Anda di halaman 1dari 40

GAGAL JANTUNG (HEART

FAILURE)

Feny
Oktaviana,M.Sc.,Apt.
Definis
i
Gagal Jantung (HF) adalah sindrom klinis (bersifat
progresif) yang disebabkan oleh ketidakmampuan
jantung memompa darah yang cukup untuk tubuh.
Gagal jantung dapat terjadi akibat kelainan yang
mengurangi pengisian ventrikel (disfungsi diastolik)
dan / atau kontraktilitas miokard (disfungsi sistolik)
(DiPiro, 2015).
Definisi HF menurut American Heart
Association (Yancy et al., 2013)
Klasifikasi EF (%) Deskripsi
Heart failure with <=40 Seringkali disebut dengan sistolik HF.
reduced ejection fraction Berbagai
(HFrEF) randomized controlled trials telah banyak
melakukan penelitian mengenai pengobatan
mengenai HFrEF, dan
tersedia terapi terbaru bagi pasien.
Heart failure with >= 50 Seringkali disebut diastolic HF. Beberapa kriteria
preserved berbeda
ejection fraction banyak digunakan untuk mendefinisikan HFpEF.
(HFpEF) Efikasi terapi belum teridentifikasi.
a. HFpEF, borderline 41-49 Karakteristik, pola pengobatan, dan outcome
hampir
dengan dengan pasien dengan HFpEF.
a. HFpEF, improved >40 Individu golongan ini dipercaya pernah menderita
HFrEF.
Pasien yang menunjukkan perbaikan EF
menunjukkan
Klasifikasi Perbandingan Stage
ACCF/AHA dan Klasifikasi NYHA
(Yancy et al., 2013)
ACCF/ Klasifikasi
AHA NYHA
A High risk HF tetapi tanpa adanya -
perubahan struktur atau gejala
B Tidak terdapat batasan saat melakukan aktivitas
HF Terdapat perubahan
tetapi tanpa tanda dan fisik. Aktivitas fisik biasa/rutin tidak menyebabkan
gejala. struktural I gejala HF timbul.
C Terdapat Tidak terdapat batasan saat melakukan aktivitas
structural I
perubahan
jantung dengan gejala HF fisik. Aktivitas fisik biasa/rutin tidak menyebabkan
terjadi sebelumnya. gejala HF timbul.

II. Terdapat sedikit batasan saat melakukan aktifitas fisik.


Aktivitas fisik rutin menyebabkan timbulnya gejala
HF.

III. Marked limitation ketika melakukan aktivitas

fisik.
Aktivitas fisik rutin menyebabkan timbulnya gejala
HF.
Ketidakmampuan melakukan aktifitas fisik tanpa
D Refractory HF dan membutuhkan IV
intervens
i.
IV.Ketidakmampuan
terjadi gejala HF, terjadi gejala HF dalam kondisi
melakukan aktifitas fisik tanpa terjadi
istirahat
Patofisiologi (Davey, 2006)
(DiPiro,
2008)
Etiolog
i
Disfungsi sistolik (penurunan kontraksi)
 Pengurangan massa otot (seperti infark
miokardium)
 Kardiomiopati dilatasi
 Hipertropi ventrikular
 Overload tekanan
 Overload volume
Disfungsi diastolic (restriksi pengisian ventrikel)
 Peningkatan kekakuan ventrikel
 Hipertropi ventrikular
 Penyakit miokardial infiltratif
 Iskemia dan infark miokardial
 Stenosis katup mitral atau trikuspidal
 Penyakit perikardial (seperti perikarditis)
(DiPiro,
Tanda & Gejala HF

(PERKI,
2015)
Manifestasi Klinis (PERKI, 2015)
Diagnosis HF (PERKI,
2015)
TERAPI GAGAL
JANTUNG
KRONIK (CHF)
Tujuan Terapi

Meningkatkan kualitas hidup, mengurangi gejala,


pr meminimalkan rawat inap, memperlambat
perkembangan penyakit, dan memperpanjang
kelangsungan hidup.
Algoritma Terapi (ESC, 2012)
Algoritma Terapi (ACC/AHA,
2013)
DIURETI
K
ANGIOTENSIN CONVERTING
ENZYME INHIBITORS
BETA
Indikasi pemberianBLOCKER
penyekat β:
 Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
 Gejala ringan sampai berat (kelas fungsional II - IV
NYHA)
 ACEI / ARB (dan antagonis aldosteron
jika indikasi) sudah diberikan
 Pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan
dosis diuretik, tidak ada kebutuhan inotropik i.v.
dan tidak ada tanda retensi cairan berat)
Kontraindikasi pemberian penyekat β
 Asma
 Blok AV (atrioventrikular) derajat 2
dan 3, sindroma sinus sakit (tanpa
pacu jantung permanen), sinus bradikardia
(nadi
< 50 x/menit)
ANGIOTENSIN II RECEPTOR
bLOCkERS
 ARB direkomendasikan pada pasien gagal
jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
yang tetap simtomatik walaupun sudah diberikan
ACEI dan penyekat β dosis
optimal, kecuali juga mendapat antagonisaldosteron
ARB Sebagai pilihan alternatif pada pasien dengan
gejala ringan sampai berat (kelas fungsional II -
IV NYHA) yang intoleran ACEI
ARB dapat menyebabkan perburukan fungsi
ginjal, hiperkalemia, dan hipotensi simtomatik
sama sepert ACEI, tetapi ARB tidak
menyebabkan batuk
ALDOSTERONE
ANTAGONISTS
Kecuali kontraindikasi, penambahan obat antagonis
aldosteron dosis kecil harus dipertimbangkan pada
semua pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 35 % dan gagal
jantung simtomatik berat (kelasfungsional
III - IV NYHA) tanpa hiperkalemia
dan gangguan fungsi ginjal berat.
Kontraindikasi pemberian antagonis aldosteron
Konsentrasi serum kalium > 5,0 mmol/L
Serum kreatinin> 2,5 mg/dL
Bersamaan dengan diuretik hemat kalium atau
suplemen kalium
Kombinasi ACEI dan ARB
Digoksi
n
NITRATES DAN
HIDRALAZINE
Indikasi pemberian kombinasi H-ISDN:
Pengganti ACEI dan ARB dimana keduanya
tidak dapat ditoleransi
Sebagai terapi tambahan ACEIjika ARB atau
antagonis aldosteron tidak dapat ditoleransi
Jika gejala pasien menetap walaupun sudah diterapi
dengan ACEI, penyekat β dan ARB ata
Kontraindikasi pemberian kombinasi H-ISDN
Hipotensi simtomatik
Sindroma lupus
Gagal ginjal berat

Anda mungkin juga menyukai