Anda di halaman 1dari 16

Politik Bahasa

Nasional
Disusun oleh:
1. Ajeng Kartika Putrie
(2113453039)
2. Ismet Robbi Wijaya
(2113453001)
3. Lia Asmak (2113453043)
4. Piranti (2113453014)
SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA
INDONESIA
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan di Negara
Republik Indonesia (NKRI). Pada perkembangannya, dengan semakin pesatnya
arus globalisasi, modernisasi, ilmu pengetahuan, teknologi, Bahasa Indonesia harus
dapat menjadi sebuah instrumen dalam melakukan komunikasi utama di Indonesia.
Penelitian ini lebih relevan menggunakan metode penelitian pustaka, alasan
dikarenakan persoalan penelitian ini hanya bisa dijawab lewat penelitian pustaka
dan sebaliknya tidak mungkin mengharapkan datanya dari riset lapangan.
Lalu dari mana Bahasa Indonesia berasal? Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara
lain, menyatakan bahwa berdasarkan sejarah, bahasa Indonesia mempunyai akar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sudah dipergunakan sebagai bahasa penghubung bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, melainkan hampir di seluruh Asia Tenggara.Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara
sejak abad ke-7. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang),
Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi
berangka tahun 688 M (Jambi).Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu
tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya. Di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di
Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Bahasa Indonesia pun dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat
maupun daerah. Meskipun bahasa dari daerah masing-masing masih dipakai, namun untuk mempersatukan bangsa,
masyarakat Indonesia antar suku menggunakan bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari.
Untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia, telah diadakan 10 kali kongres bahasa Indonesia
yang bertujuan untuk memelihara dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia di dalam perkembangan
globalisasi dan modernisasi. Kongres bahasa Indonesia yang 1 dilaksanakan di Kota Solo, Jawa
Tengah, pada tanggal 25-28 Juni Tahun 1938, Kongres bahasa Indonesia II dilaksanakan di Kota
Medan, Sumatra Utara, pada 28 Oktober-1 November 1954, Kongres bahasa Indonesia III
dilaksanakan di Ibukota Jakarta, pada 28 Oktober-2 November 1978, Kongres bahasa Indonesia IV
diselenggarakan di Jakarta, dari 21-26 November 1983, Kongres bahasa Indonesia yang V
dilaksanakan di Jakarta, pada 28 Oktober-3 November 1988, Kongres bahasa Indonesia yang VI
dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28 Oktober-2 November 1993, Kongres bahasa Indonesia VII
dilaksanakan di Hotel Indonesia, Jakarta, yakni pada 26-30 Oktober 1998, Kongres bahasa Indonesia
VIII diselenggarakan di Jakarta, yakni pada 14-17 Oktober 2003, Kongres bahasa Indonesia IX
dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28 Oktober -1 November 2008, Kongres bahasa Indonesia yang
X dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28-31 Oktober 2013.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat
penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai
bahasa nsional, bahasa Indonesia di antaranya berfungsi
mempererat hubungan antarsuku di Indonesia. Fungsi ini,
sebelumnya, sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah
Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dikukuhkan sehari setelah kemerdekaan RI dikumandangkan atau
seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945. Bab
XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara
ialah bahasa Indonesia. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa dalam penyelenggaraan administrasi
negara, seperti bahasa dalam penyeelenggaraan pendidikan dan
sebagainya.
Fungsi Bahasa Indonesia
1. Lambang kebanggaan kebangsaan

2. Lambang identitas nasional

3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya

4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi

Di dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya
sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia
dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga tidak bergantung padai unsur-unsur bahasa lain.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa
sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak
perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air
dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi. Selain fungsi-
fungsi di atas, bahasa Indonesia juga harus berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam
satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam fungsi ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-
bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu
meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang
bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu, kita dapat meletakkan
kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
A. Kedudukan Bahasa Daerah
DAERAH
Bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku atau kelompok etnis
di tanah air. Tiap kelompok etnis mempunyai bahasa masing-masing yang
dipergunakan dalam komunikasi antaretnis atau sesama suku. Perencanaan bahasa
nasional tidak bisa dipisahkan dari pengolahan bahasa daerah, demikian pula
sebaliknya. Itulah sebabnya di samping mengolah bahasa nasional, Politik Bahasa
Nasional pun berfungsi sebagai sumber dasar dan pengarah bagi pengolahan
bahasa daerah yang jumlahnya ratusan dan tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Hal itu sejalan dengan UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 di dalam
penjelasannya, dikatakan: “Bahasa daerah itu adalah merupakan bagian
dari kebudayaan Indonesia yang hidup; bahasa daerah itu adalah salah
satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh negara”, yang
fungsinya sebagaimana disimpulkan oleh peserta Seminar Politik Bahasa
Nasional tahun 1975 di Jakarta, yakni: “Di dalam kedudukannya sebagai
bahasa daerah, bahasa-bahasa seperti Sunda, Jawa, Bali, Madura, Bugis,
Makassar, dan Batak
B. Fungsi Bahasa Daerah
1. Lambang kebanggaan daerah,
2. Lambang identitas daerah, dan
3. Alat perhubungan di dalam keluarga dan
masyarakat daerah.
4. Pendukung bahasa nasional,
5. Bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah
tertentu pada tingkat
Di daerah tertentu , bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia
pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus
menggunakan bahasa Indonesia , kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.

Dalam tatanan pemerintah pada tingkat daerah , bahasa daerah menjadi penting dalam
komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang kebanyakan masih menggunakan
bahasa ibu sehingga dari pemerintah harus menguasai bahasa daerah tersebut yang
kemudian bisa di jadikan pelengkap di dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat
daerah tersebut.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
A. Kedudukan Bahasa asing
ASING
Bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Jepang dan
bahasa lainnya kecuali bahasa Indonesia dan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa asing.
Kedudukan ini berdasarkan atas kenyataan bahwa bahasa asing tertentu itu diajarkan di lembaga
pendidikan pada tingkat tertentu, dan di dalam kedudukan demikian, bahasa-bahasa asing itu tidak
bersaing dengan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa Nasional maupun bahasa Negara, serta dengan
bahasa-bahasa daerah baik sebagai lambang nilai sosial budaya maupun sebagai alat perhubungan
masyarakat daerah.

Oleh sebab itu bahasa asing berkedudukan sebagai bahasa ke tiga, dibawah bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional dan bahasa daerah di masing-masing wilayah Nusantara.
B. Fungsi Bahasa Asing

Fungsi bahasa asing sebagai kata serapan adalah dimana bahasa asing tersebut berguna
menjadi sebuah kata serapan yang ada didalam bahasa indonesia. Kata Serapan merupakan
kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan
diterima pemakaiannya secara umum.Berdasarkan taraf integrasinya, kata serapan dalam
bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 golongan besar.

Pertama, kata serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle cock, long march, dan lain-lain. Kata-kata ini dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, kata serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya
hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.Bahasa yang paling banyak diserap kata-
katanya, berdasarkan referensi penulis (chacadidik.blogspot.com), yang
pertama adalah bahasa Belanda. Hal ini terutama disebabkan lamanya masa
penjajahan oleh bangsa Belanda yang mencapai 3,5 abad. Bahasa Belanda
dipakai hingga masa pergerakan kemerdekaan dalam komunikasi gagasan
kenegaraan dan tentunya juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai