Anda di halaman 1dari 30

Oleh: Ardito Kurniawan

2013 41 343
Kelas F
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan
cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat
ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut (seperti molekul udara).
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan
terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada
frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu
spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi
10 hertz (Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya
bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.
Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan
radio yang menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio
ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi
amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal
seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan teknologi
ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi
sinyal radio.
Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio.
Kedua gelombang ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo
gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.

Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang
menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai
perkembangan teknologi radio. Pada tahun 1897 Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat
ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya, pada 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel
antara Perancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.

John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver
nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian Dr. Lee deForest menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga
elemen (triode audion). Penemuan ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel.
Tetapi sinyal yang ditangkap masih sangat lemah. Barulah pada tahun 1912 Edwin Howard Armstrong menemukan penguat
gelombang radio disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi
radio dan memberikan sinyal balik dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik.
Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa menggunakan earphone. Penemuan ini
kemudian menjadi sangat penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu.
Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. Lee deforest. Sampai saat ini radio amplifier masih menjadi
teknologi inti pada pesawat radio.

Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan
siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara
manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu
banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu
dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM
proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.

Ketika radio AM umum digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio terletak
pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang
radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca.
Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang
penghantar (radio) dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi (FM)
yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk.

Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada
tahun 1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan
penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya. Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa
mendirikan stasiun radio FM pertama dengan biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal
Communication Comission (FCC) mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang
dibangun Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang digunakan
secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh Armstrong.

Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri
hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil memperjuangkan hak-
hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM menjadi sistem yang benar-benar
mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro
(microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.
Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio
untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat.
Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai
armada Rusia saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Penggunaan yang paling dikenang
adalah saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara
operator di kapal yang tenggelam dengan kapal terdekat dan komunikasi ke stasiun darat.
Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan
Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan
komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania.
Amerika Serikat menyampaikan Program 14 Titik Presiden Woodrow Wilson
kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an,
dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat.
Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program
radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an Penggunaan radio dalam masa sebelum
perang adalah untuk mengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal
dengan penggunaan radar. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa
kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi
terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak
hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja.
Melalui situsnya dijelaskan bahwa RRI atau Radio Republik Indonesia secara
resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif
mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah
Adang Kadarusman, Jalan Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan
Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin
umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal
dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi
RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.
Penghapusan Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman
Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio ke arah
Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000
yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000.
Saat ini RRI memiliki 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang
ditujukan ke Luar Negeri dengan didukung oleh 8500 karyawan. Kecuali di Jakarta, RRI di
daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa
daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa Kota (Pro
II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita
dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta
terdapat 6 programa yaitu programa I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa,
Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus
berita dan Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan
Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" (Voice of
Indonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa.
Kegiatan Amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobby
dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi
secara global baik oleh Badan-badan telekomunikasi international seperti ITU dan IARU
maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Oleh karena itu dalam
melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO.
Kegiatan amatir radio di Indonesia dimulai pada tahun 1930-an ketika Indonesia
masih dalam jajahan Belanda atau Hindia Belanda. Sangat sedikit orang yang dipercaya oleh
kekuasaan untuk memiliki izin amatir radio saat itu. Dua diantara mereka yang disebut-sebut
sebagai pelopor adalah Rubin Kain, yang izinnya didapat tahun 1932. Beliau telah
meninggal pada tahun 1981. Yang kedua adalah B. Zulkarnaen yang izinnya didapat pada
tahun 1933. Beliau juga telah meninggal pada tahun 1984.
Semua aktifitas amatir radio dihentikan pada saat pendudukan Jepan dan Perang
Dunia II, namun ada dari sebagian mereka yang tetap nekat beroperasi dibawah tanah untuk
kepentingan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahun 1945, proklamasi kemerdekaan RI disiarkan ke seluruh dunia dengan
menggunakan sebuah pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri oleh seorang amatir
radio yang bernama Gunawan. Jasa Gunawan ini diakui oleh Pemerintah dan sebagai
penghargaannya, pemancar radio buatan Gunawan tersebut di simpan di Museum Nasional
Indonesia.
PRSSNI sebagai wadah organisasi radio swasta di Indonesia menuliskan bahwa
keberadaan radio siaran di Indonesia, mempunyai hubungan erat dengan sejarah perjuangan
bangsa, baik semasa penjajahan, masa perjuangan proklamasi kemerdekaan, maupun
didalam dinamika perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang
demokratis, adil dan berkemakmuran.
Di zaman Penjajahan Belanda, radio siaran swasta yang dikelola warga asing
menyiarkan program untuk kepentingan dagang, sedangkan radio siaran swasta yang
dikelola pribumi menyiarkan program untuk memajukan kesenian, kebudayaan, disamping
kepentingan pergerakan semangat kebangsaan. Ketika pendudukan Jepang tahun 1942,
semua stasiun radio siaran dikuasai oleh pemerintah, programnya diarahkan pada
propaganda perang Asia Timur Raya. Tapi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu 14
Agustus 1945 para angkasawan pejuang menguasai Radio Siaran sehingga dapat
mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia.
Selanjutnya sejak proklamasi kemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan Orde Lama
tahun 1965, Radio Siaran hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal ini Radio
Republik Indonesia atau RRI.
Secara defacto Radio siaran swasta nasional Indonesia tumbuh sebagai
perkembangan profesionalisme “radio amatir” yang dimotori kaum muda diawal Orde baru
tahun 1966; secara yuridis keberadaan radio siaran swasta diakui, dengan prasyarat,
penyelenggaranya ber-Badan Hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah RI nomor 55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah, yang mengatur
fungsi, hak, kewajiban dan tanggungjawab radio siaran, syarat-syarat penyelenggaraan,
perizinan serta pengawasannya.
Cepat dan langsung
Sarana tercepat, lebih cepat dari koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada
public tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian
media cetak.hanya dengan melalui telefon,reporter radio dapat secara langsung
menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan.

Akrab
Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya.anda jarang sekali duduk dalam satu grup
dalam mendengarkan radio; tetapi biasanya mendengarkannya sendirian, seperti di mobil, di
dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.

Dekat
Suara penyiar hadir dirumah atau didekat pendengar. Pembicaraannya langsung menyentuh
aspek pribadi(interpersonal communications).

Hangat
Paduan kata-kata,musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi
pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan sering kali berfikir
bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka.
Sederhana
Tidak rumit,tidak banyak permik,baik bagi pengelola maupun pendengar.

Tanpa batas
Siaran radio menembus batas-batas geografis,demografis,SARA(suku,agama,ras,antar
golongan), dan kelas social.hanya”tunarungu” yang tak mampu mengkonsumsi atau
menikmati siaran radio.

Murah
Dinbandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat
radio relatife jauh lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk
mendengarkan radio.

Bisa mengulang
Radio memiliki kesementaraan alami(transient nature)sehingga berkemampuan mengulang
informasi yang sudah disampaikan secara cepat.

Fleksibel
Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas
yang lain,seperti memasak,mengemudi,belajar,dan membaca Koran atau buku.
Selintas
Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan.pendengar tidak bisa mengulang apa yang
didengarnya,tidak bisa seperti pembaca Koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.

Global
Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil. Karaenanya angka-angka pun dibulatkan.misalnya penyiar
akan menyebutkan “seribu orang lebih”untuk angka 1053 orang.

Batasan waktu
Waktu siaran radio relatife terbatas,hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah
jumlah halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih.

Beralur linier
Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarka urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-
loncat.dengan surat kabar,pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir, atau langsung ke rubric yang
ia sukai.

Mengandung gangguan
Seperti timbul tenggelam(fading)dan gangguan teknis”chanel noise factor”.
Dalam bahasa Inggris, penyiar disebut announcer (arti harfiyah: orang yang mengumumkan). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau penyeru pada radio.
Nama Perusahaan : PT. Radio Iskinada Mustika
Akta Pendirian : No.34 31 Januari 1976 Bachtiar,SH Banjarmasin
Akta Perubahan : No. 85 23 Februari 2006 Robensjah Sjachran,SH
Banjarmasin

Pengesahan : C22-7398.HT.01.04-TH92
: 05 September 1992 Departemen Kehakiman dan HAM
Alamat Studio : Jl. Pramuka Komp Subur Indah blok C No.1
Banjarmasin,
70238
Alamat Kantor : Jl.Kol Sugiono No.72 Lt.4 Banjarmasin
Sistem Modulasi & Frekuensi : FM 105.1
Pemancar : Merk RVR, Tipe VJ 1000 Made By Italia
Sejak berdirinya tanggal 2 januari tahun 1976 Radio Nirwana sudah
banyak mengalami pasang surutnya dunia siaran khususnya di kota Banjarmasin.

Untuk memantapkan bargaining position dan keberadaan radio nirwana


pada tanggal 8 Mei 1986 memulai lembaran baru dalam revolusi ke-radioan di
Kalimantan Selatan, dengan menempati Gedung baru berlantai 3 yang terletak di
pusat kota Banjarmasin, adalah upaha untuk menjadikan Radio Nirwana sebagai
Media yang mampu memberikan layanan yang professional .

Melihat betapa besar tuntutan fungsi dan peran yang diemban Radio
Siaran Swasta yang pada masa Orde Baru adalah merupakan mitra RRI dalam
menyebarluaskan berbagai Informasi Pembangunan ke seluruh pelosok daerah
khsusnya di Kalimantan Selatan, yang pada era tahun 1980 hingga 1990-an masih
terdapat daerah black spot, hal itu disebabakan sebagaian besar daerah
Kabupaten tidak ada Radio Siaran Swasta maupun Radio Pemerintah Daerah
(RSPD) yang mengudara dikarenakan Radio Siaran Swasta di Kalimantan Selatan
sebagian besar berada di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin.
Atas dukungan moril yang diberikan oleh Kanwil Penerangan Provinsi Kalimantan
Selatan pada waktu itu, disambut baik oleh Manajemen Radio Nirwana untuk mendirikan
Radio Siaran Swasta di tiga daerah kabupaten dalam provinsi Kalimantan Selatan PT. Radio
Gematara Batakan di Kabupaten Tanah Laut, PT. Radio Tanjungpuri Perkasa di Kabupaten
Tabalong dan PT. Radio Swara Tapin Raya (STAR FM) di Kabupaten Tapin.
Tiga daerah yang di dirikan radio siaran itu, dipandang banyak orang tidak
menguntungkan secara ekonomi dan potensi pangsa pasar yang sangat kecil. Namun
demikian hal itu dipandang bukan sebagai halangan dan malah itu adalah sebuah tantangan
agar dapat memberikan informasi yang diperlukan masyarakat dan membantu pemerintah
dalam upaya mencerdaskan masyarakat melalui Media radio Siaran.
Dengan kerja keras tidak mengenal lelah, dan kepercayaan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah Manajemen Radio Nirwana mendirikan satu Radio Siaran lagi PT. Radio
Swara Barabai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah daerah terisolir yang masih wilayahnya
berpenduduk suku Dayak (suku terasing) yang tersebar di perbukitan sepanjang pegunungan
Meratus.
Melihat keberhasilan Manajemen Radio Nirwana mengelola Radio Siaran di
berbagai Daerah di Kalimantan Selatan, pihak Manajemen kembali mendapat dukungan
positif untuk mendirikan dua Radio Siaran di Daerah yang sangat terisolir Kabupaten Pulau
Laut yaitu PT. Radio Swara Kotabaru di Ibu kota Kabupaten Pulau Laut dan PT. Radio Gema
Meratus di Kecamatan Batulicin Kabupaten Pulau Laut.
Keberhasilan Manajemen Radio Nirwana mengelola Radio Siaran di beberapa
daerah dalam provinsi Kalimantan Selatan, ternyata juga mendapat respont di Provinsi
tetangga Kalimantan Tengah. Salah satu radio siaran PT. Radio Borneo Citra Vokalia
(BRAVO FM) di Palangkaraya Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, di serahkan
pengelolaannya kepada Manajemen Radio Nirwana terhitung dari tahun 1995.

Diawal tahun 2000 adalah masa sulit bagi Radio Siaran Swasta, hal itu
dikarenakan Indonesia masih dalam kondisi Krisis Ekonomi. Walau kondisi perekonomian
yang masih sulit, daya beli masyarakat menurun, dengan kondisi demikian Manajemen Radio
Nirwana tetap bertahan walau terpaksa juga harus mengencangkan Ikat Pinggang. Kondisi
Krisis Ekonomi yang berkepanjangan dan tidak menentu itu beberapa radio siaran swasta di
Kalimantan Selatan yang menawarkan pengelolaannya kepada Radio Nirwana di antaranya
PT. Radio Swaracitra Suryanada (SAS FM) di Banjarbaru, PT. Radio Citraswara Pelangi
Indah (Pelangi FM) di Kecamatan Pagatan Kab. Pulau Laut dan PT. Radio Iskinada Mustika
(Mustika FM) di Banjarmasin. Dengan pertimbangan teknis dan geografis Radio Citraswara
Pelangi Indah terpaksa dipindahkan ke kota Banjarmasin pada awal tahun 2000. dan
pertengahan tahun 2005 PT.Radio Suara Kayutangi (Sky FM) baru bisa beroperasi (siaran)
setelah lima tahun proses perizinan tertunda yang disebabkan perobahan politik dan
kebijakan Pemerintah tentang Penyiaran belum ada kepastian pasca dibubarkan
Departemen Penerangan.
WANITA DAN PEKERJA
Senin s/d Sabtu
Pukul 10.00 – 12.00 WITA

Sajian program yang memuat info gender dan


potensi wanita dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, dan dunia kerja
FEMALE TIPS
Senin s/d Sabtu
Pukul 08.00 – 10.00 WITA

Sebuah program yang memberikan sajian informasi


dan tips populer dengan karakter yang familiar
penyajian musik hiburan
POLITA (PRBLEM LINGKUP WANITA)
Senin s/d Minggu
Pukul 16.00 – 17.00 WITA

Program yang membahas secara kritis


persoalan/problem wanita kritis dan dialog seputar
isu wanita/gender
 Radio Media Partner TPI, dalam audisi KDI
Desember 2005
 Kuis Cangkang X-lon 2005, September –

November 2005 Amplop terkumpul 3.168 lembar.


(Launching Produk Baru, bulan April 2006)
Frekuensi
FM 105.1

Jangkauan
1.Banjarmasin
2.Banjarbaru
3.Martapura
4.Marabahan
5.Kuala Kapuas
6.Basarang (KalTeng)
1. Hiburan
2. Pendidikan
3. Informasi
4. Berita
 LAGU INDONESIA : 85 %
 LAGU BARAT : 15 %
 Insert 5 Menit : Rp 911.000,-
*biaya operasional Rp 75.000,- (Kota Banjarmasin)
 Time Signal 60 Detik : Rp 188.000,-
 Talk Show Full Blocking (45 menit) : Rp 7.595.000,-

*Tarif belum termasuk PPn 10%


*Tarif adlibs *tarif spot
*Biaya pembuatan materi @Rp 750.000,-
*Biaya operasional OB VAN di luar air time Rp
2.750.000,- (dalam Kota Banjarmasin)
TERIMA KASIH
 https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio
 http://agusbaha07.blogspot.co.id/2012/10/

sejarahpenemu-dan-perkembangan-radio.html
 https://roeewhatsupsoe.wordpress.com/

2012/10/17/keunggulan-radio-kekurangan-radio/
 http://www.nirwanagroup.net/index.php?

content=umum&id=88
 http://nirwanagroups.blogspot.co.id/2008/12/

selayang-pandang-radio-nirwana-group.html

Anda mungkin juga menyukai