F FA FC
Aplikasikan hukum Newton pada titik A dan titik C
B
A
D
A' C A
1 1
F GMm 2
GMm 2
(r R) r
Dijabarkan kita peroleh;
B
A
D
A' C A
R
2rR 1
2r
F GMm 2
r 4 1 R
r
Karena r >> R maka pada titik A;
B
A
D
A' C A
2GMm
F 3
R
r
2.Gaya pasut di titik A’ adalah;
B
A
D
A' C A
1 1 r 2 (r R)2
F FA' FC GMm 2
GMm 2 GMm 2 2
(r R) r r (r R)
R
2rR 1
2 r 2GMm
F GMm
2 F R
3
r 4 1 R r
r
3. Gaya pasut di titik B
B
A
D
A' C A
1
FB GMm 2
d
1 r
FB // FBCos GMm 2
d d
R
FB FBSin GMm 3
r
• Komponen gaya sejajar di B saling meniadakan dengan gaya
gravitasi Bulan di titik C Karena Fb// = FC
B
A
D
A' C A
R
FB GMm 3
r
Gaya pasang surut di ekuator dua kali lebih besar
dibanding dengan di daerah kutub. Gaya pasang surut
di tempat lain akan mengikuti pertaksamaan FB< F <
FA
Bumi, bola yang diselubungi air
1. Pasang Purnama dan Pasang Purbani
Arah Matahari
Pasang Purnama (vive eau, spring tides) dan Pasang Purbani (morte eau, neap tide) Gaya pasang
surut akan maksimum bila resultante gaya gravitasi Bumi, Bulan dan Matahari terletak pada suatu
garis lurus. Keadaan ini berlangsung pada saat bulan purnama atau bulan baru. Naiknya permukaan air
laut pada saat ini disebut "pasang purnama". Gaya pasang surut akan minimum apabila gaya gravitasi
Bulan dan Matahari saling meniadakan, ini terjadi pada saat Bulan-Bumi-Matahari membentuk sudut
900 Posisi ini disebut Bulan kuartir, terjadi pada saat Bulan berumur sekitar 7 hari dan 21 hari.
Naiknya permukaan air laut merupakan tinggi yang minimum. Peristiwa ini disebut "pasang purbani"
2. Harbor Time
Arah Matahari
Pasang-surut(pasut) disuatu tempat tidak hanya bergantung pada posisi Bulan dan Matahari saja, tetapi dipengaruhi juga oleh keadaan
geografi, gesekan pada dasar laut, kedalaman, relief dasar laut dan viskositas air di lokasi tersebut. Semua faktor ini dapat mempercepat
atau memperlambat datangnya air pasang. Perbedaan waktu antara datangnya pasang naik dengan waktu yang dihitung disebut "harbor-
time". Sebagai contoh, tanggal 3 April 1950 di Brest, Perancis setelah bulan purnama amplitudo air pasang mencapai 7 meter (vive eau,
spring tides, pasang purnama), 7 hari kemudian 10 April 1950 setelah quartier terakhir. Amplitudo gelombang air pasang mencapai 2,5
meter (morte eau, neap tide, pasang purbani). Peristiwa terjadinya pasut tidak selalu cocok jika hanya posisi Bulan yang diperhitungkan.
Pasut berlangsung lebih lambat, di Brest terlambat 3 sampai 4 jam setelah Bulan lewat. Untuk pelabuhan Hamburg di Jerman selang
waktu ini berkisar antara 5 sampai 6 jam. Selain itu pasang purnama juga tidak berlangsung tepat pada saat syzyg (bulan baru atau bulan
purnama) pasut berlangsung 1,5 hari lebih lambat
Harbor Time
3.Rotasi Bumi menjadi lebih lambat
Arah Matahari
Perubahan posisi Bulan dan Matahari akan menyebabkan terjadinya gesekan air laut yang
mengalir dengan dasar laut, hal ini akan memperlambat rotasi Bumi, akibatnya panjang
hari di Bumi akan bertambah sekitar 0,0016 detik/abad. Perhitungan ini didukung oleh
fakta peristiwa gerhana yang pernah dicatat oleh orang-orang Babilonia dulu, ternyata
perhitungan mundur berdasarkan komputasi astronomi modern, selalu tidak cocok dengan
catatan tersebut
Pergeseran Kutub Bumi
2. Stabilitas Gaya Pasang Surut
m1
F1 GM 2
(d r)
• Untuk massa
m2m2
F2 GM 2
(d r)
Gaya pasang surut dari M
• Asumsi massa
m1= m2 = m
4r
Fd GMm 2
3 r 2
d (1 2 )
d
Asumsi Gaya Pasang Surut dari M
4GMm
Fd 3
r
d
• Gaya gravitasi
terhadap m1 dan m2
Gm1m2
Fg
(2r)2
Syarat partikel dalam kesetimbangan
4GMm Gm1m2
3
r
d (2r)2
4 Synchronous 1,42
rotating
Lanjutan Tabel 1
No Mode Rotation State f
5 Non rotating 1,26
Fg 02 C a ( percepatan gravitasi)
2 ( percepatan sentrifugal)
Fs a
3
2 2 Rp
0 Ca 2 0 p a 2a 0
r
• Diperoleh
3 2
Rp
C 2 p
r
0
Rp
3
2
a
C 2 p
b
r 0
Untuk P/Shoemaker-Levy 9 disrupsi terjadi
pada
r 1,3 Rp
2
3 ,3 a
h
C 1,22
P
rot b