Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 4| KELAS 2B

MODEL
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
Mata Kuliah Pemberdayaan Perempuan
ANGGOTA KELOMPOK

YUSMAR IZZA HINDRATI 034


ATHAYA DUSCHA DYPA 038
RETNO DIAH 041
WAHYU SULISTYONINGRUM 048
VARA HIVERIA CLARIZAA 055
SANIA BELA SURAYA 056
DIAN FITRIANI 059
ANDINI DWI NUR ANTIKA 060
TELAAH JURNAL

JUDUL

MODEL PEMBERDAYAAN IBU BALITA TENTANG


MP-ASI DI KELURAHAN WONOREJO KABUPATEN
PENULIS KARANGANYAR

Fresthy Astrika Yunita, Hardiningsih, Agus


Eka Nurma Yuneta
NAMA JURNAL VOLUME

PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan ISSN 2303-3746, e ISSN 2620-9969,


dan Aplikasinya Vol.7(1) 2019
TELAAH JURNAL
ABSTRAK

Lima tahun pertama usia emas seorang anak (Golden Age)


adalah masa yang sangat menentukan. Makanan pendamping
ASI perlu di berikan balita usia 6 bulan, ASI bagi bayi tidak lagi
mencukupi kebutuhan energi untuk tumbuh dan berkembang,
tetapi selama pemberian makanan tambahan pada bayi ASI
Model pemberdayaan ibu balita tentang MP ASI ini dilakukan melalui
tetap di berikan pada balita. Masalah kesehatan dan sosial
koordinasi Bidan Koordinator di PKD kelurahan Wonorejo, kader dan
yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi
personil yang terlibat dalam kegiatan posyandu untuk selanjutnya
masyarakat Status Gizi balita menurut Rikesdas 2013 adalah
melakukan penyuluhan kepada ibu balita. Hasil pengabdian adalah telah
5,7% gizi buruk dan 13,9 % gizi kurang.
dilaksanakan pemberdayaan MP ASI pada ibu balita di kelurahan
wonorejo. Ibu balita mendapatkan pengetahuan tentang MP ASI dan
beberapa contoh pengolahan menu MP ASI yang dapat diterapkan
dirumah.
TELAAH JURNAL
PENDAHULUAN

Lima tahun pertama usia emas seorang anak (Golden Age) adalah masa yang sangat menentukan. Makanan
pendamping ASI perlu di berikan balita usia 6 bulan, ASI bagi bayi tidak lagi mencukupi kebutuhan energi untuk tumbuh
dan berkembang, tetapi selama pemberian makanan tambahan pada bayi ASI tetap di berikan pada balita. Masalah
kesehatan dan sosial yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi masyarakat Status Gizi balita menurut
Rikesdas 2013 adalah 5,7% gizi buruk dan 13,9 % gizi kurang. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk
melaksanakan model pemberdayaan pada Ibu Balita tentang MP ASI di Kelurahan Wonorejo sehingga diharapkan ibu
balita mampu mengembangkan pola asuh tentang pengetahuan Makanan Pendamping ASI.
TELAAH JURNAL
METODE

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dengan judul “Model Pemberdayaan Pada Ibu Balita tentang MP ASI di
Kelurahan Wonorejo”. Model pemberdayaan merupakan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat
agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan pilihan hidupnya. Dalam hal ini pemberdayaan dilakukan pada kelompok ibu balita dalam hal pemberian
MPASI. Ibu balita diberikan pendidikan kesehatan oleh tim dan praktek bagaimana cara membuat MPASI dengan
memanfaatkan bahan pangan yang mudah didapatkan atau berada di lingkungan sekitar. Diharapkan setelah
mendapatkan pengetahuan tersebut ibu balita dapat melaksanakan selama dirumah dan bayi/balita akan mendapatkan
MPASI sesuai dengan tahapan perkembangan dan tumbuh kembang bayi/balita tersebut dapat berjalan baik sesuai
dengan tahapan umurnya.
TELAAH JURNAL
TUJUAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melaksanakan model pemberdayaan pada ibu balita tentang MP ASI di Kelurahan
Wonorejo Kabupaten Karanganyar sehingga diharapkan ibu balita mampu mengembangkan pola asuh tentang
pengetahuan makanan pendamping ASI. Manfaat dari kegiatan model pemberdayaan pada ibu balita tentang MP ASI di
Kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar adalah agar ibu mengetahui pengertian MP ASI, tahapan MP ASI, tekstur,
varian dan jenis bahan makanan MP ASI serta hal-hal yang harus diperhatikan saat MP ASI. Manfaat bagi kader yaitu
untuk menambah pengetahuan tentang MP ASI sehingga mampu mengarahkan ibu balita pada saat akan pelaksanaan
pemberian MP ASI.
TELAAH JURNAL
HASIL PENELITIAN

Kegiatan Model Pemberdayaan MP ASI ini berada di Kelurahan Wonorejo tepatnya dilaksanakan di Posyandu Mekar
Sari yang berada di Jalan Mangga Perum Bumi Wonorejo dan dilaksanakan pada tanggal 18 dan 19 November 2018.
Adapun peserta yang hadir yaitu Ibu-ibu balita, bidan PKD Wonorejo, kader dan petugas dari Kecamatan Gondangrejo.
Pengisi materi pemberdayaan MP ASI dari tim pengabdi Prodi D III Kebidanan FK UNS sebanyak 3 narasumber. Sebelum
pelaksaaan kegiatan, tim melakukan koordinasi awal yang dengan Kepala Kelurahan dan Bidan PKD Kelurahan
Wonorejo untuk pengambilan data awal. Kegiatan selanjutnya yaitu koordinasi dengan kader-kader posyandu yang
berada di wilayah PKD Wonorejo, persiapan media penyuluhan. Selanjutnya diadakan Pemberdayaan pada Ibu Balita
yang pada tanggal 21 November 2018.
TELAAH JURNAL
PEMBAHASAN

Berdasarkan definisi pemberdayaan diatas tim melakukan Dalam pemberdayaan ini Ibu balita diberikan pendidikan
pemberdayaan pada kelompok ibu balita dalam hal kesehatan oleh tim dan praktek bagaimana cara membuat MP
pemberian MP ASI. Model pemberdayaan ini sesuai ASI dengan memanfaatkan bahan pangan yang mudah
dengan teori Health Belief Model dimana didasarkan atas didapatkan atau berada di lingkungan sekitar. Diharapkan
tiga faktor esensial : (1) Kesiapan individu untuk merubah setelah mendapatkan pengetahuan tersebut ibu balita dapat
perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau melaksanakan selama dirumah dan bayi/balita akan
memperkecil risiko kesehatan; (2) Adanya dorongan mendapatkan MP ASI sesuai dengan tahapan perkembangan
dalam lingkungan individu yang memotivasi untuk dan tumbuh kembang bayi/balita tersebut dapat berjalan baik
merubah perilaku; dan (3) Perilaku itu sendiri. sesuai dengan tahapan umurnya.
TELAAH JURNAL
PENUTUP

Pelaksanaan pengabdian antara lain untuk Kelurahan Wonorejo dapat berkoordinasi dengan PKD wilayah
Wonorejo dalam memantau pemberian MP ASI pada balita. Kemudian bagi kader, kader dapat membantu bidan
dalam penyuluhan MP ASI di wilayah posyandu masing-masing. Peran serta masyarakat dalam hal ini yaitu
masyarakat aktif dalam kegiatan posyandu yang dilaksanakan dan khusunya bagi ibu yang memiliki balita yang
usianya masuk dalam kriteria pemberian MP ASI sebaiknya mengikuti prosedur pemberian MP ASI sesuai
dengan tahapan umurnya.
PEMBERDAYAAN YANG
DITERAPKAN

Berdasarkan jurnal yang diatas teori pemberdayaan yang digunakan adalah metode teori Health Belief
Model (HBM).

metode ini digunakan untuk


menggambarkan kepercayaan individu
terhadap perilaku hidup sehat, sehingga Proses pemberdayaan pada jurnal diatas
individu akan melakukan perilaku sehat, menekankan pada proses memberikan
perilaku sehat tersebut dapat berupa kemampuan kepada masyarakat agar
perilaku pencegahan maupun penggunaan menjadi berdaya, mendorong atau
fasilitas kesehatan . memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan pilihan hidupnya.
TEORI HEALTH BELIEF
MODEL (HBM)

Teori Health Belief Model (HBM) menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mempunyai tiga
kata utama sebagai konsep yaitu health, believe dan modal.Teori Health Belief Model (HBM)
merupakan teori paling umum yang dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
(Glanz dan Lewis, 2002; National Cancer Institute).

Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah menghasilkan area luas yang


A
diidentifikasikan dari aplikasi Teori Health Belief Model (HBM) sebagai berikut.
1. Preventive health behavior yang termasuk promosi kesehatan
B
2. Sick role behaviour
3. Clinic use
C
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PENGGUNAAN TEORI HEALTH
BELIEF MODEL

KELEBIHAN

• Memprediksi seseorang apakah mungkin melakukan tindakan pencegahan.


• Membantu untuk memprediksi apakah seseorang dapat mengubah perilaku mereka.
• Menggambarkan pentingnya kepercayaan seseorang dan memeriksa bagaimana perubahan dalam
kepercayaan dapat menyebabkan perubahan perilaku.
• Membantu seseorang untuk memeriksa biaya dan manfaat dari tindakan apapun.
• Menggambarkan sifat kompleks pengambilan keputusan dan berbagai daktor yang mempengaruhi
perubahan.
• Hambatan yang dirasakan diikuti oleh kerentanan yaitu dua dimensi terpenting dalam memprediksi
perubahan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PENGGUNAAN TEORI HEALTH
BELIEF MODEL

KEKURANGAN

• Mengasumsikan keputusan kesehatan dibuat secara rasional.


• Dibutuhkan pandangan bio-medis tentang kesehatan.
• Bukti bahwa model ini efektif dalam kaitannya dengan perilaku kesehatan seperti penyalahgunaan
alkohol atau merokok yang terbatas.
• Tidak mengakui faktor penentu kesehatan yang lebih luas.
• Tidak mengenal peran keluarga, kehidupan sosial, lingkungan budaya sebagai faktor politik.
• Tidak menyadari bahwa tidak semua isyarat untuk bertindak memiliki bobot yang sama. Seperti
sebuah poster tidak akan memiliki dampak yang sama.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
METODE DALAM JURNAL
KELEBIHAN

• Kelurahan Wonorejo dapat berkoordinasi dengan PKD wilayah Wonorejo dalam memantau pemberian MP
ASI pada balita.
• Para kader dapat membantu bidan dalam penyuluhan MP ASI di wilayah posyandu masing-masing.
• Ibu balita mampu mengembangkan pola asuh tentang pengetahuan makanan pendamping ASI.
• Ibu mengetahui pengertian MP ASI, tahapan MP ASI, tekstur, varian dan jenis bahan makanan MP ASI serta
hal-hal yang harus diperhatikan saat MP ASI.

• Pada jurnal tidak disebutkan secara lengkap berapa persen ibu yang menerapkan
KEKURANGAN pengetahuan tersebut.
• Pada jurnal juga tidak dijelaskan tentang keefektifan, dan keefisienan dalam memberikan
pemberdayaan tersebut kepada Ibu balita tentang MP ASI.
RENCANA
KEGIATAN (PLAN of
ACTION)
Dalam pemberdayaan ini Ibu balita diberikan pendidikan kesehatan oleh tim dan
praktek bagaimana cara membuat MP-ASI dengan memanfaatkan bahan pangan yang
mudah didapatkan atau berada di lingkungan sekitar. Diharapkan setelah
mendapatkan pengetahuan tersebut ibu balita dapat melaksanakan selama dirumah
dan bayi/balita akan mendapatkan MP-ASI sesuai dengan tahapan perkembangan
dan tumbuh kembang bayi/balita tersebut dapat berjalan baik sesuai dengan tahapan
umurnya.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai diberikan pada bayi saat berusia >6 bulan. MP-ASI
penting diberikan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi bayi yang semakin bertambah seiring
pertumbuhannya. Namun, tidak sedikit ibu yang mengalami kebingungan dalam menentukan
waktu yang tepat untuk memberikan MP-ASI dan jenis MP-ASI yang harus diberikan bagi bayi.

Waktu dan Jenis Pemberian MP-ASI


MP-ASI untuk Bayi yang Berusia 6-9 Bulan. Dengan MP-ASI untuk Bayi yang Berusia 9-12 Bulan. Pada
tekstur yang lembut dan lunak agar mudah dikonsumsi usia tersebut, bayi dapat mulai diberikan makanan
dan dicerna oleh bayi, misalnya bubur susu dan bubur dengan tekstur sedikit kasar dengan cara dicincang
saring. Beri makanan 2-3 kali makan besar dan 1-2 kali halus.Beri makanan 3-4 kali makan besar dan 1-2
makan selingan. Banyaknya MP-ASI per porsi 3 sendok kali makan selingan. Banyaknya setengah mangkuk
makan hingga setengah mangkuk ukuran 250 ml. ukuran 250 ml.
Waktu dan Jenis Pemberian MP-ASI
MP-ASI untuk Bayi yang Berusia > 12 Bulan. Pada usia ini bayi dapat beradaptasi dengan segala macam
tekstur makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna. Bayi mulai beradaptasi dengan
segala menu makanan yang diberikan, termasuk makanan keluarga. Beri makanan 3-4 kali makan
besar dan 1-2 kali makan selingan. Banyaknya yaitu ¾ hingga satu mangkuk penuh ukuran 250 ml.

Untuk protein nabati dan hewani diberikan sejak usia 6 bulan. Telur, daging, dan ikan diberikan
dalam keadaan benar-benar matang. Pemberian jus buah dan madu tidak disarankan untuk anak
berusia dibawah 1 tahun. Hindari pemberian makanan dengan kadar lemak tinggi, pemanis, dan
penyebab rasa tambahan.
Contoh Menu MPASI bayi 6 sampai 8 bulan
• Nasi tim campur sawi dan ayam
• Nasi tim dengan rebusan daging sapi dengan wortel dan kentang

Contoh Menu MPASI bayi 9 sampai 11 bulan


• Kentang tumbuk dengan brokoli dan daging asap
• Sup kacang merah sayuran dengan daging

Makanan yang Perlu Dihindari Ketika Memberikan MPASI


• Jus buah
• Susu sapi
• Madu
• Makanan keras
• Penyedap rasa
DAFTAR PUSTAKA

• Fresthy Astrika Yunita. 2019. Model Pemberdayaan Ibu Balita Tentang MP-ASI Di Kelurahan Wonorejo
Kabupaten Karanganyar. Placentum Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.7(1).
• Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Kapan Waktu dan Jenis yang
Tepat untuk Memberikan MP ASI?.https://promkes.kemkes.go.id/?p=8935. Kementerian Kesehatan
RI. Diakses 19 Februari 2022.
• Setiaputri, Karinta Ariani. 2021. Panduan Merancang Menu MPASI Bayi 6 Sampai 11 Bulan.
https://hellosehat.com/parenting/bayi/gizi-bayi/menu-mpasi-6-bulan/ (diakses 20 Februari 2022)
• Tim alodokter. 2021. Panduan Memberikan MPASI Setelah Bayi Berusia 6 Bulan.
https://www.alodokter.com/mpasi-diberikan-setelah-bayi-berusia-6-bulan (diakses 20 Februari 2022)

Anda mungkin juga menyukai