Anda di halaman 1dari 21

ORGANISASI SOSIAL POLITIK MASA PERGERAKAN

DAN ORIENTASI BARU PERJUANGAN RAKYAT


INDONESIA DALAM MELAWAN PENJAJAH

Pertemuan ke-6
Dosen Pengampu Mata Kuliah

TAUFIK, S.Ag., M.Pd.


SUB POKOK BAHASAN
• PERHIMPUNAN INDONEISA
• PARTAI NASIONAL INDONESIA
• PERGERAKAN WANITA
• SUMPAH PEMUDA
• PARINDRA
• GERINDO (GERAKAN RAKYAT INDONESIA)
• PETISI SOETARDJO & GABUNGAN POLITIK
INDONESIA
PERHIMPUNAN INDONEISA
• Didirikan oleh Mahasiswa Indonesia di Belanda pada 1908. Tujuan
awal adalah menghilangkan pengaruh kolonial di Indonesia. Ide-ide
mereka ditumpahkan dalam majalah Indonesia Merdeka yang juga
terbit di Indonesia selain di Belanda.
• Tokohnya antara lain ialah Mohammad Hatta. PI dianggap radikal
oleh Belanda sebab acapkali bicara pada forum internasional
semisal di Prancis dan Belgia soal penjajahan Belanda yang tak
manusiawi.
• PI tamat riwayatnya setelah Belanda melakukan penangkapan
kepada para aktivis PI seperti M. Hatta dan Ali Sastroamijoyo.
Akhirnya sisa perjuangan PI melebur ke organisasi lain semisal PNI
dan Jong Indonesia.
PARTAI NASIONAL INDONESIA
• Berdiri pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional
Indonesia dan berubah pada Mei 1928 dengan nama Partai.
PNI dapat dikatakan sebagai kepanjangan tangan dari PI
sebab tokoh-tokohnya diantaranya ialah tokoh PI. Tokoh
paling karismatik di PNI ialah pendirinya yakni Soekarno.
Soekarno menawarkan ideologi baru yakni nasionalisme
(terkonsentrasi pada negeri sendiri) sebagai jalan tengah
antara Islamisme dan komunisme. Bagi Soekarno agama
adalah baik bila terkonsentrasikan pada kepentingan duniawi
yakni kemerdekaan dan kesejahteraan, padahal prinsip
beragama ialah bersifat menyeluruh menyentuk aspek
ruhiyah dan jasmaniyah.
• PNI melakukan aksi dengan menyelenggarakan
rapat-rapat umum (demonstrasi) dan menerbitkan
surat kabar. PNI acapkali melakukan pemberontakan
dan Belanda sangat menyoroti kiprah PNI dengan
mengawasi tindak-tanduknya. Puncaknya, 29
Desember 1926 para aktivis PNI diberbagai kota
ditangkap secara serempak. PNI dibubarkan pada 25
April 1931 secara terpaksa. Keadaan tersebut
menjadikan adanya perpecahan di PNI dengan
adanya Partindo dan PNI-Baru.
PERGERAKAN WANITA
• Latar Belakang
– Adanya kawin paksa yang dilakukan semata karena faktor keluarga
dan harta yang merugikan kaum wanita. Poligami yang banyak
dilakukan oleh kaum lelaki saat itu membuat bertambahnya
penderitaan kaum wanita
– Suami mempunyai kekuasaan tak terbatas dalam perkawinan
sehingga cenderung wanita diperlakukan semena-mena. Setelah
menginjak usia dewasa, perempuan dilarang keluar rumah atau
dipingit. Sehingga terisolasi dari dunia luar.
– Adanya diskriminasi antara pria dan wanita khususnya di bidang
pendidikan.
– Karena banyaknya adat kebiasaan saat itu yang berkembang di
masyarakat dan merugikan kaum wanita, muncullah kaum wanita
yang berpikiran maju dan menentang kebiasaan tersebut yang
dipelopori oleh R.A. Kartini. Dengan diawali dibangunnya sekolah
untuk kaum wanita, sampai pada akhirnya peranan wanita dalam
pergerakan nasional.
• R.A. Kartini (21 April) dianggap sebagai pelopor Pergerakan
kaum wanita di Indonesia. Beliau dianggap sebagai wanita
Indonesia pertama yang mempunyal cita-cita untuk
memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan-
pengajaran. Sebagai akibat kurang mendapat pendidikan-
pengajaran, kaum wanita diperlakukan tidak adil.
• Pada umumnya pergerakan kaum wanita bersifat sosial
dengan bertujuan untuk:
– Memperoleh persamaan hak dengan kaum pria, dan
diperlakukan dengan adil.
– Meningkatkan atau menyempurnakan kemampuan serta
kecerdasan kaum wanita terutama dalam perannya sebagai ibu
dan pemegang kendali rumah tangga.
• Putri Mardika ( 1912 ) Merupakan organisasi keputrian tertua dan
pertama, merupakan cabang dari organisasi Budi Utomo. Bertujuan untuk
memberikan bimbingan, bantuan, dan pendidikan serta mendorong
wanita pribumi agar bisa menyatakan pendapat di muka umum.
Organisasi Putri Mardika berperan dalam pemberian beasiswa dan
menerbitkan surat kabar Putri Mardika.
• Sesudah berdiri Putri Mardika kemudian muncul/berdiri organisasi-
organisasi Iainnya. Hampir di tiap-tiap kota penting terdapat organisasi
wanita, hingga jumlahnya banyak sekali. Organisasi kaum wanita yang
banyak sekali itu dapat dibagi sebagai berikut:
– Organisasi-wanita yang menjadi bagian dan sesuatu organisasi, contoh:
• Wanudyo Utomo, bagian dari Sarekat Islam.
• Aisyiyah, bagian dari Muhammadiyah.
– Organisasi-wanita yang berdiri sendiri. Kebanyakan merupakan organisasinya
kaum ibu, contoh:
• Wanito Mulyo,
• Wanito Katholik
• Wanito Ut omo.
• Antara tanggal 22-25 Desember 1928 organisasi-Organisasi wanita
Indonesia mengadakan  Kongres di Yogyakarta. Kongres yang pertama kali
ini bertujuan untuk:
– Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
– Membentuk gabungan antara organisasi yang beraneka-ragam.
• Kongres berhasil mendirikan suatu gabungan organisasi wanita dengan
nama  Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Tanggal dimulainya
Kongres kaum wanita yang pertama kali tersebut dijadikan Hari Ibu, dan
diperingäti setiap tahun (hingga sekarang), tepatnya pada 22 Desember.
• Meskipun belum tercapai seluruhnya cita-cita perjuangan, namun setahap
demi setahap usaha yang dilakukan kaum wanita banyak juga hasilnya.
Adat-kebiasaan yang menghinakan derajat kaum-wanita makin lama
makin berkurang. Bahkan sekitar tahun 1938 telah ada beberapa orang
wanita Indonesia yang diangkat oleh Pemerintah Belanda untuk menjadi
anggota Dewan Kota, misalnya di Bandung, Cirebon dan Surabaya.
SUMPAH PEMUDA
• ORGANISASI KEPEMUDAAN
– Yong Java
• 7 Maret 1915 di Gedung STOVIA Jakarta didirikan: Tri Koro Dharmo,
Ketua: Satiman Wirjosandjojo, wakil: Suradi Wongsonegoro dan
sekretaris: Soetomo.
• Kongres pertama di Solo tahun 1918, mengahasilkan dua keputusan
penting, yakni tentang lingkup keanggotaan dan nama organisasi.
Nama diubah menjadi Jong Java dengan tujuan membangun
persatuan Jawa Raya.
– Yong Sumatranen Bond
• Didirikan 9 Desember 1917 di Gedung Volkslecture Jakar ta oleh
150 orang pelajar sumatera dengan cabang di Padang dan
Bukittinggi. Tokoh utama dari YSB adalah M. Hatta, M.Yamin, dan
Bahder Djohan.
• Serikat Ambon
− Organisasi pertama Wilhelmina (militer) 908, Ambonsch
Studiefods 1909, Young Ambon 1918. Organisasi pertama yang
berusaha mempersatukan semua organisasi Ambon adalah
Serikat Ambon, Semarang 9 Mei 1920 oleh AJ. Patty Karena
kegiatannya ia ditangkap Okt 1920 diasingkan di Ujung Pandang,
Bengkulu, Palembang dan Flores. Baru 1927 ada tokoh
penggantinya yaitu Mr. Latuharhary di Surabaya, yg
menginginkan Indonesia merdeka.
• Perkumpulan Pemuda Sulawesi
− Rukun Minahasa semarang 1912, Dr. Tumbeleka dan Dr. Sam
Ratulangi mendirikan Yong Minahasa Jakarta 24 April 1919,
sebagai reaksi dari YM. Maka lahirlah Young Selebes, Jakarta
1933.
• Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
− Didirikan 1926 di Jakarta oleh mahasiswa Tehnische Hoogeschool,
Stovia, Rechthoogeschool. Tujuannya ingin menyatukan seluruh per-
kumpulan pemuda. Sebab menurut P3I persatuan merupakan senjata
ampuh mengusir untuk penjajah. Tokohnya: Sugondo J,Gularso,
Sumitro, Wilopo, Ak. Gani, Amir Syarifuddin, Abu Hanifah dll.
Organisasi ini banyak berpengaruh di Kongres Pemuda 1 & 2
• Pemuda Indonesia.
− Young Indonesia didirikan 20 Februari 1927 oleh pemuda anggota
Study Club Bandung terutama yang pernah belajar di luar negeri.
Tujuannya untuk memperluas dan memperkuat ide persatuan
nasional. Sejumlah cabang berhasil dibentuk di Solo, Yogja dan
Jakarta. Tokohnya: KRT. Yosodiningrat, Yusupadi, Suwaji, Soebagyo,
Sunario, Sartono, Iskak, Bidiarto dll. Pada kongres I, 28 Desember
1928 namanya diganti dengan Pemuda Indonesia.
KONGRES PEMUDA
• Para tokoh dan aktivis pergerakan pemuda,
terutama dari Jong Java dan JSB (yang
kemudian menyebut diri Pemuda Sumatra),
banyak juga yang ikut dalam Politieke
Debating Club. Dalam club ini mereka
berdiskusi tentang persaudaraan umat
manusia, kemanusiaan, persamaan hak, etika
dan moralitas dan juga tentang perdamaian
dan pengingkaran kekerasan sebagai alat
penyelesaian.
KONGRES PEMUDA I
(30 April - 2 Mei 1926)
• Kongres Pemuda yang pertama ini dilaksanakan di
Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda I dilaksanakan dari
tanggal 30 April - 2 Mei 1926. Kongres Pemuda I
diketuai oleh Muhammad Tabrani.
• Kongres ini bertujuan untuk memajukan persatuan
kebangsaan dan mengeratkan hubungan sesama
organisasi pemuda. Berbagai masalah akademis
dibicarakan untuk mencari dasar-dasar yang bisa
mempersatukan; tentang adat istiadat, kedudukan
perempuan dan bahasa. Hasil dari kogres ini adalah di
laksanakannya kongres Pemuda II.
KONGRES PEMUDA II
• Diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Ketua Kongres
Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya
Joko Marsaid (Jong Java).
• Penyelenggaraan kongres pemuda hari pertama di gedung
Katholike jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik). Hari kedua
di gedung Oost Java (sekarang di Medan Merdeka Utara Nomor
14).
• Ikrar dari Kongres Pemuda II
– Kami Putra dan putri Indonesia mengakui bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia.
– Kami putra dan putri Indonesia mengakui berbangsa satu, bangsa Indonesia.
– Kami putra dan putri Indone-sia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.”
• Dalam peristiwa sumpah pemuda yang
bersejarah tersebut diperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali
yang diciptakan oleh W.R. Soepratman.
• Setelah itu, secara berturut-turut perkum-pulan-
perkumpulan pemuda mengadakan kongres
pembubaran diri mereka masing-masing - Jong
Java (27 Desember, 1929), PPPI (31 Desember,
1929), Jong Selebes (15 Mart,1930) dan JSB
(23 Mart 1930).
Makna Sumpah Pemuda dalam
Perjuangan Indonesia
• Peristiwa ini adalah pernyataan akan keharusan kontinuitas dalam
perkembangan nasionalisme yang mengatasi ikatan etnis, daerah,
agama dan sebagainya.
• Seketika kata “Indonesia” disebut secara tegas maka di waktu itu pula
tekad ke arah “kemerdekaan bangsa” telah dijadikan sebagai
landasan cita-cita.
• Seketika “Sumpah Pemuda” dipatrikan maka “jalan kembali” ke
situasi lama secara konseptual dan ideologis telah tertutup rapi.
• Ketika “bahasa Indonesia” telah diakui sebagai “bahasa persatuan”
bukan saja sistem komunikasi nasional ingin diteguhkan,
demokratisasi dalam hubungan sosialpun ditegaskan pula.
• Setelah “Sumpah Pemuda” —ketika kehadiran sebuah bangsa
dirasakan sebagai suatu “realitas”— pencarian tatanan masyarakat,
politik, bahkan kebudayaan barupun diperdebatkan dengan intens.
PARINDRA (PARTAI INDONESIA RAYA)
• Merupakan hasil fusi antara Budi Utomo dengan
Persatuan Bangsa Indonesia yang sama-sama dipimpin
oleh dr. Sutomo.
• Parindra berhasil mendudukkan wakilnya di Volksraad
Parindra bersifat kooperatif dengan Belanda dan berlaku
moderat. Parindra bergerak pada bidang pemberantasan
buta huruf dan perbaikan pelajaran. Parindra
membentuk organisasi Rukun Tani, membentuk serikat
pekerja, menganjurkan kemandirian ekonomi, dan
mendirikan BNI (Bank Nasional Indonesia).
GERINDO (GERAKAN RAKYAT INDONESIA)

• Gerindo didirikan pada tanggal 24 Mei. Tokohnya


yang terkenal adalah M. Yamin dan Amir Syarifudin.
Gerindo kooperatif terhadap kolonial dan
mendudukkan wakilnya di Volksraad.
• Tujuan Gerindo adalah mencapai pemerintahan
negara yang berdasarkan kemerdekaan politik,
ekonomi, politik, dan sosial. Gerindo bersifat terbuka
untuk semua ras dan golongan. Gerindo pun pecah,
karena M. Yamin dipecat dan mendirikan Parpindo
(Partai Persatuan Indonesia).
PETISI SOETARDJO & GABUNGAN
POLITIK INDONESIA
• Petisi Soetarjo.
– Soetarjo Kartohadikusumo wakil persatuan pegawai
Bestuur di dalam Volksraad.
– Petisi berisi tuntutan kepada Belanda untuk memberikan
status otonomi/memberikan kesempatan Indonesia
mengurus pemerin-tahan sendiri (status negara
persemakmuran) Belanda
• Indonesia Berpalemen
– Setelah kegagalan petisi Soetardjo dibentuk GAPI
(Gabungan Politik Indonesia) yang menginginkan
terbentuknya dewan rakyat yang dipilih langsung oleh
rakyat dengan semboyan #Indonesiaberparlemen
• Masa Pendobrak Golongan Tua Sukarni, Adam
Malik, Dr. Moewardi, Wikana Chaerul Saleh,
BM. Diah, Pandu Wiguna, Maruto Nitimiharjo,
Johan Nur, Sayoko, dan Syarif Thayeb
Soekarno, Hatta, Syahrir, Soebardjo, Moh
Yamin, Ki. Hajar Dewantara, KH. Mansyur, Dr.
Buntaran, Dr. Samsi, Mr. Iwa
Kusumasumantri.

Anda mungkin juga menyukai