Anda di halaman 1dari 57

Morfologi Pertemuan 2

Tumbuhan

Ayu Saka Laksmita W


Pendahuluan

Morfologi : bentuk dan susunan


tubuh tumbuhan
Anatomi : morfologi dalam
Kormus : tubuh tumbuhan yang hanya di
miliki oleh Pteridophyta dan Spermatophyta

Tiga bagian pokok :


1. Akar (radix)
2. Batang (caulis)
3. Daun (folium)
1. DAUN (FOLIUM)

Ujung Daun (Apex Folii)


Runcing (acutus)
Meruncing (acuminatus)
Tumpul (obtusus)
Membulat (rotundatus)
Rompang (truncatus)
Terbelah (retusus)
Berduri (mucronatus)
Runcing (Acutus)
Kedua tepi daun di
kanan kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit
menuju ke atas dan
pertemuannya pada
puncak daun
membentuk suatu
sudut lancip.
Meruncing (Acuminatus)

Titik pertemuan
kedua tepi
daunnya jauh
lebih tinggi dari
dugaan, hingga
ujung daun
nampak sempit
panjang dan
runcing.
Tumpul (Obtusus)
Tepi daun yang semula
masih agak jauh dari
ibu tulang, cepat
menuju ke suatu titik
pertemuan, hingga
terbentuk sudut yang
tumpul (> 90o)
Membulat

(Rotundatus)

Ujung daun
tidak
membentuk
sudut,
merupakan
semacam
busur.
Rompang
(Truncatus)
Ujung daun
tampak
sebagai garis
yang rata.
Terbelah (Retusus)
Ujung daun
memperlihatkan suatu
lekukan, kadang-
kadang amat jelas.
Berduri
(Mucronatus)
Ujung daun
ditutup dengan
suatu bagian
yang runcing
keras,
merupakan suatu
duri.
Pangkal Daun (Basis folii)
a. Runcing (acutus)
b.Meruncing (acuminatus)
c. Tumpul (obtusus)
d.Membulat (rotundatus)
e. Rompang atau rata
(truncatus)
f. Berlekuk (emarginatus)
Susunan Tulang-tulang Daun

Fungsi tulang-tulang daun :


 Memberi kekuatan pada daun
 sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat
Susunan Tulang-tulang Daun
(Nervatio atau Venatio)
Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan
menjadi 3 macam :
1. Ibu tulang (costa); tulang daun yang terbesar,
merupakan terusan tangkai daun, dan terdapat di
tengah-tengah membujur dan membelah daun.
2. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis); tulang-
tulang yang lebih kecil daripada ibu tulang dan
berpangkal pada ibu tulang.
3. Urat-urat daun (vena); tulang-tulang cabang pula,
kecil dan lebut membentuk susunan seperti jala.
Urat
Tulang daun
cabang
tingkat 1

Ibu tulang

Tulang cabang
tingkat 2
Macam-macam Susunan Tulang Daun
Daun-daun yang bertulang menyirip
(penninervis)
Daun-daun yang bertulang menjari
(palminervis)
Daun-daun yang bertulang melengkung
(cervinervis)
Daun-daun yang bertulang sejajar atau
bertulang lurus (rectinervis)
 Tulang daun menyirip (penninervis)

 Tulang daun menjari (palminervis)


 Tulang daun melengkung (cervinervis)

 Tulang daun sejajar (rectinervis)


Tepi Daun (Margo folii)
Tepi daun secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua
macam :
1. Rata (integer)
2. Yang bertoreh (divisus)
Tepi daun dengan toreh :

 Bertepi rata
 Bergerigi (serratus)
 Bergerigi ganda (biserratus)
 Bergigi (dentatus)
 Berombak (repandus)
Letak toreh bergantung pada susunan tulang, dapat dibedakan:

1) Berlekuk menyirip (pinnatilobus)


2) Bercangap menyirip (pinnatifidus)
3) Berbagi menyirip (pinatipartitus)
4) Berlekuk menjari (palmatilobus)
5) Bercangap menjari (palmatifidus)
6) Berbagi menjari (palmatipartitus)
Daging Daun (Intervenium)
 adalah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun.
 Zat-zat yang diambil dari luar akan diubah sesuai dengan
keperluan kehidupan tumbuhan.
 Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada
tebal tipisnya daging daunnya.
Tipe Daun
a. Tipis seperti selaput (membranaceus)
b. Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus)
c. Tipis lunak (herbaceus)
d. Seperti kulit/belulang (coriaceus)
e. Berdaging (carnosus)
Warna Daun
Merah Hijau kekuningan

Acalypha wilkesiana Corchorus capsularis


Hijau bercampur Hijau tua, misalnya
atau tertutup warna
merah

Colophyllum inophyllum

Codiaeum variegatum
Permukaan Daun
 Licin (laevis)
 Gundul (glaber)
 Kasap (scaber)
 Berkerut (rugosus)
 Berbingkul-bingkul (bullatus)
 Berbulu (pilosus)
 Berbulu halus dan rapat (villosus)
 Berbulu kasar (hispidus)
 Bersisik (lepidus)
2.Batang (caulis)
Sifat-sifat batang :
 Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Selalu bersifat aktinomorf ( dapat dengan
sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup
 Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-
buku, dan pada nodus terdapat daun
 Tumbuhnya biasanya ke atas menuju cahaya atau matahari
( fototrop atau heliotrop)
 Selalu bertambah panjang di ujungnya
 Mengadakan percabangan
 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali umurnya pendek ,
misalnya rumput dan batang masih muda
Tumbuhan yang tidak berbatang
( Planta acaulis)
 Batang amat pendek, sehingga semua daunnya
seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain merupakan roset
(rosula)
Misalnya : lobak (Raphanus sativus) , sawi
(Brassica juncea)
Tumbuhan yang jelas berbatang
Jenis batang :
 Batang basah (herbaceus)

batang lunak dan berair, misal : bayam


(Amaranthus spinosus) , krokot (Portulaca
oleracea)
 Batang berkayu (lignosus)
batang yang biasa keras dan kuat, sebagian besar
terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon-pohon
(arbores) dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
Contoh pohon :mangga ( Mangifera indica), semak :
sidaguri (Sida rhombifolia)
 Batang rumput (calmus)
batang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata
dan seringkali berongga.
misalnya : padi (Oryza sativa) dan rumput
(Gramineae)
 Batang mendong (calamus)
seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas
yang lebih panjang
misal : mendong (Fimbristylis globulosa) , wlingi
(Scirpus grassus) dan (Cyperaceae)
Bentuk batang
 Bulat (teres)
misalnya : Bambu (Bambusa sp), kelapa (Cocos
nucifera)
 Bersegi (angularis)
a. bangun segitiga (triangularis) misal : batang teki
(Cyperus rotundus)
b. Segiempat (quadrangularis) misal : batang
markisah (Passiflora quadrangularis)
 Pipih

a. Filokladia (phylocladium)
contoh : jakang (Muehlenbeckia platyclada)
b. Kladodia (cladodium)
contoh : sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris)
Permukaan batang
 Licin(laevis)
contoh : batang jagung (Zea mays)
 Berusuk (costatus)

contoh : iler (Coleus scutellarioides)


 Beralur (sulcatus)

contoh : Cereus peruvianus


 Bersayap (alatus)

contoh : Dioscorea alata


 Berambut (pilosus)
contoh : tembakau (Nicotiana tabacum)
 Berduri (spinosus)

contoh : mawar (Rosa sp)


 Memperlihatkan bekas-bekas daun

contoh : pepaya (Carica papaya), kelapa (Cocos


nucifera)
 Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu

contoh : nangka (Artocarpus integra)


 Memperlihatkan banyak lentisel

contoh : sengon (Albizzia stipulata)


 Keadaan lain, misalnya lepasnya kerak

contoh : jambu biji (Psidium guajava)


Arah tumbuh batang
 Tegak lurus (erectus)
arahnya lurus ke atas. Misal : pepaya (Carica
papaya)
 Menggantung (dependens, pendulus)

untuk tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di lereng


atau di tepi jurang , misal : Zebrina pendula.
atau tumbuhan yang hidup di pohon sebagai epifit,
misal : jenis anggrek (Orchidaceae)
 Berbaring (humifusus)
jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas,
misal : semangka (Citrullus vulgaris)
 Menjalar (repens)
batang berbaring tetapi dari nodusnya keluar akar ,
misal : batang ubi jalar (Ipomoea batatas)
 Serong ke atas atau condong (ascendens)

pangkal batang seperti hendak berbaring , tetapi


bagian lainnya lalu membelok ke atas, misal : kacang
tanah (Arachis hypogea)
 Mengangguk (nutans)
batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok
kembali ke bawah, misal: bunga matahari (Helianthus annuus)
 Memanjat (scandens)

batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang


ini misalnya:
-akar pelekat, sirih (Piper betle)
-akar pembelit, panili (Vanilla planifolia)
-cabang pembelit (sulur dahan), anggur (Vitis vinifera)
-daun pembelit, kembang sungsang
(Gloriosa superba)
-tangkai pembelit, kapri (Pisum sativum)
-duri, mawar (Rosa sp)
-duri daun, rotan (Calamus caesius)
-kait, gambir (Uncaria gambir)
 Membelit (volubilis)
batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang
seperti batang yang memanjat, akan tetapi tidak
dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan
batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya.
- membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis)
jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan
arah jarum jam. Contoh : kembang telang (Clitoria
ternatea)
- membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)
jika arah belitan sama dengan arah jarum jam. Contoh:
gadung (Dioscorea hispida)
Percabangan pada batang
 Cara percabangan monopodial
batang pokok selalu tampak jelas. Misal : pohon cemara
(Casuarina equisetifolia)
 Percabangan simpodial

batang pokok sukar ditentukan. Misal : sawo manila


(Achras zapota)
 Percabangan menggarpu atau dikotom

cara percabangan yang batang setiap kali menjadi dua


cabang yang sama besarnya. Misal : paku andam
(Gleichenia linearis)
Sifat cabang
 Geragih(flagellum, stolo)
cabang kecil panjang tumbuh merayap, dari
nodusnya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah
tumbuh akar.
-merayap di atas tanah, misal: Centella asiatica
-merayap di dalam tanah, misal: Cyperus rotundus
 Wiwilan atau tunas air (virga singularis)
biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas panjang, dan
seringkali berasal dari kuncup liar. Misal : Coffea sp
dan Theobroma cacao
 Sirung panjang (virga)

cabang-cabang yang biasanya pendukung daun-daun


dan mempunyai ruas yang cukup panjang.
 Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens)

cabang-cabang kecil dengan ruas pendek


Arah tumbuh cabang
 Tegak (fastigiatus)
sudut antara batang dan cabang amat kecil, arah
tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit
serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar
dengan batang pokok. Contoh: Coffea sp
 Condong ke atas (patens)

cabang dengan batang pokok membentuk sudut


kurang lebih 45̊ . Contoh : pohon cemara
(Cassuarina equisetifolia)
 Mendatar (horizontalis)
cabang dengan batang pokok membentuk sudut
kurang lebih 90̊ . Contoh: pohon randu (Ceiba
pentandra)
 Terkulai (declinatus)

cabang pada pangkalnya mendatar,ujungnya lalu


melengkung ke bawah. Contoh: Coffea robusta
 Bergantung (pendulus)

cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah , misal


cabang-cabang tertentu pada Salix
3. AKAR
(RADIX)
Akar (radix) : Organ tumbuhan yang biasanya berada
di bawah tanah, meskipun ada juga yang berada di
permukaan tanah.
Sistem perakaran
Akar
Akar
tunggang
serabu
t
Fungsi akar
Menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau
media

Menyerap air dan unsur hara

Pada beberapa tanaman di gunakan sebagai


tempat menimpan cadangan makanan
Hasil pembelahan meristem apikal
Zona pendewasaan sel (akar dewasa)

Zona diferensiasi sel (akar tumbuh)

Zona pemanjangan sel (sel membelah)


Jaringan penyusun akar
EPIDERMIS

STELE
(SILINDER KORTEKS
PUSAT)

ENDODERM
IS
Struktur morfologi akar
Perbedaan struktur akar
No. Pembeda Akar dicotyledoneae Akar monocotyledoneae

1 Xilem Berbentuk bintang di pusat,tersusun Berdekatan dengan floem


radial/ membentuk jari-jari bersama
floem

2 Floem Berkas xilem bervariasi dari diarch- Berkas xilem disebut polyarch. Letaknya
hexarch. Terletak di antara jari-jari berdekatan dengan xilem dan tidak
yang dibentuk oleh xilem, dipisahkan dipisahkan oleh kambium (kolateral tertutup)
oleh kambium (kolateral terbuka)

3 Empulur Tidak ada atau ada tetapi kecil Ada kadang berkembang menjadi
sklerenkim

4 Perisikel Membentuk cabang akar dan Hanya membentuk cabang akar saja
meristem sekunder

5 Kambium Ada Tidak ada


Penampang melintang akar
tanaman Dicotyledoneae
Penampang melintang akar
tanaman Monocotyledoneae
Umur tumbuhan
 Tumbuhan annual (annuus)
tumbuhan umur pendek, umurnya kurang dari 1 tahunsudah mati.
Contoh: jagung (Zea mays), kacang tanah (Arachis hypogea)
 Tumbuhan bienial (dua tahun)

tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai tumbuh sampai


menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu 2 tahun.
Contoh : Beta vulgaris
 Tumbuhan menahun

dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun, bahkan ada yang


mencapai ratusan tahun.

Anda mungkin juga menyukai