Anda di halaman 1dari 18

MASALAH PSIKOSOSIAL MENURUT

TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK

DI SUSUN OLEH :
Kelompok I
ANEU ELFIRA DIMAS JANUAR R.
APIP SAEFUL DINA ALFITRI
ASEP SYARIFUDDIN DINDA
ASSYAIDAH HASBIYA DINDA REZA M.
CINTIA SUCIANTI DIYAH AYU I.

KEPERAWATAN REGULER D
TEORI PSIKOSOSIAL ANAK
Berikut adalah beberapa tahapan perkembangan psikosisal menurut Erik Erikson
1. Tahap I : Trust Mistrust (0-1 tahun) → Dalam tahap ini, bayi berusaha keras
untuk mendapatkan pengasuhan dan kehangatan
2. Tahap II : Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun) → Dalam tahap
ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya
3. Tahap III : Initiative versus Guilt (3-6 tahun) → Pada periode inilah anak
belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tindakannya
4. Tahap IV : Industry versus Inferiority (6-12 tahun) → Pada saat ini, anak-
anak belajar untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan dari menyele-
saikan tugas khususnya tugas-tugas akademik
5. Tahap V : Identity versus Role Confusion (12-18 tahun) → Pada tahap ini,
terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa
DEFINISI
◦ Anak pra sekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun,
pada masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa
mereka memiliki kekuatan. Pada usia pra sekolah, anak mem-
ANAK USIA bangun kontrol sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet,
berpakaian, dan makan sendiri (Potts & Mandeleco, 2012).
PRA SEKOLAH ◦ Menurut Montessori (dalam Noorlaila 2010), bahwa usia 3-6
tahun anak-anak dapat diajari menulis, membaca, dan belajar
mengetik. Usia pra sekolah merupakan kehidupan tahun-tahun
awal yang kreatif dan produktif bagi anak-anak.
CIRI-CIRI ANAK PRA SEKOLAH
Patnomodewo (2010) mengemukakan ciri-ciri anak pra sekolah (3-6
tahun) yang biasanya ada di TK meliputi aspek fisik, emosi, sosial,
dan kognitif anak. Ciri fisik anak pra sekolah dalam penampilan
maupun gerak-gerik yaitu umumnya anak sangat aktif, mereka telah
memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya.
Ciri sosial anak prasekolah biasanya bersosialisasi dengan orang
disekitarnya. Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau dua
sahabat, kadang dapat berganti, mereka mau bermain dengan teman.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Wong menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan :

Keturunan Pengaruh Media Massa

Faktor Neuroendoktrin Tingkat Sosioekonomi

Nutrisi Penyakit
DEFINISI
◦ Menurut Bastable (Yuniartiningsih 2012) perkembangan psikososial
adalah proses penyesuaian psikologis dan sosial sejalan dengan
perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa berdasarkan dela-
Perkembangan pan tahap kematangan psikologis dan sosial manusia.
◦ Selain itu Maslow mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan
Psikososial keterampilan dan kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan
terus menerus. Jadi, yang dimaksud dengan perkembangan adalah su-
atu proses untuk menghasilkan peningkatan kemampuan untuk
berfungsi pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, perkembangan secara
luas memperlihatkan keseluruhan proses dari kemampuan yang dimi-
liki individu dan terlihat dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri
yang baru (Yuniartiningsih, 2012).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikososial
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial anak usia 3-6 tahun berdasarkan Santrock (2011)
adalah :

 Diri (Self)  Pengasuh

 Gender  Hubungan dengan Anak Lain

 Media Elektronik atau


 Permainan
Televisi
Perkembangan Psikososial Anak Usia Pra Sekolah 3-6 Tahun

Banyak sebutan untuk anak usia 3-6 tahun ini. Beberapa nama diberikan untuk masa
kini menurut Yuniartiningsih (2012) adalah :
a. Preschool age, yang menunjukkan bahwa harapan dan tekanan yang diharapkan
pada masa kini sangat berbeda dari yang akan dialami saat anak masuk sekolah.
b. Pregang age, anak mulai belajar pada hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosial.
c. Exploratory age, meperlihatkan minat anak untuk bertanya apa saja yang ada diseki-
tarnya.
d. Imitative age, anak mulai mengikuti cara bicara atau perilaku apa saja yang ada dis-
ekitarnya.
e. Creative age, memperlihatkan bahwa setiap anak tampak lebih kreatif.
Kompetensi Psikososial Anak Usia Pra Sekolah
Menurut Yuniartiningsih (2012) anak usia pra sekolah memiliki perkembangan psikososial sebagai berikut :
a. Anak usia 3 tahun memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Memahami dirinya sebagai seorang individu.
2. Bermain dengan diri sendiri dan orang lain.
3. Belajar berbagi mainan dengan teman sebaya.
4. Tidak dapat berbagi tempat kerja.
5. Menunggu giliran.
6. Menyukai berpakaian.
7. Menyukai humor sederhana.
8. Menyukai permainan lantai.
9. Bangga pada sesuatu dibuat sendiri.
10. Membantu orang dewasa dengan aktivitas rumah.
11. Berperan sebagai orang dan obyek.
b. Anak usia 4 tahun memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Masih melakukan permainan yang bersifat asosiatif tetapi mulai melakukan per-
mainan kerjasama dan saling memberi dan menerima.
2. Menunjukkan kesulitan berbagi tempat tetapi mulai memahami arti giliran dan
melakukan permainan sederhana dalam kelompok kecil.
3. Lebih senang bermain dengan orang lain. Mulai menawarkan segala sesuatu
kepada orang lain secara spontan.
4. Menunjukkan kemarahan tetapi mulai memperbaiki tindakan agresif.
5. Semakin mengerti tentang perilaku pengaturan diri.
6. Menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan perasaan.
c. Anak usia 5 tahun memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Menikmati permainan drama dengan anak-anak lain.
2. Bekerjasama dengan baik.
3. Memahami kekuatan penolakan terhadap orang lain.
4. Menyukai orang lain dan dapat bertindak dengan cara hangat dan empati.
5. Menunjukkan sedikit perilaku agresif secara fisik.
6. Dapat mengikuti permainan.
7. Berpakaian dan makan dengan sedikit pengawasan.

8. Memadankan dan memberikan nama pada 4 warna dasar


d. Anak usia 6 tahun memiliki kompetensi sebagai berikut.
1. Bermaksud menyenangkan orang tua dan orang dewasa lainnya dalam kelompok
keluarga.
2. Melindungi saudara kandung atau teman bermain yang lebih muda.
3. Bersemangat untuk berteman
4. Memiliki keterampilan sosial untuk memberi menerima dan berbagi.
5. Memiliki tingkah laku lebih mandiri.
6. Mempelajari hubungan antar benda.
Karakteristik Psikososial Anak Usia Pra Sekolah

Menurut Erikson pada tahap inisiatif versus rasa bersalah anak menunjukkan
karakteristik sebagai berikut :
a. Memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua.
b. Mengusai perasaan otonomi, dengan dukungan orangtua dalam imajinasi dan aktivi-
tas, dan anak berupaya menguasai perasaan inisiatif.
c. Mengembangkan perasaan bersalah ketika orang tua menjadikan anak merasa
bahwa imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima.
d. Memiliki peran ansietas dan ketakutan ketika pemikiran dan aktivitasnya tidak
sesuai dengan harapan orangtua (Yuniartiningsih, 2012).
Peran Keluarga Dalam Perkembangan Psikososial Anak

 Pola Asuh Orang Tua


Ada 3 bentuk pola asuh orang tua :
1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntutkasih sayang.
Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh terhadap nilai-nilai dan peraturan mereka.
2. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan
ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersikap responsive.
3. Pola Asuh Permisif
Pola asuh yang permisif, anak dituntut sedikit sekali tanggung jawab tetapi mempunyai hak yang
sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk anak untuk mengikuti perintah-perintah
orang tua. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri bersifat kaku, tegas,
suka menghukum dan kurang mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur
anaknya
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pola
asuh anak :

a. Usia orang tua


b. Keterlibatan orang tua
c. Pendidikan orang tua juga berpengaruh penting
dalam pengasuhan.
d. Pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak
e. Stres orang tua
Perkembangan Moral Anak
Berikut beberapa sikap orang tua sehubungan dengan perkembangan moral anak :
1. Konsistensi dalam mendidik anak
Kedua orang tua harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau memper-
bolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orang tua
pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada waktu lain.
2. Sikap orang tua dalam keluarga
Secara tidak langsung sikap orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan moral anak
yaitu melalui proses peniruan. Sikap orang tua yang keras cenderung melahirkan sikap disiplin semu
pada anak. Adapun sikap acuh tak acuh atau sikap masa bodoh cenderung mengembangkan sikap ku-
rang bertanggung jawab dan kurang memperdulikan norma pada diri anak. Sikap yang sebaiknya dimi-
liki oleh orang tua yaitu sikap kasih saying, keterbukaan, musyawarah dan konsisten.
3. Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut
Orang tua merupakan teladan bagi anak, termasuk dalam mengamalkan ajaran agama. Orang tua
yang menciptakan iklim yang religious (agamais) dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan ten-
tang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.Sikap
orang tua dalam menerapkan norma. Orang tua yang tidak menghendaki anaknya berbohong atau
berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari perilaku berbohong.
Peran Pertemanan Dalam Perkembangan Psikososial Anak

 Berikut adalah fase pertemanan dalam perkembangan psikososial anak :


a. Fase Pertama (Teman untuk Bermain)
b. Fase Kedua (Teman untuk Bersama)
c. Fase ketiga persahabatan yang penuh dengan saling pengertian
 Berikut beberapa faktor penting yang mempengaruhi hubungan pertemanan anak :
a. Cara orang tua mendidik dan membina anak
b. Urutan kelahiran
c. Gender
d. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
e. Nama
f. Daya tarik
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai