Anda di halaman 1dari 25

Bidang:

Manajemen & Manajemen


Kepemimpinan &
Supervisi Tujuan:
Bidang: Perkembangan
Pembelajaran
Pengajaran optimal setiap
Bidang Studi
individu
Bidang: Bimbingan dan (peserta didik)
Pembinaan dan Konseling
Kesejahteraan
Siswa

Kedudukan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur


Pendidikan Formal
PERANAN GURU BK DALAM PENGEMBANGAN
BAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK
Serta
HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN GURU BK
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Oleh : Martunis
Dalam pelaksanaan pendidikan formal di
semua jenjang sekarang ini baik di tingkat
SD/MI, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP)/MTsN/SMA/SMK/MA maupun
Perguruan Tinggi, keberadaan Bimbingan dan
Konseling sudah menjadi keharusan.
(termasuk penilaian thd akreditasi)
Karena Bimbingan dan Konseling merupakan
layanan pembinaan dan kesejahteraan siswa,
memecahkan masalah yang dihadapi, mengenal
potensi diri, menentukan arah minat dan bakat
siswa untuk dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan karakteristik masing-masing-
masing siswa, Dalam kur. 2013 peran Bk terutama
menentukan arah peminatan siswa dalam
pemilihan jurusan pendidikan s.d PT,
ekstrakurikuler dan lap. Pekerjaan yang sesuai

Hasil survey mhsw BK tahun 2015-2016 di Provinsi Aceh, masih banyak guru BK tidak menjalankan fungsinya dengan baik terutama di daerah Kabupaten/TK
II , misalnya :
- Penempatan mereka seperti polisi sekolah/ Satpam
- Tidak ada kesempatan masuk ke ruangan kelas utk layanan
klassikal, minimal 1 jam dalam seminggu
- Tidak memiliki ruangan khusus dan fasilitas yang memadai
dalam pelayanan konseling
- tidak ada dukungan dana dari sekolah untuk operasional
kegiatan bimbingan dan konseling, misalnya psiko test dan
kegiatan home visit
- Tidak melakukan asismen dlm penyusunan program BK,
- Pelayanan BK hanya utk siswa yang bermasalah, dsb
Masalah-masalah tersebut. Umumnya dialami oleh guru Bimbingan dan Konseling yang tidak
profesional. Misalnya mereka di tempatkan sebagai guru BK bukan dari Sarjana Bimbingan dan
Konseling, tetapi dari guru mata pelajaran yang lain yang kadang-kadang guru tersebut tidak
mampu mengajar atau kurang jam mengajar ditempatkan sebagai guru BK. Atau sarjana dari S1
Bimbingan dan Konseling tetapi kurang kreatif dan inovatif (kapasitas keilmuan yang terbatas),
karena belum ada kesempatan untuk pengembangan kapasitas diri sesuai dengan tuntutan
kemajuan zaman yang terus mengalami perubahan.
Pada hal layanan BK di sekolah merupakan pelayanan yang dapat
memberikan pelayanan yang nyaman/menyenangkan kepada siswa.
Bimbingan dan Konseling memiliki sasaran pelayanan kepada semua siswa
yaitu dalam bentuk pencegahan (preventive), pemahaman, perbaikan
(curative), serta berfungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Peranan guru BK dalam pengembangan bakat dan minat
peserta didik/siswa disekolah yang diamanatkan dalam
kurikulum 2013 adalah :
memberikan pemahaman/pengenalan potensi psikologis,
terutama bakat dan minat siswa, selanjutnya diberikan
bimbingan agar siswa menjadi mandiri untuk memasuki jenis
pendidikan/lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi
potensi psikologis, fisiologis dan kondisi sosial ekonomi yang
mereka miliki. Dan juga sesuai dengan tuntutan dan harapan
pengembangan diri dalam bidang pendidikan dan pekerjaan
yang sesuai.
Dalam permendikbud nomor 111 tahun 2014. Fungsi BK dalam jalur penddk formal :
- Pemahaman ; membantu konseli memberikan pemaham diri yang lbih baik
thd diri dan lingkungan.
- Fasilitasi : memberikan kemudahan kepada konseli dlm mencapai
pertumbuhan dan pkbng yang optimal.
- Penyesuaian ; membantu konseli agar dpt menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dan lingkungan
- Penyaluran; membantu konseli merencanakan penddk, pekerjaan dan karir,
masa depan, sesuai dng. kemampuan, bakat, minat & potensi psikologis
lainnya.
- Adaptasi: membantu para pelaksana pddk utk menyesuaikan program &
aktivitas pddk dengan latar belakang pddk, minat, kemampuan & kebutuhan
pesrta didik.
-Pencegahan: mengantisipasi agar tdk timbulnya masalah bagi peserta didik
- Perbaikan dan Penyembuhan: membantu peserta didik yang bermasalah
agar dpt memperbaiki kekeliruan berfikir, perasaan, sikap dan perilaku
- Pemeliharan; membantu peserta didik supaya dpt menjaga kondisi pribadi
yang sehat-normal agar selalu kondusif
- Pengembangan: menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan peserta didik melalui pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif
- Advokasi: membantu peserta didik berupa pembelaan terhadap hak-hak mereka yang
mengalami perlakuan diskriminatif.
Upaya pengembangan bakat dan minat, serta prestasi
belajar siswa di sekolah sehingga pendidikan yang
ditempuh memiliki mutu/kualitas yang diharapkan
diperlukan dukungan kerjasama semua stake holder yang
ada di sekolah, baik guru bidang studi, guru
BK/Konselor, Kepala Sekolah, orang tua siswa,
pemerintah dan masyarakat.
Esensi Bimbingan dan Konseling pada jalur pendidikan
formal
• Sejak diberlakukan kurikulum 1975 kedudukan BK sejajar dengan
bidang lainnya di sekolah. Ada 3 komponen utama yang harus ada di
sekolah, yaitu : manajemen dan supervisi, pembelajaran bidang studi,
serta bimbingan dan konseling. Stiap bidang tersebut meskipun
mempunyai tugas pokok dan fungsi yang berbeda, namun mempunyai
tujuan yang sama yaitu perkembangan yang optimal setiap peserta
didik.
Upaya guru bk dlm pengembangan bakat dan minat siswa di
sekolah
• Bakat : merupakan kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam
waktu yang relative pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya
justru lebih baik.
• Bakat : merupakan potensi yang dapat diwujudkan pada waktu yang
akan datang. Dengan kata lain, bakat harus di semaikan, diwujudkan
dan dikembangkan
Macam-macam Bakat :
Bakat Verbal :
Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
Bakat Numerical :
Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
Bakat skolastik :
Bakat tentang konsep-konsep kombinasi kata- kata dengan angka-angka
Bakat Abstrak :
Bakat yang bukan angka maupun kata, tetapi berbentuk pola, rancangan diagram,
ukuran-ukuran, bentuk-bentuk, dan posisi-posisinya
Bakat Mekanik :
Bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas, dan alat-alat
lainnya.
Bakat Relasi Ruang :
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi diungkapkan dalam bentuk
kata-kata.
Bakat Kecepatan & Ketelitian Klerikal :
Bakat tentang tugas tulis-menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor, dll.
Bakat Bahasa :
Minat : merupakan kecenderungan atau arah keinginan terhadap
sesuatu untuk memenuhi dorongan hati, minat merupakan dorongan dari
dalam diri yang mempengaruhi gerak dan kehendak terhadap sesuatu,
merupakan dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala
sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang
menjadi keinginannya. Minat seseorang pada umumnya dipengaruhi
dari dalam dirinya berupa bakat, inteligensi dan kepribadian
Seseorang siswa yang memiliki bakat dan minat yang sesuai terhadap
sesuatu yang dipelajari pada umumnya memiliki prestasi yang tinggi
sesuai yang diharapkan. Sebaliknya siswa yang tidak memiliki bakat
dan minat terhadap sesuatu yang dipelajari cenderung memiliki motivasi
rendah dan prestasi belajar serta pekerjaan
Guru BK atau konselor dalam memahami karakteristik konseli
menggunakan berbagai teknik non tes dalam rangka need assessment di
tempat konseli belajar. Asesmen dalam rangka memahami diri konseli
menggunakan dua teknik dasar yaitu teknik tes dan non tes. Asesmen
teknik tes ; pengukuran menggunakan alat tes yang standar , seperti tes
inteligensi, tes bakat, tes minat dan tes kepribadian. Asesmen non tes
adalah teknik asesmen yang tidak baku/terstandar dan sebagian besar
merupakan hasil produk pengembangan oleh Guru BK atau Konselor.
Asesmen teknik non tes terdiri atas : observasi, interview, kuesioner,
otobiografi, sosiometri, Daftar Cek Masalah (DCM), Catatan Komulatif
(Comulatif Records) atau himpunan data (M. Ramli dkk,2017).
Asismen :
1. Psiko test : Tes inteligensi, tes
bakat, tes minat, tes kepribadian
2. Achievement test : Essy. Multiple
choice, True Fals
3. Tes Kesehatan
Non Test : Questionnaire,
interview, observasi,
sosiometri, biografi ,DCM, AUM
Umum dan AUM PTSDL
Penelusuran potensi psikologis siswa merupakan prosedur sistematis
dan obyektif untuk mengukur kemampuan seseorang yang bersifat
potensial (Urbina, 2004). Berdasarkan hasil tes psikologis dapat
diprediksi seberapa jauh prestasi yang dapat dicapai seseorang siswa
pada masa mendatang.
Tes psikologis hanya dapat dilaksanakan oleh ahli profesional seperti
psikolog dan konselor yang memiliki sertifikat tes.
Bagi guru BK atau konselor yang belum memiliki sertifikasi tes tidak
diperkenankan untuk melaksanakannya, melainkan terbatas hanya boleh
menggunakan hasil tes saja.
Laporan hasil tes psikologis dalam bentuk data
kuantitatif (angka) dan kualitatif (pendeskripsian)
dapat digunakan oleh guru BK atau konselor
dalam rangka pelayanan bimbingan dan
konseling. Layanan bimbingan dan konseling
dimaksud untuk penempatan konseli, seperti :
pemilihan kegiatan ekstrakurikuler, program
peminatan dan untuk pemilihan studi lanjut ke
perguruan tinggi.
Pran guru BK dalam pengembangan bakat dan minat siswa di sekolah :
penempatan mereka pada jurusan/bidang studi tertentu sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki dan pemilihan kegiatan ekstrakurikuler,
seperti bidang olah raga, kesenian, olimpiade science, tahfiz /tartil Al-
Qur’an, jasa boga dan keterampilan busana, otomotif, dan sebagainya.
Di samping itu memberikan bimbingan kepada siswa dalam memilih
jurusan/program studi di Perguruan Tinggi dan Lapangan Pekerjaan
tertentu sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
Hubungan masyarakat dengan Guru BK dalam
meningkatkan mutu pendidikan
• Indonesia berada di posisi ke 108 mutu pendidikan, jauh berada di
bawah Malaysia. Malaysia merupakan negara yang berhasil
menduduki peringkat ke 62 dalam rangking sistem pendidikan dunia.
Malaysia memiliki tingkat literasi penduduk dewasa dengan
persentase 94 %. (Hr. Bernas, id, Diakses 5 Mei 2018).
• Kemudian bila melihat secara daerah /provinsi, Aceh merupakan
daerah yang tergolong rendah dalam kualitas pendidikannya. Pada hal
Aceh merupakan salah satu daerah yang mendapatkan dana Otonomi
Khusus (Otsus) dari pemerintah pusat. Sejak tahun 2008 hingga
tahun 2013
Aceh menerima dana 27,3 trilyun dari pusat. Namun meskipun
mendapatkan kuncuran dana yang begitu besar, mutu pendidikan Aceh
tergolong kategori tertinggal. Tercatat dari 56.981 peserta, sebanyak 785
siswa (1,38 %) siswa SMA/sederajat dinyatakan gagal pada Ujian
Nasional 2013/2014. Setelah ditelusuri penyebab rendahnya mutu
pendidikan di Aceh adalah karena kualitas guru dan partisipasi
masyarakat (orang tua siswa) yang kurang mendukung peningkatan
mutu pendidikan anak.(Pondokpesantren.com). Pada hal sesungguhnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan anak harus adanya kerjasama 3
komponen (tri pusat pendidikan), yaitu sekolah, orang tua dan
masyarakat.
Dalam hal ini bagaimana hubungan masyarakat dengan guru
BK dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ? . Guru BK
sebagai pembina siswa di sekolah, mengembangkan bakat dan
minat siswa, memecahkan masalah yang dihadapi,
memberikan bimbingan cara-cara belajar yang efektif dan
efisien, menempatkan siswa dalam jurusan/program studi yang
sesuai, serta membina kepribadian/karakter yang baik.
Pekerjaan mulia yang dikerjakan oleh guru BK di sekolah
sudah seharusnya mendapatkan dukungan yang besar dari
orang tua siswa dan masyarakat secara luas
Tanpa dukungan /hubungan kerjasama yang baik antara guru
BK, orang tua siswa dan masyarakat mutu pendidikan tidak
akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Sebagai contoh,
bila di sekolah guru BK memberikan bimbingan tidak boleh
bagi siswa untuk merokok dan harus melaksanakan sholat
fardhu secara berjama’ah 5 waktu. Sedangkan orang tua dan
masyarakat membiarkan siswa merokok dan tidak
mengerjakan sholat 5 waktu maka bimbingan yang diberikan
oleh guru BK di sekolah akan sia-sia saja. Begitu juga dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan, bila guru BK telah
memberikan bimbingan untuk meningkatkan disiplin dalam
belajar, hal ini harus di dukung oleh orang tua dan masyarakat
Misalnya tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bolos
sekolah/main game online pada jam-jam sekolah, tidak memberikan
kesempatan kepada siswa menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat.

Bila adanya kerjasama yang baik antara guru di sekolah, orang tua siswa
dan masyarakat/pemerintah dalam membina pendidikan, kecenderungan
mutu pendidikan akan dapat meningkat sebagaimana yang diharapkan.
 
 
Sekian. Syukran

Anda mungkin juga menyukai