Anda di halaman 1dari 16

Seorang pasien Tn.

A, usia 52 tahun dibawa ke IGD oleh


teman kerjanya setelah tiba-tiba merasa nyeri dada saat
sedang rapat. Pasien mengeluh nyeri seperti ditindih semen
di dadanya, menjalar ke rahang dan lengan kiri. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tidak ada sumbatan jalan nafas,
pasien sesak nafas, gelisah sambil memegangi dada kirinya.
Tanda-tanda vital pasien: TD 130/70 mmHg, nadi 100
x/menit teraba lemah, nafas 28 x/menit. Pasien punya
Riwayat penyakit jantung coroner sejak 3 tahun yang lalu.
• Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri seperti
ditindih semen di dadanya, menjalar ke rahang dan
lengan kiri. pasien sesak nafas, gelisah sambil
memegangi dada kirinya.
• Mekanisme cidera : Tn. A, usia 52 tahun dibawa ke
IGD oleh teman kerjanya setelah tiba-tiba merasa
nyeri dada saat sedang rapat.
• Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik
Airways

• Jalan nafas : Paten

• Obstruksi : Tidak ada

• Suara nafas : Tidak ada

• Keluhan lain : Tidak ada


Breathing

• Irama nafas : Cepat

• Pola nafas : Tidak teratur

• Retraksi otot dada : Tidak ada

• Sesak nafas : Ada (RR = 28 x/menit)

• Keluhan lain : Tidak ada


Circulation

• Nadi : Teraba

• Sianosis : Tidak ada

• CRT < 2 detik

• Pendarahan : Tidak ada

• Keluhan lain : Tidak ada


Disability

• Respon : Alert

• Kesadaran : Composmentis

• GCS : 15
• Riwayat pengkajian saat ini : pasien
mengeluh nyeri seperti ditindihi semen
didadanya menjalar ke rahang dan lengan
kiri. pasien sesak nafas, gelisah sambil
memegangi dada kirinya. Tanda-tanda vital
pasien: TD 130/70 mmHg, nadi 100
x/menit teraba lemah, nafas 28 x/menit

• Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien


mengatakan mempunyai riwayat penyakit
jantung koroner sejak 3 tahun yang lalu
INTERVENSI
Dx 1 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
kecemasan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15
menit, pola nafas menjadi efektif. Kriteria Hasil :
1.RR dalam batas normal (16-24x/mnt)
2.Irama napas teratur.
Dilakukan intervensi keperawatan :
•Kaji karakteristik pola nafas (frekuensi, kedalaman, irama)
•Kaji adanya penggunaan otot bantu pernafasan
•Berikan posisi kepala lebih tinggi 30º
•Ajarkan relaksasi nafas dalam
•Kolaborasi dg dokter pemberian O2 untuk mengatasi masalah
dari diagnosa pola nafas tidak efektif b.d kecemasan penulis
1.mengobservasi keadaan umum pasien, dan melakukan TTV
2.Memberikan oksigen secara adekuat dan memastikan kepatenan
oksigen, memberikan posisi 30º.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kim (2004), yang berpendapat bahwa pemberian
posisi 30º dapat meningkatkan masukan oksigen pada
orang yang mengalami sakit. Memberikan O2 nasal 4
lpm dengan tujuan untuk membantu pemenuhan O2
dalam tubuh. Posisi kepala 30º mampu meredakan
penyempitan jalan napas dan memenuhi O2 dalam
darah.
Intervensi ini merupakan terapi keperawatan
berdasarkan teori keperawatan Florence Nightingale
(Modern Nursing), karena dalam teori ini bertujuan
memberikan kondisi alamiah yang baik bagi pasien
sehingga dapat mengatasi masalah. Dalam terapi
tersebut kita kembali pada hukum gravitasi bumi
dimana cairan akan mengalir dari daerah yang tinggi
ke rendah sehingga tidak terjadi peningkatan tekanan
intracranial dan kebutuhan akan oksigen pasien
terpenuhi.
Dx 2 : Nyeri akut b.d agen cedera fisik
NOC : Tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
1.Nyeri dapat dilaporkan dipertahankan
2.Tidak menunjukkan posisi tubuh melindungi
3.Tidak ada kegelisahan dan ketegangan otot
4.Tidak menunjukkan perubahan dalam kecepatan pernapasan
denyut jantung tekanan darah
NIC : Management Nyeri
1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif PQRST
2.Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.Gunakan teknik komunikasi terapeutik
4.Kontrol lingkungan yang dapat mengontrol nyeri
5.Ajarkan teknik non farmakologi seperti relaksasi nafas dalam dan
terapi dzikir
6.Kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri

Anda mungkin juga menyukai