kecemasannya.
• Analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien
terhadap alasan-alasan terjadinya resistensi pada dirinya.
• Terapis meminta perhatian klien untuk menafsirkan
resistensi tersebut. Terapis harus berusaha untuk
mengarahkan klien dengan melakukan dialog dari hati ke
hati agar klien dapat keluar dari situasi yang dijadikan
sebagai “tameng” untuk masuk dalam persoalan yang
sedang dihadapinya. Untuk melakukan hal ini, seorang
terapis menggunakan cara yang lemah lembut. Terapis
tidak boleh mengecam atau memberikan label negatif
terhadap perilaku yang menunjukkan resistensi tersebut.
Interpretasi
• Interpretasi, yaitu mengungkap apa yang
terkandung di balik apa yang dikatakan klien,
baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi,
dan transferensi klien. Konselor menetapkan,
menjelaskan dan bahkan mengajar klien
tentang makna perilaku yang
termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resitensi dan transferensi.
Analisis Transferensi
Mengacu respon klien kepada terapis yg tidak
berkaitan dengan hubungan klien-terapis
namun lebih merupakan refleksi berbagai
sikap dan cara berperilaku terhadap org yang
penting di masa lalunya (masa lalu klien).
• Pengalihan (transference) merupakan konsep dasar
dalam pendekatan psikoanalisis. Pengalihan mengarah
pada pergeseran arah yang tidak disadari kepada terapis
dari orang-orang tertentu dalam masa silam klien.
• Dengan kata lain, secara tidak sadar klien
memperlakukan dan menganggap terapis sebagai orang
tersebut. Dengan menghayati kembali pengalaman masa
lampau melalui pengalihan itu, klien memperoleh
wawasan mengenai bagaimana masa lampau
merusakkan fungsi-fungsi perilakunya pada masa kini.
• Transferensi bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu. Dalam
hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali
pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta,
kebencian, kemarahan, kecemasan yang oleh klien di bawa ke
masa sekarang dan dilemparkan ke Terapis.

• Biasanya klien bisa membenci atau mencintai Terapis. Terapis


mengusahakan agar klien mengembangkan transferensi-nya agar
terungkap neurosisnya, terutama pada usia selama lima tahun
pertama dalam hidupnya. Terapis menggunakan sifat-sifat netral,
objektif, anonim, dan pasif agar terungkap transferensi tersebut.
• Transferensi pada tahap yang paling kritis
berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada
klien. Efek lain yang mungkin, ada dua, yaitu positif dan
negatif.
• Positif, saat klien secara terbuka mentransferkan
perasaan-perasaannya sehingga menyebabkan kelekatan,
ketergantungan, bahkan cinta kepada Terapis.
• Negatif, saat kebencian, ketidaksabaran, dan kadang-
kadang perlawanan yang keras terhadap terapis, dan ini
dapat berefek fatal terhadap proses terapi.
• Sasaran yang hendak dicapai dari penerapan
analisis transferen adalah membantu klien
mencapai peningkatan kesadaran dan
perubahan kepribadian.
• Melalui pengamatan dan analisis yg hati hati
terhadap sikap yg di transfer tsb, terapis dapat
mengetahui berbagai konflik masa lalu yg
ditekan.
• Terapis mencermati perkembangan
transferensi yg mereka ciptakan dengan
harapan konflik penting yg selama ini ditekan
muncul ke permukaan
ASOSIASI BEBAS
Meiti Subardhini,
Poltekesos Bandung
meiti.subardhini@gmail.com
Pendahuluan
Bertumpu pada anggapan bahwa pengalaman-
pengalaman traumatik (pengalaman yang
menyakitkan) yang dimiliki klien, dapat diungkapkan
dalam keadaan sadar.

Klien diminta untuk mengemukakan secara bebas


hal-hal apa saja yang terlintas dalam pikirannya saat
itu.

Metode asosiasi bebas merupakan suatu


metode pemanggilan kembali pengalaman-
pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-
emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi
traumatik dimasa lalu.
• Asosiasi bebas, yaitu mengupayakan klien untuk
menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam
pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga
klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya.
• Klien diminta mengutarakan apa saja yang terlintas dalam
pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien
mengungkapkan pengalaman masa lalu dan
menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan
pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut juga
katarsis.
DASAR :
PENDEKATAN PSIKOANALISA

a. Mengungkapkan konflik-konflik yang


,
dianggap mendasari munculnya
ketakutan yang ekstrim dan reaksi
menghindar yang menjadi karakteristik
gangguan.
Tujuan
b. Membentuk kembali struktur karakter
individu dengan membantu klien sadar
akan hal yang selama ini tidak
disadarinya
Fasilitasi

1.Ruangan e. Pencahayaan
(lighting)
a. Privacy redup
b. Ventilasi f. Lantunan
cukup musik kurang
memadai dari 60 db
(bisa musik
c. Sofa yang
klasik, mozart,
nyaman bethoven,
d. Bebas dari degung,dll)
kebisingan g. Ruangan
(polusi) kosong
h. Aroma terapi
2. Setting

Klien berbaring di atas sofa yang nyaman, sambil memejamkan


mata dan rileks

Terapis berada di belakang klien, agar tidak mengalihkan perhatian


klien ketika berbicara atau pada saat asosiasi-asosiasinya mengalir
dengan jelas.

Catat kata-kata kunci untuk dianalisa, sehingga terbukalah jalan


menuju permasalahan yang sebenarnya yang digali dari alam
bawah sadar klien
Lanjutkan dengan relaksasi
Prosedur
1. Pengkondisian
a. Jelaskan maksud dan tujuan terapi
b. Jelaskan proses terapi yang akan dilakukan/dialami
2. Atur Posisi
3. Minta klien untuk berkonsentrasi tentang proses yang
akan dilalui selama terapi
4. Lakukan wawancara awal
5. Berikan sebuah kata dan minta klien menjawab dengan
kata pertama yang muncul di dalam pikirannya
6. Klien diminta berbicara sebebas-bebasnya mengenai hal
apa saja yang terlintas dalam pikirannya saat itu –
membiarkan klien berbicara tanpa diarahkan
Samb.

7. Terapis berada di belakang klien, agar tidak mengalihkan


perhatian klien ketika berbicara atau pada saat asosiasi-
asosiasinya mengalir dengan jelas.
8. Peranan terapis pada teknik ini bersifat pasif, terapis duduk,
mendengarkan, kadang-kadang terapis membantu klien
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan apablia klien
kehabisan kata-kata
9. Catat kata-kata kunci untuk dianalisa, sehingga terbukalah
jalan menuju permasalahan yang sebenarnya yang digali dari
alam bawah sadar klien
10. Ketika teknik ini diterapkan, terapis tidak perlu melakukan
interupsi bila klien sedang berbicara
11. Relaksasi
12. Tetapkan waktu pertemuan berikutnya

Case History
• Adalah : percakapan profesional antara klien dengan
terapis dimana klien mengungkapkan masalah yang
dihadapinya misalnya :gejala ketakutan atau perasaannya
kepada terapis sehingga masalah yang nyata atau dicurigai
dan sikap mental terhadapnya dapat ditentukan
• Catatan informasi yang berkaitan dengan kondisi psikologis
atau medis seseorang, yang digunakan sebagai bantuan
untuk diagnosis dan pengobatan.
• Riwayat kasus biasanya berisi hasil tes, wawancara, evaluasi
profesional, dan data sosiologis, pekerjaan, dan
pendidikan. Juga disebut riwayat klien/ pasien.
• A case history basically refers to a file containing relevant
information pertaining to an individual client or
group. Case histories are maintained by a broad range of
professional organizations including those in the fields of
psychiatry, psychology, healthcare, and social work.
• (Riwayat kasus pada dasarnya mengacu pada file yang
berisi informasi relevan yang berkaitan dengan klien atau
grup individu. Sejarah kasus dikelola oleh berbagai
organisasi profesional termasuk yang bergerak di bidang
psikiatri, psikologi, perawatan kesehatan, dan pekerja
sosial).
Tujuan
• Untuk mengetahui apakah klien memiliki
kondisi yg umum atau khas/ khusus yang dpt
mengubah jaannya terapi/penyembuhan
• Riwayat masalah sebelumnya yang
komprehensif harus dicatat sebagai tambahan
deskripsi gejala klien dengan melibatkan
perasaan ( apa yang dirasakan) harus dicatat
• Sehingga diagnosis yang logis untuk keluhan
utama klien dapat tergambarkan dan
memudahkan untuk membuat rencana
pelayanan/ intervensi yang sesuai.
Prosedur
• Tuliskan detail tentang masalah dan gejala terkait
dalam urutan kronologis, karena ini akan membantu
kejelasan tulisan Anda.
• Identifikasi gejala psikologis/ sosial/ psikiatri yang
umum
• Beri komentar tentang dampak masalah pada
kehidupan klien
• Perhatikan detail pelayanan/ perawatan
sebelumnya. ...
• Integrasikan masalah saat ini dan masalah lainnya.
Selamat Berpaktik

Anda mungkin juga menyukai