Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TB PARU
Dr. H. Bahtiar, SKM, S.Kep.Ns, M.Kes
Pert. Ke-12, Kamis 24 Feb 2022
Konsep Dasar TB Paru

• Pengertian : penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh kuman TB dan sebagian besar
kuman TB menyerang paru dan dapat juga
menyerang bagian tubuh lainnya termasuk
meningen, ginjal, tulang dan nodus lemfe.
Penyebab TB Paru
• Kuman micobacterium tuberculosis.
• Berkembang biak dengan perlahan, berbentuk batang,
merupakan organisme tahan asam yang tumbuh dalam
kapsul protein.
• Dapat bertahan hidup pada udara kering maupun
dingin.
• Bersifat aerob.
• Disebabkan oleh orang yang terinfeksi yang
dikeluarkan melalui batuk, bersin, tertawa, berbicara
atau bernyanyi.
Faktor Risiko
• Kontak erat dengan individu yang menderitan
TB aktif.
• Individu immunosupresif.
• individu yang memiliki gangguan medis
sebelumnya.
• individu tanpa perawatan yang adekuat.
• Individu yang tinggal ditempat kumuh.
• Individu yang tinggal di institusi.
Cara Penularan
• Pada saat individu BTA positif batuk atau bersin.
• Klien menyebarkan ke udara dalam bentuk
percikan dahak.
• Umumnya penularan terjadi dalm ruangan
dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama.
• Percikan dapat bertahan lama selama beberapa
jam dalam keadaan yang gelap dan lebab.
Lanjutan Cara Penularan
• Daya penularan dari klien TB ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru.
• Semakin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak semakin tinggi risiko penularan.
• Jika hasil pemeriksaan negatif maka klien
tersebut dianggap tidak menular.
• Kemungkinan seseorang terinfeksi TB
ditentukan oleh konsentrasi droplet per volume
udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Manifestasi Klinik
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
• Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah.
• Batuk darah.
• Sesak nafas.
• Badan lemas.
• Nafsu makan menurun.
• Berat badan menurun.
• Malaise.
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan.
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
Penatalaksanaan
Pengobatan TB
• Berkolaborasi dengan tim medis.
• Diberikan dalam bentuk kombinasi jenis.
• Jumlah cukup.
• Dosis tepat.
• Selama 6-8 bulan.
• Jika ridak adekuat maka kuman TB resisten.
• Program Nasional Penanggulangan TB (Paduan OAT- satu
paket untuk satu klien dalam satu masa pengobatan).
• Katagori obat: 2(HRZE)/4(HR)3.
• Katagori obat: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Penatalaksanaan
Efek Samping Obat
Efek samping ringan:
• Tidak nafsu makan
• Mual
• Sakit perut
• Nyeri sendi
• Kesemutan
• Ruam sedang kadang gatal
• Warna kemerahan pada air seni
Lanjutan Penatalaksanaan
Efek Samping Obat
Efek samping berat:
• Gatal dan kemerahan dikulit
• Kuning seluruh tubuh
• Muntah-muntah
• Gangguan keseimbangan tubuh
• Gangguan penglihatan
• Tuli
• Ruam parah
• Renjatan
Lanjutan Penatalaksanaan
• Pendidikan kesehatan pada keluarga yang
berkaitan dengan HIV/AIDS (tingkatkan perilaku
hidup sehat, materi edukasi seperti pencegahan,
pengobatan dan perawatan)
• Lakukan upaya pencagahan terhadap penularan
(cuci tangan, pembuangan limbah, perawatan
luka)
• Lakukan konseling individu atau keluarga
• Kolaborasi pemberian antiviral
• Lakukan perawatan pada kondisi terminal
Komplikasi
• Batuk darah berat.
• Kolaps paru spontan karena kerusakan
jaringan paru.
• bronkhiektasis dan fibrosis paru.
• Insufisiensi kardiopulmoner.
• Penyebaran infeksi ke organ lain (otak,
persendian, tulang, dan ginjal).
Tahapan Asuhan Keperawatan
Pengkajian Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan masa lalu: riwayat TB Paru pada
keluarga, riwayat pengobatan TB, PMO,
kebiasaan/perilaku membuang dahak sembarangan,
merokok.
• Riwayat saat ini: kaji adanya batuk berdahak
selama 2-3 minggu atau lebih, batuk dahak
bercampur darah, sesak nafas, lemas, nafsu makan
menurun, berkeringat malam tanpa kegiatan, sulit
itdur, demam meriang lebih satu bulan.
Lanjutan Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital: suhu, frekwensi pernafasan, pola
pernafasan, frekwensi nadi, berat badan (6
bulan terakhir), tekanan darah.
• Perkusi (redup)
• Auskultasi suara nafas (bronchial, suara nafas
tambahan ronchi basah kasar dan nyaring diarea
paru.
• Retraksi otot interkostal.
Lanjutan Pengkajian
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan sputum(SPS)
• Pemeriksaan BTA
• Test kulit (Mantoux test)
• Foto torak
Lanjutan Pengkajian
Pengkajian Lingkungan
Kondisi lingkungan rumah (pencahayaan sinar
matahri, ventilasi udara, jenis lantai)
Lanjutan Pengkajian
Pengkajian Psikososial:
• Kaji perasaan isolasi
• Penolakan lingkungan
• Perubahan harga diri
• Peran
• Strategi koping
• Kaji sistem pendukung termasuk keluarga
• Orang yang berarti/teman
• Aktifitas sehari-hari (perubahan)
• Status pekerjaan
• Aktiftas sosial
• Hobi
• Sumber finansial
Pengkajian kebutuhan Pembelajaran
Klien dan Keluarga ( 5 Tugas Keluarga)

• Keluarga Mengenal
• Keluarga Memutuskan
• Keluarga Merawat
• Keluarga Memodifikasi Lingkungan
• Keluarga Memanfaatkan Fasilitas
Diagnosa Keperawatan
• Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
• Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
• Risiko tinggi penyebaran/aktivasi ulang infeksi
tuberkulosis
• Kurang pengetahuan tentang proses penyakit,
pencegahan dan pengobatan
• Intoleransi aktifitas
DX: Tidak efektifnya jalan nafas
Tujuan
• Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak
kali klien dapat mempertahankan jalan nafas yang
efektif
Kriteria Hasil
• Klien dapat mengeluarkan sekret tanpa bantuan,
menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/mempertahankan bersihan jalan
nafas, berpartisipasi dalam program pengobatan
Rencana Tindakan
DX Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

• Kaji fungsi pernafasan


• Kaji kemampuan mengeluarkan dahak
• Berikan posisi semi fowler atau fowler
• Bantu latihan batuk efektif dan latihan nafas dalam
• Anjurkan klien mempertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari
• Berikan obat-obatan sesuai indikasi
• Libatkan keluarga membantu klien latihan bantuk
efektif dan latihan nafas dalam
DX: Ketidakseimbangan nutrisi
Tujuan
• Setelah dilakukan kunjungan rumah
sebanyak... kali klien mampu mempertahankan
keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan
Kriteria Hasil
• Klien dapat melakukan perubahan pola hidup
untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan yang tepat.
Rencana Tindakan
DX: ketidakseimbangan nutrisi
• Identifikasi pola diet klien terkait makanan yang
disukai/tidak disukai
• Catat status nutrisi klien
• Kaji anoreksia, mual, muntah, kemungkinan hubungan
dengan pemberian obat
• Jelaskan pada klien dan keluarga tentang kebutuhan gizi
seimbang
• Libatkan keluarga dalam mengawasi asupan nutrisi
• Timbang berat badan secara periodik
• Ajarkan klien dan keluarga dalam menyusun menu
seimbang sesuai kebutuhan klien
DX: Kurang Pengetahuan Klien Dan
Keluarga tentang proses penyakit,
pencegahan dan pengobatan

Tujuan
• Setelah dilakukan kunjungan sebanyak .....kali
pengetahuan klien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang proses penyakit,
pencegahan, dan kebutuhan pengobatan
DX: Kurang Pengetahuan
Kriteria Hasil
• Klien dan keluarga mampu melakukan
perubahan pola hidup untuk memperbaiki
kesehatan dan menurunkan risiko
kekambuhan, mengidentifikasi gejala yang
memerlukan evaluasi intervensi,
menggambarkan rencana untuk menerima
perawatan kesehatan yang adekuat.
Rencana Tindakan
DX: Kurang Pengetahuan
• Kaji kemampuan kien dan keluarga untuk belajar.
• Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang pengertian TB, tanda gejala,
penyebab, akibat serta perawatannya.
• Berikan informasi tertulis khusus pada klien sebagai panduan (jadwal
obat)
• Jelaskan pada klein dan keluarga tentang pengobatan dalam jangka waktu
panjang, dosis obat, frekwensi tambahan, efek samping obat, dan cara
mengatasinya serta dampak putus obat.
• Ajarkan klien dan keluarga mengidentifikasi gejala perlu penaganan
lanjut.
• Libatkan keluarga sebagai pengawas minum obat
• Anjurkan keluarga untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan sputum ulang dan jika ditemukan adanya
efek samping yang berat dari obat TB Paru.
DX: Risiko Tinggi Penyebaran
Tujuan :
• Setelah dilakukan kunjungan rumah
sebanyak....kali penyebaran infeksi dapat
dicegah atau menurunnya risiko penyebaran
infeksi
Kriteria Hasil:
• Klien dan keluarga menunjukkan
teknik/melakukan perubahan pola hidup untuk
meningkatkan lingkungan yang aman
Rencana Tindakan
DX Risiko Tinggi Penyebaran
• Kaji patologi penyakit dan penyebaran infeksi melalui droplet udara
selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa, bernyanyi.
• Identifikasi orang lain yang berisiko
• Ajarkan klien dan keluarga etika batuk
• Ajarkan keluarga untuk menghindar saat klien batuk/bersin (fase aktif).
• Anjurkan keluarga untuk memantau suhu tubuh.
• Jelaskan pentingnya terapi obat tuntas
• Jelaskan pentingnya pemeriksaan BTA ulang
• Motivasi klien dan keluarga untuk konsumsi makanan bergizi.
• Berikan OAT sesuai program.
• Ajarkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan untuk mecegah
penularan.

Anda mungkin juga menyukai