Anda di halaman 1dari 28

Dr.

Setiawan Soeparan, MPH


Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
PSKG FK UNLAM
Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yg harus diwujudkan
sesuai dg cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dlm Pancasila
dan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
PENDAHULUAN

 Derajat kesehatan yg setinggi-tingginya


 Mengganti Undang-undang nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan
 Kuratif bergeser ke promotif preventif.
Paradigma sakit ke paradigma sehat
 Sentralisasi menuju desentralisasi sesuai UU
32 tahun 2004
 Globalisasi dan kompleksitas permasalahan
kesehatan
UU 36/2009 :
1. BAB I Ketentuan Umum 12. BAB XII Kesehatan Kerja
2. BAB II Asas dan Tujuan 13. BAB XIII Pengelolaan Kesehatan
3. BAB III Hak dan Kewajiban
14. BAB XIV Informasi Kesehatan
4. BAB IV Tanggung Jawab Pemerintah
15. BAB XV Pembiayaan Kesehatan
5. BAB V Sumber Daya di Bidang
16. BAB XVI Peran Serta Masyarakat
Kesehatan
6. BAB VI Upaya Kesehatan
17. BAB XVII Badan Pertimbangan
7. BAB VII Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Kesehatan
Remaja, Lanjut Usia dan Penyandang 18. BAB XVIII Pembinaan dan
Cacat Pengawasan
8. BAB VIII Gizi 19. BAB XIX Penyidikan
9. BAB IX Kesehatan Jiwa 20. BAB XX Ketentuan Pidana
10. BAB X Penyakit Menular dan Tidak
21. BAB XXI Ketentuan Peralihan
Menular
11. BAB XI Kesehatan Lingkungan 22. BAB XXII Ketetntuan penutup
BAB I KETENTUAN UMUM

 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara


fisik, mental, spiritual maupun sosial yg
memungkinkan setiap orang utk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
 Sumber daya di bidang kesehatan
 Perbekalan kesehatan
 Sediaan farmasi
 Alat kesehatan
 Tenaga kesehatan
KETENTUAN UMUM

 Fasilitas pelayanan kesehatan


 Obat, obat tradisional, pelayanan kesehatan
tradisional.
 Teknologi kesehatan
 Upaya kesehatan
 Pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif
 Pemerintah Pusat, Daerah dan Menteri
Sumber Daya Bidang Kesehatan
Pasal 1
Sumber daya di bidang kesehatan adalah
segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat.
Asas Pembangunan Kesehatan
Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif dan
norma-norma agama.
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Pasal 3
Pembangunan kesehatan bertujuan utk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yg setinggi-tingginya, sbg investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yg
produktif secara sosial dan ekonomis
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN

 Setiap orang berhak atas kesehatan


 Hak sama atas akses dan sumber daya
kesehatan
 Mandiri menentukan pelkes yg diperlukan
 Lingkungan sehat
 Informasi dan edukasi kesehatan
 Informasi data kesehatan dirinya
KEWAJIBAN

 Wajib ikut mewujudkan, mempertahankan


dan meningkatkan derajat kesmas setinggi-
tingginya.
 Upaya kesehatan perorangan, masyarakat,
pembangunan berwawasan kesehatan
 Hormati hak orang lain akan lingkungan
sehat
 Wajib berperilaku hidup sehat
 Turut serta dalam jaminan kesehatan sosial
Tanggung Jawab Pemerintah
(terkait SDM)

Pasal 16
Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya di bidang
kesehatan yang adil dan merata bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

 Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,


membina dan mengawasi upaya kesehatan
agar merata dan terjangkau oleh masyarakat.
 Ketersediaan lingkungan sehat
 Akses informasi, edukasi, mendorong peran
aktif masyarakat, tersedianya upaya kesehatan
yg bermutu, aman, efisien dan terjangkau
 SJSN
Tenaga Kesehatan
Pasal 1
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Tenaga Kesehatan Pasal 21
(1) Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan
mutu tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
(2) Ketentuan mengenai perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan
mutu tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
(3) Ketentuan mengenai tenaga kesehatan diatur
dengan Undang-Undang.
Tenaga Kesehatan Pasal 22

(1) Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi


minimum.
(2) Ketentuan mengenai kualifikasi minimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Tenaga Kesehatan Pasal 23

(1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan


pelayanan kesehatan.
(2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah.
(4) Selama memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilarang mengutamakan
kepentingan yang bernilai materi.
(5) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.
Tenaga Kesehatan Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan,
dan standar prosedur operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
organisasi profesi.
(3) Ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Tenaga Kesehatan
Penjelasan Pasal 21 ayat (1)

Pada prinsipnya perencanaan, pengadaan,


pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu
tenaga kesehatan ditujukan kepada seluruh tenaga
kesehatan dlm menyelenggarakan upaya
kesehatan. Tenaga kesehatan dpt dikelompokkan
sesuai dg keahlian dan kualifikasi yg dimiliki, antara
lain meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian,
tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat
dan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tenaga Kesehatan
Penjelasan Pasal 21 ayat (3)

Pengaturan tenaga kesehatan di dalam


undang-undang adalah tenaga
kesehatan di luar tenaga medis
Tenaga Kesehatan
Penjelasan Pasal 23 ayat (1)
Kewenangan yang dimaksud dalam ayat ini
adalah kewenangan yang diberikan
berdasarkan pendidikannya setelah melalui
proses registrasi dan pemberian izin dari
pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pasal 34 ayat 2
(2) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang
mempekerjakan tenaga kesehatan yang tidak memiliki
kualifikasi dan izin melakukan pekerjaan profesi.

Penjelasan
( 2) Bagi tenaga kesehatan yang sedang menjalani proses
belajar diberikan izin secara kolektif sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
 Pelkes perorangan dan masyarakat
 Pelkes tingkat pertama, kedua dan ketiga
 Faskes wajib akses utk litbang bidang
kesehatan
 Keadaan darurat pemerintah termasuk
swasta wajib memberikan pelkes bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu. Dilarang menolak
pasien atau meminta uang muka
FASYANKES

 Pimpinan punya kompetensi manajemen kesmas


 Dilarang mempekerjakan nakes yg tdk punya
kualifikasi dan tdk berijin
 Pemda dapat menetukan jumlah dan jenis
fasyankes serta ijin operasi didaerahnya.
 Dasar luas wilayah, kebutuhan kesehatan, jumlah
dan persebaran penduduk, pola penyakit,
pemanfaatan, fungsi sosial, kemampuan dlm
memanfaatkan teknologi
KETENTUAN PIDANA

 Pimpinan fasyankes dgn sengaja tdk


memberikan pertolongan thd pasien gawat
darurat, pidana 2 tahun denda 200 juta rupiah
 Berakibat kecacatan dan kematian pidana 10
tahun dan denda 1 milyar
 Tanpa izin praktek pelkes tradisonal pidana 1
tahun denda 100 juta rupiah
 Perjual belikan organ dan jaringan tubuh
pidana 10 tahun denda 1 milyar
KETENTUAN PIDANA

 Bedah plastik tujuan rubah identitas pidana 10


tahun denda 1 milyar
 Aborsi tidak sesuai pidana 10 tahun denda 1 milyar
 Jual beli darah pidana 5 tahun denda 500 juta
 Produksi dan mengedarkan sediaan farmasi dan
alkes yg tdk penuhi syarat pidana 10 tahun denda
1 milyar
 Tdk punya izin edar pidana 15 tahun denda 1,5
milyar
KETENTUAN PIDANA

 Tdk memiliki keahlian dan kewenangan praktik


farmasi pidana denda 100 juta
 Produksi dan masukkan rokok tanpa peringatan
kesehatan pidana 5 tahun denda 500 juta
 Melanggar kawasan tanpa rokok denda 50 juta
rupiah
 Menghalangi program ASI Eksklusif pidana 1
tahun denda 100 juta.
 Ada pencabutan izin usaha dan badan hukum
“In order to have a good idea you must have lots of idea”

Anda mungkin juga menyukai