SUB POKOK BAHASAN • PERANG DUNIA I • KOOPERASI dan NON-KOOPERASI • ORGANISASI PENDIDIKAN TAMAN SISWA • PKI (PARTAI BURUH INDONESIA) • PARTAI RAKYAT JELATA PERANG DUNIA I 1914-1918 • Perang Dunia I melanda dunia pada tahun 1914- 1918. Perang hebat ini pada mulanya hanya terjadi di kawasan Benua Eropa, kemudian menjalar ke negara-negara di kawasan Benua Amerika dan Asia, seperti Kanada, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Itulah sebabnya, perang ini disebut Perang Dunia. Namun secara umum pengertian Perang Dunia adalah perang yang melibatkan banyak negara di dunia. • Perang Dunia I merupakan perang terbesar dan terdahsyat yang terjadi pada abad ke-20. Perang Dunia I dilatarbelakangi oleh pertentangan antarnegara dalam perluasan daerah jajahan. Selain itu latar belakang terjadinya Perang Dunia I dapat dibedakan menjadi sebab umum dan sebab khusus. PENYEBAB PERANG DUNIA 1 • Sebab Umum – Politik Mencari Kawan • Adanya persekutuan 2 blok yaitu: – Triple Alliance 1882, (Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia) – Triple Entente 1902, ( Perancis, Inggris, dan Rusia ). – Kemajuan Industri (industri yang memproduksi senjata ) • Kemajuan industri di Eropa menimbulkan masalah baru dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Masing-masing negara berusaha untuk memajukan industri dalam negaranya, sehingga menimbulkan terjadinya persaingan diantara negara-negara Eropa. – Politik Kolonialisme dan Imperialisme • Dengan kemajuan industri, maka negara-negara Eropa berusaha untuk mencari wilayah jajahan yang luas dan digunakan untuk pengambilan bahan mentah maupun tempat pemasaran hasil-hasil industri dan penanaman modal. – Perdamaian Bersenjata • Masing-masing negara berusaha untuk meningkatkan kewaspadaan jika terjadi perang besar, maka terjadi- nya persaingan dalam memproduksi senjata dan kecanggihannya • Sebab Khusus – Pada tanggal 28 Juni 1914, Putra Mahkota Austria yang bernama Frans Ferdinand beserta istrinya terbunuh dalam suatu latihan perang di Bosnia (SaraJevo). Pembunuhnya adalah Gavrilo Princip, seorang Serbia. Kemudian pada tanggal 28 Juni 1914, Austria menyatakan perang kepada Serbia. Tak lama kemudian pecah peperangan di Balkan dan meluas ke seluruh Eropa. Negara-Negara yang terlibat adalah negara-negara Imperialisme dan tanah jajahan. Perang di Eropa meletus menjadi perang dunia. • Kronologi Perang Dunia 1 – Tanggal 01-8-1914, Jerman mengumum-kan perang dengan Rusia; – Tanggal 03-8-1914, Perancis melancarkan serangan kepada Jerman; – Tanggal 14-8-1914, Inggris menyerang Jerman; • Jalan Perang Dunia 1 – Pihak-pihak yang terlibat dalam PD I • Pihak Sentral (Blok Jerman): (Jerman, Turki, Bulgaria, Austria- Hongaria) • Pihak Sekutu (Blok Perancis): (Perancis, Rusia, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang, dll) • Akhir Perang Dunia 1 – Kekalahan Jerman menyebabkan rakyat Jerman menjadi susah sehingga di Jerman sendiri muncul pemberonta-kan dari kaum komunis (spartacis) – Jerman juga harus menghadapi musuh yaitu Sekutu PERJANJIAN-PERJANJIAN PERDAMAIAN SETELAH PD I
• Perjanjian Versailles (28-6-1918), Jerman dan Sekutu:
– Jerman menyerahkan Alsace-Lorraine kepada Perancis dan Eupen Malmedy kepada Belgia – Danzig dan sekitarnya menjadi kota merdeka di bawah LBB – Jerman kehilangan semua tanah jajahannya yang diambil oleh Inggris, Perancis, dan Jepang – Jerman harus membayar ganti rugi perang sebesar 132 milyar Mark emas – Angkatan Perang Jerman diperkecil – Kapal perang maupun kapal dagang Jerman diambil alih oleh Inggris – Daerah Saar diperintah oleh LBB selam 15 tahun. • Dalam Perjanjian Versailles itu peranannya dipegang oleh Woodrow Wilson (Presiden AS), Georges Clemenceau (Perancis), Lloyd George (Inggris), dan Vittorio E O (Italia). Keempat orang ini dikenal dengan The Big Four. • Perjanjian St. German (10-10-1919) antara Sekutu dan Austria, isinya: – Tidak diperkenankan adanya gabungan antara Jerman-Austria – Austria harus menyerahkan daerah Tirol Selatan, Istria kepada Italia, dan Bohemia, Moravia kepada Cekoslovakia • Perjanjian Neuilly (27-10-1919) • Perjanjian Trianon (4-6-1920) • Perjanjian Sevres ( 20-8-1920 ) AKIBAT PERANG DUNIA I • Lebih dari 10 juta orang meninggal dan sekitar 20 juta orang terluka sebagai korban kedahsyatan Perang Dunia I. Selain itu, Perang Dunia I berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. • Bidang Politik – Munculnya negara-negara baru, seperti Polandia, Ceko-slovakia, Kroasia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran, Mesir, Arab Saudi, dan Syria (Suriah). – Munculnya paham-paham baru, seperti fasisme di Italia, naziisme di Jerman, nasionalisme di Turki, militerisme di Jepang, dan komunisme di Rusia. • Bidang Sosial – Perang Dunia I membutuhkan perlengkapan, sehingga mendorong produktivitas industri yang semakin besar. Dengan demikian, buruh semakin dibutuhkan, sehingga kedudukan buruh dan wanita semakin penting. – Perang yang berkepanjangan menimbulkan rasa marah, bosan, dan ngeri, sehingga munculkan keinginan perdamaian. Maka, dibentuklah League of Nations atau Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1919. • Bidang Ekonomi – Selama Perang Dunia I berkecamuk, perekonomian tidak mendapat perhatian yang layak. Akibatnya, krisis ekonomi yang dahsyat melanda dunia. Hal ini dikenal dengan sebutan Malaise 1929. Adapun penyebab dari krisis ekonomi tersebut adalah sebagai berikut: • Kemiskinan akibat tenaga manusia tercurah untuk keperluan perang,dan faktor-faktor produksi rusak. • Over produksi, akibat perdagangan internasional terhenti oleh proteksi yang dilakukan oleh negara-negara totaliter seperti Jerman, Italia, dan Rusia. • Amerika. Pada puncak krisis nilai mata uang mencapai 1$= 4000.000.000 Mark Jerman. Terhambatnya pemberian kredit. Banyak nasa-bah yang menarik defositnya karena terjadi inflasi yang sangat tinggi serta banyak perbankan yang menarik kembali simpanan- nya. Terjadinya kekacauan pembayaran. Terjadi perbedaan besar dalam nilai mata uang Jerman, Austria, dan Prancis terhadap dolar. KOOPERATIF DAN NON KOOPERATIF • Dalam berjuang memperoleh kemerdekaan, Indonesia menjalankan sejumlah taktik antara lain taktik kooperatif (moderat ) dan taktik non-kooperatif (radikal). • Perjuangan kooperatif artinya adalah perjuangan yang sifatnya moderat (lunak) dan bersedia kerja sama dengan pemerintah penjajah. • Perjuangan non-kooperatif artinya perjuangan yang sifatnya radikal atau keras dan tidak bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah penjajah. Kemerdekaan Indonesia yang mereka cita-citakan diusahakan sendiri, dengan jalan radikal seperti pemberontakan yang dilakukan PKI pada pemerintahan kolonial Belanda. • Taktik perjuangan Indonesia menjadi kooperatif (moderat) disebabkan oleh beberapa alasan antara lain dunia dilanda krisis MALAISE dan sikap pemerintah kolonial belanda yang semakin keras dan juga tegas dalam menghadapi partai dan organisasi. Sikap yang semakin keras tersebut sebagai buntut kegagalan pemberontakan PKI. Sikap keras ini ditunjukan dengan pembatasan berkumpul dan berserikat serta penangkapan juga pengasingan tokoh besar pergerakan nasional Indonesia. • Rentang tahun abad ke 20 (XX) dimulai pada 1900 hingga 1999. Pada abad tersebut, Indonesia memasuki masa Pergerakan Nasional dimana perlawanan terhadap Belanda sifatnya nasional, tujuan perlawanan adalah kemerdekaan nasional dengan alat perjuangan berupa partai atau organisasi. • Sifat atau cara perlawanan tersebut dibagi lagi ke dalam dua kelompok yakni kooperatif (moderat) dan non kooperatif (radikal). • Masa non-kooperatif/radikal (1920-1927) dija- lankan oleh sejumlah organisasi seperti PKI, PNI, Indische Vereniging atau PI, Tri Koro Darmo dan lain-lain. • Adapun masa kooperatif berlangsung sejak tahun 1930 dan disebut juga masa moderat. Organisasi yang menjalankan pergerakan ini adalah PNI baru, Partindo, Parindra, Gerindo, Gapi dan lain lain. ORGANISASI PENDIDIKAN TAMAN SISWA
• Taman Siswa (Taman berarti tempat bermain atau tempat
belajar, dan Siswa berarti murid) adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakaarta. Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan dia bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia. • Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif yang diper-kenalkan oleh Maria Montessori (Italia) dan Rabindranath Tagore (India/Benggala). Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa): – ing ngarsa sung tulada , "(yang) di depan memberi teladan"), – ing madya mangun karsa, "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"), – tut wuri handayani, "dari belakang mendukung"). • Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia. • Ki Hadjar Dewantara, yang bernama asli Suwardi Suryaningrat yang lahir pada 2 Mei 1879 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari pangeran di Paku Alam. • Ki Hadjar Dewantara sebetulnya bukan hanya seorang tokoh pendidikan, tapi juga tokoh pergerakan nasional. Dalam sejarah pergerakan kemerdekaan, kita mengenal istilah Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo, dan Ki Hadjar Dewantara. Mereka mendirikan partai politik pertama di Hindia Belanda yang dikenal dengan sebutan Indische Partij pada 25 Desember 1912. • Ki Hadjar juga dikenal sebagai jurnalis dan penulis ulung. Dia menulis esai berjudul Als ik een Nederlander was… (Seandainya saya seorang Belanda….). Esai ini merupakan kritik yang sangat tajam terhadap rencana pemerintah kolonial untuk menyelenggarakan 100 tahun kemerdekaan Belanda. Karena kritiknya yang sangat tajam tersebut, Ki Hadjar kemudian dikirim ke Negeri Belanda selama enam tahun (1913-1919). • Namun, pengasingannya ke Negeri Belanda itu tidak membuat idealisme perjuangan Ki Hadjar surut. Sebaliknya ia justru belajar banyak hal, terutama dalam bidang politik dan pendidikan. Ia juga berkenalan dengan gagasan pendidikan Friederich Wilhelm August Frobel (1782-1852), yang menjadikan permainan sebagai media pembelajaran, dan Maria Montessori (1870-1952), yang memberikan kemerdekaan kepada anak-anak. • Pemikiran kedua tokoh itu menjadi dasar pengembangan Perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara tiga tahun berikutnya setelah pulang dari Negeri Belanda, tepatnya pada 3 Juli 1922. • Tujuan Perguruan Tamansiswa itu adalah menuju Indonesia merdeka, demi terwujudnya masyarakat tertib dan damai. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan Nasional Tamansiswa adalah antitesa terhadap sistem pendidikan penjajah yang mengutamakan intelektualistis, individualistis, dan materialistis. • Perguruan Tamansiswa juga didirikan untuk menampung minat masyarakat Hindia yang ingin bersekolah namun terkendala oleh berbagai hal, termasuk status sosial. Sebab, pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Hindia Belanda saat itu lebih diperuntukkan bagi kaum bangsawan maupun pangreh praja (pegawai pemerintah), sehingga rakyat jelata tidak bisa bersekolah. • Kehadiran Perguruan Tamansiswa membuka kesempatan bagi semua orang untuk bisa bersekolah secara mudah dan murah. Mudah karena tidak ada persyaratan-persyaratan khusus, sedangkan murah dalam artian biayanya terjangkau oleh semua golongan. Tidak mengherankan bila dalam kurun waktu delapan tahun (1922-1930) jumlah Perguruan Tamansiswa telah mencapai 100 cabang dengan jumlah puluhan ribu murid. PKI (PARTAI BURUH INDONESIA) • Komunisme masuk ke Indonesia diperkenalkan oleh H. J. F. M. Sneevliet seorang anggota Sociaal Democratische Arbuters Party/ SDAP atau partai buruh Belanda yang beraliran sosial demokrat di Indonesia. • Sneevliet berusaha untuk menyebarkan ideologi komunis khususnya melalui organisasi buruh, karena buruh adalah salah satu kelas yang tertindas dengan mendirikan organisasi Indische Sosial Democratiche Veriniging/ISDV pada Mei 1914 di Semarang. • Organisasi ini merupakan gabungan dari Partai Sosialis Belanda dengan SDAP yang kemudian bersatu di bawah nama SDP Komunis yang beranggotakan 85 orang sosialis di Hindia-Belanda. Pembentukan ini dilaksanakan pada tahun 1914. • Untuk bisa mendapatkan pengaruh yang luas di kalangan rakyat Indonesia, Sneevliet sukses memasukkan ilmu-ilmu dan paham komunis kepada masyarakat Indonesia. • Pengaruh komunis berkembang sangat cepat di kalangan rakyat Indonesia dan hal ini menunjukkan bahwa perekonomian dan hubungan gerakan politik Indonesia saat itu sedang sangat terpuruk. • Radikalisme yang disebarkan oleh kaum komunis membuat pemerintah Belanda harus mengusir kaum komunis Belanda untuk meninggalkan wilayah Indonesia. • Pada kongres Komintern kelima pada tahun 1924, ia menekankan bahwa "prioritas utama dari partai-partai komunis adalah untuk mendapatkan kontrol dari persatuan buruh" karena tidak mungkin ada revolusi yang sukses tanpa persatuan kelas buruh ini. • Pada 1924 nama partai diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Aksi PKI yang kemudian dikenal dengan pemberontakan PKI 1926 dapat ditumpas oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Sebagai akibat aksi itu para pemimpinnya dan massa yang terlibat dijatuhi hukuman atau dibuang ke Digul/Irian Barat. PARTAI RAKYAT JELATA • “Sekarang adalah zaman demokrasi, zaman pemerintahan rakyat. Raja tidak boleh memerintah semaunya, tapi rakyat sendiri harus bersuara, turut serta dalam membuat aturan-aturan dan tidak boleh hanya diperintah!” • Kata-kata keras yang dikutip Takashi Shiraishi dalam Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926 (1997: 150) itu keluar dari guratan pena seorang ningrat Jawa dengan status sosial yang amat tinggi. Ia adalah Raden Mas Soerjopranoto Soerjaningrat, pangeran utama Praja Pakualaman di Yogyakarta. • Tulisan Soerjopranoto tersebut merupakan pembuka dari maklumat berdirinya Personeel Fabrieks Bond (PFB). Serikat buruh yang berafiliasi dengan Sarekat Islam (SI) ini sebenarnya sudah hadir sejak setahun sebelumnya, tetapi baru pada November 1918 diumumkan secara resmi. • Meskipun menyandang gelar pangeran dan statusnya disejajarkan dengan orang-orang Eropa yang hidup di Hindia Belanda, Soerjopranoto tampaknya tidak menyukai gemerlap kehidupan istana.