0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan21 halaman
Organisasi sosial politik masa pergerakan Indonesia melawan penjajah meliputi Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, pergerakan wanita, Sumpah Pemuda, Parindra, Gerindo, dan petisi Soetardjo dan Gabungan Politik Indonesia. Kongres Pemuda I dan II menyatukan berbagai organisasi kepemudaan dan menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
Organisasi sosial politik masa pergerakan Indonesia melawan penjajah meliputi Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, pergerakan wanita, Sumpah Pemuda, Parindra, Gerindo, dan petisi Soetardjo dan Gabungan Politik Indonesia. Kongres Pemuda I dan II menyatukan berbagai organisasi kepemudaan dan menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
Organisasi sosial politik masa pergerakan Indonesia melawan penjajah meliputi Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, pergerakan wanita, Sumpah Pemuda, Parindra, Gerindo, dan petisi Soetardjo dan Gabungan Politik Indonesia. Kongres Pemuda I dan II menyatukan berbagai organisasi kepemudaan dan menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
SUB POKOK BAHASAN • PERHIMPUNAN INDONEISA • PARTAI NASIONAL INDONESIA • PERGERAKAN WANITA • SUMPAH PEMUDA • PARINDRA • GERINDO (GERAKAN RAKYAT INDONESIA) • PETISI SOETARDJO & GABUNGAN POLITIK INDONESIA PERHIMPUNAN INDONEISA • Didirikan oleh Mahasiswa Indonesia di Belanda pada 1908. Tujuan awal adalah menghilangkan pengaruh kolonial di Indonesia. Ide-ide mereka ditumpahkan dalam majalah Indonesia Merdeka yang juga terbit di Indonesia selain di Belanda. • Tokohnya antara lain ialah Mohammad Hatta. PI dianggap radikal oleh Belanda sebab acapkali bicara pada forum internasional semisal di Prancis dan Belgia soal penjajahan Belanda yang tak manusiawi. • PI tamat riwayatnya setelah Belanda melakukan penangkapan kepada para aktivis PI seperti M. Hatta dan Ali Sastroamijoyo. Akhirnya sisa perjuangan PI melebur ke organisasi lain semisal PNI dan Jong Indonesia. PARTAI NASIONAL INDONESIA • Berdiri pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dan berubah pada Mei 1928 dengan nama Partai. PNI dapat dikatakan sebagai kepanjangan tangan dari PI sebab tokoh-tokohnya diantaranya ialah tokoh PI. Tokoh paling karismatik di PNI ialah pendirinya yakni Soekarno. Soekarno menawarkan ideologi baru yakni nasionalisme (terkonsentrasi pada negeri sendiri) sebagai jalan tengah antara Islamisme dan komunisme. Bagi Soekarno agama adalah baik bila terkonsentrasikan pada kepentingan duniawi yakni kemerdekaan dan kesejahteraan, padahal prinsip beragama ialah bersifat menyeluruh menyentuk aspek ruhiyah dan jasmaniyah. • PNI melakukan aksi dengan menyelenggarakan rapat-rapat umum (demonstrasi) dan menerbitkan surat kabar. PNI acapkali melakukan pemberontakan dan Belanda sangat menyoroti kiprah PNI dengan mengawasi tindak-tanduknya. Puncaknya, 29 Desember 1926 para aktivis PNI diberbagai kota ditangkap secara serempak. PNI dibubarkan pada 25 April 1931 secara terpaksa. Keadaan tersebut menjadikan adanya perpecahan di PNI dengan adanya Partindo dan PNI-Baru. PERGERAKAN WANITA • Latar Belakang – Adanya kawin paksa yang dilakukan semata karena faktor keluarga dan harta yang merugikan kaum wanita. Poligami yang banyak dilakukan oleh kaum lelaki saat itu membuat bertambahnya penderitaan kaum wanita – Suami mempunyai kekuasaan tak terbatas dalam perkawinan sehingga cenderung wanita diperlakukan semena-mena. Setelah menginjak usia dewasa, perempuan dilarang keluar rumah atau dipingit. Sehingga terisolasi dari dunia luar. – Adanya diskriminasi antara pria dan wanita khususnya di bidang pendidikan. – Karena banyaknya adat kebiasaan saat itu yang berkembang di masyarakat dan merugikan kaum wanita, muncullah kaum wanita yang berpikiran maju dan menentang kebiasaan tersebut yang dipelopori oleh R.A. Kartini. Dengan diawali dibangunnya sekolah untuk kaum wanita, sampai pada akhirnya peranan wanita dalam pergerakan nasional. • R.A. Kartini (21 April) dianggap sebagai pelopor Pergerakan kaum wanita di Indonesia. Beliau dianggap sebagai wanita Indonesia pertama yang mempunyal cita-cita untuk memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan- pengajaran. Sebagai akibat kurang mendapat pendidikan- pengajaran, kaum wanita diperlakukan tidak adil. • Pada umumnya pergerakan kaum wanita bersifat sosial dengan bertujuan untuk: – Memperoleh persamaan hak dengan kaum pria, dan diperlakukan dengan adil. – Meningkatkan atau menyempurnakan kemampuan serta kecerdasan kaum wanita terutama dalam perannya sebagai ibu dan pemegang kendali rumah tangga. • Putri Mardika ( 1912 ) Merupakan organisasi keputrian tertua dan pertama, merupakan cabang dari organisasi Budi Utomo. Bertujuan untuk memberikan bimbingan, bantuan, dan pendidikan serta mendorong wanita pribumi agar bisa menyatakan pendapat di muka umum. Organisasi Putri Mardika berperan dalam pemberian beasiswa dan menerbitkan surat kabar Putri Mardika. • Sesudah berdiri Putri Mardika kemudian muncul/berdiri organisasi- organisasi Iainnya. Hampir di tiap-tiap kota penting terdapat organisasi wanita, hingga jumlahnya banyak sekali. Organisasi kaum wanita yang banyak sekali itu dapat dibagi sebagai berikut: – Organisasi-wanita yang menjadi bagian dan sesuatu organisasi, contoh: • Wanudyo Utomo, bagian dari Sarekat Islam. • Aisyiyah, bagian dari Muhammadiyah. – Organisasi-wanita yang berdiri sendiri. Kebanyakan merupakan organisasinya kaum ibu, contoh: • Wanito Mulyo, • Wanito Katholik • Wanito Ut omo. • Antara tanggal 22-25 Desember 1928 organisasi-Organisasi wanita Indonesia mengadakan Kongres di Yogyakarta. Kongres yang pertama kali ini bertujuan untuk: – Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita. – Membentuk gabungan antara organisasi yang beraneka-ragam. • Kongres berhasil mendirikan suatu gabungan organisasi wanita dengan nama Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Tanggal dimulainya Kongres kaum wanita yang pertama kali tersebut dijadikan Hari Ibu, dan diperingäti setiap tahun (hingga sekarang), tepatnya pada 22 Desember. • Meskipun belum tercapai seluruhnya cita-cita perjuangan, namun setahap demi setahap usaha yang dilakukan kaum wanita banyak juga hasilnya. Adat-kebiasaan yang menghinakan derajat kaum-wanita makin lama makin berkurang. Bahkan sekitar tahun 1938 telah ada beberapa orang wanita Indonesia yang diangkat oleh Pemerintah Belanda untuk menjadi anggota Dewan Kota, misalnya di Bandung, Cirebon dan Surabaya. SUMPAH PEMUDA • ORGANISASI KEPEMUDAAN – Yong Java • 7 Maret 1915 di Gedung STOVIA Jakarta didirikan: Tri Koro Dharmo, Ketua: Satiman Wirjosandjojo, wakil: Suradi Wongsonegoro dan sekretaris: Soetomo. • Kongres pertama di Solo tahun 1918, mengahasilkan dua keputusan penting, yakni tentang lingkup keanggotaan dan nama organisasi. Nama diubah menjadi Jong Java dengan tujuan membangun persatuan Jawa Raya. – Yong Sumatranen Bond • Didirikan 9 Desember 1917 di Gedung Volkslecture Jakar ta oleh 150 orang pelajar sumatera dengan cabang di Padang dan Bukittinggi. Tokoh utama dari YSB adalah M. Hatta, M.Yamin, dan Bahder Djohan. • Serikat Ambon − Organisasi pertama Wilhelmina (militer) 908, Ambonsch Studiefods 1909, Young Ambon 1918. Organisasi pertama yang berusaha mempersatukan semua organisasi Ambon adalah Serikat Ambon, Semarang 9 Mei 1920 oleh AJ. Patty Karena kegiatannya ia ditangkap Okt 1920 diasingkan di Ujung Pandang, Bengkulu, Palembang dan Flores. Baru 1927 ada tokoh penggantinya yaitu Mr. Latuharhary di Surabaya, yg menginginkan Indonesia merdeka. • Perkumpulan Pemuda Sulawesi − Rukun Minahasa semarang 1912, Dr. Tumbeleka dan Dr. Sam Ratulangi mendirikan Yong Minahasa Jakarta 24 April 1919, sebagai reaksi dari YM. Maka lahirlah Young Selebes, Jakarta 1933. • Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) − Didirikan 1926 di Jakarta oleh mahasiswa Tehnische Hoogeschool, Stovia, Rechthoogeschool. Tujuannya ingin menyatukan seluruh per- kumpulan pemuda. Sebab menurut P3I persatuan merupakan senjata ampuh mengusir untuk penjajah. Tokohnya: Sugondo J,Gularso, Sumitro, Wilopo, Ak. Gani, Amir Syarifuddin, Abu Hanifah dll. Organisasi ini banyak berpengaruh di Kongres Pemuda 1 & 2 • Pemuda Indonesia. − Young Indonesia didirikan 20 Februari 1927 oleh pemuda anggota Study Club Bandung terutama yang pernah belajar di luar negeri. Tujuannya untuk memperluas dan memperkuat ide persatuan nasional. Sejumlah cabang berhasil dibentuk di Solo, Yogja dan Jakarta. Tokohnya: KRT. Yosodiningrat, Yusupadi, Suwaji, Soebagyo, Sunario, Sartono, Iskak, Bidiarto dll. Pada kongres I, 28 Desember 1928 namanya diganti dengan Pemuda Indonesia. KONGRES PEMUDA • Para tokoh dan aktivis pergerakan pemuda, terutama dari Jong Java dan JSB (yang kemudian menyebut diri Pemuda Sumatra), banyak juga yang ikut dalam Politieke Debating Club. Dalam club ini mereka berdiskusi tentang persaudaraan umat manusia, kemanusiaan, persamaan hak, etika dan moralitas dan juga tentang perdamaian dan pengingkaran kekerasan sebagai alat penyelesaian. KONGRES PEMUDA I (30 April - 2 Mei 1926) • Kongres Pemuda yang pertama ini dilaksanakan di Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda I dilaksanakan dari tanggal 30 April - 2 Mei 1926. Kongres Pemuda I diketuai oleh Muhammad Tabrani. • Kongres ini bertujuan untuk memajukan persatuan kebangsaan dan mengeratkan hubungan sesama organisasi pemuda. Berbagai masalah akademis dibicarakan untuk mencari dasar-dasar yang bisa mempersatukan; tentang adat istiadat, kedudukan perempuan dan bahasa. Hasil dari kogres ini adalah di laksanakannya kongres Pemuda II. KONGRES PEMUDA II • Diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Ketua Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java). • Penyelenggaraan kongres pemuda hari pertama di gedung Katholike jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik). Hari kedua di gedung Oost Java (sekarang di Medan Merdeka Utara Nomor 14). • Ikrar dari Kongres Pemuda II – Kami Putra dan putri Indonesia mengakui bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. – Kami putra dan putri Indonesia mengakui berbangsa satu, bangsa Indonesia. – Kami putra dan putri Indone-sia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” • Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. • Setelah itu, secara berturut-turut perkum-pulan- perkumpulan pemuda mengadakan kongres pembubaran diri mereka masing-masing - Jong Java (27 Desember, 1929), PPPI (31 Desember, 1929), Jong Selebes (15 Mart,1930) dan JSB (23 Mart 1930). Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Indonesia • Peristiwa ini adalah pernyataan akan keharusan kontinuitas dalam perkembangan nasionalisme yang mengatasi ikatan etnis, daerah, agama dan sebagainya. • Seketika kata “Indonesia” disebut secara tegas maka di waktu itu pula tekad ke arah “kemerdekaan bangsa” telah dijadikan sebagai landasan cita-cita. • Seketika “Sumpah Pemuda” dipatrikan maka “jalan kembali” ke situasi lama secara konseptual dan ideologis telah tertutup rapi. • Ketika “bahasa Indonesia” telah diakui sebagai “bahasa persatuan” bukan saja sistem komunikasi nasional ingin diteguhkan, demokratisasi dalam hubungan sosialpun ditegaskan pula. • Setelah “Sumpah Pemuda” —ketika kehadiran sebuah bangsa dirasakan sebagai suatu “realitas”— pencarian tatanan masyarakat, politik, bahkan kebudayaan barupun diperdebatkan dengan intens. PARINDRA (PARTAI INDONESIA RAYA) • Merupakan hasil fusi antara Budi Utomo dengan Persatuan Bangsa Indonesia yang sama-sama dipimpin oleh dr. Sutomo. • Parindra berhasil mendudukkan wakilnya di Volksraad Parindra bersifat kooperatif dengan Belanda dan berlaku moderat. Parindra bergerak pada bidang pemberantasan buta huruf dan perbaikan pelajaran. Parindra membentuk organisasi Rukun Tani, membentuk serikat pekerja, menganjurkan kemandirian ekonomi, dan mendirikan BNI (Bank Nasional Indonesia). GERINDO (GERAKAN RAKYAT INDONESIA)
• Gerindo didirikan pada tanggal 24 Mei. Tokohnya
yang terkenal adalah M. Yamin dan Amir Syarifudin. Gerindo kooperatif terhadap kolonial dan mendudukkan wakilnya di Volksraad. • Tujuan Gerindo adalah mencapai pemerintahan negara yang berdasarkan kemerdekaan politik, ekonomi, politik, dan sosial. Gerindo bersifat terbuka untuk semua ras dan golongan. Gerindo pun pecah, karena M. Yamin dipecat dan mendirikan Parpindo (Partai Persatuan Indonesia). PETISI SOETARDJO & GABUNGAN POLITIK INDONESIA • Petisi Soetarjo. – Soetarjo Kartohadikusumo wakil persatuan pegawai Bestuur di dalam Volksraad. – Petisi berisi tuntutan kepada Belanda untuk memberikan status otonomi/memberikan kesempatan Indonesia mengurus pemerin-tahan sendiri (status negara persemakmuran) Belanda • Indonesia Berpalemen – Setelah kegagalan petisi Soetardjo dibentuk GAPI (Gabungan Politik Indonesia) yang menginginkan terbentuknya dewan rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat dengan semboyan #Indonesiaberparlemen • Masa Pendobrak Golongan Tua Sukarni, Adam Malik, Dr. Moewardi, Wikana Chaerul Saleh, BM. Diah, Pandu Wiguna, Maruto Nitimiharjo, Johan Nur, Sayoko, dan Syarif Thayeb Soekarno, Hatta, Syahrir, Soebardjo, Moh Yamin, Ki. Hajar Dewantara, KH. Mansyur, Dr. Buntaran, Dr. Samsi, Mr. Iwa Kusumasumantri.